Foto: www-tc.pbs.org
Peradaban Mesir Kuno merupakan sebuah perkembangan kehidupan bangsa mesir yang dahulu menempati sebuah daratan yang kini dikenal menggunakan Mesir kini ini namun masih melakukan tradisi kuno. Peradaban Mesir Kuno tumbuh dan berkembang pada sepanjang aliran Lembah Sungai Nil, bangsa mesir kuno bertumpu pada pertanian basah yang bergantung dalam air menurut sungai Nil buat kesuburan tanah pertanian mereka.
Sungai Nil merupakan urat nadi peradaban Mesir Kuno. Sungai terpanjang di dunia tersebut nir hanya menyediakan air, melainkan pula menyebabkan huma fertile yang luas di sepanjang tepiannya. Setiap pertengahan Juli sampai pertengahan November, curah hujan & saiju di dataran tinggi Etiopia menyebabkan kandungan air Sungai Nil semakin tinggi. Air sungai meluap & membanjiri sepanjang tepiannya. Saat air telah surut pulang, Sungai Nil meninggalkan endapan lumpur yg sangat fertile. Bangsa Mesir Kuno memanfaatkan lahan yg fertile itu dengan membentuk pertanian sekaligus sistem irigasi untuk menanggulangi banjir.
(Baca juga: Kehidupan Awal & Kondisi Geografis Mesir Kuno)
Sejak 5000 tahun SM desa-desa pertanian di sepanjang Lembah Sungai Nil membentuk kota-kota yg berkembang menjadi sebuah kerajaan. Sekitar tahun 3300 SM masih ada dua kerajaan di Mesir Kuno yg terletak di hulu dan hilir sungai Nil, keduanya merupakan Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Mesir Hulu terletak jauh pada selatan Delta Sungai Nil, sedangkan Mesir Hilir terletak dekat Delta Sungai Nil sekitar 3100 SM, kedua kerajaan itu dipersatukan sang Firaun Menes. Persatuan itu menandai mulainya perdaban Mesir Kuno yg membentuk sejumlah peninggalan yg menakjubkan dunia.
SISTEM KEKUASAAN RAJA
Sistem pemerintahan peradaban Mesir Kuno adalah Monarkisme Absolute (menganut sistem kerajaan). Berarti, kekuasaan tertinggi berada di tangan raja. Menurut kepercayaan Mesir Kuno, kedudukan raja yg absolut (absolut) itu sinkron dengan kehendak para ilahi. Mereka percaya bahwa raja merupakan turunan dewa surya bernama Re. Dewa tersebut dianggap menjadi raja pertama Mesir.
Raja dianggap amat kudus sehingga masyarakat biasa tidak boleh berhadapan langsung dengan raja (melihat muka raja), bahkan menyebut nama raja. Jika mau menyebut nama raja, masyarakat Mesir kuno menyebut kata Per-O (adalah ?Istana Agung?) menjadi ganti nama raja. Dari kata itulah, diperoleh sebutan Pharao atau Firaun buat raja Mesir Kuno.
Tanggung jawab Firaun Mesir :
- Memerintah dengan adil.
- Memelihara keseimbangan alam semesta.
- Mengatur kelancaran sistem panen dan irigasi.
- Mengatur pemerintahan, hukum, dan kebijakan luar negeri.
- Memimpin angkatan perang.
- Memimpin upacara keagamaan.
(Baca jua: Kereta Perang Mesir Kuno)
Oganisasi Pemerintahan Mesir Kuno
Dalam menjalankan pemerintahannya, raja dibantu oleh sejumlah pejabat & pegawai. Masing-masing dari mereka telah mempunyai jabatan & kedudukan sesuai menggunakan pembagian tugas yg jelas. Dalam strukrut pemerintahan masih ada Pejabat terrtinggi dibahwa raja yg dianggap sebagai vassal (raja bawahan) yg ditempatkan pada Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Vassal Mesir Hulu berkedudukan pada Memphis, vassal Mesir Hilir berkedudukan pada Thebe. Tugas utama vassal merupakan memantau pelaksanaan kebijakan pusat dan pengumpulan pajak.
