Foto: favim.Com
Harian Sejarah -Jika kita melihat perkembangan India Kuno, maka kita akan melihat dua peradaban yang membentuk India yaitu peradaban manusia yang menetap di sepanjang sungai Indus dan Sungai Gangga yang menetab kira-kira sejak 3000 SM. Dalam perkembangannya bangsa asli India yaitu Dravida akan bertemu dengan bangsa yang datang dari barat untuk membangun sebuah peradaban baru dan membentuk suatu kerajaan-kerajaan.
Peradaban Sungai Indus
Peradaban Lembah Sungai Indus berada pada sepanjang Sungai Indus yg kini sebagai bagian menurut wilayah Pakistan. Peradaban ini telah ada sekitar 2800 SM-1800 SM yg adalah peradaban yang hidup di sepanjang Sungai Indus & Sungai Ghaggar Hakra yg sekarang berada pada Pakistan dan India bagian barat.
Peradaban ini seringkali jua dianggap sebagai Peradaban Harappan Lembah Indus, lantaran Kota ekskavasi pertamanya disebut Harappa, atau jua Peradaban Indus Sarasvati karena Sungai Sarasvati yg mungkin kemarau pada akhir 1900 SM. Pemusatan terbesar berdasarkan Lembah Indus berada di timur Indus, dekat daerah yang dulunya adalah Sungai Sarasvati kuno yg pernah mengalir.
Peradaban Harappa ada lebih awal ketimbang munculnya kita Veda (dibaca: weda) & kepercayaan Hindu, ketika itu bangsa Arya belum hingga India. Sekitar 2500 tahun SM, bangsa Troya mendirikan Kota Harappa & Mohenjondaro dan Kota megah lainnya didaerah genre sungai India. Tahun 1500 SM, suku Arya baru menjejakkan pada India.
Asal mula peradaban India, asal berdasarkan kebudayaan sungai India, mewakili dua Kota peninggalan kuno yg paling krusial & paling awal dalam peradaban sungai India, yg kini letaknya di Kota Mohenjodaro, Provinsi Sindu Pakistan dan Kota Harappa di Provinsi Punjabi. Penduduk yang mendiami kota tadi adalah bangsa Dravida.
Dari letak geografisnya peradaban kuno ini berada pada sebelah utara yang berbatasan langsung menggunakan Pegunungan Himalaya, serta berbatasan dengan Pakistan pada sebelah barat. Di selatan, berbatasan menggunakan Samudera Hindia dan sebelah timur berbatasan menggunakan Myanmar dan Bangladesh.
Tata Kota
Berdasarkan penelitian arkeologi yg dilakukan dengan penentuan karbon 14 bahwa keberadaan Kota Mohenjodaro dan Harappa berada sekitar 2000 sampai 3000 tahun SM, pada reruntuhan Kota Harappa yang luasnya sekitar 25 Km persegi ditemukan perkakas batu yang berusia lebih kurang 10 ribu tahun.
Awal abad ke-20, arkeolog Inggris Marshell mengekskavasi (melakukan penggalian) Kota kuno Mohenjondaro dan Harappa. Hasilnya tingkat kesibukan dan keramaian kedua Kota tersebut membuat Marshell terkejut. Ini adalah bekas ibu kota dua negara merdeka pada jaman peradaban sungai India antara tahun 2350-1750 SM, penelitian lebih lanjut menghasilkan perhitungan, dua Kota masing-masing terdapat sekitar 30 hingga 40 ribu penduduk, lebih banyak dibanding penduduk Kota London yang paling besar pada abad pertengahan.
Kota dibagi 2 bagian yaitu Kota pemerintahan dan Kota administratif. Kota administratif adalah daerah pemukiman, loka tinggal yg padat dan jalan raya yang silang menyilang, kedua sisi jalan banyak sekali toko serta pembuatan barang-barang tembikar. Kota pemerintahan adalah wilayah istana kerajaan. Fondasi bangunan yg luas membuat jarak terhadap penduduk, pagar tembok yg tinggi akbar disekeliling dan menara gedung mencerminkan kewibawaan Raja. Wilayah Kota dibagi atas beberapa bagian atau blok yg dilengkapi jalan yang ada aliran airnya.
