15 Januari 1962 - Tengah malam, Meskipun sudah mengetahui angkatan laut milik Belanda jauh lebih terkini, Deputi Operasi Yos Sudarso tetap mengeluarkan perintah tempur. Sudah sanggup ditebak, beliau bersama seluruh awak kapal Macan Tutul gugur pada Laut Aru. Rupanya Yos Sudarso memang sengaja cari tewas, tetapi pengorbanan yang dilakukan tadi bertujuan buat menyelamatkan dua armada lain.
Mulanya lelaki pribumi asal Salatiga, Jawa Tengah ini mencoba profesi sebagai guru dengan melanjutkan pelajaran ke Sekolah Guru di Muntilan rampung lulus SD. Namun, proses belajar di Muntilan tidak selesai dikarenakan Jepang keburu mendarat di Indonesia. Di masa pendudukan Jepang, Yos Sudarso mengikuti pendidikan di Sekolah Tinggi Pelayaran di Semarang, kemudian pendidikan opsir pada Giyu Usamu Butai. Sesudah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, ia memasuki BKR-Laut yang kemudian berkembang menjadi Angkatan Laut RI (ALRI). Pada waktu itu Angkatan Laut belum memiliki Armada. Kapal-kapal yang ada sangat sedikit dan umumnya kapal-kapal kayu peninggalan Jepang. Ia berhasil menggunakan sebuah perahu bermesin tempel dan turut dalam Operasi Lintas Laut ke Kepulauan Maluku.
Sesudah Pengakuan Kedaulatan, Yos Sudarso diangkat sebagai Komandan kapal, mula-mula RI Gajah Mada, lalu RI Rajawali, RI Alu, & akhirnya RI Pattimura. Beberapa kali ia terjun pada operasi militer guna memadamkan pemberontakan-pemberontakan di beberapa daerah. Di tahun 1959 terjadi pergolakan dalam tubuh Angkatan Laut & sebagian anggota tidak menyetujui kebijakan yg diambil sang pimpinan Angkatan Laut. Bersama Letnan kol Ali Sadikin, Yos Sudarso menuntut agar Kepala Staf Angkatan Laut diganti. Usaha mereka berhasil, lalu pemerintah mengangkat Kolonel R.E. Martadinata sebagai Kepala Staf sedangkan Yos Sudarso diangkat sebagai Deputy Operasi.
Bulan Desember 1961 Pemerintah Republik Indonesia mengumumkan Trikora dalam usaha membebaskan Irian Barat (sekarang Irian Jaya) dari cengkeraman penjajahan Belanda. Sebagai Deputi Operasi, Yos Sudarso memikul tugas yang berat. Pada tanggal 15 Januari 1962, tengah malam, ia mengadakan patroli di daerah perbatasan, yakni di Laut Aru dengan membawa tiga kapal jenis MTB. Patroli ini diketahui Belanda yang segera mengerahkan sebuah destroyer. Yos Sudarso mengetahui bahwa kapal milik angkatan laut Belanda jauh lebih mutakhir, namun dengan tegas ia tetap mengeluarkan perintah bertempur. Rupanya ia sudah memikirkan strategi penyelamatan, karena tidak mungkin mengalahkan kapal perang Belanda. Yos Sudarso menjadikan Kapal Macan Tutul yang ditumpanginya sebagai umpan supaya kapal lain mampu menyelamatkan diri. Alhasil, Kapal Macan Tutul tenggelam dan Yos Sudarso yang berada di atas kapal tersebut turut gugur.
Sumber: Ensiklopedi Pahlawan Nasional
0 comments:
Post a Comment