Vassal membawahi sejumlah pegawai, juru tulis, & duta. Pegawai bertugas menangani urusan keuangan, bangunan kerajaan, lumbung, & peternakan. Juru tulis (sikretris) bertugas mencatat semua kegiatan pemerintahan sehingga pemerintah mengetahui sejauh mana kebijakan dan aturan dijalankan. Duta bertugas menangani hubungan luar negeri
Pemerintahan Mesir Kuno
1. Kerajaan Mesir Tua (3100-2134 SM)
Kerajaan Mesir Tua berlangsung semenjak masa pemerintahan Firaun Menes hingga pemerintahan Firaun Pepi II. Mesir dipersatukan pada bawah pemerintah sentra yg bertenaga. Sebagai Raja Mesir Tua yang pertama, Firaun Menes bergelar Nesut-biti, yang ialah raja bermahkota kembar. Mahkota kembar melambangkan keberhasilannya mempersatukan Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Masa Kerajaan Mesir Tua dikenal sebagai Abad Piramida. Pada masa itulah dibangun sejumlah piramida super besar. Firaun populer selain Menes & masa itu antara lain Zoser, Cheops, Chefren, dan Mekaure.
(Baca pula: Sejarah Piramida Mesir)
Pada masa Kerajaan Mesir Tua, mak kota terletak di Memphis. Ketika itu, Mesir dibagi atas 42 distrik aministratif yang diklaim nomes. Masing-masing nomes dipimpin oleh seseorang pejabat. Mula-mula, masa tugas pejabat pada nomes berlangsung singkat. Setelah selesai, mereka balik ke Memphis. Lama kelamaan, pejabat ini menetap secara permanen di nomes, dan disebut nomarch. Mereka sebagai penguasa pada nomesnya masing-masing.
Bahkan, jabatan nomarch dipegang seumur hidup dan berlaku turun-temurun. Semasa Firaun Pepi II berkuasa, pemerintah pusat menjadi lemah lantaran persaingan di antara nomarch. Masing-masing mempunyai kepentingan politik dan ekonomi. Persengketaan & persaingan kekuasaan yg berlarut larut membuat persatuan Mesir tidak bisa dipertahankan lagi. Setelah Pepi II tewas, Mesir terpecah belah. Keadaan itu menandai berakhirnya masa Kerajaan Mesir Tua.
2. Kerajaan Mesir Pertengahan (2040-1640 SM)
Masa Kerajaan Mesir Pertengahan diawali sang keberhasilan Firaun Mentuhotep II dari Thebe menaklukkan raja Herakleopolis. Mesir dipersatukan balik dengan ibu kotanya Thebe. Untuk memperkuat pemerintahan sentra, Mentuhotep melakukan pencucian terhadap banyak sekali pihak yang melawan kebijakannya. Ia pula mengangkat sejumlah tokoh & Thebe yg loyal (setia) sebagai pejabat krusial dalam pemerintahan.
Masa Kerajaan Mesir Pertengahan sempat ditandai perebutan kekuasaan. Ketika itu, Amenemhet I berhasil menggulingkan Mentuhotep IV. Amenemhet I kemudian memindahkan bunda kota Mesir ke Itjawy dekat Memphis. Akan namun, perebutan kekuasaan itu tidak mengakhiri Kerajaan Mesir Pertengahan. Bahkan, kerajaan itu mengalami kejayaan semasa pemerintahan Amenemhet I dan para penggantinya. Firaun terkenal menurut masa itu antaralain Senusret I, Senusret III, dan Amenemhet III.
Pada awal masa Kerajaan Mesir Pertengahan, efek para nomarch masih bertenaga. Sepak terjang mereka bisa membahayakan persatuan Mesir. Untuk mengatasi kasus itu, Senusret III melakukan reorganisasi. Nomes dihapuskan. Sebagai gantinya, Mesir dibagi sebagai 3 daerah administratif yang diklaim waret. Sejak pemerintahan Ratu Sobek-Neferu, pemerintahan pusat semakin lemah. Sementara itu, muncul persaingan di antara pejabat pemerintahan.