Sistem Pertanian & Pengairan
Daerah Lembah Sungai Indus merupakan daerah yang fertile. Pertanian menjadi mata pencaharian primer masyarakat India. Limpahan lumpur sungai Indus sudah menaruh kesuburan bagi tanah disekitarnya. Pada perkembangan selanjutnya, warga sudah berhasil menyalurkan air yang mengalir dari Lembah Sungai Indus hingga jauh ke daerah pedalaman.
Pembuatan saluran irigasi dan pembangunan wilayah-daerah pertanian memperlihatkan bahwa rakyat Lembah Sungai Indus sudah mempunyai peradaban yang tinggi. Hasil-output pertanian yang primer adalah padi, gandum, gula/tebu, kapas, teh, & lain-lain.
Sanitasi (Kesehatan)
Masyarakat Mohenjodaro dan Harappa sudah memperhatikan sanitasi (kesehatan) lingkungannya. Teknik-teknik atau cara-cara pembangunan rumah yang sudah memperhatikan faktor-faktor kesehatan & kebersihan lingkungan yaitu tempat tinggal mereka telah dilengkapi sang ventilasi.
Kamar-kamar dilengkapi menggunakan jendela-jendela yg lebar dan bekerjasama eksklusif menggunakan udara bebas, sehingga pergantian udara cukup lancar.
Teknologi
Masyarakat Lembah Sungai Indus telah mempunyai ilmu pengetahuan dan teknologi, Kemampuan mereka bisa diketahui melalui peninggalan-peninggalan budaya yang ditemukan, seperti bangunan Kota Mohenjodaro dan Harappa, banyak sekali macam patung, perhiasan emas, perak, & berbagai macam meterai dengan lukisannya yg bermutu tinggi dan alat-indera peperangan misalnya tombak, pedang, dan anak panah, alat-alat rumah tangga, indera-alat pertanian, kain berdasarkan kapas, dan bangunan-bangunan.
Demikian jua menggunakan barang-barang yang terbuat menurut tanah liat yg dibakar atau yang dianggap terracota, teruma barang-barang alat-alat rumah tangga.
Perekonomian
Sistem perekonomian masyarakat lembah Sungai Indus sangat bergantung dalam pengolahan lahan pertanian di sekitar sungai. Di tempat ini, petani menanam padi, terigu, sayuran, buah-buahan, & kapas. Selain itu mereka pula beternak sapi, kerbau, domba, & babi. Selain pertanian dan peternakan, perdagangan pula merupakan aspek perekonomian krusial bagi masyarakat lembah Sungai Indus. Kelebihan hasil pertanian menciptakan mereka bisa melakukan perdagangan dengan bangsa lain terutama menggunakan penduduk Mesopotamia. Barang dagangan yg diperjual-belikan rakyat lembah Sungai Indus adalah barang-barang berdasarkan perunggu & tembaga, bejana menurut perak & emas, serta perhiasan menurut kulit dan gading.
Bahasa
- Bahasa Munda atau bahasa Kolari. Bahasa ini terdapat di Kashmir.
- Bahasa Dravida, mempunyai 14 macam, seperti Tamil, Telugu, Kinare, Malayam, Gondhi, dan Berahui.
- Bahasa Indo-Jerman, mempunyai bahasa daerah sembilan belas macam, salah satunya adalah bahasa Sanskerta dan Prakreta.
- Bahasa Hindustani. Bahasa ini muncul di Delhi dan merupakan percampuran antara bahasa Arab, Parsi, dan Sanskerta. Bahasa ini disebut pula bahasa Urdu.
Pemerintahan
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Maurya diantaranya sebagai berikut :
1. Candragupta Maurya
Setelah berhasil menguasai Persia, pasukan Iskandar Zulkarnaen melanjutkan ekspansi dan menduduki India pada tahun 327 SM melalui Celah Kaibar pada Pegunungan Himalaya. Pendudukan yang dilakukan oleh pasukan Iskandar Zulkarnaen hanya hingga pada daerah Punjab. Pada tahun 324 SM ada gerakan pada bawah Candragupta. Setelah Iskandar Zulkarnaen meninggal tahun 322 SM, pasukannya berhasil diusir menurut daerah Punjab dan selanjutnya berdirilah Kerajaan Maurya menggunakan mak Kota di Pattaliputra.
