Cari cara mengatasi bibir kering?

Home » » Cari cara mengatasi bibir kering? Pakai pelembab bibir dari bahan alami ini, yuk

pengalaman Memutihkan Ketiak Dengan jeruk nipis

Tips 3 Menit Putihkan Ketiak dan Selangkangan

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Showing posts with label Sejarah Islam. Show all posts
Showing posts with label Sejarah Islam. Show all posts

Wednesday, March 10, 2021

Gung Binathara sebagai Konsep Kekuasaan Raja Mataram Islam

Dalam konflik politik, kekuasaan adalah unsur budaya yang adalah bagian dari klasifikasi simbol budaya jawa. Simbol tadi lalu akan terlihat pada bahasa, komunikasi, ritus spiritual, seni, kesustraan, agama, keyakinan, dan pranata dalam kehidupan sosial rakyat jawa.

Kekuasaan sendiri mempunyai keterkaitan dengan moralitas, sehigga keduanya tak jarang kali dikatakan dualistik simbolik. Orang Jawa dalam kehidupan sosial mempunyai suatu simbolisasi dari dua, 3, 5 atau sembilan kategori misalnya tinggi-rendah, dekat-jauh, asing-biasa, baik-buruk, suci-profan, formal-informal, dan lain sebagainya. Tetapi masih ada simbol ketiga selain dualistik simbolis tadi, yg berfungsi sebagai pengontrol & penyeimbang keselarasan harmoni.

Kekuasan dalam tatanan budaya Jawa merupakan simbolisasi berdasarkan hakikat kehidupan, moralitas sendiri memiliki keterkaitan tentang gambaran sistem kekuasaan Jawa yang mewajibkan orang berlaku sama menggunakan tata nilai kehidupan yang cenderung terorientasi selaras.

Kekuasaan raja-raja Mataram begitu besar di mata rakyat, sehingga rajyat mengakui bahwa raja sebagai pemilik segala sesuatu, baik harta benda maupun manusia. Karena itu terhadap keinginan raja, rakyat hanya dapat menjawab ’ndherek karsa dalem’ (terserah kepada kehendak raja) kekuasaan yang demikian besar itu dikatakan ”wenang wisesa ing sanagari” (berwenang tertinggi di seluruh negeri). Dalam pewayangan kekuasaan yang besar itu biasanya digambarkan sebagai ”gung binathara, bau dhendha nyakrawati” (sebesar kekuasaan tuhan, pemelihara hukum dan penguasa dunia).

Pada masa kekuasaan Sultan Agung, Kesultanan Mataram meletakan konsep kenegaraan dan sitem politis yg bertalian dengan sinkretisme sistem politik formal dengan hal yang supranatural. Sinkretisme tersebut herbi perubahan atau transisi kehidupan Hindu-Buddha (Zaman kabudan) menuju efek Islam (Zama Kewalen). Konsep Dewa-Raja yg memberika otoritas politik seseorang raja menjadi perwujudan atau penjelmaan yang kuasa kemudian berubah sebagai konsep agama-warga yang mengatur kehidupan rakyat dari nilai dan norma keagamaan Islam.

Konsep agama-rakyat sendiri sebetulnya nir mempunyai disparitas yang besar menggunakan konsep ilahi-raja. Perbedaan yang mencolok terlihat berdasarkan pandangan atau visualisasi menurut kekuasaan raja sendiri. Pada konsep kepercayaan -rakyat, raja atau sultan merupakan wakil dewa yang bertugas sebagai pemimpin masyarakat dan penegak agama illahi.

Istilah baru ini merupakan ungkapan simbolik mistik Manunggaling Kawula Gusti, bahwa sejatinya seorang raja merupakan tangan tuhan itu sendiri, sehingga segala legitimasi yang dilakukan oleh seorang raja atau sultan mengatasnamakan kekuasaan tuhan sendiri pula yang berdasarkan interpretasi dan penegakan agama yang mengatur masyarakat.

