Cari cara mengatasi bibir kering?

Home » » Cari cara mengatasi bibir kering? Pakai pelembab bibir dari bahan alami ini, yuk

pengalaman Memutihkan Ketiak Dengan jeruk nipis

Tips 3 Menit Putihkan Ketiak dan Selangkangan

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Showing posts with label Kesultanan Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Kesultanan Indonesia. Show all posts

Sunday, June 20, 2021

Komoditi Perdagangan di Kesultanan Malaka

Bandar Malaka abad ke-14. Foto: Pinterest

Harian Sejarah - Kesultanan Malaka terus berkembang dan meluaskan hegemoni (kekuasaan) wilayahnya. Daerah-daerah diselat, serta pulau Sumatera masuk ke dalam pengaruhnya. Termasuk Samudera yang pernah dikunjungi oleh Ibn Batuta dalam pelayarannya menuju China pada pertengahan abad ke-14. Sebelum dikuasa oleh Portugis pada 1511, Malaka memainkan peran yang penting sebagai bandar “transito” dalam perdagangan maritime kawasan Asia Tenggara.

Kesultanan Malaka pada abad ke-15, berdasarkan keterangan Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia (1996).

Tomi Pires yang pernah tinggal di Malaka antara tahun 1512-1515 menggambarkan sepuluh trayek (jalur) pelayaran yang menghubungkan atau dihubungkan oleh Malaka pada abad ke-16, ini dia adalah komoditi dagang di Kesultanan Malaka, menjadi berikut

  1. Malaka-pantai timur Sumatera ; emas, kapur barus, sutera, lada, damar, dan hasil hutan, madu, lilir,tir,belerang, besi, kapas, rotan, beras, serta bahan pangan lainnya, dan budak hitan. Hasil-hasil tersebut kemudian ditukar dengan tekstil India.
  2. Malaka-Sunda (Jawa Barat) ; lada, asam jawa, budak, batuan semi permata, pangan lainya. Hasil ini ditukarkan dengan tekstil India, pinang, air mawar, dan sebagainya.
  3. Malaka-Jawa Tengah dan Jawa Timur ; beras, lada, asam jawa, batuan permata, budak, emas, dan tekstil yang akan dijual ke timur. Hasil ini ditukarka dengan tekstil India dan barang dari China.
  4. Malaka-Jawa Barat dan Pantai Utara Sumatera ; hasil yang sama seperti dengan pantai timur Sumatera dan kuda dikapalkan ke Jawa Barat. Terjadi juga perdagangan langsung dengan pedagang Gujarat yang membawa tekstil
  5. Jawa Tengah dan Timur-Sumatera Selatan; kapas, madu, lilin, tir, rotan, lada, dan emas dikapalkan ke Jawa
  6. Jawa-Bali, Lombok, Sumbawa; bahan pangan, tekstil kasar, budak, dan kuda. Hasil-hasil ini ditukarkan dengan tekstil kasar Jawa
  7. Bali, Lombok, Sumba-Timor; kayu cendana dari daerah Timor dan Sumba ditukarkan dengan tekstil kasar India dan Jawa
  8. Timor-Sumba-Maluku; pala, cengkeh, dan bunga pala dari Maluku ditukarkan dengan tekstil kasar Sumbawa, mata uang Jawa, dan perhiasan dari India.
  9. Jawa dan Malaka-Kalimantan Selatan; bahan-bahan pangan, intan, emas, dan kapur barus ditukarkan dengan tekstil India.
  10. Sulawesi Selatan-Malaka; budak, beras, dan emas dari Makassar ditukarkan langsung oleh orang-orang bugis dengan tekstil India, damar, dan sebagainya

Ilustrasi Kegiatan Perdagangan pada Pelabuhan pada Asia . Foto:katailmu.Com

Komoditi tadi terhubung menggunakan sistem perdagangan yang dihubungkan Malaka dengan jalur-jalur yang membentang ; ke barat hingga India, Persia, Arab, Syria, Afrika Timur, sampai China dan mungkin Jepang. Ini merupakan sistem perdagangan yang paling besar pada global dalam zamannya. Dua tempat pertukaran yang paling krusial merupakan Gujarat (India barat bahari) & Malaka. Rempah-rempah merupakan komoditi primer, kemudia tekstil India, Jawad an Beras Jawa.

Sumber :

Abd Rahman Hamid. 2013. Sejarah Maritim Indonesia. Yogyakarta: Ombak

M. C Ricklefs. 1991. Sejarah Indonesia Modern: 1800-2008. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press,

Wednesday, March 10, 2021

Gung Binathara sebagai Konsep Kekuasaan Raja Mataram Islam

Dalam konflik politik, kekuasaan adalah unsur budaya yang adalah bagian dari klasifikasi simbol budaya jawa. Simbol tadi lalu akan terlihat pada bahasa, komunikasi, ritus spiritual, seni, kesustraan, agama, keyakinan, dan pranata dalam kehidupan sosial rakyat jawa.

Kekuasaan sendiri mempunyai keterkaitan dengan moralitas, sehigga keduanya tak jarang kali dikatakan dualistik simbolik. Orang Jawa dalam kehidupan sosial mempunyai suatu simbolisasi dari dua, 3, 5 atau sembilan kategori misalnya tinggi-rendah, dekat-jauh, asing-biasa, baik-buruk, suci-profan, formal-informal, dan lain sebagainya. Tetapi masih ada simbol ketiga selain dualistik simbolis tadi, yg berfungsi sebagai pengontrol & penyeimbang keselarasan harmoni.

Kekuasan dalam tatanan budaya Jawa merupakan simbolisasi berdasarkan hakikat kehidupan, moralitas sendiri memiliki keterkaitan tentang gambaran sistem kekuasaan Jawa yang mewajibkan orang berlaku sama menggunakan tata nilai kehidupan yang cenderung terorientasi selaras.

Kekuasaan raja-raja Mataram begitu besar di mata rakyat, sehingga rajyat mengakui bahwa raja sebagai pemilik segala sesuatu, baik harta benda maupun manusia. Karena itu terhadap keinginan raja, rakyat hanya dapat menjawab ’ndherek karsa dalem’ (terserah kepada kehendak raja) kekuasaan yang demikian besar itu dikatakan ”wenang wisesa ing sanagari” (berwenang tertinggi di seluruh negeri). Dalam pewayangan kekuasaan yang besar itu biasanya digambarkan sebagai ”gung binathara, bau dhendha nyakrawati” (sebesar kekuasaan tuhan, pemelihara hukum dan penguasa dunia).

Pada masa kekuasaan Sultan Agung, Kesultanan Mataram meletakan konsep kenegaraan dan sitem politis yg bertalian dengan sinkretisme sistem politik formal dengan hal yang supranatural. Sinkretisme tersebut herbi perubahan atau transisi kehidupan Hindu-Buddha (Zaman kabudan) menuju efek Islam (Zama Kewalen). Konsep Dewa-Raja yg memberika otoritas politik seseorang raja menjadi perwujudan atau penjelmaan yang kuasa kemudian berubah sebagai konsep agama-warga yang mengatur kehidupan rakyat dari nilai dan norma keagamaan Islam.

Konsep agama-rakyat sendiri sebetulnya nir mempunyai disparitas yang besar menggunakan konsep ilahi-raja. Perbedaan yang mencolok terlihat berdasarkan pandangan atau visualisasi menurut kekuasaan raja sendiri. Pada konsep kepercayaan -rakyat, raja atau sultan merupakan wakil dewa yang bertugas sebagai pemimpin masyarakat dan penegak agama illahi.

Istilah baru ini merupakan ungkapan simbolik mistik Manunggaling Kawula Gusti, bahwa sejatinya seorang raja merupakan tangan tuhan itu sendiri, sehingga segala legitimasi yang dilakukan oleh seorang raja atau sultan mengatasnamakan kekuasaan tuhan sendiri pula yang berdasarkan interpretasi dan penegakan agama yang mengatur masyarakat.

Dalam Kesultanan Mataram, hal ini kemudian dikenal dengan konsep "Gung Binathara." Gung Binathara itu sendiri memiliki inti pemahaman bahwa kekuasaan raja itu agung binathara, bahu dhendha nyakrawati, ber budi bawa leksana, ambeg adil paramarta (besar laskana kekuasaan dewa, pemelihara hukum dan penguasa dunia, meluap budi luhur mulianya, dan bersikap adil terhadap sesama).

Sehingga konsep kekuasaan Jawa, tercermin dari raja yang berkuasa secara absolut. Akan tetapi kekuasaan itu diimbangi dengan kewajiban moral yang besar juga untuk kesejahteraan rakyatnya. Oleh karena itu, dalam konsep kekuasaan Jawa dikenal juga sebagai tugas raja: njaga tata tentreming praja (menjaga supaya masyarakat teratur dan dengan demikian ketentraman-kesejahteraan terpelihara).

Dengan demikian kekuasaan raja Jawa berketerkaitan menggunakan dualistik simbolis politik dan moralitasi yang menyebabkan kekuasaan raja yang absolut sebenarnya diperuntukan untuk mengambil kebijakan secara bebas dan mantap demi kesejahteraan masyarakat. Raja melaksanakan tugasnya, rakyat mempunyai kewajiban-kewajiban yg harus dilaksanakannya (ngemban dhawuh dalem). Dengan demikian antara raja & warga berlaku prinsip jumbuhing atau pamoring kawula-gusti (bertemunya masyarakat & raja).

Konsepgung binantharamenjelaskan tiga macam wahyu yang menjelaskan posisi raja dalam kerajaan.

  1. Wahyu Nubuah: Menempatkan sultan atau raja sebagai wakil tuhan.
  2. Wahyu Hukumah: Raja merupakan sumber segala hukum. Hal ini menggambarkan kekuasaan raja atau sultan yang memiliki hak absolut.
  3. WahyuWilayah: Raja memiliki kuasa memberika rasa aman, nyaman, sejahtera, dan perlindungan kepada rakyat.

Dalam sistem kerajaan di Mataram, prinsip raja gung binathara, bahu denda nyakrawati, berbudi bawa leksana ambeg adil para marta (raja besar laksana dewa, pemegang hukum, meluap budi luhurnya, dan adil terhadap sesama). Itulah yang disebut konsep keagung binatharan. Menurut konsep itu raja harus memegang kekuasaan yang besar. Raja nan besar mempunyai kekuasaan yang luas dengan rakyat yang jumlahnya besar.

Konsep gung binanthara sendiri dilatarbelakangi oleh legitimasi politik yang dilakukan oleh Kekhalifhan Abbasiyah. Kekhalifahan Abbasiyah menganggap kekuasaannya berasal dari Allah (divine origin) dan menjadi panutan yang sebenarnya bagi kaum muslim. Abu Ja’far al-Mansur khalifah kedua Abbasiyah mengatakan:

  • Ana Khalifatullah fi ardihi ( Saya adalah Khalifah Allah di muka bumi-Nya)
  • Ana Sultanullahi fi ardihi (Saya adalah kekuasaan Allah di muka bumi-Nya)
  • Ana Zillullahi fi ardihi ( Saya adalah bayangan Allah di muka bumi-Nya)

Padahal sebagaimana diketahui sesudah Muhammad SAW menjadi khalifatullah. Abu Bakar adalah khalifatu Rasulillah, Umar adalah khalifatu khalifati Rasulillah, Usman adalah khalifatu Umar, Ali khalifatu Usman begitu seterusnya. Setelah itu lalu semenjak dinasti Umayyah para pemimpinnya mengaku sebagai khalifah Allah dan ?Memotong mata rantai?, tidak mengakui diri sebagai pengganti khalifah sebelumnya & mendeklarasikan diri menjadi khalifatullah.

Para raja Muslim pada Jawa juga tak ketinggalan mengikuti kesamaan itu. Meskipun nisbi lebih lambat dibanding raja-raja Melayu-Indonesia lainnya. Sultan Amangkurat IV merupakan penguasa Mataram pertama yg memakai gelar kalipatullah.

Gelar Sultan yang disandang sang Sultan Agung menunjukkan bahwa beliau mempunyai kelebihan menurut raja sebelumnya yaitu Panembahan Senopati & Panembahan Sedo Ing Krapyak. Ketika dinobatkan sebagai raja (1613 M) pada usia 20 tahun masih menggunakan gelar Panembahan. Tahun 1624 M dia membarui gelarnya sebagai ?Susuhunan.?

Selanjutnya dia mendapat pengakuan berdasarkan Mekah sebagai seorang Sultan, lalu mengambil gelar lengkapnya Sultan Agung Anyakrakusuma Senopati Ing Alogo Ngabdurrahman Kalipatullah (secara harfiah berarti raja yg agung, pangeran yg sakti, oleh panglima perang & sang pemangku jujur Tuhan Yang Maha Kasih).

Sebenarnya tradisi Jawa sudah menyediakan gelar yg lebih ??Tinggi?? Menurut sulthan atau khalifatullah, yaitu bathara (ilahi) ingkang Agung. Akan namun Sultan agung tetap menginginkan gelar khalifatullah.

Kesimpulannya merupakan terdapat akibat dari konsep "gung binathara" bahwa penguasa mempunyai kekuasaan yg amat akbar lantaran adalah wakil yang kuasa di muka bumi. Wewenang & otoritas pemimpin pun pada akhirnya sebagai tak tertandingi.

Dengan demikian menerangkan bahwa gelar sultan atau khalifatullah semata-mata hanya digunakan buat legitimasi kekuasaan para penguasa. Sementara konsep keagung binataran memberitahuakn eksklusif raja yg serba ?Maha,? Dan ini banyak dianut dalam pemerintahan raja-raja Islam di Melayu-Indonesia.

Rujukan:

Karim, M. Abdul, (2011). Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Bagaskara

Wurianto, Arif Budi. (2011). "Gung Binatara: Kekuasaan dan Moralitas Jawa." Dalam Jurnal Ilmiah Bestari, No. 32 Th. XIV, 2001

Friday, February 12, 2021

Kesultanan Demak dan Awal Islamisasi Jawa oleh Wali Songo

Bendera Kesultanan Demak (?). Foto: John McMeekin/crwflags.com

Harian Sejarah -Pada mulanya Agama Islam mulai tersebar di wilayah Asia Tenggara dan khususnya wilayah Indonesia sejak abad ke-12 atau 13. Inflistrasi dan perkembangan Islam di wilayah Indonesia berbeda-beda. Kerajaan Demak itu sendiri dahulunya merupakan sebuah daerah yang dikenal dengan nama bintoro yang merupakan daerah dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Wilayah Demak terletak di tepi selat dan diantara pegunungan Muria dan Jawa. Setelah Majapahit hancur maka Demak berdiri sebagai Kesultanan Islam yang pertama di Jawa.

Bintoro sebagai pusat kerajaan Demak terletak antara Bergola dan Jepara, di mana Bergola adalah pelabuhan yang penting pada masa berlangsungnya kerajaan Mataram (Wangsa Syailendra), sedangkan Jepara akhirnya berkembang sebagai pelabuhan yang penting bagi kerajaan Demak

Ketika Majapahit mengalami kemunduran sekitar abad ke 15 menjadi faktor yang mendukung untuk berkembangnya Kerajaan Islam di Jawa. besar kemungkinan bahwa pada abad XII di Jawa sudah ada orang Islam yang menetap. Karena sudah ada yang menyusuri pantai timur Sumatera dan Laut Jawa bagian Timur untuk melakukan jalur perdagangan.

Lokasi Kesultanan Demak. Foto: Pinterest

Para pelaut tersebut baik yang beragama Islam maupun tidak, dalam melakukan perjalanan di jalur perdagangan tersebut mereka banyak singgah di banyak tempat. Pusat-pusat permukiman di Pantai Utara Jawa ternyata sangat cocok untuk hal itu.

Kesultanan Demak didirikan oleh Raden Rahmat dari Ngampel Denta, nama tersebut diadopsi dari nama kampung di Surabaya. Menurut Cerita Jawa, ia berasal dari Cempa banyak yang mengira bahwa Cempa itu adalah suatu wilayah yang terdapat di Cina, namun mengenai lokasi yang benar akan hal itu masih diperdebatkan.

Ada yang mengatakan bahwa letak Cempa adalah Jempa yang merupakan salah satu wilayah yang terdapat di Aceh hal ini dilihat oleh rute perjalanan yang di tempuh orang suci yang ditempuh oleh Syekh Ibnu Maulana dari Tanah Arab ke Jawa. apabila Campa sama artinya dengan Jeumpa maka rute perjalanannya lebih masuk akal.

Apabila peristiwa sejarah dan tahun-tahun kejadian tersebut mengenai Campa yaitu tempat Islam pertama berasal di Jawa, maka kita dapat menyusunnya seperti berikut. Seorang raja Majapahit atau seorang anggota keluarga raja menjelang abad ke 15 telah membawa gadis Islam keluarga baik-baik yang berasal dari Cempa ke istananya(sejak dahulu Majapahit memiliki hubungan yang baik dengan Cempa), lalu kemudian Wanita Islam itu meninggal pada 1448 dan dimakamkan secara Islam (Putri Campa).