Mesir balik terpecah belah. Kondisi Mesir yang Iemah mengundang invasi musuh menurut luar. Akhir Kerajaan Mesir Pertengahan ditandai sang serangan bangsa Hyksos dan Timur tengah Selanjutnya, Mesir diperintah oleh bangsa dan rumpun Semit itu. Ibu kota Mesir berpindah ke Awaris.
(Baca pula: Orang Hykos pada Mesir Kuno)
tiga. Kerajaan Mesir Baru (1552-1069 SM)
Kerajaan Mesir Baru diawali oleh keberhasilan pasukan Mesir dibawah pimpinan Ahmosis mengusir bangsa Hyksos. Masa ini adalah masa paling gemilang dibandingkan dua masa sebelumnya. Mesir membangun armada militernya sebagai amat bertenaga sehingga mampu memperluas daerah ke Asia Barat. Dengan kekuatan militernya, Mesir sebagai kerajaan yang amat disegani pada daerah lebih kurang Laut Tengah waktu itu.
Kejayaan Kerajaan Mesir Baru didukung oleh keunggulan raja-raja yang memerintah. Firaun ternama berdasarkan masa itu antara lain :
Beberapa Firaun Ternama :
- Ahmosis I. Ia berhasil mengusir bangsa Hyksos dari Mesir sehingga berkuasalah dinasti ke 18, ke 19 dan ke 20.
- Thutmosis I. Pada masa pemerintahannya Mesir berhasil menguasai Mesopotamia yang subur.
- Thutmosis III. Merupakan raja terbesar di Mesir. Ia memerintah bersama istrinya Hatshepsut. Batas wilayah kekuasaannya di timur sampai Syria, di selatan sampai Nubia, di barat sampai Lybia dan di utara sampai pulau Kreta dan Sicilia. Karena tindakannya tersebut ia digelari “Napoleon dari Mesir”. Thutmosis III juga dikenal karena memerintahkan pembangunan Kuil Karnak dan Luxor.
- Imhotep IV. Kaisar ini dikenal seorang raja yang pertama kali memperkenalkan kepercayaan yang bersifat monotheis kepada rakyat Mesir kuno yaitu hanya menyembah dewa Aton (dewa matahari) yang merupakan roh dan tidak berbentuk. Ia juga menyatakan sebagai manusia biasa dan bukan dewa.
- Ramses II. Ramses II dikenal membangun bangunan besar bernama Ramesseum dan Kuil serta makamnya di Abusimbel. Ia juga pernah memerintahkan penggalian sebuah terusan yang menghubungkan daerah sungai Nil dengan Laut Merah namun belum berhasil.
"Masa Ramses II diperkirakan se-zaman menggunakan kehidupan Nabi Musa."
Setelah pemerintahan Ramses II kekuasaan di Mesir mengalami kemunduran. Mesir ditaklukkan Assyria dalam tahun 670 SM dan dalam tahun 525 SM Mesir sebagai bagian imperium Persia. Setelah Persia, Mesir dikuasai sang Iskandar Zulkarnaen dan para penggantinya dari Yunani menggunakan dinasti terakhir Ptolemeus. Salah satu keturunan dinasti Ptolemeus merupakan Ratu Cleopatra & sejak tahun 27 SM Mesir menjadi wilayah Romawi. Sejumlah wilayah taklukan melepaskan diri atau bahkan menyerbu masuk ke Mesir, seperti bangsa Libya & Nubia. Sejak tahun 1069 SM, Mesir berada di bawah kendali kerajaan asing, seperti Nubia, Assyria, Persia, Macedonia, dan Romawi.