Dalam Kesultanan Mataram, hal ini kemudian dikenal dengan konsep "Gung Binathara." Gung Binathara itu sendiri memiliki inti pemahaman bahwa kekuasaan raja itu agung binathara, bahu dhendha nyakrawati, ber budi bawa leksana, ambeg adil paramarta (besar laskana kekuasaan dewa, pemelihara hukum dan penguasa dunia, meluap budi luhur mulianya, dan bersikap adil terhadap sesama).

Sehingga konsep kekuasaan Jawa, tercermin dari raja yang berkuasa secara absolut. Akan tetapi kekuasaan itu diimbangi dengan kewajiban moral yang besar juga untuk kesejahteraan rakyatnya. Oleh karena itu, dalam konsep kekuasaan Jawa dikenal juga sebagai tugas raja: njaga tata tentreming praja (menjaga supaya masyarakat teratur dan dengan demikian ketentraman-kesejahteraan terpelihara).

Dengan demikian kekuasaan raja Jawa berketerkaitan menggunakan dualistik simbolis politik dan moralitasi yang menyebabkan kekuasaan raja yang absolut sebenarnya diperuntukan untuk mengambil kebijakan secara bebas dan mantap demi kesejahteraan masyarakat. Raja melaksanakan tugasnya, rakyat mempunyai kewajiban-kewajiban yg harus dilaksanakannya (ngemban dhawuh dalem). Dengan demikian antara raja & warga berlaku prinsip jumbuhing atau pamoring kawula-gusti (bertemunya masyarakat & raja).

Konsepgung binantharamenjelaskan tiga macam wahyu yang menjelaskan posisi raja dalam kerajaan.

  1. Wahyu Nubuah: Menempatkan sultan atau raja sebagai wakil tuhan.
  2. Wahyu Hukumah: Raja merupakan sumber segala hukum. Hal ini menggambarkan kekuasaan raja atau sultan yang memiliki hak absolut.
  3. WahyuWilayah: Raja memiliki kuasa memberika rasa aman, nyaman, sejahtera, dan perlindungan kepada rakyat.

Dalam sistem kerajaan di Mataram, prinsip raja gung binathara, bahu denda nyakrawati, berbudi bawa leksana ambeg adil para marta (raja besar laksana dewa, pemegang hukum, meluap budi luhurnya, dan adil terhadap sesama). Itulah yang disebut konsep keagung binatharan. Menurut konsep itu raja harus memegang kekuasaan yang besar. Raja nan besar mempunyai kekuasaan yang luas dengan rakyat yang jumlahnya besar.

Konsep gung binanthara sendiri dilatarbelakangi oleh legitimasi politik yang dilakukan oleh Kekhalifhan Abbasiyah. Kekhalifahan Abbasiyah menganggap kekuasaannya berasal dari Allah (divine origin) dan menjadi panutan yang sebenarnya bagi kaum muslim. Abu Ja’far al-Mansur khalifah kedua Abbasiyah mengatakan:

  • Ana Khalifatullah fi ardihi ( Saya adalah Khalifah Allah di muka bumi-Nya)
  • Ana Sultanullahi fi ardihi (Saya adalah kekuasaan Allah di muka bumi-Nya)
  • Ana Zillullahi fi ardihi ( Saya adalah bayangan Allah di muka bumi-Nya)

Padahal sebagaimana diketahui sesudah Muhammad SAW menjadi khalifatullah. Abu Bakar adalah khalifatu Rasulillah, Umar adalah khalifatu khalifati Rasulillah, Usman adalah khalifatu Umar, Ali khalifatu Usman begitu seterusnya. Setelah itu lalu semenjak dinasti Umayyah para pemimpinnya mengaku sebagai khalifah Allah dan ?Memotong mata rantai?, tidak mengakui diri sebagai pengganti khalifah sebelumnya & mendeklarasikan diri menjadi khalifatullah.