Beberapa tahun sebelumnya, dua orang keluarga putri itu, yaitu kakak beradik meninggalkan Cempa dan melewat ke Jawa, mereka ini juga beragama Islam, ayah mereka orang barat yang kawin di Cempa dengan Wanita keturunan Bangsawan. Salah satu alasan kedua kakak-beradik itu pergi ke Jawa ialah karena ancaman orang Annam untuk menyerang Cempa.

File:Java-Map.jpg

Peta Jawa awal abad ke-18. Foto: Wikimedia

Lokasi kerajaan Demak yang strategis untuk perdagangan nasional, karena menghubungkan perdagangan antara Indonesia bagian Barat dengan Indonesia bagian Timur, serta keadaan Majapahit yang sudah hancur, maka Demak berkembang sebagai kerajaan besar di pulau Jawa, dengan rajanya yang pertama yaitu Raden Patah. Ia bergelar Sultan Alam Akbar al-Fatah (1500 – 1518). Pada masa pemerintahannya Demak memiliki peranan yang penting dalam rangka penyebaran agama Islam khususnya di pulau Jawa, karena Demak berhasil menggantikan peranan Malaka, setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis 1511.

Kehadiran Portugis di Malaka merupakan ancaman bagi Demak di pulau Jawa. Untuk mengatasi keadaan tersebut maka pada tahun 1513 Demak melakukan penyerangan terhadap Portugis di Malaka, yang dipimpin oleh Adipati Unus atau terkenal dengan sebutan Pangeran Sebrang Lor.

Serangan Demak terhadap Portugis walaupun mengalami kegagalan namun Demak tetap berusaha membendung masuknya Portugis ke pulau Jawa. Pada masa pemerintahan Adipati Unus (1518 – 1521), Demak melakukan blokade pengiriman beras ke Malaka sehingga Portugis kekurangan makanan.Puncak kebesaran Demak terjadi pada masa pemerintahan Sultan Trenggono (1521 – 1546), karena pada masa pemerintahannya Demak memiliki daerah kekuasaan yang luas dari Jawa Barat sampai Jawa Timur.

Peran Wali Songo

Wali Songo. Foto: kliping.co

Kata “wali” (Arab) antara lain berarti pembela, teman dekat dan pemimpin . Dalam pemakaiannya, wali biasanya diartikan sebagai orang yang dekat dengan Allah (Waliyullah). Sedangkan kata “songo” (Jawa) berarti Sembilan. Walisongo artinya sembilan wali, sebenarnya jumlahnya bukan hanya sembilan.

Jika ada seorang walisongo meninggal dunia atau kembali ke negeri seberang, maka akan digantikan anggota baru. Songo atau sembilan adalah angka keramat, angka yang dianggap paling tinggi. Dewan dakwah tersebut sengaja dinamakan walisongo untuk menarik simpati rakyat yang pada waktu masih belum mengerti apa sebenarnya agama Islam.

Sunan Ampel ( Raden Rahmat)

Setelah Syekh Maulana Malik Ibrahim wafat, maka Sunan Ampel diangkat sebagai sesepuh walisongo, sebagai mufti atau pemimpin agama Islam Nama asli Sunan Ampel adalah Raden Rahmat, sedangkan sebutan Sunan merupakan gelar kewaliannya, dan nama Ampel atau Ampel Denta, atau Ngampel Denta (menurut Babad Tanah Jawi versi Meinsme), itu dinisbahkan kepada tempat tinggalnya, sebuah tempat dekat Surabaya. Raden Rahmat diperkirakan lahir pada awal abad ke-15 di Campa, sebagai putra Raja Campa.

Sunan Ampel adalah penerus cita-cita dan perjuangan Maulana Malik Ibrahim. Ia memulai aktivitasnya dengan mendirikan pondok pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya yang sekaligus menjadi pusat penyebaran Islam yang pertama di Jawa. Di tempat inilah dididik pemuda-pemudi Islam sebagai kader yang terdidik, untuk kemudian disebarkan ke berbagai tempat di seluruh pulau Jawa.

Muridnya antara lain Raden Paku yang kemudian terkenal dengan sebutan Sunan Giri, Raden Patah yang kemudian menjadi sultan Pertama dari kerajaan Islam di Bintoro Demak, Raden Makdum Ibrahim yang dikenal dengan Sunan Bonang, Raden Kosim Syarifuddin yang dikenal dengan Sunan Drajat, Maulana Ishak yang pernah diutus ke daerah Blambangan untuk mengislamkan rakyat disana, dan banyak lagi mubalig yang mempunyai andil besar dalam islamisasi Pulau Jawa.

Sunan Ampel tercatat sebagai perancang kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa dengan ibukota di Bintoro, Demak. Dialah yang mengangkat Raden Fatah sebagai sultan pertama Demak, yang dipandang punya jasa paling besar dalam meletakkan peran politik umat Islam di nusantara.. Sunan Ampel juga yang pertama kali menciptakan Huruf Pegon atau tulisan Arab berbunyi bahasa Jawa. Dengan huruf pegon ini, beliau dapat menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada para muridnya. Hingga sekarang huruf pegon tetap dipakai sebagai bahan pelajaran agama Islam di kalangan pesantren.

Hasil didikan Sunan Ampel yang terkenal adalah falsafah Mo Limo atau tidak melakukan lima hal tercela, yaitu :

  1. Moh Main atau tidak mau berjudi
  2. Moh Ngombe atau tidak mau minum arak atau bermabuk-mabukan
  3. Moh Maling atau tidak mau mencuri
  4. Moh Madat atau tidak mau mengisap candu, ganja dan lain-lain
  5. Moh Madon atau tidak mau berzina

Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga terkenal sebagai seorang wali yang berjiwa besar, berpandangan jauh, berpikiran tajam, intelek, serta berasal dari suku Jawa asli. Nama Kalijaga konon berasal dari rangkaian bahasa Arab qadi zaka yang berarti pelaksana dan membersihkan. Qadizaka yang kemudian menurut lidah dan ejaan menjadi Kalijaga berarti pemimpin atau pelaksana yang menegakkan kebersihan atau kesucian.. Jasanya bagi Demak cukup banyak. Pada waktu pendirian mesjid Demak, ia salah seorang wali yang berkewajiban menyediakan salah satu dari 4 tiang pokok (saka guru) yang menurut legenda, ia buat dari tatal (serpihanserpihan kayu sisa).

Ia juga menjadi penasehat umum raja-raja Demak, sejak Raden Patah sampai Sultan Trenggana. Dalam pemeritahan Demak, di samping sebagai ulama dan juru dakwah, Sunan Kalijaga juga penasihat Kesultanan Demak Bintoro, Ketika para wali memutuskan untuk mempergunakan pendekatan kultural terhadap masyarakat, termasuk di antaranya pemanfaatan wayang dan gamelan sebagai media dakwah, maka orang yang paling berjasa dalam hal ini adalah Sunan Kalijaga.. Sunan Kalijaga juga sangat berjasa dalam perkembangan wayang purwa atau wayang kulit yang bercorak Islami seperti sekarang ini. Ia mengarang aneka cerita wayang yang bernafaskan Islam, terutama mengenai etika. Kecintaan masyarakat terhadap wayang digunakannya sebagai sarana untuk menarik mereka untuk masuk Islam.

Sunan Muria ( Raden Umar Said)

Sunan Muria adalah salah seorang wali songo yang banyak berjasa dalam menyiarkan agama Islam di pedesaan Pulau Jawa. Ia adalah putra Sunan Kalijaga. Nama aslinya Raden Umar Said atau Raden Said. Sedang nama kecilnya adalah Raden Prawoto, namun ia lebih terkenal dengan nama Sunan Muria karena pusat kegiatan dakwahnya dan makamnya terletak di Gunung Muria (18 km di sebelah utara kota Kudus sekarang).

Sunan Muria termasuk wali-wali yang memutuskan untuk memindahkan pesantren Ampel Denta (sepeninggal Sunan Ampel) ke Demak di bawah pimpinan Raden Patah. Ia sangat rajin berdakwah ke pelosok-pelosok desa dan gunung-gunung. Sarana dakwah yang dipakainya adalah melalui gamelan dan wayang serta kesenian Jawa lainnya.

Ciri khas Sunan Muria dalam upaya menyiarkan agama Islam adalah menjadikan desa-desa terpencil sebagai tempat operasinya. Ia lebih suka menyendiri dan bertempat tinggal di desa dan bergaul dengan rakyat biasa. Ia mendidik rakyat di sekitar Gunung Muria. Cara yang ditempuhnya dalam menyiarkan agama Islam adalah dengan mengadakan kursus-kursus bagi kaum pedagang, para nelayan dan rakyat biasa.. Makam Sunan Muria terletak di puncak gunung, banyak dikunjungi orang setiap hari sampai sekarang, terutama pada hari Jum’at Pahing.

Sunan Bonang

Sunan Bonang dianggap sebagai pencipta gending pertama dalam rangka mengembangkan ajaran Islam di pesisir utara Jawa Timur. Dalam menyebarkan agama Islam, Sunan Bonang selalu menyesuaikan diri dengan corak kebudayaan masyarakat Jawa yang sangat menggemari wayang serta musik gemelan. Mereka memanfaatkan pertunjukan tradisional itu sebagai media dakwah Islam, dengan menyisipkan nafas Islam ke dalamnya.

Syair lagu gamelan ciptaan para wali tersebut berisi pesan tauhid, sikap menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Setiap bait lagu diselingi dengan syahadatain (usapan dua kalimat syahadat), gamelan yang mengiringinya kini dikenal dengan istilah sekaten, yang berasal dari syahadatain. Sunan Bonang sendiri menciptakan lagu yang dikenal dengan tembang durma, sejenis macapat yang melukiskan usaha tegang, bengis dan penuh amarah.

Kegiatan dakwah Sunan Bonang dipusatkan di sekitar Jawa Timur, terutama daerah Tuban, dengan basis pesantren sebagai wadah mendidik kader. Dalam aktivitas dakwahnya, ia mengganti nama dewa-dewa dengan nama malaikat dalam Islam dengan maksud agar penganut Hindu dan Budha mudah diajak masuk agama Islam.

Sunan Drajat

Menurut silsilah, Sunan Drajat adalah putera Sunan Ampel dari isteri kedua bernama Dewi Candrawati. Sunan Drajat turut serta dalam musyawarah para wali untuk memutuskan siapa yang menggantikan Sunan Ampel untuk memimpin pesantren Ampel Denta, dan ketika para wali memutuskan untuk mengadakan pendekatan kultural pada masyarakat Jawa dalam menyiarkan agama Islam.

Sunan Drajat tidak ketinggalan untuk menciptakan tembang Jawa yang sampai saat ini masih dilantunkan. Hal yang paling menonjol dalam dakwah Sunan Drajat adalah perhatiannya yang sangat serius pada masalah-masalah sosial. Ia terkenal mempunyai jiwa sosial dan tema-tema dakwahnya selalu berorientasi pada kegotongroyongan. Ia selalu memberi pertolongan kepada masyarakat umum, menyantuni anak yatim dan fakir miskin sebagai suatu aktivitas sosial yang dianjurkan agama Islam

Penulis: Shinta Melinda. Mahasiswa Sejarah UI

Rujukan:

Tarwilah. (2006). Peranan Wali Songo dalam Pengembangan Dakwah Islam. Jurnal Kopetis Wilayah IX  Kalimantan vol 4 . No 9.

Zahra, F. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Pokok Bahasan Islamisasi Berbasis Peninggalan Sejarah Masjid Agung Demak. Indonesian Journal of History Education, 3(1).

Farida, U. (2016). Islamisasi Di Demak Abad XV M: Kolaborasi Dinamis Ulama-Umara Dalam Dakwah Islam Di Demak. AT-TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, 3(2), 299-318.

Falakhuddin, F. (2017). Dakwah Wali Songo Dan Islamisasi Di Jawa. Misykat Al-Anwar, 2(1), 292

Hak, N. (2016). Rekonstruksi Historiografi Islamisasi Dan Penggalian Nilai-Nilai Ajaran Sunan Kalijaga. Analisis Jurnal Studi Keislaman, 16 (1), 67-102.

Suryo, D. (2000, November). Tradisi Santri dalam Historiografi Jawa, Pengaruh Islam di Jawa. dalam Seminar Pengaruh Islam terhadap budaya Jawa, Jakarta.

Wednesday, December 2, 2020

Dibalik Cap Sikureung, Segel Sultan Aceh

Cab Sikureung merupakan cap atau segel Sultan-sultan Aceh. Cap Sikureung merupakan "Cap" resmi Kesultanan Aceh yang digunakan oleh Sultan dan Sultanaah Aceng dalam mengesahkan mandat atau sebuah perintah. Cap resmi kesultanan, yang didalam bahasa Aceh disebut Cab Sikureung (Cap Sembilan). Pemberian nama ini didasarkan kepada bentuk stempel itu sendiri yang mencantumkan nama sembilan orang Sultan dan nama Sultan yang sedang memerintah itu sendiri terdapat di tengah-tengah.

Pada Segel-segel Sultan Aceh, 3 tempat diperuntukkan kepada Raja-raja yang memerintah dari dinasti sebelumnya. Lima tempat diperuntukkan pada Raja-raja keluarga sendiri, dan yang satu dari yang 5 adalah Raja pendiri dan Dinastinya.

Dan yang terletak ditengah-tengah yaitu Sultan atau Sultanah (Ratu) yang sedang memerintah.

Cab Sikureung (Kulit luar) bermakna 9 Sultan :

1. Paling Atas

Sultan Ahmad Syah, yakni Raja pertama Dinasti Aceh-Bugis yang terakhir, 1723-1735, adalah Sultan yang ke-XX, sebelum tahun 1723 disebut  dengan gelar Maharadja Lela (Melayu)

2. Kanan Atas

Sultan Djauhan Syah, yakni Putera Raja sebelumnya, 1735-1760, adalah Sultan ke-XXI, bergelar Raja Muda

3. Paling Kanan

Sultan Mahmud Syah, yakni Muhammad atau Mahmoud Syah I, Cucu Sultan Ahmad Syah, 1760-1763, adalah Sultan ke-XXII

4. Kanan Bawah

Sultan Djauhar 'Alam, yakni Cicit laki-laki Sultan Ahmad Syah, 1795-1824, adalah Sultan ke-XXVII

5. Paling Bawah

Sultan Manshur Syah, yakni Putera Djauhar Alam, sekitar 1857-1870, adalah Sultan ke-XXVIII

6. Kiri Bawah

Sultan Said-al-Mukamal, yakni Alauddin al-Qahhar, 1530-1557, adalah Sultan Aceh ke-III

7. Paling Kiri

Sultan Meukuta Alam, yakni Sultan Iskandar Muda, 1607-1636, adalah Sultan Aceh ke-XI

8. Kiri Atas

Sultan Sultan Tadjul 'Alam, yakni Ratu Safiatuddin, Sultan wanita pertama Aceh, 1641-1675, adalah Sultan ke-XIII (Puteri Iskandar Muda)

9. Tengah

Waffaa-Allah Paduka Seri Sultan Alauddin muhammad Daud Syah Djohan Berdaulat zil-Allah fil'Alam, yakni adalah Sultan Muhammad Daud Syah, 1879-1903, Sultan Aceh yang terakhir.

Perlu diketahui bahwa bentuk stempel sendiri tentu berbeda – berbeda antara satu sultan dengan sultan yang lainnya, namun makna yang terkandung dalam Cap Sikureung tetap sama.

Cap sikureung, stempel kerajaan Aceh Darussalam
Stempel STA Muhammad Daud Syah II pada surat tgl 22 Muharram 1315 h/26 Juni 1897 kepada Sultan Abdul Hamid Turki Usmany

Cap sikureung, stempel kerajaan Aceh Darussalam
Stempel STA Riayat Syah Sayyidil Mukammal

Saturday, November 28, 2020

Kesultanan Siak Sri Indrapura, 1723–1945

Harian Sejarah -Masuk dan menyebarnya Islam ke Nusantara  melalui pesisir Sumatera  dan mempengaruhi Kesultanan  yang berada di daerah yang sekarang bernama Aceh. Nama kerajaan tersebut adalah Samudera Pasai dan raja pertamanya yang memeluk Islam bernama Marah Silu, yang kemudian setelah masuk Islam bergelar Sultan Malik as-Saleh.

Selain itu, daerah  Malaka yang merupakan pusat perdagangan penting dan juga pusat penyebaran Islam berkembang pula menjadi kerajaan baru dengan nama Kesultanan Malaka. Dari sini, Islam kemudian menyebar. Setelah itu, penyebaran agama Islam dilakukan secara besar-besaran oleh para pedagang melalui pantai timur Sumatera dan menyebar ke seluruh Sumatera. Oleh karena itulah, di daerah Sumatera Timur dan Tengah  terdapat beberapa kesultanan. Beberapa kesultanan yang berada di daerah Sumatra Timur dan Tengah, dengan masa dan rentang waktu yang berbeda pula. Namun, makalah ini hanya akan berfokus pada pembentukan  Kesultanan Siak.