Candragupta Maurya menjadi raja pertama Kerajaan Maurya. Pada masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan Kerajaan Maurya diperluas ke arah timur, sebagai akibatnya sebagian akbar daerah India bagian utara menjadi bagian menurut kekuasaannya. Dalam ketika singkat, wilayah Kerajaan Maurya sudah mencapai daerah yg sangat iuas, yaitu wilayah Kashmir pada sebelah barat dan Lembah Sungai Gangga di sebelah timur.
2. Ashoka
Ashoka memerintah.Kerajaan Maurya berdasarkan tahun 268-282 SM. Ashoka adalah cucu berdasarkan Candragupta Maurya. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Maurya mengalami masa yang gemilang. Kalingga dan Dekkan berhasil dikuasainya. Tetapi, selesainya beliau menyaksikan korban bencana perang yang maha dahsyat pada Kalingga, ada penyesalan & tidak lagi melakukan peperangan.
Mula-mula Ashoka beragama Hindu, tetapi lalu sebagai pengikut agama Buddha. Sejak waktu itu Ashoka membuahkan agama Buddha menjadi agama resmi negara. Setelah Ashoka mati, kerajaan terpecah-belah menjadi kerajaan kecil. Peperangan sering terjadi & baru pada abad ke-4 M timbul seorang raja yg berhasil mempersatukan kerajaan yg terpecah belah itu. Maka berdirilah Kerajaan Gupta menggunakan Candragupta I sebagai rajanya.
Kepercayaan
Sistem kepercayaan rakyat Lembah Sungai Indus bersifat politeisme atau memuja banyak dewa. Dewa-tuhan tadi misalnya tuhan bertanduk besar , ilahi kesuburan & kemakmuran (Dewi Ibu).
Masyarakat lembah Sungai Indus juga menyembah hewan-hewan seperti buaya & gajah dan menyembah pohon seperti pohon pipal (beringin). Pemujaan tadi dimaksudkan sebagai pertanda terima kasih terhadap kehidupan yg dinikmatinya, berupa kesejahteraan & perdamaian.
Hilangnya Peradaban Indus
Peradaban Sungai Indus runtuh akibat serbuan bangsa Arya tahun 1000 SM melalui celah Khyber. Sejarah bangsa Arya diperoleh dari kitab Rigveda. Setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravida pada Lembah Sungai Indus & menguasai wilayah yg subur, akhirnya mereka hidup menetap.
Peradaban pada Lembah Sungai Gangga
Lembah sungai Gangga menggunakan anak sungainya Yamuna terletak antara Pegunungan Himalaya & Pegunungan Vindhya. Kedua sungai tadi bermata air pada Pegunungan Himalaya dan mengalir pada Kota-Kota akbar misalnya Delhi, Agra, dan bermuara di daerah Bangladesh ke teluk Banggala. Sungai Ganggabertemu dengan Sungai Brahmaputra yang bermata air pada Pegunungan Kwen Lun. Lembah Sungai Gangga adalah daerah yang subur.
Bangsa Pendukung
Pendukung peradaban Lembah Sungai Gangga adalah bangsa Aria yang termasuk bangsa Indo Jerman. Bangsa Aria memasuki wilayah India antara tahun 2000- 1500 SM melalui celah Pas Kaiber di Pegunungan Hindu Kush. Merka berkulit putih, berbadan tinggi, dan berhidung mancung. Pencahariannya semula berternak dan kehidupannya terus mengembara. Tetapi setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravida di Lembah Sungai Indus dan menguasai daerah yang subur, mereka akhirnya bercocok tanam dan hidup menetap. Selanjutnya, mereka menduduki Lembah Sungai Gangga dan terus mengembangkan kebudayaannya. Kebudayaan campuran antara kebudayaan bangsa Arya dengan bangsa Dravida dikenal dengan sebutan kebudayaan Hindu.
Kehidupan Masyarakat
Bangsa Aria berusaha buat nir bercampur menggunakan bangsa Dravida yang merupakan penduduk orisinil India. Mereka menyebut bangsa Dravida merupakan anasah adalah nir berhidung atau berhidung pesek & dasa adalah super besar. Untuk memelihara kemurnian keturunannya, diadakan sistem pelapisan (kasta) yg dikatakannya bersumber pada ajaran kepercayaan .
