La Marseillaise ditulis pada 1792 oleh Claude Joseph Rouget de Lisle, 31 tahun, yg adalah seorang tentara & pemain biola amatir. Dia berada di Strasbourg dalam malam 25 April, cemas bahwa Austria hendak menyerang, buat mencampakkan Revolusi Prancis dan memulihkan kekuasaan penuh Louis XVI.
Wali Kota putus asa mencari sesuatu yang bisa menginspirasi kota yang sedang menghadapi kehancuran. Malam itu beliau memohon Rouget de Lisle buat menulis sesuatu - apa aja - yang mungkin sanggup membantu.
Rouget de Lisle berlari kembali dari pertemuan menggunakan wali kota dalam setengah mabuk menuju kamarnya. Dan pada tempo hanya beberapa jam beliau menulis La Marseillaise.
Dia merogoh musiknya dari lagu yang sedang terkenal hari itu, dan setengah syair lagu itu merupakan output pandangan baru menurut grafiti yg terpampang pada seantero kota. Tapi apa yang beliau diciptakan malam itu tidak sanggup dipungkiri. Lagu keteguhan yang akan memberikan asa bagi setiap orang yg mendengarnya.
Berbeda dengan lagu kebangsaan lainnya yang banyak berisi pujian & harapan kepada tanah air. Lagu kebangsaan Prancis ini memiliki lirik yang penuh darah. Satu baris berbunyi, "Bisakah engkau mendengar mereka di pedesaan datang untuk menggorok leher istri dan anak-anakmu?"
Sementara bagian chorusnya memekik, "Demi senjata, wahai warga ... mari kita sirami ladang-ladang dengan darah kotor"
Tapi Rouget de Lisle menyadari ia perlu membuatnya begitu mengguncangkan agar bisa memotivasi. Dia juga menyadari, kalimat-kalimat itu tidak dimasudkan sebagai syair kunci.
Kemudian pembukaan bait pertama. "Bangkitlah anak-anak negara, panji-panji tirani berdarah telah dikibarkan melawan kita," bunyinya. Ini adalah bait yang tampaknya beresonansi di seluruh dunia pada saat ini.
Ini adalah lagu yang telah menginspirasi orang-orang Prancis sepanjang sejarah negara itu. Seorang jenderal Perancis pernah mengatakan lagu itu setara dengan 1.000 tambahan pasukan dalam pertempuran.
Dalam budaya populer, terdapat adegan terkenal di film Casablanca, waktu sekelompok orang Prancis menyanyikan lagu itu dengan khidmat sambil menangis untuk menandingi keriuhan perayaan sejumlah tentara Nazi, bukanlah hal yang dilebih-lebihkan tentang apa yang bisa dibangkitkan oleh lagu itu.
Lirik lagunya:
Allons enfants de la Patrie,
Le jour de gloire est arrivé !
Contre nous de la tyrannie,
L’étendard sanglant est levé (bis)
Entendez-vous dans les campagnes
Mugir ces féroces soldats ?
Ils viennent jusque dans nos bras
Égorger nos fils, nos compagnes !
Aux armes, citoyens !
Formez vos bataillons !
Marchons ! Marchons !
Qu’un sang impur
Abbreuve nos sillons (bis)
Artinya:
Wahai anak-anak negara
Hari kejayaan t’lah datang!
Tirani melawan kita,
Bendera berdarah berkibar* (ulang)
Dengar kah kalian di pinggiran kota
Hentakan tentara yang kejam
Mereka datang pada kit
Menggorok leher istri dan anak kita
Hai tentara dan Rakyat !
Bentuk batalyonmu
Baris ! Baris !
Biarkan darah kotor
Mengaliri tanah-tanah mu~
Au Revoir~
-Hürrem Sultan-
Sumber: OA Historypedia Line
Bourbon
0 comments:
Post a Comment