Pada mulanya, wilayah  Siak sendiri merupakan wilayah  vasal yang berada dibawah Kesultanan Melaka. Siak sendiri pada masa itu merupakan sebuah pusat penyebaran dakwah dan syiar Islam dan merupakan wilayah dengan Islam yang kental, sehingga berdampak pada peradaban, kebudayaan dan adat. Hingga dikatakan bahwa orang yang pandai dalam pengetahuan Islamnya dikenal dengan sebutan Orang Siak.  Sejak jatuhnya Malaka ke tangan VOC, Kesultanan Johor telah mengklaim wilayah Siak sebagai wilayah kekuasaannya.

Hal ini terus berlangsung sampai pada akhirnya, pemimpin yang berkuasa di Siak yang bernama Raja Kecik memutuskan untuk melepaskan diri dari pengaruh Kesultanan Johor dan menjadi sebuah kesultanan yang mandiri dan berdaulat. Dalam Hikayat Siak disebutkan, bahwa Raja Kecik merupakan seorang pengelana pewaris Sultan Johor  yang kalah dalam perebutan kekuasaan di Kesultanan Johor dan kemudian menyingkir ke Siak. Nama aslinya adalah Sultan Abdul Jalil Syah. Di Siak inilah, Raja Kecik atau yang juga bernama Sultan Abdul Jalil Syah kemudian mendirikan sebuah kesultanan dengan nama Siak Sri Indrapura.

Wilayah dan Sistem Pemerintahan Kesultanan Siak

Wilayah Kesultanan Siak

Wilayah kekuasaan Kesultanan Siak setidaknya mengalami 3 fase perubahan dari saat awal didirikannya Kesultanan Siak Oleh Sultan Abdul Jalil Rakhmat Syah pada tahun 1723 sampai saat masa sultan terakhir Sultan Syarif Kasim II. Pada saat masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Syah, daerah kekuasaannya meliputi Perbatinan Senapelan, Perbatinan Gasip, Perbatinan Sejaleh, Perbatinan Perawang, Perbatinan Sakai, Perbatinan Petalang, Perbatinan Tebing Tinggi, Perbatinan Senggoro, Perbatinan Merbau, Perbatinan Rangsang, Kepenghuluan Siak Kecil, Kepenghuluan Siak Besar, Kepenghuluan Rempah, dan Kepenghuluan Betung.

Pemerintahannya berpusat di daerah Buantan. Seiring berjalannya waktu, Raja Kecik memperluas daerah kekuasaannya dan merebut Rokan Tanah Putih, Bangka dan Kubu. Pada tahun 1724 dan 1726 Siak menyerang orang-orang Bugis di Kedah, tetapi Kedah tidak berhasil ditaklukan.   Wilayah kekuasaan Kesultanan Siak mencapai titik puncak perluasan wilayahnya pada saat masa pemerintahan Sultan Syarif Ali Abdul Jalil Baalawi.

Pada saat pemerintahan Sultan Syarif Ali Abdul Jalil Baalawi, Kesultanan Siak mengalami perluasan wilayah hingga melingkupi 12 wilayah jajahan yang terdiri dari Kotapinang Pagarawan, Batubara Bedagai, Kualuh, Panai, Bilah, Asahan, Serdang, Deli, Langkat, dan Temiang yang berbatasan dengan Aceh dan wilayah taklukan Sambas di Kalimantan.

Luas wilayah kekuasaan Kesultanan Siak mengalami penyusutan wilayah yang cukup signifikan pada tahun 1858 yang diakibatkan oleh ditandatanganinya Traktat Siak. Perjanjian itu sendiri  diwakili oleh dua orang yaitu Residen Riau J.F. Niewenhuyzen dan Sultan Syarif Ismail Abdul Jalil Syarifuddin yang isinya adalah :

  1. Belanda mengakui hak otonomi Siak atas daerah Siak asli.
  2. Siak menyerahkan daerah jajahannya yaitu Deli, Serdang, Langkat, dan Asahan kepada pemerintah kolonial Belanda

Dan dengan disetujuinya perjanjian tersebut, Kesultanan Siak menjadi berada dibawah naungan pemerintah kolonial Belanda

Sistem Pemerintahan Kesultanan Siak

Sultan Abdul Jalil Rakhmat Syah sebagai pendiri Kesultanan Siak merumuskan awal landasan sistem pemerintahan di Kesultanan Siak. Sistem pemerintahan di Kesultanan Siak mengatur bahwa Sultan memiliki Dewan Kesultanan sebagai pembantu Sultan dan fungsinya sebagai Pelaksana dan Penasihat Sultan. Dewan Kesultanan terdiri atas :

  1. Datuk Tanah Datar dengan gelar Sri Paduka Raja
  2. Datuk Lima Puluh dengan gelar Sri Bejuangsa
  3. Datuk Pesisir dengan gelar Sri Dewa Raja
  4. Datuk Kampar dengan gelar Maharaja Sri Wangsa

Ada pula selain keempat datuk tersebut adalah Datuk Bintara kanan dan Bintara Kiri yang bertugas dalam pengaturan tata pemerintahan, hukum dan undang-undang kesultanan, Datuk Laksmana bertugas dalam pengaturan kelautan, dan Panglima untuk mengatur wilayah daratan.

Kesultanan Siak pun juga mengatur sistem pemerintahan yang ada di daerah, pemerintahan yang berada di daerah-daerah diatur dan dipimpin oleh para Kepala Suku yang mempunyai gelar Penghulu, Orang Kaya, dan Batin. Ketiga jabatan tersebut tingkatannya sama, hanya saja bagi Penghulu mereka tidak memiliki hutan tanah (tanah ulayat). Dalam bertugas Penghulu pun memiliki pembantu dalam menjalani tugasnya yaitu:

  1. Sangko Penghulu (wakil penghulu)
  2. Malim Penghulu (pembantu urusan agama)
  3. Lelo Penghulu (pembantu urusan adat)

Sedangkan Batin dan Orang Kaya adalah orang yang mengepalai suku asli (conton : Perbatinan Sakai). Jabatan ini dikepalai secara turun-temurun. Mereka Memiliki hutan tanah (tanah ulayat). Dalam bertugas mereka dibantu oleh:

  1. Tongkat (pembantu dalam urusan yang menyangkut kewajiban-kewajiban terhadap sultan)
  2. Monti (pembantu urusan adat)
  3. Antan-antan (pembantu yang dapat mewakilkan seorang Tongkat atau Monti jika keduanya sedang berhalangan)

Sistem pemerintahan yang dirancang oleh Sultan Abdul Jalil Rakhmat Syah ini bertahan  hingga masa pemerintahan Sultan Syarif Hasim Abdul Jalil Syarifuddin. Sultan Syarif Hasim Abdul Jalil Syarifuddin mengubah sistem pemerintahan dan merumuskan landasan sistem pemerintahan Monarchy Konstitusional. Sistem pemerintahan ini diawali dengan disusunnya dan diberlakukannya Al Qawa’id atau Babul Qawa’id (Konstitusi Tertulis Kesultanan Siak).

Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Sultan van Siak met rijksgroten in de afdeling Bengalis oostkust van Sumatra TMnr 60012313.jpg
Sultan Siak berserta Dewan Menterinya dan Kadi Siak pada tahun 1888. Foto: Tropenmuseum

Perubahan sistem pemerintahan juga terjadi di dalam lembaga Kesultanan. Sultan di dalam menjalankan pemerintahannya dibantu oleh pejabat kesultanan yang memimpin lembaga kesultanan yang berada di pusat maupun yang berada di daerah, terdiri dari:

  • Dewan Menteri
    • Bertugas dalam memilih dan mengangkat seorang sultan dan membantu sultan dalam merumuskan hukum peraturan dan undang-undang
  • Hakim Kerapatan Tinggi
    • Bertugas dalam setiap pengadilan umum dalam kasus-kasus yang melibatkan masyarakat Siak
  • Hakim Polisi
    • Kepala pemerintahan dalam tingkat Provinsi sebagai wakil sultan
  • Hakim Syariah
    • Hakim Syariah ada dua, yaitu Kadi Siak dan Imam Jajahan. Kadi Siak bertugas dalam menangani pengadilan tentang harta pusaka dan warisan serta dalam masalah hukum adat. Imam Jajahan bertugas sebagai pembantu Kadi Siak

Hakim Kepala Suku

Tingkatan pemerintahan yang terendah dan tugasnya adalah sebagai pemimpin pemerintahan dan pengatur kehidupan bermasyarakat, beragama, dan bernegara di dalam suku-sukunya masing-masing. Hakim Kepala Suku berada dibawah naungan Hakim Polisi

Sistem pemerintahan ini sempat diubah oleh belanda. Sultan memerintah tanpa didampingi oleh Dewan Menteri karena kedudukan pemerintahan ini telah dihapuskan dan wilayah Kesultanan Siak dipersempit yang awalnya memiliki 10 provinsi menjadi hanya 5 distrik.

Sistem pemerintahan ini bertahan hingga pemerintahan Sultan Syarif Kasim Sani Abdul Jalil Syarifuddin atau yang dikenal juga sebagai Sultan Kasim II Mendeklarasikan bahwa Kesultanan Siak Sri Indrapura menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tahun 1946.

Hubungan Perdagangan di Kesultanan Siak

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup, orang-orang Melayu kemudian ikut berdagang. Perdagangan di Melayu sendiri sudah mengalami perjalanan yang panjang dengan dimulai dari Melaka, hingga akhirnya sampai ke Siak. Pada awalnya, di wilayah Siak terdapat syahbandar-syahbandar yang bertugas memungut cukai untuk kapal yang disebut sebagai “tebusan wang kapal”. Tentunya, pada masa itu upeti tersebut masih diberikan kepada Kesultanan yang berkuasa pada masa itu yaitu Kesultanan Melaka.

Setelah Siak menjadi kesultanan sendiri, pada masa pemerintahan Sultan Alamuddin Sayah, pusat pemerintahan dipindahkan ke Senapelan. Maksud dan tujuan dipindahkannya pusat pemerintahan ini adalah agar dibukanya pusat perdagangan baru yang lebih dekat dengan daerah-daerah penghasil barang dagangan. Oleh karena itu, kemudian dibuka pekan di bandar Senapelan, dan disebut Bandar Pekan, yang akhirnya berubah lagi menjadi Pekanbaru.

Dengan dipindahkannya pusat pemerintahan dan memperbesar pusat perdagangan tersebut, maka terbuka lebar jalur perdagangan antara Senapelan dengan daerah-daerah penghasil  lada, gambir dan hasil hutan lainnya. Perdagangan yang telah dirintis sebelumnya juga dikembangkan dan dipelihara. Selain itu, bagi daerah-daerah taklukan wajib membayar upeti kepada Siak. Langkah lain yang dilakukan dalam proses pengurusan upeti dagang ini adalah dengan cara mengangkat saudara-saudara Sultan ini menjadi penguasa di daerah yang telah ditaklukkan.

Kehidupan Masyarakat di Kesultanan Siak

Sebagai akibat dari pengaruh agama Islam, tidak terdapat perbedaan yang mencolok antara rakyat jelata dengan bangsawan. Golongan bangswan yang termasuk didalamnya adalah keluarga sultan, pembantu-pembantu sultan dan pegawai Istana. Mereka bertugas untuk menjalankan roda pemerintahan sehari-hari, sedangkan masyarakat sebagai rakyatnya bertugas untuk melaksanakan kehidupan mereka masing-masing dan juga untuk menunjang kehidupan perdagangan seperti bertani sebagai petani, menjaring ikan sebagai nelayan serta mengumpulkan hasil-hasil hutan.

Dalam kehidupan sehari-hari, Sultan selain bertindak sebagai seorang kepala negara dan pemerintahan juga bertindak sebagai kepala agama. Oleh karena kedudukan sultan ini, maka rakyat semakin kuat keinginannya untuk memeluk agama Islam karena selain didasarkan pada keinginan sendiri juga karena mengikuti perintah sultan untuk memeluk agama Islam.

Selain itu, di daerah-daerah ini juga dibangun mesjid-mesjid yang selain digunakan untuk tempat ibadah juga digunakan sebagai tempat bermusyawarah, mengajarkan agama Islam, dan mendidik kader-kader dakwah. Di mesjid sendiri berkumpul unsur pimpinan agama Islam yaitu khadi, imam, khatib dan bilal. Di samping adanya mesjid ini, dibangun pula surau yang berfungsi sama seperti mesjid. Yang membedakan antara mesjid dan surau adalah, di mesjid terdapat mihrab, sedangkan di surau tidak terdapat mihrab.

Dalam bidang kesenian sendiri, sebagai akibat dari pengaruh Islam, muncul kesenian yang baru seperti bangunan mesjid, seni ukir, seni sastra, syair-syair dan bahasa. Seni bangunan mesjid yang bercampur dengan kebudayaan lama seperti punden berundak-undak yang dicampurkan dengan menara dan mihrab. Selain itu, perkembangan seni sastra juga semakin pesat dengan munculnya syair, gurindam, hikayat, zikir dan tarombo.

Perkembangan sastra yang pesat ini memunculkan antara lain syair perang siak, Hikayat Hasan dan Husin, Hikayat Bayan Budiman, Tarombo Siri dan Tambusai. Jenis kesenian lain yang juga berkembang adalah seni suara yang bercorak Islam seperti bersanji, berzikir, berhikayat, berdah dan qasidah.

Bergabung dengan Indonesia

Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Studioportret van de Sultan van Siak met zijn echtgenote TMnr 60003230.jpg
Potret Sultan Siak, Sultan Syarif Kasim II dan istrinya (1910-1939). Foto: Tropenmuseum
Sultan Syarif Kasim II, merupakan Sultan Siak terakhir yang tidak memiliki putra. Seiring dengan kemerdekaan Indonesia, Sultan Syarif Kasim II menyatakan kerajaannya bergabung dengan negara Republik Indonesia.

Daftar Sultan Siak Sri Indrapura

File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Portret van de sutlan van Siak aan de oostkust van Sumatra TMnr 60012312.jpg
Sultan Hashim Abdul Jalil Muzaffar Shah. Foto: Tropenmuseum
  • Sultan Abdul Jalil Rahmad Shah I (1725–1746)
  • Sultan Abdul Jalil Rahmad Shah II (1746–1765)
  • Sultan Abdul Jalil Jalaluddin Shah (1765–1766)
  • Sultan Abdul Jalil Alamuddin Shah (1766–1780)
  • Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Shah (1780–1782)
  • Sultan Yahya Abdul Jalil Muzaffar Shah (17821784)
  • Sultan al-Sayyid al-Sharif Ali Abdul Jalil Syaifuddin Ba'alawi (1784–1810)
  • Sultan al-Sayyid al-Sharif Ibrahim Abdul Jalil Khaliluddin (1810–1815)
  • Sultan al-Sayyid al-Sharif Ismail Abdul Jalil Jalaluddin (1815–1854)
  • Sultan al-Sayyid al-Sharif Qasim Abdul Jalil Syaifuddin I (Syarif Qasim I, 1864–1889)
  • Sultan al-Sayyid al-Sharif Hashim Abdul Jalil Muzaffar Shah (1889–1908)
  • Sultan al-Sayyid al-Sharif Qasim Abdul Jalil Syaifudin II (Syarif Qasim II), (1915–1949)

Sumber:

  • Ahmad Supandi. 2015. Kesultanan Siak Sri Indrapura : Islam danPerlawanan Terhadap Kolonialisme pada tahun 1760 – 1946 M. (Skripsi)
  • Depdikbud. 1982. Sejarah Daerah Riau. Riau: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau
  • Yuli S. Setyowati. 2004. Sejarah Riau. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa
  • Norma Dewi. 1999. Selintas Sejarah Kerajaan Siak Sri Indrapura dan Peninggalannya. Pekanbaru: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kanwil Depdikbud Provinsi Riau Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Riau

Penulis: Ammar Zuhdi dan Malik Maulana Irfan - Universitas Indonesia

Wednesday, October 14, 2020

Kerajaan Bone

Sejarah Berdirinya Kerajaan Bone

source: flickr.Com

Mencari tahu tentang sejarah berdirinya kerajaan Bone hampir tidak ada bukti isik yang dapat ditelusuri sebagai penentu kapan sejarah awal Kerajaan Bone didirikan, sejarah kerajaan Bone ditelusuri dengan mengandalkan tulisantulisan kuno yang terdapat dalam lontara’. Tetapi hanya sedikit informasi yang didapatkan dari penggalian sejarah melalui lontara’ yang dianggap sebagai sebuah fakta, bahkan mengenai asal-usul Manurung-é (mnuruGE) disinyalir sebagai mitos yang berkembang atau sebuah dongeng yang bersumber dari “suré La Galigo“ (suer l gligo) dan budaya tutur masyarakat Bone. Namun, setelah era kepemimpinan Manurung-é kesadaran akan perlunya pencatatan sejarah kerajaan Bone sepertinya mulai mendapat perhatian khusus yang ditandai dengan keinginan pihak kerajaan maupun masyarakat luas melakukan penulisan silsilah dan keturunan raja-raja, hal ini terbukti dengan adanya lontara’ yang ditulis dengan cermat sehingga kesahihannya dapat dipertanggungjawabkan.