Bangsa Aria berhasil merogoh alih kekuasaan politik, sosial dan ekonomi. Akan namun, pada kebudayaan terjadi percampuran (asimilasi) antara Aria dan Dravida. Percampuran budaya itu melahirkan kebudayaan Weda. Kebudayaan inilah yang melahirkan kepercayaan dan kebudayaan Hindu atau Hinduisme. Daerah perkembangan pertamanya pada lembah Sungai Gangga yang kemudian diklaim Aryawarta (negeri orang Aria) atau Hindustan (tanah milik orang Hindu).
Untuk mempertahankan kekuasaannya di tengah kehidupan rakyat, bangsa Arya berusaha menjaga kemurnian ras. Artinya, mereka melarang perkawinan campur dengan bangsa Dravida. Untuk itulah, bangsa Arya membangun sistem kasta dalam kemasyarakatan.
Sistem kasta berdasarkan dalam kedudukan, hak & kewajiban seseorang dalam rakyat. Pembagian golongan atau tingkatan dalam masyarakat Hindu terdiri berdasarkan empat kasta atau caturwarna, yakni :
- Brahmana (pendeta), bertugas dalam kehidupan keagamaan;
- Ksatria (raja, bangsawan dan prajurit), berkewajiban menjalankan pemerintahan termasuk mempertahankan negara.
- Waisya (pedagang, petani, dan peternak), dan
- Sudra (pekerja-pekerja kasar dan budak).
- Paria (Pelanggar Aturan, Penjahat, Perampok, Pembunuh)
Kasta Brahmana, Kastria, Waisya terdiri menurut orang-orang Aria. Kasta Sudra terdiri dari orang-orang Dravida. Selain keempat kasta di atas, terdapat lagi kasta Paria/Candala atau Panchama. Panchama yang berarti ?Kaum terbuang?. Kasta ini dicermati hina, lantaran melakukan pekerjaan kotor, orang dursila & tidak boleh disentuh, lebih-lebih bagi kaum Brahmana.
Pemerintahan
Perkembangan sistem pemerintahan di Lembah Sungai Gangga adalah kelanjutan sistem pemerintahan masyarakat pada daerah Lembah Sungai Indus. Runtuhnya Kerajaan Maurya membuahkan keadaan kerajaan sebagai kacau dikarenakan peperangan antara kerajaan-kerajaan mini yang ingin berkuasa. Keadaan yg kacau, mulai aman kembali sesudah munculnya kerajaan-kerajaan baru. Kerajaan-kerajaan tersebut di antaranya Kerajaan Gupta dan Kerajaan Harsha.
Kerajaan Gupta
Pendiri Kerajaan Gupta merupakan Raja Candragupta I menggunakan pusatnya di Lembah Sungai Gangga. Pada masa pemerintahan Raja Candragupta I, kepercayaan Hindu dijadikan agama negara, namun kepercayaan Buddha masih permanen bisa berkembang.
Masa kejayaan Kerajaan Gupta terjadi pada masa pemerintahan Samudragupta (Cucu Candragupta 1). Pada masa pemerintahannya Lembah Sungai Gangga dan Lembah Sungai Indus berhasil dikuasainya dan Kota Ayodhia ditetapkan sebagai ibuKota kerajaan.
Pengganti Raja Samudragupta adalah Candragupta II, yang dikenal sebagai Wikramaditiya. Ia jua bergama Hindu, tetapi tidak memandang rendah dan mempersulit perkembangan kepercayaan Budha. Bahkan pada masa pemerintahannya berdiri perguruan tinggi agama Buddha di Nalanda.
Di bawah pemerintahan Candragupta II kehidupan warga semakin makmur dan sejahtera.. Kesusastraan mengalami masa gemilang. Pujangga yang terkenal pada masa ini adalah pujangga Kalidasa dengan karangannya berjudul ?Syakuntala?. Perkembangan seni patung mencapai kemajuan yang juga pesat. Hal ini terlihat berdasarkan pahatan-pahatan dan patung-patung populer menghiasi kuil-kuil di Syanta.
Dalam-perkembangannya Kerajaan Gupta mengalami kemunduran sesudah meninggalnya Raja Candragupta II. India mengalami masa kegelapan selama kurang lebih dua abad.