Para raja Muslim pada Jawa juga tak ketinggalan mengikuti kesamaan itu. Meskipun nisbi lebih lambat dibanding raja-raja Melayu-Indonesia lainnya. Sultan Amangkurat IV merupakan penguasa Mataram pertama yg memakai gelar kalipatullah.

Gelar Sultan yang disandang sang Sultan Agung menunjukkan bahwa beliau mempunyai kelebihan menurut raja sebelumnya yaitu Panembahan Senopati & Panembahan Sedo Ing Krapyak. Ketika dinobatkan sebagai raja (1613 M) pada usia 20 tahun masih menggunakan gelar Panembahan. Tahun 1624 M dia membarui gelarnya sebagai ?Susuhunan.?

Selanjutnya dia mendapat pengakuan berdasarkan Mekah sebagai seorang Sultan, lalu mengambil gelar lengkapnya Sultan Agung Anyakrakusuma Senopati Ing Alogo Ngabdurrahman Kalipatullah (secara harfiah berarti raja yg agung, pangeran yg sakti, oleh panglima perang & sang pemangku jujur Tuhan Yang Maha Kasih).

Sebenarnya tradisi Jawa sudah menyediakan gelar yg lebih ??Tinggi?? Menurut sulthan atau khalifatullah, yaitu bathara (ilahi) ingkang Agung. Akan namun Sultan agung tetap menginginkan gelar khalifatullah.

Kesimpulannya merupakan terdapat akibat dari konsep "gung binathara" bahwa penguasa mempunyai kekuasaan yg amat akbar lantaran adalah wakil yang kuasa di muka bumi. Wewenang & otoritas pemimpin pun pada akhirnya sebagai tak tertandingi.

Dengan demikian menerangkan bahwa gelar sultan atau khalifatullah semata-mata hanya digunakan buat legitimasi kekuasaan para penguasa. Sementara konsep keagung binataran memberitahuakn eksklusif raja yg serba ?Maha,? Dan ini banyak dianut dalam pemerintahan raja-raja Islam di Melayu-Indonesia.

Rujukan:

Karim, M. Abdul, (2011). Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Bagaskara

Wurianto, Arif Budi. (2011). "Gung Binatara: Kekuasaan dan Moralitas Jawa." Dalam Jurnal Ilmiah Bestari, No. 32 Th. XIV, 2001

Sunday, February 14, 2021

Masuknya Islam ke Maluku dan Moluku Kie Raha

Masjid Masohi, Maluku Timur. Foto: flickr.com

Harian Sejarah - Maluku merupakan kepulauan di Nusantara yang berabad-abad lampau menjadi tujuan dari orang-orang di seluruh dunia. Maluku kini memang tak bergitu terkenal seperti Bali atau Jakarta masa kini. Maluku terkenal dengan kopi, garam, dan udang. Di Maluku ketika Islam menjalar ke Nusantara sejak abad ke-13, tidak banyak sumber yang saya temukan mengenai tokoh atau catatan kaki perjalanan awal mulai Islam di Maluku.

Jafar Sadek merupakan seorang yang berasal menurut Arab. Ia membentuk tempat tinggal di bukit bernama Jore-jore, disana terdapat danau kecil bernama Ake Santosa. Suatu petang Jafar sadek melihat 7 bidadari sedang mandi dan dia lalu menyembunyikan selendang dari keliru satu bidadari tersebut, maka keliru satu berdasarkan bidadari tersebut nir mampu pulang, Ia bernama Nur Sifa.

Menurut tulisan Abdullah Alawi, Jafar Sadek & Empat Kesultanan Maluku (2016) diketahui bahwa Jafar Sadek adalah tokoh yang sebagai legenda di warga Maluku. Ia merupakan seseorang Arab yang tiba ke Maluku yang lalu menjadi leluhur empat kerajaan Islam, yaitu Jailolo, Tidore, Ternate, dan Bacan. Namun pulang menurutnya Jafar Sadek berdasarkan apa yg dikatakan oleh de Graaf adalah duta akbar yang dikirim Kesultanan Mesir Dinasti Abasyiyah. Sumber lain menyampaikan hal yang tidak sama bahwa Jafar Sadek adalah Ja Tek Su, seseorang muslim Cina yg sebagai mubaligh Islam di Jawa pada abad ke XV.