Sebagai cross check untuk menentukan tahun kapan berdiri kerajaan Bone dari lontara’, maka perlu juga melihat singkronya peristiwa-peristiwa alam yang tertulis dalam pararaton atau prasasti di bekas reruntuhan kerajaan Majapahit di Jawa Timur dengan kejadian yang terjadi di kerajaan Bone. Hal ini setidaknya memberikan gambaran untuk membuat sejumlah asumsi untuk mengungkap masa awal kerajaan Bone.

Sejarah mencatat bahwa Bone merupakan salah satu kerajaan besar di nusantara pada masa lalu. Kerajaan Bone yang dalam catatan sejarah didirikan oleh ManurungngE Rimatajang pada tahun 1330. Kerajaan Bone mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Latenritatta Towappatunru Daeng Serang Datu Mario Riwawo Aru Palakka Malampee Gemmekna Petta Torisompae Matinroe ri Bontoala, pertengahan abad ke- 17. Raja Bone pertama yang masuk Islam adalah raja Bone ke-XI yang bernama Latenri Rawe Bongkang. Setelah masuk Islam beliau bergelar Sultan Adam. Sejarah masuk Islamnya raja Bone diawali dari telah didahuluinya kerajaan Gowa dalam memeluk agama Islam. Saat raja Bone belum masuk Islam kerajaan Bone belum dianggap sederajat oleh kerajaan Gowa yang tak lain adalah kerajaan tetangga di daerah Sulawesi. Maka untuk menyikapi sikap demikian diutuslah seorang menteri dari Bone untuk menyampaikan hal tersebut kepada rajanya bahwa kerajaan Bone tidak dianggap setara oleh kerajaan Gowa yang telah memeluk Islam dan mengajak kerajaan Bone untuk ikut bersama memeluk agama Islam. Raja Bone dengan tegas menolak ajakan dari raja Gowa. Penolakan tersebut akhirnya berujung pada peperangan antara kerajaan Bone dan Gowa. Peperangan ini menurut pandangan raja Gowa adalah peperangan antara Islam dan kaum Kair. Dalam peperangan itu kerajaan Bone menyerah kalah karena tak mampu menghadapi serangan dari kerajan Gowa, selanjutnya raja Bone memeluk Islam yang diikuti oleh rakyatnya.

Perkembangan Ajaran Islam di Bone

Raja Bone terhitung sangat ulet mengajak rakyatnya untuk memeluk Islam bahkan sampai penduduk di pelosok desa pun. Raja-raja Bone yang telah masuk Islam populer keras pada melaksanakan agama Islam.

Dalam bidang politik dan tata kerajaan Bone pada masa lalu sangat menjunjung tinggi nilai demokrasi atau kedaulatan rakyat. Sistem demokrasi ini dibuktikan dengan penerapan representasi kepentingan rakyat melalui lembaga perwakilan mereka di dalam dewan adat yang disebut dengan “Ade Pitue” atau tujuh orang pejabat adat yang bertindak sebagai penasehat raja. Segala sesuatu yang terjadi dalam kerajaan dimusyawarahkan oleh Ade Pitue dan hasil keputusan musyawarah tersebut kemudian disampaikan kepada raja untuk dilaksanakan. Ade Pitue ini pada masa sekarang seperti halnya dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Selain itu pada pada penyelanggaraan pemerintahan kerajaan sangat mengedepankan azas kemanusiaan & musyawarah. Prinsip ini dari dari pesan Kajaolaliddong seorang cerdik cendikia di kerajaan Bone yang hidup dalam tahun 1507-1586, pesan Kajaolaliddong pernah disampaikan kepada Raja Bone seperti yg dikemukakan sang Wiwiek P . Yoesoep (1982 : 10) bahwa terdapat empat faktor yang membesarkan suatu kerajaan yaitu:

1. Seuwani, Temmatinroi matanna Arung MangkauE mitai munrinna gauE = Mata Raja tak terpejam memikirkan akibat segala perbuatan.

2. Maduanna, Maccapi Arung MangkauE duppai ada’ = Raja harus pintar menjawab kata-kata.

3. Matellunna, Maccapi Arung MangkauE mpinru ada’ = Raja harus pintar membuat kata-kata atau jawaban.

4. Maeppa’na, Tettakalupai surona mpawa ada tongeng = Duta tidak lupa menyampaikan kata-kata yang benar.

Pesan Kajaolaliddong ini mempunyai makna yg mendalam bagi seorang raja, bahwa betapa pentingnya perasaan, pikiran dan kehendak rakyat buat dipahami dan disikapi menggunakan baik oleh seseorang pemimpin atau raja.

Kerjaan Bone dalam pandangan kerjasama dengan daerah lain, dan pendekatan diplomasi dianggap sebagai bagian penting dalam usaha untuk membangun kebesaran negeri agar menjadi lebih baik. Pengaplikasian terhadap pandangan tentang kerjasama ini terlihat dari sejarah bahwa dulu kerajaan Bone, Wajo dan Soppeng melakukan perjanjian dan ikrar bersama yang dikenal sebagai Tellum Poccoe atau dengan istilah lain “LaMumpatue Ri Timurung” yang bertujuan untuk memperkuat posisi kerajaan-kerajaan tersebut dalam menghadapi tantangan dari luar Sulawesi.

Kerajaan Bone juga poly memetik sari pati ajaran Islam pada menghadapi kehidupan, menjawab tantangan pembangunan & pada menghadapi perubahan-perubahan yg semakin cepat. Namun yang terpenting adalah bahwa semangat religiusitas orang Bone bisa menjawab perkembangan zaman menggunakan segala bentuk perubahan dan dinamikanya.

Perkembangan Dan Masa Keemasan

Kerajaan Bone mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Latenritatta Towappatunru Daeng Serang Datu Mario Riwawo Aru Palakka Malampee Gemmekna Petta Torisompae Matinroe ri Bontoala, pertengahan abad ke-17, pada masa pemerintahannya kerajaan Bone yang mempunyai potensi yang besar dapat memanfaatkannya bagi pembangunan demi kemakmuran rakyat. Dengan potensi yang beragam seperti pada bidang pertanian, perkebunan, kelautan kerajaan Bone berhasil memakmurkan rakyatnya ditambah menggunakan kekuatan militer yg semakin bertenaga sesudah belajar berdasarkan lemahnya pertahanan saat kalah menghadapi kerajaan Gowa.

Pergolakan Dan Runtuhnya Kerajaan

Kesultanan Bone menjadi yang terkuat pada seantero Sulawesi sehabis jatuhnya Kesultanan Gowa, dengan syarat yg demikian kerajaan Bone balik ketujuan awal ingin menjadi kerajaan yg & menyebarkan impak ke semua Sulawesi, akhirnya kerajaan Bone berhasil mengajak Kesultanan Luwu, Kesultanan Soppeng dan sejumlah negara kecil lain buat bersekutu menggunakan Bone. Setelah peralihan kekuasaan berdasarkan Inggris ke Belanda, suasana masih tetap hening, namun keadaan ini berubah waktu Sultan Bone mangkat dalam tahun 1823, dan digantikan oleh saudarinya Aru Datu yang bergelar I-Maneng Paduka Sri Ratu Sultana Salima Rajiat ud-din,

Pada masa pemerintahan Aru Datu kerajaan Bone mencoba merevisi Perjanjian Bongaya. GubJend. G.A.G.Ph. Van der Capellen antara lepas 8 Maret hingga 21 September 1824 mengadakan tandang ke Sulawesi & Kepulauan Maluku, seluruh penguasa tiba memberikan penghormatan juga termasuk perwakilan Ratu Bone, kecuali penguasa Suppa & Tanete. Van der Capellen melihat bahwa negosiasi menggunakan negaranegara tadi tidak akan membawa keuntungan apapun & menetapkan buat pulang ke Batavia, sekembalinya ke Batavia, sebuah ekspedisi dipersiapkan buat menghukum Bone menggunakan kurang lebih 500 prajurit diberangkatkan membawa 4 meriam, 2 howitzer, beserta 600 prajurit pembantu berdasarkan pribumi.

Letnan kolonel Hubert Joseph Jean Lambert de Stuers kala itu menjadi pimpinan pasukan yang dikirim untuk menghukum Bone, Meskipun pasukan tersebut telah mendekati kerajaan, pasukan tersebut masih saja gagal ketika akan mendarat karena adanya gerakan perlawanan dari Tanete dengan harapan dapat memukul mundur sebelum penyerbuan ke ibukota dilakukan oleh pasukan Belanda, Hubert de Stuers akhirnya berhasil menduduki kerajaan dengan susah payah, karena kalah dalam pertempuran Aru Datu kemudian menyerahkan diri dan diasingkan dipedalaman oleh Belanda. Meskipun demikian Aru Datu tetap melancarkan aksi serangan walau dalam pengasingan walau akhirnya serangan –serangan yang dibangun selalu dapat ditumpaskan oleh pasukan Belanda.

Bourbon

Friday, October 9, 2020

Kerajaan Cirebon

Sejarah Berdirinya Kerajaan Cirebon

Cirebon adalah salah satu kota besar yang ada di provinsi Jawa Barat. Cirebon mempunyai luas wilayah ± 3735,8 hektar dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Menurut cerita yang berkembang Cirebon berasal dari kata caruban berarti campuran. Hal ini didasari oleh mayoritas masyarakat Cirebon dulunya merupakan campuran dari kelompok pedagang pribumi dengan keluarga-keluarga Cina yang telah menganut Islam. Menurut buku Sadjarah Banten, satu rombongan keluarga Cina pada awalnya mendarat dan menetap di Gresik. Di Gresik mereka kemudian masuk Islam. Pada saat itu di Gresik dakwah Islam disebarkan oleh sunan Gresik. Dalam rombongan keluarga Cina tersebut terdapat seorang yang paling terkemuka ialah Cu-cu yang juga disebut Arya Sumangsang atau Prabu Anom. Keluarga Cu-cu ternyata dapat mencapai kedudukan dan kehormatan tinggi di Kesultanan Demak sehingga mendapat kepercayaan pemerintah untuk mendirikan perkampungan di daerah barat. Atas kesungguhan dan ketekunan mereka bekerja, maka berdirilah sebuah perkampungan yang disebut Cirebon.

source: cirebonkota.Go.Id

Akan namun, pada satu versi lain nama Cirebon asal dari kata cai yg berarti air dan rebon yang berarti udang. Apabila diartikan holistik Cirebon adalah air udang. Pengambilan nama tadi mempunyai sejarah tentang mayoritas penduduk orisinil Caruban yg berprofesi menjadi petani tambak & penghasil ataupun pedagang terasi juga udang. Dalam perkembangannya kita ketahui bahwa penduduk orisinil Caruban berprofesi menjadi nelayan dan pedagang, tetapi seiring ketika mereka mulai beralih profesi sebagai pembuat petis yang bahannya berasal berdasarkan udang rebon yg dicampur menggunakan air. Dengan demikian, daerah Caruban berganti nama sebagai padukuhan Cirebon yg lalu kota ini berkembang pesat dan menjadi keliru satu Bandar dagang yg terkenal di Jawa Barat, di kota Cirebon ini pada masa lalu pula berdiri kesultanan Cirebon yg merupakan kesultanan Islam terbesar selain kesultanan Banten.

Sejarah berdirinya kesultanan Cirebon sebagian para ahli sejarah ada yang berpendapat bahwa kesultanan Cirebon berdiri pada tahun 1479 yang didirikan oleh Syarif Hidayatullah atau yang dikenal dengan Sunan Gunung Jati. Pada awalnya Cirebon adalah daerah hutan yang berpotensi menjadi kota besar. Sunan Gunung Jati yang melihat bahwa daerah tersebut sangat berpotensi untuk menjadi sebuah daerah yang maju dan besar kemudian memerintahkan Walangsungsang yang merupakan murid kesayangannya untuk membuat padukuhan di daerah tersebut. Walangsungsang dalam cerita-cerita lain kemudian dikenal dengan Ki Cakrabuana. Penunjukan Ki Cakrabuana bukan tanpa alasan, Syekh Idhoi memilihnya karena beliau merupakan anak dari Prabu Siliwangi yang sedang menjabat sebagai Raja Sunda Padjajaran.

Ki Cakrabuana memberi nama daerahnya menjadi Tegal Alang-alang sesudah mengubah wilayah hutan itu menjadi sebuah pedukuhan kecil, lambat laun Tegal Alang-alang berubah nama menjadi padukuhan Caruban. Selain itu didukung letak strategis padukuhan Caruban yg berada di daerah pesisir membuat wilayah itu poly disinggahi sang para pedagang dan Caruban sendiri menjadi sentral penghasil udang & terasi sampai akhirnya para pendatang menetap di Caruban. Padukuhan Caruban yg tadinya sepi berubah sebagai padukuhan yg ramai, hal itu jua mengakibatkan agama Islam berkembang pesat pada Caruban, setelah bertahun-tahun Ki Cakrabuana sebagai kepala Padukuhan atau Kuwu Caruban, Ki Cakrabuana akhirnya memberi jabatan ketua Padukuhan dalam anak Rara Santang sekaligus menantunya yg bernama Syarif Hidayatullah. Saat itu Syarif hidayatullah baru saja pulang menurut Mesir mengikuti ayahnya seorang Raja Mesir, namun sehabis ayahnya wafat dia pulang ke Caruban. Setelah menjabat menjadi kepala padukuhan Caruban, Syarif Hidayatullah membangun pemerintahan Cirebon yang berbentuk kesultanan. Dalam perkembangannya, Cirebon selalu menjalin interaksi erat dengan Demak, terutama pada bidang perdagangan.

Perkembangan Ajaran Islam di Cirebon

Para Ulama memegang peranan penting dalam penyebaran kepercayaan Islam pada Indonesia, begitu pula yang terjadi dalam penyebaran Islam pada Cirebon. Ulama atau Syekh yg populer berbagi Islam pertama kali di Cirebon galat satunya adalah Syekh Quro. Dalam sebuah cerita Syekh Qura tiba ke Kerajaan Sunda Padjajaran tahun 1418, yang kemudian dia mendirikan pesantren pada Karawang.

Kedatangan Syekh Qura menerima sambutan yang baik berdasarkan penduduk wilayah Sunda Padjajaran yang waktu itu masih menganut kasta dalam lapisan sosialnya. Syekh Qura mengajarkan Islam yang nir menganut sistem kasta pada hubungan sosial. Hingga dalam suatu ketika Raja menurut kerajaan Padjajaran yaitu Prabu Siliwangi jatuh cinta menggunakan santriwati Nyi Mas Subang Rancang putri berdasarkan Ki Gede Tapa berdasarkan Singapura yg sedang menuntut kepercayaan Islam di pesantren Syekh Qura. Nyi Mas Subang Rancang kemudian menikah menggunakan Prabu Siliwangi dengan cara Islam, walau dalam akhirnya Prabu Siliwangi pulang ke kepercayaan nenek moyang sesudah Nyi Subang mati dunia.

Penyebaran agama Islam di Cirebon juga tidak dapat dilepaskan dari nama Syarif Hidayatullah. Syarif Hidayatullah adalah raja pertama yang memerintah kesultanan Cirebon, pada masa pemerintahannya beliau banyak menaklukkan tempat untuk menyebarkan agama Islam. Beliau juga banyak mengelana ke seluruh pelosok Jawa suntuk mengajarkan agama Islam sesuai dengan cita-citanya, menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Pada saat pemerintahannya pula beliau membentuk Dewan Wali Sembilan atau yang kemudian dikenal dengan Walisanga. Syarif Hidayatullah juga ikut andil dalam pengadilan Syekh Siti Jenar di masjid Agung Sang Ciptarasa Cirebon. Syekh Siti Jenar saat itu dianggap sesat karena mengajarkan ajaran tasawuf Hulul yang belum pantas untuk diajarkan dan disebarkan kepada orang awam.

Munculnya kesultanan Cirebon sebagai sentra aktivitas ekonomi dan agama Islam pada Jawa Barat telah menyurutkan Kerajaan Pajajaran yang Hindu. Namun, Kerajaan Pajajaran nir pernah berkonfrontasi menggunakan Cirebon, karena terdapat interaksi korelasi di antara keduanya.

Perkembangan dan Masa Keemasan

Bukan kesultanan atau kerajaan jika tidak menaklukkan suatu daerah dan menjadikan daerah itu masuk dalam daerah kekuasaan. Begitu pula dengan apa yang dilakukan oleh kesultanan Cirebon. Pada awal pemerintahan Syarif Hidayatullah kesultanan Cirebon sering menaklukkan daerah-daerah yang ada di Pulau Jawa. Tujuan dari penaklukan yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah bukan semata-mata untuk memperluas daerah kesultanan Cirebon, tapi juga untuk menyebarkan agama Islam. Daerah pertama yang berhasil ditaklukkan oleh kesultanan Cirebon adalah penaklukan atas Banten pada tahun 1525, kemudian Sunda Kelapa pada tahun 1527 yang dipimpin oleh panglima perang Fatahillah. Penaklukan Banten dan Sunda Kelapa merupakan penaklukan kerjasama antara dua kerajaan yaitu Kerajaan Demak dan kesultanan Cirebon yang bertujuan untuk mengusir Portugis dari tanah Sunda Kelapa. Sunda Kelapa setelah dikuasai oleh Syarif Hidayatullah diganti nama dari Sunda Kelapa menjadi Jayakarta dan kemudian beliau menjadikan Fatahillah sebagai Bupati Jayakarta.