Kerajaan Harsha
Setelah mengalami masa kegelapan, baru pada abad ke-7 M timbul Kerajaan Harsha dengan rajanya Harshawardana. Ibu Kota Kerajaan Harsha merupakan Kanay. Harshawardana merupakan seseorang pujangga besar . Pada masa pemerintahannya kesusastraan & pendidikan berkembang dan pesat. Salah satu pujangga yg terkenal dalam masa kerajaan Harshawardana adalah pujangga Bana dengan karyanya berjudul ?Harshacarita?.
Raja Harsha dalam awalnya memeluk agama Hindu, tetapi kemudian memeluk agama Buddha. Di tepi Sungai Gangga poly dibangun wihara & stupa, serta dibangun tempattempat penginapan & fasilitas kesehatan. Candi-candi yg rusak diperbaiki & membangun candi-candi baru. Setelah masa pemerintahan Raja Harshawardana hingga abad ke-1 1 M nir pernah diketahui adanya raja-raja yg pernah berkuasa di Harsha.
Peninggalan Kebudayaan
Di Lembah Sungai Gangga inilah kebudayaan Hindu berkembang, baik di daerah India juga pada luar India. Masyarakat Hindu memuja banyak yang kuasa (Politeisme). Dewa-tuhan tadi, antara lain, Dewa Bayu (Dewa Angin), Dewa Baruna (Dewa Laut), Dewa Agni (Dewa Api), dan lain sebagainya. Dalam agama Hindu dikenal dengan sistem kasta, yaitu pembagian kelas sosial berdasarkan warna dan kewajiban sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, sistem kasta inilah yang menyebabkan munculnya agama Buddha. Hal ini dipelopori sang Sidharta Gautama.
Agama Buddha mulai menyebar ke masyarakat India sehabis Sidharta Gautama mencapai termin sebagai Sang Buddha. Agama Buddha terbagi menjadi 2 genre, yaitu Buddha Mahayana & Buddha Hinayana. Peradaban Sungai Gangga meninggalkan beberapa bentuk kebudayaan yang tinggi misalnya kesusastraan, seni pahat, dan seni patung. Peradaban menurut lembah sungai ini kemudian menyebar ke wilayah-wilayah lain di Asia termasuk pada Indonesia.
Berkembangnya Agama Hindu
Agama dan kebudayaan Hindu lahir pertama kali di India kurang lebih tahun 1500 SM. Agama Hindu ini mengalami pertumbuhan dalam zaman Weda. Kebudayaan Hindu merupakan deretan antara kebudayaan bangsa Aria dari Asia Tengah yg sudah memasuki India dengan kebudayaan bangsa asli India (Dravida). Hasil percampuran itulah yg dianggap agama Hindu atau Hinduisme. Daerah perkembangan pertamanya di lembah Sungai Gangga yg diklaim Aryawarta (negeri orang Aria) dan Hindustan (tanah milik orang Hindu). Sejak berkembangnya kebudayaan Hindu pada India maka lahir kepercayaan Hindu. Dari India, agama Hindu menyebar ke seluruh global dan banyak memengaruhi kebudayaan-kebudayaan pada dunia, termasuk Indonesia.
Menurut pendapat para ahli sejarah, dari temuan aneka macam peninggalan sejarah, diyakini bahwa bekas Kota Mahenjo-Daro (Larkana) dan Harappa (Punjab) di lembah Sungai Indus merupakan loka ada dan berkembangnya kepercayaan Hindu.
Agama Hindu tumbuh bersamaan menggunakan kedatangan bangsa Aria (Indo-Jerman) ke India kira-kira tahun 1500 SM. Mereka datang melewati celah Kaiber. Celah tersebut terletak di pegunungan Hindu Kush, sebelah barat laut India. Itulah sebabnya celah Kaiber populer dengan sebutan ?Pintu Gerbang India?. Kemudian bangsa Aria mendesak bangsa Dravida dan Munda yang sudah mendiami wilayah tersebut.
