Kata Ternate berasal dari tiga suku kata: Tara, No, dan Ate yang artinya “Turun ke bawah dan pikatlah”, bisa juga diartikan “(Turunlah dari dataran tinggi ke dataran rendah) atau (Dari Formadiyahi ke Limau Jore-Jore) untuk memikat para pendatang agar mau menetap di tempat negeri (pantai) ini”. Tara juga berarti Selatan yang mungkin dimaksudkan karena letak atau posisi kota Ternate berada di selatan pulau Ternate. Kota yang memiliki luas daratan sekitar 250,85 km2 dan luas lautan 5.547,55 km2 ini secara geograis berada pada posisi 0o-2o Lintang Utara dan 126o-128o Bujur Timur dengan semua wilayahnya berbatasan dengan laut (sebelah barat berbatasan dengan laut Malukusebelah timur berbatasan dengan selat Halmahera - sebelah utara berbatasan dengan laut Maluku - sebelah selatan berbatasan dengan laut Maluku).
Kota Ternate termasuk kota yang terhitung tua karena sudah berdiri sebelum abad pertengahan dan menjadi pusat peradaban Islam terbesar di Nusantara Timur pada zamannya. Kota ternate juga pernah mendapatkan julukan “Al Mullukiah” karena selain menjadi pusat peradaban Islam juga menjadi pusat pemerintahan dan pusat perdagangan.
Ternate pula dikenal sebagai kota pembuat rempahrempah. Para petani yg tinggal di daerah perbukitan menanam cengkih, pala, kayu cantik & kenari, sementara yang tinggal di daerah yg relatif rendah menanam kelapa. Adapun masyarakat yang bermukim dipinggir pantai sebagian besarnya berprofesi menjadi nelayan.
Ternate merupakan sebuah pulau gunung berapi seluas 40 km persegi yang terletak di Maluku Utara, Indonesia. Penduduk Ternate berasal dari Halmahera yang datang ke Ternate dalam suatu migrasi. Awalnya, ada empat kampung di Ternate, di mana masing-masing kampung dikepalai oleh seorang Kepala Marga (Momole). Lambat laun, empat kampung ini kemudian bergabung membentuk sebuah kerajaan yang kemudian diberi nama Ternate. Selain Kerajaan Ternate, di kawasan Maluku Utara juga ada kerajaan lain Tidore, Jailolo, Bacan, Obi dan Loloda.
Nama sebenarnya dari Kerajaan Ternate, yang merupakan salah satu dari 4 kerajaan Islam di Maluku, adalah Kerajaan Gapi, tapi kemudian berubah menjadi Kesultanan Ternate karena mengikuti nama ibu kotanya. Kesultanan atau Kerajaan Ternate didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada 1257 dan memainkan peran penting di kawasan timur Nusantara antara abad ke-13 hingga abad ke-17. Masa kejayaan Kesultanan Ternate terjadi pada paruh abad ke-16 berkat perdagangan rempah-rempah dan kekuatan militernya. Ketika itu, kekuasaan Kerajaan membentang mulai wilayah Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Timur, Sulawesi Tengah, bagian selatan kepulauan Filipina, hingga Kepulauan Marshall di pasifik.
Kerajaan Ternate pada mulanya bukan kesultanan yg menganut agama Islam. Ia merupakan kerajaan yg raja dan rakyatnya belum diketahui menggunakan kentara agama dan kepercayaannya. Mereka diasumsikan beragama animisme atau percaya kepada kekuatan-kekuatan ghaib, terutama gunung berapi Gamalama yang berada pada pulau Ternate. Hanya dapat dipastikan bahwa keluarga kerajaan Ternate resmi memeluk Islam pertengahan abad ke-15
Aktivitas perdagangan yang semakin ramai ditambah adanya ancaman yang sering datang dari para perompak yang mengganggu stabilitas perdagangan maka atas prakarsa Momole Guna pemimpin Tobona diadakan musyawarah untuk membentuk suatu organisasi yang lebih kuat dan mengangkat seorang pemimpin tunggal sebagai raja. Setelah Sultan atau Raja sebagai pemimpin tertinggi, ada jabatan Jogugu (perdana menteri) dan Fala Raha sebagai para penasihat. Fala Raha atau Empat Rumah, Empat Rumah adalah empat klan bangsawan yang menjadi tulang punggung kesultanan sebagai representasi para momole pada masa lalu, masing – masing Empat Rumah dikepalai seorang Kimalaha. Mereka antara lain ; Marasaoli, Tomagola, Tomaito dan Tamadi. Pejabat – pejabat tinggi kesultanan umumnya berasal dari ke empat klan ini. Bila seorang sultan tidak memiliki pewaris maka penerusnya dipilih dari salah satu klan ini. Selanjutnya ada jabatan – jabatan lain yaitu Bobato Nyagimoi se Tufkange (Dewan 18), Sabua Raha, Kapita Lau, Salahakan, Sangaji dll.
Tahun 1257 Momole Ciko pemimpin klan Sampalu terpilih & diangkat sebagai Kolano pada bahasa setempat yg berarti Raja Gapi pertama menggunakan gelar Baab Mashur Malamo (1257-1272). Kerajaan Gapi berpusat di kampung Ternate, yang pada perkembangan selanjutnya semakin akbar dan ramai kota Ternate pada perdagangan, lalu orang lebih suka mengungkapkan kerajaan Ternate daripada kerajaan Gapi.
Ada poly versi mengenai sejarah awal berdirinya kerajaan Ternate, baik pada bentu catatan juga yg asal menurut hikayat. Sebagaimana yg dicatat oleh Ariendonika, Francois Valentjin, seorang pendeta missionaris yg bertugas dalam masa penjajah Portugis pada Maluku, mengatakan bahwa sejarawan atau pencatat insiden pada awal zaman Maluku merupakan seorang muslim yang bernama Ridjali. Ridjali hidup dalam abad ke-17 di Ambon yg pada ketika itu berada pada bawah pemerintahan kolonialisme Portugis.
Dalam hikayat mitosnya, Ridjali mengisahkan bahwa asal mula berdirinya kerajaan Ternate diawali dengan sebuah cerita tentang seseorang yang bernama Guna. Pada suatu ketika dia ingin menyadap nira sagu untuk diminum dan menyegarkan badan layaknya minum bir pada saat ini. Di tengah-tengah menyadap nira, tanpa sengaja Ridjali menemukan lumpang emas. Karena penemuan yang tidak biasa itulah kemudian rakyat mengangkatnya sebagai penguasa di daerah pulau Ternate.
Di samping hikayat di atas, ada jua hikayat lain yang mengisahkan bahwa pendiri Kesultanan Ternate merupakan Ja?Far Shadiq yg nir lain adalah cucu Saiyida Ali r.A. Yg pulang merantau ke daerah Ternate buat melakukan dakwah & membuatkan agama Islam. Dari putra-putri Ja?Far inilah yang kelak akan menjadi sultan-sultan Islam pada Ternate. Putra yang tertua, Mashur Malamo, menjadi sultan di wilayah Ternate, ad interim adik-adiknya: Syahadaty sebagai sultan pada Tidore; Kaicil Buka sebagai sultan di Pulau Bacan & Darajati sebagai sultan pada wilayah Jailolo atau Halmahera kini . Di bawah pimpinan beberapa generasi penguasa berikutnya, Ternate yang awalnya hanya sebuah kerajaan yang berwilayahkan sebuah pulau mini akhirnya berkembang sebagai kerajaan yang berpengaruh & terbesar pada bagian timur Indonesia, khususnya Maluku.
Bourbon
0 comments:
Post a Comment