Selain ketiga wilayah tersebut penaklukan diperluas pada daerah Rajagaluh dalam tahun 1528, Rajagaluh adalah wilayah kekuasaan kerajaan Galuh. Pada mulanya, padukuhan Cirebon yang belum menjadi sebuah kesultanan menaruh upeti berupa petis kepada Rajagaluh pada rangka tunduk pada penguasa Galuh. Tetapi hal itu berhenti setelah Syarif Hidayatullah manjadi Raja pada Kesultanan Cirebon, pemberian upeti tersebut diberhentikan sebagai wujud penolakan dan mengukuhkan diri sebagai kesultanan yang merdeka lepas dari bayang-bayang kerajaan Galuh. Sikap demikian akhirnya memicu peperangan antara Kerajaan Galuh dan Kesultanan Cirebon, pada perang tersebut dimenangkan sang Kesultanan Cirebon yg ditandai menggunakan masuknya para pemimpin Rajagaluh ke Islam.

Penaklukan lainnya adalah penaklukan Talaga yang terjadi pada tahun 1529. Akan tetapi, sebagian ahli sejarah tidak sependapat bahwa hal ini dinamakan penaklukan karena sebenarnya hanya terjadi kesalahpahaman di antara Prabu Pucuk Umun Mantri selaku penguasa Talaga dan utusan Demak yang diutus oleh Syarif Hidayatullah. Saat itu Kerajaan Demak sudah menjalin hubungan diplomasi dengan Kesultanan Cirebon. Berawal dari utusan Demak yang bersuku Jawa kurang memahami pertanyaan dari Raja Talaga, akhirnya utusan tersebut salah dalam menjawab pertanyaan dari Raja Talaga hingga membuat marah. Namun, kemarahan karena kesalahpahaman tersebut bisa diredam oleh Syarif Hidayatullah dan Kesultanan Cirebon disambut baik bahkan Raja Talaga akhirnya memeluk agama Islam.

Pergolakan Runtuhnya Kerajaan

Runtuhnya Kesultanan Cirebon terjadi pada tahun 1666. Penyebab keruntuhan tersebut dilatarbelakangi atas itnah yang dilakukan sang mertua Panembahan Ratu II yang tidak lain merupakan penguasa Mataram Sultan Amangkurat I. Berawal menurut Sultan Amangkurat I yg memanggil Panembahan Ratu II buat datang ke keraton Kartasura. Panembahan Ratu II datang dengan ditemani sang kedua putranya yg bernama Pangeran Martawijaya & Pangeran Kartawijaya memenuhi panggilan menurut koleganya yg jua mertuanya tanpa perasaan curiga, namun setiba pada Kartasura Sultan Amangkurat I memitnah beliau, Sultan Amangkurat I berkata bahwa Kesultanan Cirebon telah bersekongkol menggunakan Banten buat menjatuhkan kekuasaan dirinya pada Mataram. Tuduhan itu terjadi didasari sang terbunuhnya selir kesayangan Sultan Amangkurat I yaitu Ratu Malang.

Atas dasar itu Sultan Amangkurat I dengan licik tega menangkap dan mengasingkan Panembahan Ratu II, Panembahan Ratu II kemudian diasingkan di sebuah rumah yang berada di komplek Keraton Kertasura. Tepat setahun diasingkan di komplek Keraton Kertasura Pada tahun 1667 Panembahan Ratu II akhirnya wafat. Beliau dimakamkan di bukit Girilaya. Selama kekosongan pemerintahan karena Panembahan Ratu II diasingkan, Mataram mengambil alih kekuasaan atas Kesultanan dengan menempatkan Tumenggung Martadipa.

Pengambilalihan kekuasaan sepihak atas Cirebon menggunakan cara yang licik oleh Kerajaan Mataram memancing amarah dari penguasa Banten ketika itu Sultan Ageng Tirtayasa. Sultan Ageng Tirtayasa sangat marah terhadap perlakuan Raja Mataram, Sultan Amangkurat I pada Panembahan RatuII yang dianggap telah mengkhianati menantunya sendiri. Kemudian Sultan Agung Tirtayasa mengajak para pejuang Madura pengikut Trunajaya buat menyerang Keraton Cirebon yang saat itu dikuasai sang Mataram buat membebaskan putra Panembahan Ratu II. Setelah pembebasan itu terjadi, Tumenggung Martadipa diusir keluar berdasarkan Keraton Cirebon. Putera Panembahan Ratu II yang bernama Wangsekerta yang masih berada pada Cirebon lalu diamankan ke Banten mengingat masih terbukanya peluang buat Mataram melancarkan serangan balasan. Sedangkan kedua putera Panembahan Ratu II yang diasingkan selama sepuluh tahun akhirnya dibebaskan berdasarkan Mataram.

Setelah kebebasan yang didapatkan para putra Panembahan Ratu II, mereka dibawa ke Banten guna bertemu oleh Sultan Ageng Tirtayasa. Sultan Ageng Tirtayasa kemudian menetapkan mereka menjadi penguasa Cirebon dengan pembagian bahwa Pangeran Martawijaya sebagai Sultan Sepuh sedangkan Pangeran Kartawijaya sebagai Sultan Anom. Mulai saat itulah kesultanan Cirebon terpecah. Pecahnya Kesultanan menjadi penanda runtuhnya kesultanan Cirebon. Masalah pecahnya Kesultanan Cirebon juga diperkeruh dengan adanya politik adu domba yang dilakukan oleh VOC dengan membuat perjanjian pada 7 Januari 1681 dimana isinya mengakui kebangsaan ketiga raja di Cirebon.

Sumber: Ensiklopedia Kerajaan Islam pada Indonesia sang Binuko Amarseto

Bourbon

Thursday, October 8, 2020

Sejarah Berdirinya Kerajaan Tidore

Tidore merupakan salah satu pulau kecil yang terdapat di gugusan kepulauan Maluku Utara, yang lokasi persisnya berada di sebelah barat pantai pulau Halmahera. Sebelum Islam datang ke bumi Nusantara, pulau Tidore dikenal dengan nama Limau Duko atau Kie Duko yang berarti “pulau yang bergunung api.” Penamaan ini disesuaikan dengan kondisi topograi pulau Tidore yang memiliki gunung api—bahkan merupakan gunung tertinggi di gugusan kepulauan Maluku—yang oleh penduduk asli, gunung tersebut mereka namakan gunung Kie Marijang. Saat ini, gunung Marijang sudah tidak aktif lagi. Sedangkan untuk nama Tidore sendiri berasal dari gabungan dari tiga rangkaian kata bahasa Tidore, yaitu : To ado re (aku telah sampai).

Disebabkan karena letak geograisnya yang berada di antara pulau Sulawesi dan pulau Irian jaya, Kerajaan Tidore menjadi salah satu kerajaan besar yang berada di kepulauan Maluku sekaligus memiliki posisi yang sangat strategis dan penting dalam dunia perdagangan masa itu. Ditambah lagi bahwa kepulauan Maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar sehingga di juluki sebagai “The Spicy Island.”

Pada saat itu, rempah-rempah menjadi komoditas utama dalam dunia perdagangan, sehingga setiap pedagang maupun bangsa-bangsa yang datang dan bertujuan ke sana akan melewati rute perdagangan tersebut. Para pedagang dari Arab dan India yang beragama Islam dan berperan dalam perdagangan internasional juga banyak yang berdagang dan menetap disana. Berwal dari situ, syiar agama Islam akhirnya sampai dan meluas di Maluku, seperti Ambon, Ternate, dan Tidore. Agama Islam yang masuk ke Kerajaan Tidore dibawa oleh Ciriliati, Raja Tidore yang kesembilan. Ciriliati atau Sultan Jamaluddin bersedia masuk Islam berkat dakwah Syekh Mansur dari Arab. Keadaan seperti ini, telah mempengaruhi aspek-aspek kehidupan masyarakatnya, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Kesultanan Tidore merupakan satu dari empat kerajaan besar yang berada di Maluku, tiga lainnya adalah Ternate, Jaijolo dan Bacan. Dari keempatnya, hanya Tidore dan Ternate-lah yang memiliki ketahanan politik, ekonomi dan militer. Keduanya pun bersifat ekspansionis, di mana Ternate menguasai wilayah barat Maluku sedangkan Tidore mengarah ke timur yang wilayahnya meliputi Halmahera Tengah, Halmahera Timur, Maba, Patani, Seram Timur, Rarakit, Werinamatu, Ulisiwa, Kepulauan Raja Empat, Papua daratan dan sekitarnya. Sejak awal berdirinya hingga raja yang ke-4, letak pusat kerajaan Tidore belum bisa dipastikan berada di kota mana. Baru pada era Jou Kolano Balibunga, beberapa informasi mengenai pusat kerajaan Tidore mulai sedikit terkuak meski masih dalam perdebatan. Tempat yang menjadi pusat pemerintahan terdahulu Kerajaan Tidore tersebut adalah Balibunga. Namun para pemerhati sejarah berbeda pendapat dalam menentukan di mana sebenarnya letak Balibunga ini. Ada yang mengatakannya di Utara Tidore dan ada pula yang mengatakannya di daerah pedalaman Tidore selatan.

Pada tahun 1495 M, saat Kerjaan Tidore dipimpin oleh Sultan Ciriliati, letak pusat kerajaan berada di Gam Tina dan ketika Sultan Mansyur naik tahta pada tahun 1512 M, pusat kerajaan dipindahkan dengan mendirikan perkampungan baru di Rum Tidore Utara. Perpindahan posisi ibu kota baru ini berdekatan langsung dengan kerajaan Ternate dan hanya diapit oleh Tanjung Mafugogo dan pulau Maitara. Dengan keadaan laut yang indah dan tenang serta dekat dengan Kerajaan Ternate yang juga merupakan salah satu kerajaan besar, akhirnya lokasi ibukota yang baru ini cepat berkembang dan menjadi pelabuhan yang ramai.

Dalam sejarah kerajaan Tidore, tercatat telah terjadi beberapa kali perpindahan ibukota karena karena yg beraneka ragam. Tahun 1600 M misalnya, ibukota dipindahkan sang Sultan ke 17 kerajaan Tidore yaitu Mole Majimu (Ala ud-din Syah) dari Rum ke Toloa di selatan Tidore. Perpindahan ini disebabkan karena meruncingnya interaksi menggunakan Ternate, sementara posisi ibukota sangat dekat, sehingga sangat rawan mendapat serangan. Pendapat lain menambahkan bahwa, perpindahan didorong oleh keinginan buat berdakwah membina komunitas Kolano Toma Banga yg masih menjadi animis agar memeluk Islam. Perpindahan bunda kota yg terakhir adalah ke Limau Timore di masa Sultan ke 33 yaitu Sultan Saif ud-din (1857 ? 1865). Limau Timore ini kemudian berganti nama sebagai Soa-Sio sampai saat ini.

Selain Kerajaan Ternate, Kerajaan Tidore juga merupakan salah satu Kerajaan besar di jazirah Maluku Utara yang berhasil mengembangkan kekuasaannya terutama ke wilayah selatan pulau Halmahera dan kawasan Papua bagian barat. Sejak 600 tahun yang lalu Kerajaan ini sudah mempunyai hubungan kekuasaan hingga sampai ke Irian Barat (Pesisir Tanah Papua). Waktu itu, yang memegang kendali kekuasaan pemerintahan di Kerajaan Tidore adalah Sultan Mansyur, Sultan Tidore yang ke 12.

Menurut (almarhum) Sultan Zainal Abidin ?Alting? Syah (Sultan Tidore yg ke 36) yang dinobatkan pada Tidore pada 27 Februari 1947 / 26 Rabiulawal 1366 H, bahwa Kerajaan Tidore terdiri menurut 2 bagian, yaitu:

1. Nyili Gam

a. Yade Soa-Sio se Sangadji se Gimelaha

b. Nyili Gamtumdi

c. Nyili Gamtufkange

d. Nyili Lofo-Lofo

dua. Nyili Papua (Nyili Gulu-Gulu)

a. Kolano Ngaruha (Raja Ampat)

b. Papua Gam Sio

c. Mavor Soa Raha

Disebutkan dalam catatan beliau, bahwa bukan Irian Barat melainkan Papua. Kerajaan Tidore juga pernah menaklukkan pulau-pulau di sekitarnya seperti pulau Gebe, pulau Patani, Kepulauan Kei, Kepulauan Tanimbar, Sorong, Gorong, Maba, Weda dan Papua. Ketika Sultan Mansyur yang merupakan Sultan Tidore pernah mengadakan expedisi sampai ke pulau Halmahera bagian selatan sampai di “Papua” dan pulau-pulau sekitarnya dicatat dalam sebuah sejarah dengan menggunakan bahasa Tidore. Yang kurang lebih seperti ini.

Madero toma jaman yuke ia gena e jaman “Jou Kolano Mansyur” Jou Lamo yangu moju giraa2 maga i tigee Jou Kolano una Mantri una moi2 lantas wocatu idin te ona: Ni Kolano Jou Ngori ri nyinga magaro ngori totiya gam enareni, tiya Mantri moi2 yo holila se yojaga toma aman se dame madoya.

Ngori totagi tosari daerah ngone majoma lantaran wilayah ngone enareni yokene foli, kembolau gira toma ketika enarige ona jou Mantri moi-moi yo marimoi idin enarige, lantas Jou Kolano una rigee wotagi wopane oti isa toma Haleyora (Halmahera) wodae toma rimoi maronga Sisimaake wouci kagee lalu wotagi ine toma Akelamo lantas kagee wotomake jarita yowaje coba Jou Kolano mau hoda ngolo madomong kataa, gena e lebe laha Jou Kolano nowako koliho mote toma lolinga madomong kataa, gena e lebe laha Jou Kolano nowako koliho mote toma lolinga lantaran kagee seba foloi.

Lantas gaitigee Jou Kolano wowako sewolololi ino toma lolinga majiko wotagi beliau toma Bobaneigo lantas gaitigee womaku tomake se Jou Kolano Ternate, ?Jou Kolano Komala? Gira Jou Kolano ona ngamalofo rigee yo maku yamu rai se yo maku sawera sewowaje, Jou Kolano Ternate tagi turus dia toma Kao, Jou Kolano Tidore woterus toma Lolobata, Bicoli, Maba se Patani.

Lantas kagee Jou Kolano wolahi Kapita2 kagee toma Maba, Buli, Bicoli se Patani ona yomote una terus toma Gebe la agar yohoda kiye mega yoru-ruru, yo bapo ino uwa, toma Gebe madulu se I ronga ?Papua?.

Gira2 tigee ona Kapita moi2 yomote Jou Kolano ine toma Gebe lalu turus toma Salawati, Waigeo, Waigama, Misowol (Misol), terus ine toma Papua Gam Sio, se Mavor Soa-Raha. Raisi karehe Jou Kolano se ona Kapita ona rigee yowako rora tulu toma Salawati, wotia Kapita hamoi se woangkat una wodadi Kolano kagee, hamoi yali toma Waigeo, hamoi yali toma Waigama, se hamoi yali toma Masowol (Misol). Kapita-kapita ngaruha onarigee Jou Kolano woangkat ona yodai Kolano teuna ipai maalu gena e mangale Kolano Ona Ngaruha rigee ngapala Kapita Patani, ona ngaruha yoparentah yodo toma Papua Gam Sio se Mavor Soa Raha?.

Yang jika diterjemahan memiliki arti menjadi berikut :

“Bahwa pada masa dahulu kala, masa kekuasaan Sultan Tidore yang bernama “Mansyur“, dimana daerah kekuasaannya belum/tidak luas, maka beliau berikir, bahwa wilayah Kerajaan di Tidore pada masa itu memang terlalu kecil yakni hanya di pulau Tidore. Beliau menetapkan untuk keluar mencari daerah tambahan. Para Menteri beliau berhadap dan titah beliau, bahwa atas maunya sendiri bertolak nanti dari Tidore untuk maksud yang utama dan kepada Menteri2 beliau tinggalkan kerajaannya untuk dijalankan oleh para Menteri, menjaga agar supaya berada aman dan damai. Menteri bersatu dan menerima baik yang dititahkan.

Lalu dengan sebuah bahtera biduk beliau bersama beberapa pengawal dan pengikutnya bertolak berdasarkan pulau Tidore ke Halmahera tengah dan selatan, tiba dalam sebuah loka namanya Sismaake. Di sana Beliau turun dan berjalan kaki ke Akelamo. Di Akelamo beliau menerima kabar/ceritera dan mendapat saran dari orang di Akelamo, ucapnya apabila dia hendak melihat lautan sebelah (lautan pada teluk Kao Halmahera), maka sebaiknya dia melewati jalan di Dodinga, lantaran pada Dodinga sangat dekat dengan lautan sebelah. Sri Sultan Mansyur pulang dari Akelamo menuju Dodinga dan berdasarkan Dodinga berjalan kaki ke Bobaneigo.