Pada perkembangannya bangsa Aria berhasil menempati daerah celah Kaiber yg sangat subur. Bangsa Dravida mendiami Dataran Tinggi Dekan (India Selatan). Bangsa Munda mendiami wilayah-daerah pegunungan. Pemeluk kepercayaan Hindu mengenal 3 ilahi tertinggi yang disebut Trimurti, yakni Brahma (yang kuasa pencipta), Wisnu (ilahi pelindung), dan Syiwa (yang kuasa perusak). Dewa-dewi lainnya antara lain : Agni (yang kuasa api), Bayu (dewa angin), Surya (tuhan matahari), Candra (ilahi bulan), Indra (ilahi perang), Saraswati (dewi pengetahuan dan seni), Lakshmi (dewi keberuntungan), dan Ganesha (dewa pengetahuan & penolong).
Sumber ajaran Hindu merupakan kitab Weda, yg bermakna pengetahuan Hindu. Kitab-kitab penganut Hindu:
Kitab Weda
Terdiri berdasarkan 4 Samhita atau himpunan, yaitu:
- Reg Weda (merupakan kitab yang tertua), berisi puji-pujian kepada dewa
- Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci yang merupakan pujian pada waktu melaksanakan upacara
- Yajur Weda, berisi doa-doa yang diucapkan pada waktu upacara sesaji.
- Artha Weda, berisikan doa-doa bagi penyembuhan penyakit dan nyanyian sakti kaum brahmana.
Kitab Brahmana
Berisi penerangan kitab Weda, yg disusun oleh para pendeta.
Kitab Upanishad
Berisi petunjuk-petunjuk, supaya orang dapat melepaskan diri dari samsara, & dapat mencapai moksa (kebahagiaan kekal).
Beberapa Kitab yg berisikan cerita kepahlawanan:
- Mahabharata, karya Wiyasa berisikan cerita peperangan antara Pandawa melawan Kurawa. Keduanya masih keluarga seketurunan, yang memperebutkan tahta kerajaan Astina. Perebutan akhirnya dimenangkan oleh Pandawa.
- Ramayana, karya Walmiki menceritakan peperangan antara Rama dengan Rahwana. Peperangan ini akhirnya dimenangkan oleh Rama. Cerita Ramayana melambangkan kejujuran (dilambangkan Rama) melawan keangkaramurkaan (dilambangkan Rahwana).
Inti ajaran agama Hindu didasarkan dalam karma, reinkarnasi & moksa. Karma adalah perbutan baik jelek dari insan waktu di dunia yg menentukan kehidupan berikutnya. Reinkarnasi adalah penjilmaan kembali kehidupan insan sinkron menggunakan karmanya.
Jika seseorang berbuat baik akan lahir pulang ke tingkat yang lebih tinggi; kebalikannya apabila berbuat jelek menyebabkan reinkarnasi ke tingkat yang lebih rendah, misalnya lahir sebagai hewan. Keadaan hayati-mati kembali adalah persitiwa hidup yang menderita (samsara). Moksa merupakan taraf hidup tertinggi yang terlepas berdasarkan ikatan keduniawian atau terbebas berdasarkan reinkarnasi.
Agama Hindu mengenal pembagian masyarakat atas kasta-kasta, yaitu Brahmana, terdiri berdasarkan golongan rahib, bertugas mengurus soal kehidupan keagamaan; Ksatria, terdiri menurut golongan bangsawan & prajurit, berkewajiban menjalankan pemerintahan termasuk mempertahankan negara; Waisya, bertugas buat berdagang, bertani, & beternak; Sudra, bertugas buat melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar, misalnya budak & pelayan.
Adanya sistem kasta (caturwarna) tersebut pada dasarnya adalah pembagian tugas dan kelas pada warga Hindu yang berdasarkan atas keturunan. Perkawinan antar kasta dihentikan, terhadap yg melanggar dikeluarkan menurut kasta (out cast) & masuk pada golongan atau kasta Paria.
Bangsa Aria berhasil mengambil alih kekuasaan politik, sosial dan ekonomi. Akan namun, pada kebudayaan terjadi percampuran (asimilasi) antara Aria & Dravida. Percampuran budaya itu melahirkan kebudayaan Weda. Kebudayaan inilah yg melahirkan kepercayaan & kebudayaan Hindu atau Hinduisme.
Daerah perkembangan pertamanya di lembah Sungai Gangga yang lalu dianggap Aryawarta (negeri orang Aria) atau Hindustan (tanah milik orang Hindu).
Baca juga:
Nasionalisme Bangsa India
Mahatma Gandhi: Memperjuangkan Kemerdekaan Dengan Perdamaian