Pemerintahan Banten pada Jawa Barat menggunakan aturan & hukum Islam, sehingga kehidupan masyarakatnya hidup secara teratur. Banyak orang India, Arab, Cina, Melayu & Jawa yg menetap di Banten. Mereka berkumpul dan menciptakan perkampungan sinkron dengan nama asalnya, contohnya Pekojan (perkampungan orang Arab), Pecinan (perkampungan orang Cina), Kampung Melayu, Kampung Jawa & sebagainya.
Di Banten masih ada orang keturunan Madura. Mereka merupakan pelarian berdasarkan Madura yg meminta proteksi ke Banten lantaran tidak mau tunduk pada Mataram. Kerajaan Banten adalah keliru satu kerajaan Islam pada Pulau Jawa selain Kerajaan Demak, Kasepuhan Cirebon, Giri Kedaton, & Mataram Islam. Kehidupan sosial warga Banten berlandaskan ajaran-ajaran yg berlaku dalam agama Islam. Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, kehidupan sosial warga Banten semakin meningkat menggunakan pesat lantaran sultan memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Usaha yang ditempuh sang Sultan Ageng Tirtayasa adalah menerapkan sistem perdagangan bebas dan mengusir VOC dari Batavia.
Menurut catatan sejarah Banten, Sultan Banten termasuk keturunan Nabi Muhammad SAW sebagai akibatnya kepercayaan Islam benarbenar sebagai panduan hidup masyarakat. Meskipun agama Islam mensugesti sebagian akbar kehidupan Kesultanan Banten, tetapi penduduk Banten telah menjalankan praktek toleransi terhadap keberadaan pemeluk kepercayaan lain. Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya sebuah klenteng di pelabuhan Banten dalam tahun 1673.
Bourbon
0 comments:
Post a Comment