Di Bobaneigo Sultan Ternate yang ke XVI bertemu dengan Sri Sultan Ternate Bernama ?Komala?, Kedua Sultan tadi lalu saling bertanya & akhirnya menyepakati buat membagi pulau Halmahera sebagai dua daerah kekuasaannya, dari Dodinga ke utara menjadi kekuasaan menurut Sultan Ternate sedangkan daerah menurut Dodinga ke selatan Sultan Tidore yang menjadi penguasanya.

Pembagian kekuasaan di Halmahera ini menjadikan pulau Halmahera tepatnya di daerah Dodinga menjadi batas wilayah kultur antara kedua Kerajaan ini, bahkan masih bias dilihat dan ditemui sampai sekarang bakas pembagian tersebut, bahkan pembagian daerah dengan cara pembagian yang seperti Sultan Ternate dan Tidore lakukan sampai saat ini dijadikan dasar oleh Pemerintah untuk menetapkan batas wilayah Kabupaten sejak jaman Indonesia merdeka.

Kemudian pada bepergian selanjutnya Sultan Mansyur berkelana menuju kedaerah Lolobata, Bicoli, Maba, Buli dan Pulau Patani. Di sana Sultan Mansyur minta supaya Kapitan-kapitan berdasarkan Maba, Buli, Bicoli & Patani turut dengan dia ke pulau Gebe buat mempelajari pulau-pulau apa yang terapung pada belakang pulau Gebe, dalam pengamatan Sultan Mansyur terlihat antara pulau yg satu dengan lain tidak berdekatan. Dalam hal ini yang dimaksudkan sang Sultan Mansyur ketika itu merupakan pulau ?Papua?.

Kapitan-kapitan yang diajak oleh Sultan Mansyur tersebut akhirnya turut dengan beliau ke Gebe, terus berlanjut ke Salawati, Waigeo, Waigama, Misowol hingga pada daerah yang disebut sebagai Papua Gam Sio (Negeri Sembilan di tanah Papua) dan Mavor Soa Raha Empat Soa/ Klan di Mavor). Sesudah berhasil sampai di pulau Papua tersebut Sultan Mansyur dan Kapitan-kapitannyanya kembali, singgah di Salawati, Waigeo, Waigama dan Misowol, dan disana Sultan Mansyur mengangkat keempat kapitan tadi menjadi Raja setempat yang bergelar seperti dirinya (Kolano), mereka berempat disebut sebagai “Raja Empat” sebuah raja yang masih dibawah naungan payung kekuasaan Sultan Mansyur Raja dari kerajaan Tidore yang mengangkat mereka menjadi raja, dengan pengertian tersebut, dikpahami bahwa mereka berempat menjadi Raja tetapi masih tunduk dan harus mendengar perintah dari Sultan Tidore. Kekuasaan ke-empat Raja itu sampai di daerah yang disekitarnya yang kemudian disebut Papua Gam Sio dan dearah Mavor Soa-Raha”.

Tetapi sumber/ referensi tentang pengangkatan raja empat jika dikaji lebih jauh menggunakan menggunakan Analisa Historiograi, maka masih terdapat beberapa kelemahan, diantaranya :

1. Tidak dijelaskan tahun berapa atau kurun waktunya kapan berdasarkan peristiwa yg diuraikan dalam sumber ini.

2. Tokoh sentral yg dijelaskan dalam asal ini merupakan ?Sultan Mansyur?, namun pada cerita ini Sultan Mansyur yg mana? Lantaran dalam silsilah kerajaan Tidore terdapat empat Sultan yang menggunakan nama Mansyur.

Terlepas dari itu semua, sejarah telah mencatat bahwa beberapa wilayah diluar pulau Tidore, mulai menurut Papua barat sampai pulau-pulau di selatan Pasiik pernah menjadi bagian dalam historis kerajaan Tidore.

Berikut ini merupakan nama-nama Kolano / Sultan kerajaan Tidore yg diurutkan menurut tahun berkuasa pada pemerintahannya, penyusunan ini didasarkan menurut beberapa asal baik lokal maupun sumber asing yang menjadi surat keterangan kajian kerajaan Tidore,

Dan silsilahhnya merupakan sebagai berikut :

1. (??? ? ???) Kolano Sah Jati

2. (??? ? ???) Kolano Bosamuangi

tiga. (??? ? ???) Kolano Subu

4. (??? ? ???) Kolano Balibunga

lima. (??? ? ???) Kolano Duku Madoya

6. (1317 ? ???) Kolano Kie Matiti

7. (??? ? ???) Kolano Sele

8. (??? ? ???) Kolano Metagena

9. (1334 ? 1372) Kolano Nur ud-din

10. (1373 ? ???) Kolano Hasan Syah

11. (1495 ? 1512) Sultan Ciriliati alias Jamal ud-din

12. (1512 ? 1526) Sultan Mansyur

13. (1529 ? 1547) Sultan Amir ud-din Iskandar Zulkarnain

14. (1547 ? 1569) Sultan Kie Mansyur

15. (1569 ? 1586) Sultan Miri Tadu Iskandar Sani Amir ulMuzlimi, kawin dengan Boki Randan Gagalo, seseorang puteri berdasarkan Sultan Babu?Llah Datu Syah ibni Sultan Khair ul-Jamil.

16. (1586 – 1599) Sultan Gapi Maguna alias Sultan Zainal Abidin Siraj ud-din alias Kaicil Siraj ul-Arain, yang kawin dengan Boki Filola pada tahun 1585 seorang puteri dari sultan Ternate Sultan Said ud-din Barakat Syah ibni al-Marhum Sultan Babullah Datu Syah.

17. (1599 ? 1626) Sultan Mole Majimu alias Molemgini Jamal ud-din alias ?Ala ud-din Syah

18. (1626 ? 1633) Sultan Ngora Malamo alias Sultan ?Ala uddin ibni Sultan Jamal ud-din

19. (1633 ? 1653) Sultan Gorontalo alias Kaicil Sehe

20. (1653 ? 1657) Sultan Magiau alias Sultan Said ud-din ibni Sultan ?Ala ud-din alias Kaicil Saidi 21. (1657 ? 1689) Sultan Syaif ud-din alias Kaicili Goloino

22. (1689 ? 1700) Sultan Hamzah Fakhr ud-din ibni alMarhum Sultan Syaif ud-din

23. (1700 ? 1708) Sultan Abul Falal al-Mansyur

24. (1708 ? 1728) Sultan Hasan ud-din

25. (1728 ? 1756) Sultan Amir Muhid-din Bi-fallil-ajij alias Kaicil Bisalalihi

26. (1756 ? 1780) Sultan Jamal ud-din

27. (1780 ? 1784) Sultan Patra Alam

28. (1784 ? 1797) Sultan Kamal ud-din

29. (1797 ? 1805) Sultan Nuku alias Sultan Said-ul Jehad Muhammad al-Mabus Amir ud-din Syah alias Kaicil Paparangan alias Jou Barakati

30. (1805 ? 1810) Sultan Mohammad Zain al-Abidin

31. (1810 ? 1822) Sultan Mohammad Tahir (Wafat : 17 November 1821)

32. (1822 ? 1856) Sultan Akhmad-ul Mansyur (Dinobatkan 19 April 1822, wafat 11 Juli 1856)

33. (1857 ? 1865) Sultan Akhmad Sai ud-din alias Khalifat ulMukarram Sayid-din Kaulaini ila Jaabatil Tidore alias Jou Kota (Dinobatkan April 1857)

34. (1867 ? 1894) Sultan Johar Alam (Dinobatkan Agustus 1867)

35. (1894 ? 1905) Sultan Akhmad Kawi ud-din Alting alias Kaicil Syahjoan, (Dinobatkan Juli 1849) Pada masa ini Keraton Tidore dibumihanguskan sebagai perilaku protes terhadap kebijakan pihak Belanda yang merugikan Tidore).

36. (1947 ? ??.) Sultan Zain al-Abidin ?Alting? Syah (Dinobatkan di Tidore pada tgl. 27 Perbruari 1947, bertepatan dengan tgl. 26 Rabiulawal 1366-H).

37. (Sekarang) Sultan Djafar ?Dano Yunus? Syah, (Dinobatkan ????- sampai sekarang).

Sumber: Ensiklopedia Kerajaan Islam oleh Binuko Amarseto

Bourbon

Wednesday, October 7, 2020

Masuknya Bangsa Eropa ke Kerajaan Tidore

Sultan ke 2 Tidore yaitu Almansur yang naik takhta dalam tahun 1512 lalu beliau menetapkan Mareku sebagai sentra pemerintahan. Almansur merupakan Sultan yg pertama menerima kedatangan bangsa Spanyol di Tidore, Spanyol tiba di Tidore pada lepas 8 November 1521, turut dan dalam rombongan kapal armada Magellan, Pigafetta, seseorang etnolog & sejarawan Italia. Kedatangan Spanyol ke Tidore adalah untuk mengajak kerajaan Tidore beraliansi secara strategis sebagai jawaban atas aliansi yg dibangun sang Ternate & Portugis sebemnya.

Untuk mendukung kemajuan perdagangan di Tidore dengan tangan terbuka, ditambah lagi melihat kerajaan Ternate yang terlebih dahulu bekerja sama dengan Bangsa Portugis maka tidak ada kecurigaan sama sekali akan adanya tindakan jelek menurut bangsa Spanyol menyebabkan Sultan Almansur memberikan tempat spesial bagi Spanyol untuk melakukan perdagangan pada Tidore. Waktu awal datang bangsa Spanyol menukar sepotong kain merah menggunakan cengkih satu bahar (550 pon), 50 pasang gunting dengan satu bokor cengkih, 3 butir gong menggunakan dua bokor cengkih. Dengan cepat cengkih di seluruh Tidore ludes, sehingga memaksa sultan Almansur harus mencari remaph-rempah di tempat lain misalnya Moti, Makian dan Bacan. Demikianlah awal mula kerjasama antara Tidore & Spanyol, hubungan perdaganganpun semakin berkembang, nir hanya pada bidang perekonomian namun jua sampai bidang militer

Pada tahun 1524 mulai terjadi persaingan ekonomi berupa penguasaan wilayah perdagangan rempah-rempah antara pasukan kerajaan Ternate dan Tidore, saat itu pasukan gabungan Ternate dan Portugis yang berjumlah 600 orang menyerbu kerajaan Tidore dan berhasil masuk ke ibukota Mareku. Hal yang menarik adalah dalam penyerangan tersebut meskipun serangan gabungan antara Ternate dan Portugis berhasil mencapai ibukota Tidore, mereka tidak dapat menguasai Tidore sepenuhnya dan berhasil dipukul mundur beberapa waktu kemudian. Berselang dua tahun berikutnya pada tahun 1526 Sultan Almansur wafat tanpa meninggalkan pengganti. Kegagalan serangan dan perselisihan antara Ternate dengan bantuan dari Portugis dan Tidore dengan bantuan dari Spanyol berujung dilakukannya perjanjian Zaragosa antara Raja Portugis, John III dan Raja Spanyol, Charles V pada tahun 1529. Dengan isi bahwa Portugis harus mengganti imbalan sebesar 350.000 ducats pada Spanyol maka Charles V sebagai raja Spanyol kala itu bersedia melepaskan klaimnya atas Maluku, namun setelah disepakatinya perjanjian tersebut tidak serta merta membuat seluruh armada Spanyol keluar dari Maluku.

Putera bungsu Sultan Almansur, Amiruddin Iskandar Zulkarnaen, dilantik sebagai Sultan Tidore Pada tahun yang sama waktu Perjanjian Zaragosa disepakati, dengan dibantu sang Kaicil Rade seseorang bangsawan tinggi Kesultanan Tidore sebagai Mangkubumi. Dimasanya terjadi tribulasi, pada ketika Gubernur Portugis pada Ternate, Antonio Galvao, menetapkan buat kembali meyerang Tidore, hal ini tentunya menghianati perjanjian Zaragosa yg sudah disepakati oleh kedua raja Portugis juga Spanyol. Dalam penyerangan itu pasukan Portugis mendapatkan kemenangan atas Tidore dalam lepas 21 Desember 1536 & mengakibatkan Tidore harus menjual semua rempah-rempahnya pada Portugis menggunakan imbalan Portugis akan meninggalkan Tidore.

Sultan Amiruddin Iskandar Zulkarnaen wafat pada tahun 1547 dan digantikan oleh Sultan Saifuddin, dalam perjalanan tongkat estafet kesultanan berikutnya berturut-turut Kie Mansur, Iskandar Gani dan Gapi Baguna hingga tahun 1599. Pada era tersebut tidak terjadi sesuatu yang luar biasa di Kesultanan Tidore, kecuali pada tahun 1578 Portugis membangun Benteng “Dos Reis Mogos” di Tidore. Namun demikian benteng tersebut tidak mencampuri urusan internal kesultanan. Kejadian penting lainnya yang patut dicatat adalah terjadinya uniikasi kekuatan Portugis dan Spanyol di Maluku di bawah pimpinan Raja Spanyol pada tahun 1580. Sehingga demikian semua benteng Portugis dan Spanyol di seluruh kepulauan Maluku dapat digunakan oleh kedua belah pihak. Uniikasi ini sebenarnya didahului oleh kejadian sebelumnya pada tanggal 26 Desember 1575, yaitu Sultan Babullah, Sultan Ternate terbesar berhasil menaklukan benteng Portugis-Gamlamo di Ternate oleh. Menyerahnya Gubernur Portugis terakhir di Maluku, Nuno Pareira de Lacerda, menunjukkan berakhirnya kekuasaan Portugis di Nusantara. Kondisi yang lemah dan terdesak inilah yang mengakibatkan mau tidak mau armada perang Portugis harus membentuk persekutuan dengan Spanyol di kepulauan Maluku.

Pada tanggal 26 Maret 1606, Don Pedro da Cunha Gubernur Jenderal Spanyol di Manila, mulai membaca gerakgerik VOC-Belanda yang mencoba memperluas wilayah dagangnya hingga Maluku. Mulai merasa terancam dengan kehadiran armada dagang VOC-Belanda di Maluku, ditambah bahwa VOC-Belanda mulai menjalin kerjasama dengan Kesultanan Ternate untuk memperkuat posisinya dalam kancah perdagangan di Maluku maka Don Pedro da Cunha memimpin pasukan untuk menggempur Benteng Gamlamo tempat yang menjadi basis kekuatan VOC-Belanda di Ternate, penyerangan yang dilakukan Spanyol tentu saja dengan bantuan dari Tidore bekas kerajaan yang pernah menjadi aliansinya, pada waktu itu dipimpin oleh Sultan Mole Majimu kerajaan Tidore dengan senang hati membantu Spanyol dalam mengusir VOC-Belanda di Ternate. Spanyol berhasil menguasai Benteng Gamlamo di Ternate, tetapi tidak lama setelah itu VOC Belanda berhasil pula membuat benteng yang kemudian disebut sebagai “Fort Oranje” pada tahun 1607 di sebelah timur laut Benteng Gamlamo serta membangun garis demarkasi militer dengan Spanyol. Dan sebagai Gubernur Belanda pertama di Kepulauan Maluku diangkatlah Paulus van Carden.

Dalam tahun 1663 Gubernur Jenderal Spanyol yang berada Manila, Manrique de Lara, membutuhkan semua kekuatan untuk mempertahankan Manila berdasarkan agresi bajak bahari Cina, Coxeng. Secara mengejutkan Spanyol bahkan menarik seluruh kekuatannya menurut Ternate, Tidore dan Siau yang berada pada Sulawesi Utara ke Filipina. Gubernur Spanyol di Maluku, Don Francisco de Atienza Ibanez, Nampak juga meninggalkan kepulauan Maluku pada bulan Juni 1663. Maka berakhirlah kekuasaan Spanyol di Kepulauan Maluku. Ketika itu kerajaan Tidore diperintah oleh Sultan Tidore ke 12 yaitu Sultan Saifudin, Dengan tiadanya dukungan militer menurut Spanyol, otomatis kekuatan Tidore melemah dan akhirnya VOC-Belanda menjadi kekuatan militer terbesar satu-satunya di kepulauan yang kaya menggunakan rempah-rempah itu.

Menghindari kerusakan & kerugian yang lebih akbar pada akhirnya Sultan Saifudin melakukan perjanjian dengan Laksamana Speelman berdasarkan VOC-Belanda dalam tanggal 13 Maret 1667 yg mana isinya merupakan :

1. VOC mengakui hak-hak & kedaulatan Kesultanan Tidore atas Kepulauan Raja Empat & Papua daratan

dua. Kesultanan Tidore menaruh hak monopoli perdagangan rempah-rempah dalam wilayahnya kepada VOC.

Batavia kemudian mengeluarkan Ordinansi buat Tidore yg membatasi produksi cengkeh dan pala hanya dalam Kepulauan Banda dan Ambon. Di luar wilayah ini seluruh pohon rempah diperintahkan buat dibasmi. Pohon-pohon rempah yg ?Berlebih? Ditebang buat mengurangi produksi rempah hingga 1/4 menurut masa sebelum VOC-Belanda memegang kendali perdagangan atas Maluku.