Dalam Hikayat Bacan, sebagaimana dikutip M.Adnan Amal, Jafar Sadek disebutkan tiba tiba ke Maluku dengan tanpa indera apa pun. Dia tiba dari laut. Kemudian penduduk mendatangi, mencium dan menyalaminya. Mereka gembira menyambut kedatangan Jafar Sadek. Penduduk lalu mengaraknya keliling kampung mereka yang bernama Foramdiahi.

Jafar Sadek lalu memperkenalkan kepercayaan Islam. Kemudian seluruh penduduk memeluk kepercayaan Islam.

Menurut Sejarah Bacan, menurut output perkawinan menggunakan wanita penduduk setempat, Jafar Sadek mendapatkan empat anak laki-laki dan empat anak wanita. Empat anak pria tadi empat kerajaan Islam, yaitu Jailolo, Tidore, Ternate, dan Bacan. Kerajaan yg pada lalu hari sebagai benteng Islam dan tanah air dari penjajahan bangsa-bangsa Barat.

Moluku Kie Raha

Apa itu Moluku Kie RahaI? Itu meruapakan sebutan bagi 4 kesultanan yg terdapat di Maluku yg ialah adalah ?Persekutuan empat Kesultanan,? Yaitu

  1. Jailolo
  2. Bacan
  3. Ternate
  4. Tidore

?Luku? Dalam bahasa Galela berarti pada. Jika ditambahkan ?Ma? Maka ialah menjadi dalam sekali. Dalam bahasa ternate ?Loko? Berarti gunung.

Narasi Singkat Empat Kesultanan Maluku

1. Jailolo

Pemandangan Teluk Jailolo pada Halmahera Barat menggunakan landmark "Jailolo City. Foto: tinooo

Kerajaan Jailolo belum niscaya dari muasalnya terjadi, dari sumber sejarah yg terekam Jailolo merupakan sebuah kerajaan di kepulauan Halmahera yang sanggup berekspansi lewat perkawinan politik antara ratu Jailolo dan Raja Loloda. Jailolo terkenal menggunakan pemerintahannya yang kejam sebagai akibatnya memunculkan exodus dari kerajaannya.

Masyarakat yang melakukan migtasi ini lari kepulau-pulau kecil di luar Halmahera. Masyarakat ini lah yg pada akhirnya mendirikan kerajaan-kerajaan sendiri seperti Ternate, Tidore, dan Bacan.

Dua. Ternate

Ternate dalam awalnya merupakan pemukiman-pemukiman yang terdiri dari 3 gerombolan akbar. Banyak berdasarkan mereka yg menetap di pemukiman-pemukiman dari berdasarkan Kerajaan Jailolo yang sebelumnya melakukan migrasi ke barat kepulauan Maluku. Mereka kemudian melakukan musyawarah buat memilih penguasa yang perkembangannya akan sebagai raja dari Kerajaan Terntare.

Sida Arif, adalah raja Ternate yang berhasil membuat Ternate sebagai sentra perdagangan dengan bangsa asing & pedagang lainnya pada Nusantara. Islam sebagai kepercayaan yg menyatu pada kehidupan sosial & negara semenjak Ternate sebagai kesulatanan. Sultan pertama Ternate yang bernama Zainal Abidin meletakan dasar-dasar Islam pada Ternate & Maluku secara umum. Zainal Abidin kemudian mendirikan Jolebe (Departemen Agama) dan Kalem (Qadi) yg terdiri dari empat orang Imam & delapan orang Khatib.