(Baca jua: Cleopatra, Kehidupan Seorang Ratu Mesir)
SISTEM KEPERCAYAAN
(Foto:mbochyaaa) |
Sistem kepercayaan Mesir antik merupakan polytheisme. Artinya, menyembah poly yang kuasa-dewi. Bangsa Mesir mengenal lebih kurang 2000 yang kuasa-dewi. Ada tuhan-dewi yang bersifat nasional, merupakan disembah semua warga Mesir Kuno. Ada juga ilahi-dewi yg bersifat lokal, adalah disembah rakyat Mesir dan kalangan eksklusif & pada wilayah eksklusif saja.
Dewa-dewi yg disembah secara nasional ternyata tidak sama menurut masa kerajaan yang satu ke masa kerajaan yg lain. Pada masa Kerajaan Mesir Tua, pemujaan primer terarah pada Re, dewa surya. Untuk memuja Re, bangsa Mesir Kuno membangun kuil pada Heliopolis. Pada masa Kerajaan Mesir Pertengahan, pemujaan primer terarah pada Osiris, ilahi hakim pada alam baka. Kemudian, dalam masa Kerajaan Mesir Baru, pemujaan utama terarah pada Dewa Amun, raja para tuhan. Dewa tadi seringkali disembah beserta yang kuasa matahari sebagai akibatnya digabung sebagai Dewa Amun-Re.
Pembaharuan keagamaan pernah terjadi saat Amenhotep IV memerintah, semasa Kerajaan Mesir Baru. Raja itu mengubah agama Mesir yang polytheis menjadi monotheis. Meskipun ditentang kalangan pendeta Amun-Re, ia menciptakan ibadah kepada satu dewa, yakni Aten, yang dilambangkan dengan cakram matahari. Dewa-dewi lain dianggap tidak ada. Namun, setelah raja tersebut meninggal, ibadah kembali terarah kepada Amun-Re dan dewa-dewi lainnya.
Dewa-dewi Mesir :
• Amun: raja para dewa,
• Re: dewa matahari,
• Shu: dewa udara,
• Set: dewa gurun, badai, dan bencana,
• Osiris: dewa hakim di alam baka
• Min: dewa kesuburan,
• Khonsu: dewa bulan,
• Anubis: dewa kematian,
• Ma’at: dewi keadilan dan kebenaran.
Selanjutnya, kepercayaan Mesir Kuno nir bisa dilepaskan dari tradisi pengawetan jenasah mummi. Tradisi itu memperlihatkan kepercayaan Mesir Kuno bahwa orang yg sudah meninggal akan hidup tak pernah mati asalkan raganya permanen utuh. Mummi yang populer antara lain jenasah Tutankhamun, firaun dan masa Kerajaan Mesir Baru, yg ditemukan oleh arkeolog Inggris dalam tahun 1922.
Tulisan
Pencapaian pertama dalam bidang IPTEK adalah tulisan. Masyarakat Mesir Kuno mengenal bentuk tulisan yang disebut Hieroglyph berbentuk gambar. Tulisan Hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk, maupun daun papirus. Huruf Hieroglyph terdiri atas gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan, dan benda-benda.
(Baca juga: 8 Hewan yg Dianggap Dewa oleh Orang Mesir Kuno)
Sistem Kalender
Kemajuan IPTEK yang selanjutnya yaitu kalender. Masyarakat Mesir mula-mula menciptakan kalender bulan menurut daur bulan selama 291/dua hari. Lantaran dipercaya kurang tetap, kemudian mereka menetapkan kalender dari kemunculan bintang anjing ( Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka jua mengenal tahun kabisat. Penghitungan ini sama dengan kalender yang kita pakai kini , yang disebut Tahun Syamsiyah ( sistem Solar).
(Baca juga: Kehidupan Masyarakat Mesir Kuno)
Seni Bangunan ( Arsitektur)
Seni bangunan yang didapatkan oleh Mesir Kuno yang sangat populer pada global yaitu Piramid, kuil, patung, relief, sphinx, obelisk, & mumi.
(Baca juga: Mumi dan Tradisi Pemakaman Mesir Kuno)
Bidang Ekonomi
Di Mesir, administrasi dan perdagangan dikendalikan oleh para wazir serta yang mempunyai kekuasaan tertinggi adalah raja. Dan sebagian akbar perekonomian Mesir diatur secara ketat oleh pemerintah pusat.