Apa yang dilakukan oleh VOC-Belanda tersebut, yaitu memusnahkan atau eradikasi pohon-pohon cengkih di Kepulauan Maluku, disebut sebagai “Hongi Tochten”. “Hongi Tochten” dilakukan akibat banyaknya penyelundup yang memasarkan cengkih ke Eropa sehingga harga cengkih menjadi turun drastis. “Hongi Tochten” ini sebenarnya sudah pernah diterapkan pada Kesultanan Ternate pada tahun 1652 kemudian disusul oleh Tidore beberapa waktu berikutnya setelah Tidore mengakui kekuatan ekonomi-militer Belanda di Maluku. Dengan memberikan imbalan tertentu (recognitie penningen) pada kerajaan oleh VOC akibat operasi ini.

Kesultanan Tidore semakin melemah sepeninggal Sultan Saifudin. Banyaknya pertentangan dan pemberontakan di kalangan istana, dengan kondisi kerajaan yang lemah menyebabkan Belanda dengan begitu mudah mencaplok sebagian besar wilayah kerajaan Tidore. Puncak dari kekacauan ini terjadi hingga pemerintahan Sultan Kamaluddin (1784- 1797), dimana sejarawan mencatat bahwa Sultan Kamaluddin memiliki perangai yang kurang baik sehingga mengakibatkan terjadinya banyak kerusuhan baik diluar dan didalam istana. Namun demikian lambat laun situasi mulai berubah ketika Tidore memiliki Sultan Nuku, seorang Sultan yang akan menjadikan kerajaan Tidore bangkit dari keterpurukan dan menjadikan kerajaan Tidore menjadi kerajaan terbesar di Maluku.

Pada tahun 1780, Sultan Nuku menciptakan gebrakan dengan memproklamasikan dirinya sebagai Sultan dari kerajaan Tidore & menyatakan bahwa kesultanan-nya menjadi wilayah yg merdeka lepas menurut kekuasaan VOC-Belanda. Kesultanan Tidore yang dimaksudkan olehnya meliputi semua daerah Tidore yg utuh yaitu : Halmahera Tengah dan Timur, Makian, Kayoa, Kepulauan Raja Ampat, Papua Daratan, Seram Timur, Kepulauan Keing, Geser, Seram Laut, Kepulauan Garang, Watubela dan Tor.

Penghujung abad ke-18 dan permulaan abad ke-19 merupakan era keemasan Tidore di bawah Nuku. Setelah berjuang beberapa tahun, Sultan Nuku memperoleh kemenangan yang gemilang menggunakan berhasil membebaskan Kesultanan Tidore dari kekuasaan Belanda & mengembalikan pamornya. Pada titik ini bahkan kebesaran Sultan Nuku bisa dibandingkan menggunakan keagungan Sultan Babullah yang telah mengusir Portugis berdasarkan Ternate.

Kemenangan-kemenangan yang diraih Sultan Nuku atas VOC-Belanda juga tidak lepas dari kondisi politik yang terjadi di Eropa terlebih negeri Belanda. Pada tahun 1794, Napoleon Bonaparte menyerbu Belanda yang mengakibatkan Raja Willem V mengungsi ke Inggris. Selama menetap di Inggris, ia mengeluarkan instruksi ke seluruh Gubernur Jenderal daerah jajahannya agar menyerahkan daerahnya ke Inggris supaya tidak jatuh ke tangan Perancis. Tahun 1796, Inggris menduduki daerah-daerah yang dikuasai oleh Belanda. Ditambah dengan bubarnya VOC pada Desember 1799, maka hal ini semakin memperlemah kedudukan Belanda di Kepulauan Maluku dan hal inilah yang dimanfaatkan oleh Sultan Nuku untuk merebut kembali kekuasaan yang diambil oleh VOC-Belanda.

Pada tanggal 14 November 1805, akhirnya Tidore kehilangan seorang sultan yang pada masa hidupnya dikenal sebagai “Jou Barakati” atau di kalangan orang Inggris disapa dengan “Lord of Forrtune”. Wafatnya Sultan Nuku dalam usia 67 tahun tidak hanya membawa kesedihan bagi rakyat Malaku, tetapi juga memberikan kedukaan bagi rakyat Tobelo, Galela dan Lolada yang telah bergabung ke dalam barisan Nuku sejak awal perjuangannya.

Hal yang diingat oleh warga Malaku, Tobelo, Galela & Lolada mengenai Sultan Nuku merupakan sifatnya yg mempunyai kecerdasan & karisma yg kuat, Sultan Nuku juga terkenal akan keberanian dan kekuatan batinnya. Sultan Nuku-lah seseorang Sultan dari kerajaan Tidore yang berhasil mentransformasi masa lalu Maluku yang kelam ke dalam era baru yang didalamnya terdapat kemauan dan kemampuan buat bangkit & melepaskan diri dari segala bentuk keterikatan, ketidakbebasan dan penindasan.

Sumber: Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia sang Binuko Amarseto

Bourbon

Sunday, October 4, 2020

Masa Kejayaan Kerajaan Tidore

Kejayaan Kesultanan Tidore terjadi pada masa pemerintahan Sultan Nuku yang pada masa kekuasaannya antara tahun 1797 – 1805, Sultan Nuku memiliki nama lain seperti Sultan Said-ul Jehad Muhammad al-Mabus Amir ud-din Syah alias Kaicil Paparangan yang oleh kawula Tidore dikenal dengan sebutan Jou Barakati. Pada masa pemerintahanya wilayah Kerajaan Tidore mencakup kawasan yang cukup luas bahkan mencapai Tanah Papua di selatan samudra pasiik. Wilayah sekitar pulau Tidore yang menjadi bagian wilayahnya adalah Papua, gugusan pulau-pulau Raja Ampat dan pulau Seram Timur. Menurut beberapa tulisan di berbagai situs internet, dituliskan bahwa kekuasaan Tidore sampai ke beberapa kepulauan di pasiik selatan, diantaranya; Mikronesia, Melanesia, kepulauan Solomon, kepulauan Marianas, kepulauan Marshal, Ngulu, Fiji, Vanuatu dan kepulauan Kapita Gamrange. Disebutkan pula bahwa hingga hari ini beberapa pulau atau kota masih menggunakan identitas nama daerah dengan embelembel Nuku, antara lain; kepulauan Nuku Lae-lae, Nuku Alova, Nuku Fetau, Nuku Haifa, Nuku Maboro, Nuku Wange, Nuku Nau, Nuku Oro dan Nuku Nono.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas tidaklah mudah. Perlu penelitian tersendiri. Hal ini juga dibantah oleh salah satu Dosen Jurusan Sejarah Fakultas Sastera Universitas Khairun Ternate yang tidak mau menyebutkan namanya. Lebih lanjut dikatakan bahwa “agak mustahil” kekuasaan Sultan Nuku bisa sampai ke ke kawasan pasific.

Alasan bantahan terhadap hal ini didasarkan dalam argumennya bahwa :

1. Pasiik Selatan terlalu jauh dari Tidore.

2. Tidak adanya pengakuan dari penduduk setempat di Pasific Selatan bahwa mereka mempunyai kaitan sejarah dengan Sultan Nuku.

Tiga. Tidak ada bukti-bukti dan catatan tertulis mengenai kapan & bagaimana Sultan Nuku data ng dan memberi nama pulau-pulau tersebut.

4. Masyarakat Pasific Selatan waktu ini mayoritas beragama Kristen. Apabila memang kekuasaan Sultan Tidore telah sampai ke sana tentu terdapat jejak-jejak Islam ditemukan di sana.

Lima. Sultan Nuku hayati waktu penjajah Eropa telah berdatangan ke daerah Timur dan wilayah Pasific Selatan diduduki sang mereka.

6. Masa hidup Sultan Nuku lebih banyak dipakai buat berjuang melawan Belanda.

7. Adanya nama Nuku di depan nama kota atau loka pada sana bukanlah bukti yang bermakna bertenaga lantaran bisa saja kata ?Nuku? Pada sana memiliki arti yang berbeda.

Argumentasi ini sangat beralasan, karena nir ditemukan catatan sejarah tempat-loka dimaksud yg menjelaskan bahwa mereka memiliki kaitan sejarah menggunakan Kesultanan Tidore menggunakan Sultan Nuku-nya. Juga nir ditemukan jejakjejak hadirnya orang-orang Tidore di wilayah ini.

Walaupun demikian, terlepas berdasarkan ?Perdebatan? Permasalah an ini, fakta sejarah mencatat bahwa pada masa Sultan Nuku yg hanya berkuasa sekitar delapan tahun inilah, Kerajaan Tidore mencapai masa kegemilangan dan sebagai kerajaan besar yang daerahnya paling luas & disegani di seluruh tempat itu, termasuk sang kolonial Eropa.

Bourbon

Saturday, October 3, 2020

Sejarah Berdiri Kerajaan Ternate

Kata Ternate berasal dari tiga suku kata: Tara, No, dan Ate yang artinya “Turun ke bawah dan pikatlah”, bisa juga diartikan “(Turunlah dari dataran tinggi ke dataran rendah) atau (Dari Formadiyahi ke Limau Jore-Jore) untuk memikat para pendatang agar mau menetap di tempat negeri (pantai) ini”. Tara juga berarti Selatan yang mungkin dimaksudkan karena letak atau posisi kota Ternate berada di selatan pulau Ternate. Kota yang memiliki luas daratan sekitar 250,85 km2 dan luas lautan 5.547,55 km2 ini secara geograis berada pada posisi 0o-2o Lintang Utara dan 126o-128o Bujur Timur dengan semua wilayahnya berbatasan dengan laut (sebelah barat berbatasan dengan laut Malukusebelah timur berbatasan dengan selat Halmahera - sebelah utara berbatasan dengan laut Maluku - sebelah selatan berbatasan dengan laut Maluku).

Kota Ternate termasuk kota yang terhitung tua karena sudah berdiri sebelum abad pertengahan dan menjadi pusat peradaban Islam terbesar di Nusantara Timur pada zamannya. Kota ternate juga pernah mendapatkan julukan “Al Mullukiah” karena selain menjadi pusat peradaban Islam juga menjadi pusat pemerintahan dan pusat perdagangan.

Ternate pula dikenal sebagai kota pembuat rempahrempah. Para petani yg tinggal di daerah perbukitan menanam cengkih, pala, kayu cantik & kenari, sementara yang tinggal di daerah yg relatif rendah menanam kelapa. Adapun masyarakat yang bermukim dipinggir pantai sebagian besarnya berprofesi menjadi nelayan.

Ternate merupakan sebuah pulau gunung berapi seluas 40 km persegi yang terletak di Maluku Utara, Indonesia. Penduduk Ternate berasal dari Halmahera yang datang ke Ternate dalam suatu migrasi. Awalnya, ada empat kampung di Ternate, di mana masing-masing kampung dikepalai oleh seorang Kepala Marga (Momole). Lambat laun, empat kampung ini kemudian bergabung membentuk sebuah kerajaan yang kemudian diberi nama Ternate. Selain Kerajaan Ternate, di kawasan Maluku Utara juga ada kerajaan lain Tidore, Jailolo, Bacan, Obi dan Loloda.

Nama sebenarnya dari Kerajaan Ternate, yang merupakan salah satu dari 4 kerajaan Islam di Maluku, adalah Kerajaan Gapi, tapi kemudian berubah menjadi Kesultanan Ternate karena mengikuti nama ibu kotanya. Kesultanan atau Kerajaan Ternate didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada 1257 dan memainkan peran penting di kawasan timur Nusantara antara abad ke-13 hingga abad ke-17. Masa kejayaan Kesultanan Ternate terjadi pada paruh abad ke-16 berkat perdagangan rempah-rempah dan kekuatan militernya. Ketika itu, kekuasaan Kerajaan membentang mulai wilayah Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Timur, Sulawesi Tengah, bagian selatan kepulauan Filipina, hingga Kepulauan Marshall di pasifik.

Kerajaan Ternate pada mulanya bukan kesultanan yg menganut agama Islam. Ia merupakan kerajaan yg raja dan rakyatnya belum diketahui menggunakan kentara agama dan kepercayaannya. Mereka diasumsikan beragama animisme atau percaya kepada kekuatan-kekuatan ghaib, terutama gunung berapi Gamalama yang berada pada pulau Ternate. Hanya dapat dipastikan bahwa keluarga kerajaan Ternate resmi memeluk Islam pertengahan abad ke-15

Aktivitas perdagangan yang semakin ramai ditambah adanya ancaman yang sering datang dari para perompak yang mengganggu stabilitas perdagangan maka atas prakarsa Momole Guna pemimpin Tobona diadakan musyawarah untuk membentuk suatu organisasi yang lebih kuat dan mengangkat seorang pemimpin tunggal sebagai raja. Setelah Sultan atau Raja sebagai pemimpin tertinggi, ada jabatan Jogugu (perdana menteri) dan Fala Raha sebagai para penasihat. Fala Raha atau Empat Rumah, Empat Rumah adalah empat klan bangsawan yang menjadi tulang punggung kesultanan sebagai representasi para momole pada masa lalu, masing – masing Empat Rumah dikepalai seorang Kimalaha. Mereka antara lain ; Marasaoli, Tomagola, Tomaito dan Tamadi. Pejabat – pejabat tinggi kesultanan umumnya berasal dari ke empat klan ini. Bila seorang sultan tidak memiliki pewaris maka penerusnya dipilih dari salah satu klan ini. Selanjutnya ada jabatan – jabatan lain yaitu Bobato Nyagimoi se Tufkange (Dewan 18), Sabua Raha, Kapita Lau, Salahakan, Sangaji dll.

Tahun 1257 Momole Ciko pemimpin klan Sampalu terpilih & diangkat sebagai Kolano pada bahasa setempat yg berarti Raja Gapi pertama menggunakan gelar Baab Mashur Malamo (1257-1272). Kerajaan Gapi berpusat di kampung Ternate, yang pada perkembangan selanjutnya semakin akbar dan ramai kota Ternate pada perdagangan, lalu orang lebih suka mengungkapkan kerajaan Ternate daripada kerajaan Gapi.

Ada poly versi mengenai sejarah awal berdirinya kerajaan Ternate, baik pada bentu catatan juga yg asal menurut hikayat. Sebagaimana yg dicatat oleh Ariendonika, Francois Valentjin, seorang pendeta missionaris yg bertugas dalam masa penjajah Portugis pada Maluku, mengatakan bahwa sejarawan atau pencatat insiden pada awal zaman Maluku merupakan seorang muslim yang bernama Ridjali. Ridjali hidup dalam abad ke-17 di Ambon yg pada ketika itu berada pada bawah pemerintahan kolonialisme Portugis.

Dalam hikayat mitosnya, Ridjali mengisahkan bahwa asal mula berdirinya kerajaan Ternate diawali dengan sebuah cerita tentang seseorang yang bernama Guna. Pada suatu ketika dia ingin menyadap nira sagu untuk diminum dan menyegarkan badan layaknya minum bir pada saat ini. Di tengah-tengah menyadap nira, tanpa sengaja Ridjali menemukan lumpang emas. Karena penemuan yang tidak biasa itulah kemudian rakyat mengangkatnya sebagai penguasa di daerah pulau Ternate.

Di samping hikayat di atas, ada jua hikayat lain yang mengisahkan bahwa pendiri Kesultanan Ternate merupakan Ja?Far Shadiq yg nir lain adalah cucu Saiyida Ali r.A. Yg pulang merantau ke daerah Ternate buat melakukan dakwah & membuatkan agama Islam. Dari putra-putri Ja?Far inilah yang kelak akan menjadi sultan-sultan Islam pada Ternate. Putra yang tertua, Mashur Malamo, menjadi sultan di wilayah Ternate, ad interim adik-adiknya: Syahadaty sebagai sultan pada Tidore; Kaicil Buka sebagai sultan di Pulau Bacan & Darajati sebagai sultan pada wilayah Jailolo atau Halmahera kini . Di bawah pimpinan beberapa generasi penguasa berikutnya, Ternate yang awalnya hanya sebuah kerajaan yang berwilayahkan sebuah pulau mini akhirnya berkembang sebagai kerajaan yang berpengaruh & terbesar pada bagian timur Indonesia, khususnya Maluku.