Sistem hukum pada Mesir resmi dikepalai sang Fir?Aun. Dewan sesepuh lokal yang dikenal dengan nama Kenbet dikerajaan hanya bertanggung jawab mengurusi kasuskasus ringan, sedangkan jika terdapat masalah akbar maka yg bertanggung jawab merupakan Fir?Aun. Dan mereka jua diminta untuk bersumpah atas kebenaran yang mereka katakan.
Pertanian di Mesir sangat tergantung menggunakan Sungai Nil. Kondisi geografi yang mendukung & tanah pada tepi Sungai Nil yang subur membuahkan bangsa Mesir poly menghasilkan makanan menggunakan cara bertani.
Bidang Sosial
Di bidang sosial, bangsa atau peradaban Kesir Kuno jua mengenal strata sosial. Artinya, masih ada kelas sosial yg tinggi dan yang rendah. Strata tertinggi yaitu diawali menurut Fir?Aun dan bangsawan, para pedagang, petani, buruh perkotaan, & budak-budak.
BANGUNAN
Sejak masa Kerajaan Mesir Tua, peradaban Mesir Kuno mampu membentuk bangunan yang menakjubkan. Adanya beragam bangunan yg megah itu menerangkan bahwa bangsa Mesir Kuno sudah mengenal seni arsitektur. Sebelum mulaimembangun, para arsitek membuat gambar rancangan dan contoh bangunan yg akan dibuat. Setelah disetujui raja, pengerjaan dapat dilakukan. Bangunan itu antara lain sebagai berikut.
1. Piramida
Piramida adalah membangun raksasa dari batu yang digunakan sebagai makam raja-raja beserta keluarga mereka. Piramida pertama dibangun oleh Imhotep untuk makam Firaun Sozer. Piramid itu terdapat di Sakkara. Sejumlah piramida termashur lainnya terdapat di Giza (Gizeh) untuk makam Firaun Cheops (Khufu), Chefren, dan Mekaure.
Pembangunan piramida didasari oleh penghargaan tinggi bangsa Mesir Kuno terhadap raja-raja mereka. Sebagai turunan ilahi, pemimpin politik, sekaligus keagamaan raja harus diabadikan dalam suatu monumen yang pantas dikenang sepanjang masa. Maka, dibangunlah piramida yang membutuhkan poly tenaga & waktu.
Dua. Sphinx
Sphinx merupakan bangunan super besar & batu berupa singa berkepala insan (wajah raja Mesir). Sphinx merupakan perwujudan Dewa Re. Biasanya sphinx dibangun pada depan piramida menjadi penjaga. Hal itu sebagai lambang lindungan yang kuasa surya terhadap raja. Sphinx terbesar terdapat di Giza.
Tiga. Obelisk
Obelisk merupakan bangunan batu berupa tugu. Pembangunan obelisk dimaksudkan buat memuja Dewa Re. Bangunan yg dianggap suci itu itu juga berfungsi mencatat kejadian-peristiwa krusial. Itulah sebabnya, pada dinding obelisk dijumpai goresan pena hieroglyph.
4. Kuil
Kepercayaan Mesir Kuno yang bercorak polytheis nir dapat dilepaskan & kuil. Oleh karena itu, peradaban Mesir Kuno meninggalkan sejumlah kuil yg megah. Kuil itu dibangun buat memuja ilahi tertentu. Kuil peninggalan Mesir Kuno antara lain sebagai berikut.
- Kuil Dewa Re di Heliopolis, yang dibangun semasa Kerajaan Mesir Tua.
- Kuil Hatshepsut di Deir-el Bahari, yang dibangun semasa pemerintahan Hatshepsut.
- Kuil Aten di Tel el Amarna, yang dibangun semasa pemerintahan Amenhotep IV.
- Kuil Dewa Amun di Karnak, yang dibangun semasa pemerintahan Ramses II.
- Kuil di Medinet Habu, yang dibangun semasa pemerintahan Ramses III
Source
0 comments:
Post a Comment