Bourbon

Labels

1450LMT 15Item 44S3g 4Touch 5 Artis Cantik Tanpa Make Up 5Inch 80120160 Abad Pertengahan About Accessory Acoustics Adapter Adaptor Africa Agama Agar Kulit janin Sehat Agar Kulit putih Sehat Alami Agar Kulit rambut Sehat Agar Kulit Sehat tidak kering Agar Kulit wajah Sehat Alami Agraris AmazonBasics apa nama Obat Pemutih Ketiak Apple armband Artis india Cantik Tanpa Make Up Assistance Backup Bagaimana Putihkan Ketiak balai keSehatan Kulit dan kelamin makassar balai keSehatan Kulit kelamin dan kosmetika makassar Bargaincell Battery Beasiswa Beauty Sleep eye covers bedak sejuk Putihkan Ketiak Being berita Black Blackberry BlackBlack blades Body and SkinCare Built Bundle Buying cable Cable Cantik Alami Tanpa Make Up Cantik Asli Tanpa Make Up Cantik Tanpa Make Up Cantik Tanpa Makeup Canvas Cara Alami Memutihkan Ketiak Cara ampuh Memutihkan Ketiak Secara Alami Cara Cepat Putihkan Ketiak Hitam Cara Cepat Putihkan Kulit Ketiak Cara Kulit Sehat putih Alami Cara Membuat Kulit jadi Sehat Cara mempertahankan Kulit Agar tetap Sehat dan Cantik Cara Memutihkan baDan Dengan Baking Soda Cara Memutihkan celah Ketiak Cara Memutihkan Ketiak Cara Memutihkan Ketiak anak Cara Memutihkan Ketiak bekas dicukur Cara Memutihkan Ketiak dalam waktu 7 hari Cara Memutihkan Ketiak dalam waktu Cepat Cara Memutihkan Ketiak Dan menghilangkan rambut Ketiak Secara Alami Cara Memutihkan Ketiak Dan merontokkan rambut Ketiak Cara Memutihkan Ketiak Dan selakangan Dengan Baking Soda Cara Memutihkan Ketiak Dan Selangkangan Menggunakan jeruk nipis Cara Memutihkan Ketiak Dan Selangkangan Secara Alami Cara Memutihkan Ketiak Dengan Berkesan Cara Memutihkan Ketiak Dengan efektif Cara Memutihkan Ketiak Dengan gula pasir Cara Memutihkan Ketiak Dengan lemon Dan gula Cara Memutihkan Ketiak Dengan lidah buaya Cara Memutihkan Ketiak Dengan minyak zaitun Cara Memutihkan Ketiak Dengan timun Cara Memutihkan Ketiak dg Baking Soda Cara Memutihkan Ketiak dgn odol Cara Memutihkan Ketiak female daily Cara Memutihkan Ketiak Menggunakan Soda kue Cara Memutihkan Ketiak pakai bahan dapur Cara Memutihkan Ketiak pake jeruk nipis Cara Memutihkan Ketiak pake timun Cara Memutihkan Ketiak Secara Alami Dan permanen Cara Memutihkan Ketiak Secara Alami Dengan lemon Cara Memutihkan Ketiak untuk pria Cara Memutihkan Ketiak yang Hitam Dan bau Cara Memutihkan Ketiak yang sering dicukur Cara Memutihkan Ketiak yg Hitam membandel Cara Memutihkan Ketiak yg Hitam Secara Alami Dan Cepat Cara Memutihkan Kulit baDan Dengan Baking Soda Cara Memutihkan Kulit celah Peha Cara Memutihkan Kulit Ketiak Dan Selangkangan Secara Alami Cara Memutihkan Kulit Ketiak Dengan bahan Alami Cara Memutihkan Kulit Ketiak Dengan Baking Soda Cara Memutihkan Kulit Ketiak Tradisional Cara Memutihkan Kulit leher Dengan Baking Soda Cara memutihkan Kulit seCara Sehat dan Alami Cara Memutihkan Kulit Selangkangan Dengan Baking Soda Cara mendapatkan Kulit Cantik seCara Alami Cara mendapatkan Kulit Sehat Alami Cara menjaga keSehatan Kulit Agar terhindar dari gangguan ekskresi Cara menjaga keSehatan Kulit badan Cara menjaga keSehatan Kulit remaja Cara Merawat Kulit wajah ibu hamil Cara Merawat Kulit wajah laki2 Cara Merawat Kulit wajah normal Cara Merawat Kulit wajah orang Korea Cara Merawat Kulit wajah remaja seCara Alami Cara Mudah Memutihkan Ketiak Secara Alami Cara Perawatan Kulit wajah normal Cara Putihkan bulu Ketiak Cara Putihkan Ketiak Cara Putihkan Ketiak Alami Cara Putihkan Ketiak Dengan Alami Cara Putihkan Ketiak Dengan bahan Alami Cara Putihkan Ketiak Dengan Baking Soda Cara Putihkan Ketiak Dengan Cepat Cara Putihkan Ketiak Dengan kunyit Cara Putihkan Ketiak Dengan ubat gigi Cara Putihkan Ketiak yang Berkesan Cara Putihkan muka Dengan Baking Soda Cara Putihkan Selangkangan yang Hitam Cara Tradisional untuk Memutihkan Ketiak yang Hitam Cara untuk Memutihkan Ketiak Hitam Cara untuk Putihkan Ketiak cari Obat Pemutih Ketiak Carrying cek keSehatan Kulit Cerpen Certified Challenges Charge Charger Charging ChargingSync Child Children ciri Kulit Sehat Alami ciri-ciri Kulit Sehat dan Cantik ciri2 Kulit yg Sehat Class classic Classic Clear ClearSolid CLRCHR22BLK cnn Collection College Color compatible Compatible Connector Consequences Cover Cradle cream keSehatan Kulit cream Memutihkan Ketiak Dan Selangkangan Crime Crystal Cyber DandyCase Dating: Demokrasi Liberal Design desktop Different Digital Disney Display Docking Doing Earphone Earphones ebook keSehatan Kulit Effect Effective Effects eForCity Emotional EMPIRE Enrolled Ethnic External Facts fakta Kulit Sehat family Feet10 Film Financial FireMotorola fixed Flexi Flyer Foto Frequency Galaxy gambar keSehatan Kulit gambar Kulit Sehat Gameboy Garmin garnier Putihkan Ketiak Generation Generic gizi keSehatan Kulit Government Grand Grants Griffin Guards Gummy HAFX1X HardShell harga Obat Pemutih Selangkangan hari Harrisburg headphone Headphone Headset Health Hewan Hilangkan Jerawat Hindu Budha Holder Hotsync Hybrid ilmu keSehatan Kulit dan rambut ilmu keSehatan Kulit wajah includes including indonesia InEar Info info keSehatan Kulit info keSehatan Kulit bayi Info Sejarah informasi keSehatan Kulit informasi keSehatan Kulit wajah ingin Putihkan Selangkangan Dan bokong ini inlcudes iphone iPhone Iphone iWatchz jamu keSehatan Kulit Jejak Sejarah juice keSehatan Kulit jurnal keSehatan Kulit wajah Kansas Kesehatan KeSehatan Kulit keSehatan Kulit Alami keSehatan Kulit berJerawat keSehatan Kulit bibir keSehatan Kulit dalam islam keSehatan Kulit dan kelamin keSehatan Kulit dengan buah keSehatan Kulit kering keSehatan Kulit pada anak keSehatan Kulit pdf keSehatan Kulit remaja keSehatan Kulit selangkangan keSehatan Kulit vitamin keSehatan Kulit wajah dan tubuh keSehatan Kulit wajah ppt keSehatan manfaat Kulit manggis keSehatan Merawat Kulit Kesultanan Indonesia Keyboard Kids) Kindle klinik keSehatan Kulit Kontemporer Kulit Agar Sehat Kulit badan Sehat Kulit Cantik Alami Kulit hitam lebih Sehat Kulit hitam Sehat Kulit kepala yang Sehat Kulit kurang Sehat Kulit muka Sehat Kulit payudara yang Sehat Kulit putih Sehat Alami Kulit putih Sehat kumpulan Tips Kulit Sehat Kulit Sehat Adalah Kulit Sehat ala Korea Kulit Sehat Alami Kulit Sehat awet muda Kulit Sehat bebas Jerawat Kulit Sehat bersinar Kulit Sehat cerah Alami Kulit Sehat dan Cantik Kulit Sehat dan indah dari redwin sorbolene Kulit Sehat dan kencang Kulit Sehat dan lembab Kulit Sehat dan mulus Kulit Sehat dan putih Kulit Sehat dan terawat Kulit Sehat dari dalam Kulit Sehat dengan minyak zaitun Kulit Sehat dengan pepaya Kulit Sehat jafra Kulit Sehat mulus Kulit Sehat putih Kulit Sehat seperti apa Kulit Sehat syahrini Kulit Sehat tanpa Jerawat Kulit Sehat tanpa kosmetik Kulit Sehat tanpa Make Up Kulit Sehat terawat Kulit Sehat vegetarian Kulit Sehatku Kulit Sehatku blogspot Kulit wajah Cantik Alami Kulit wajah Sehat Kulit wajah Sehat Alami Kulit wajah Sehat dan bersih Kulit wajah Sehat Pria Kulit wajah Sehat seperti apa Kulit wajah yang Sehat Kulit yang Sehat Kulit yg Sehat kumpulan Obat Tradisional Pemutih Selangkangan leather Leather lemon Putihkan Ketiak Lifetime MA002LLA Makanan keSehatan Kulit wajah Makanan untuk keSehatan Kulit tubuh Makanan untuk Kulit Sehat dan Cantik Manage Masa Kemerdekaan Masa Kolonial Masa Pendudukan Jepang Materi Sosiologi Meeting Memory Memutihkan Ketiak Dan Selangkangan Dengan Baking Soda Memutihkan Ketiak Dan Selangkangan Dengan Pasta Gigi Memutihkan Ketiak Dengan Cepat Dan Mudah Memutihkan Ketiak Dengan lemon Dan Baking Soda Memutihkan Ketiak Hitam Cepat Memutihkan Ketiak Hitam Dan kasar Memutihkan Ketiak Hitam Dengan bahan Alami Memutihkan Ketiak Hitam Secara Cepat Memutihkan Ketiak Menggunakan kentang Memutihkan Ketiak Secara Cepat Memutihkan Ketiak yang Hitam Dengan Cepat Memutihkan Kulit Ketiak Dengan minyak zaitun menjaga keSehatan Kulit bibir menjaga keSehatan Kulit menurut islam menjaga keSehatan Kulit wajah Pria menjaga Kulit Sehat seCara Alami Merawat keSehatan Kulit seCara Alami Merawat Kulit Sehat Alami Merawat Kulit wajah Agar cerah Merawat Kulit wajah ala Korea Merawat Kulit wajah berpori-pori besar Merawat Kulit wajah Cara Alami Merawat Kulit wajah dengan es batu Merawat Kulit wajah normal Merawat Kulit wajah seCara Alami Merawat Kulit wajah usia 30 tahun Meter Michigan microphone Microphone microSDHC MicroSDHC Militer Mingle Model MODEL models Mortgage Mount Movable Multifunctional Multitouch nama Obat Pemutih Selangkangan Nasionalisme Asia-Afrika Navigator Newest Nintendo nutrisi keSehatan Kulit Nylon Obat cina Pemutih Selangkangan Obat Pemutih Ketiak Obat Pemutih Ketiak Tradisional Obat Pemutih Ketiak yang Hitam Obat Pemutih Selangkangan Obat Pemutih Selangkangan Dan bokong Obat Pemutih Selangkangan Dengan Cepat Obat Pemutih Selangkangan Tradisional Obat Pemutih Selangkangan wanita Obat untuk Putihkan Selangkangan Offers olahraga Kulit Sehat Opini Orde Baru Orde Lama Other Packaging Panasonic Parenting Parenting: Parents pemutih Kulit yg Sehat pengalaman Memutihkan Ketiak Dengan jeruk nipis Pengantar Ilmu Sejarah Perang Dingin Perang Dunia I Perang Dunia II Perang Vietnam Perawatan Kulit Perawatan Kulit Cantik putih Alami Perawatan Kulit Cantik seCara Alami Perawatan Kulit muka di erha Perawatan Kulit muka laki-laki Perawatan Kulit muka mengelupas Perawatan Kulit n wajah Perawatan Kulit putih Sehat Perawatan Kulit Wajah Perawatan Kulit wajah Agar tetap lembab Perawatan Kulit wajah artis Perawatan Kulit wajah berflek hitam Perawatan Kulit wajah berJerawat dengan teknologi Perawatan Kulit wajah berminyak Perawatan Kulit wajah bopeng Perawatan Kulit wajah dengan es Perawatan Kulit wajah dengan jeruk Perawatan Kulit wajah dengan laser Perawatan Kulit wajah di bogor Perawatan Kulit wajah di jember Perawatan Kulit wajah di malam hari Perawatan Kulit wajah di medan Perawatan Kulit wajah estetika Perawatan Kulit wajah kering dan berJerawat Perawatan Kulit wajah kering sensitif Perawatan Kulit wajah komedo Perawatan Kulit wajah kota jakarta barat daerah khusus ibukota jakarta Perawatan Kulit wajah lbc Perawatan Kulit wajah menua Perawatan Kulit wajah murah Perawatan Kulit wajah mustika ratu Perawatan Kulit wajah orang jepang Perawatan Kulit wajah orang Korea Perawatan Kulit wajah revlon Perawatan Kulit wajah saat hamil Perawatan Kulit wajah Sehat Perawatan Kulit wajah sensitif Perawatan Kulit wajah sensitif dan kering Perawatan Kulit wajah setelah melahirkan Perawatan Kulit wajah terbaik di bandung Perawatan Kulit wajah terbaik di indonesia Perawatan Kulit wajah tidak bermasalah Perawatan Kulit wajah untuk Pria Perawatan Kulit wajah usia 35 Perawatan Kulit wajah wardah Perawatan Kulit wajah yang Alami Perawatan Kulit wajah yang baik Perawatan Kulit wajah yang kering Perawatan Kulit wajah yang sangat kering Perawatan Kulit wajah yang Sehat Perawatan Kulit wajah yang sensitif Pergerakan Nasional Perlawanan Imperialisme Phone pilpres Place Playback Playbook player Player Plight Politik Portable Pouch Power Prasejarah Prasejarah Indonesia Premium Previous Print produk keSehatan Kulit manggis produk Memutihkan Ketiak yang Hitam produk Pemutih Ketiak di malaysia produk Pemutih Ketiak paling ampuh produk Pemutih Selangkangan terbaik Programs Protector Protectors Psychological Puisi Purple Putihkan Ketiak Putihkan Ketiak Alami Putihkan Ketiak dalam seminggu Putihkan Ketiak Dan celah paha Putihkan Ketiak Dan Selangkangan Putihkan Ketiak Dengan bahan Alami Putihkan Ketiak Dengan Baking Soda Putihkan Ketiak Dengan Cepat Putihkan Ketiak Dengan garam Putihkan Ketiak Dengan jeruk nipis Putihkan Ketiak Dengan kapur Putihkan Ketiak Dengan kapur sirih Putihkan Ketiak Dengan kentang Putihkan Ketiak Dengan kunyit Putihkan Ketiak Dengan lidah buaya Putihkan Ketiak Dengan minyak zaitun Putihkan Ketiak Dengan Pasta Gigi Putihkan Ketiak Dengan Soda bikarbonat Putihkan Ketiak Dengan Soda kue Putihkan Ketiak Dengan susu cair Putihkan Ketiak guna tawas Putihkan Ketiak Hitam Putihkan Ketiak Secara Alami Putihkan Kulit Dengan Baking Soda Putihkan Kulit Ketiak Putihkan Selangkangan Putihkan Selangkangan Dengan jeruk nipis Putihkan Selangkangan Hitam Questions Quotes Cantik Tanpa Make Up rahasia Kulit Cantik Sehat rahasia Kulit Sehat Korea rahasia Kulit Sehat orang Korea Raising ramuan keSehatan Kulit Range Rapids Rates Reader Rechargeable Reformasi Regarding Relationships Relationships: Remote Renaissance Resep Kulit Sehat Resep Kulit Sehat Alami Resep Kulit Sehat dan Cantik Retail Revolusi Dunia Barat Revolusi Kemerdekaan Right RPHJE120K rubrik keSehatan Kulit Samsung Sandisk SanDisk SANOXY Sansa Sastra Scholarship Scholarships Screen Screensavers SDSDQ8192 Sejarah Amerika Sejarah diplomasi Sejarah Dunia sejarah ekonomi Sejarah Indonesia Sejarah Islam Sejarah Peradaban Kuno Self-Regulation Shape shuffle Shuffle silicone Silicone simmons Beauty Sleep natural crib mattress Single Singles slots Smartphones SnapOn solusi Kulit Sehat Sosial Budaya South SPARK Speaker Special Sponsored Stand Stereo Stitch Stitchway Strap Stress Stylus supaya Kulit kepala Sehat supaya Kulit Sehat suplemen Kulit Sehat Tablet tawas Putihkan Ketiak tentang keSehatan Kulit wajah Theories Tips Agar Kulit kepala Sehat Tips Agar Kulit Sehat Alami Tips keSehatan Kulit dengan lidah buaya Tips keSehatan Kulit remaja Tips Kulit Cantik seCara Alami Tips Kulit putih Cantik Alami Tips Kulit putih Sehat Alami Tips Kulit Sehat Alami Tips Kulit Sehat bersinar Tips Kulit Sehat cerah Tips Kulit Sehat cerah Alami Tips Kulit Sehat dan halus Tips Kulit Sehat seCara Alami Tips Kulit wajah Cantik Alami Tips Kulit wajah Sehat Tips Kulit wajah Sehat dan bersih Tips Kulit wajah Sehat dan Cantik Tips Putihkan Ketiak Hitam Tips Putihkan Ketiak Secara Alami Tokoh touch Touch Tours Traffic transmitter Transmitter Transparent Travel Traveling Truths UltraPower Understanding Universal Updates Vacation Velcro Version video Video Waterproof White WHITE WhiteGrey Wireless Works Wrist XtremeXplosivs yoga keSehatan Kulit Zebra