Ternate mengajak musyawarah kerajaan-kerajaan di Maluku buat memeluk Islam. Musyawarah dilakukan sesuai tuntutan tata cara, bahwa jika satu kerajaan menemukan sesuatu hal yg baik, maka harus memberitahu kepada kerajaan-kerajaan lainnya.

Tiga. Tidore

Tidore dalam awalnya merupakan pemukiman yang terletak di pegunungan Batu Cina, pada sebelah selatan Dodinga. Sama misalnya Ternate, Tidore pula tersohor keberadaannya di Dunia sebagai penghasil rempah-rempah. Ternate merupakan sebuah kerajaan tersohor pada Maluku, sama misalnya 3 kerajaan lainnya yaitu, Kerajaan Tidore, Kerajaan Bacan, Kerajaan Jailolo. Ternate terkenal dengan cengkehnya yang harum. Dalam politik, Ternate & Tidore selalu bersaing ketat pada perebutan Hegemoni di Maluku. Tidore mengarahkan ekspansinya ke arah timur. Sedangkan Ternate mengarahkannya ke arah utara dan barat.

Islam berkembang di Tidore pada abad ke-19. Perdagangan rempah-rempah di Maluku selain diramaikan sang orang Spanyol & Portugis, jua diramaikan sang orang-orang Arab, Persi dan pula orang Melayu yg berdatangan ke Tidore semenjak abadke-5. Pedagang-pedagang Islam ini yang kemudian memperkenalkan Islam waktu berinteraksi dengan rakyat lokal.

Eksistensi Islam pada Tidore lalu berkembang saat penguasa Tidore, Kolano Ciriati memeluk agama Islam bersama putran sulungnya yang lalu berganti nama sebagai Sultan Jamaluddin. Selama masa kolonial VOC, Sultan Tidore, yaitu Sultan Nuku sebagai tokoh pahwalan usaha warga Tidore. Pada tahun 1780, Nuku memproklamasikan dirinya sebagai Sultan Tidore & menyatakan kesultanannya menjadi sebuah negara merdeka yg lepas dari kekuasaan Belanda.

4. Bacan

Bacan diketahui merupakan satu dari empat kerajaan di Maluku. Perkembangan Bacan berawal dari pemukiman yang heterogen, terdiri dari berbagai suku seperti, Makian, Galela, dan Tobelo. Tiap-tiap suku dikepalai oleh kepala suku masing-masing dan menggunakan bahasa suku masing-masing. Bahasa dan suku yang beragama membuat Bacan menjadi wilayah yang majemuk.  Islam berkembang dan menjadi identitas kerajaan sejak abad ke-16. Pada abad ke-16 Raja Bacan memeluk Islam. Sultan pertama Bacan adalah Zainulabidin.

Ketika sebagai kesulatanan, Bacan seperti kesultanan lainnya kemudian mendirikan lembaga keagamaan & mengkonstitusikan Islam dalam kehidupan politik. Bacan menciptakan forum Sekretaris Kesultanan yang mendampingi Sultan pada urusan pemerintahan. Ia menata administrasi kesultanan, terutama surat menurut & buat kesultanan.

Bangsa Eropa pertama kali melalui Portugis menanamkan efek pada Bacan dalam abad ke-16. Portugis kemudian menciptakan benteng Fort yang kemudian kelak akan diambil alih sang Belanda. Benteng Fort masih bisa dipandang sekarang ini. Ketika Belanda masuk ke Bacan, misalnya menggunakan Tidore, Bacan dalam hal interaksi dengan Belanda merasa kurang diuntungkan.

Kesultanan Bacan lalu mengharuskan menyetujui perjanjian monopoli dengan Belanda dalam perdagangan cengkeh. Bacan memiliki imbas akbar dalam perdagangan di Maluku. Bacan sebagai sebagai pusat distribusi pala & cengkeh di Ternate, Tidore, Moti, & Halmahera.

Rujukan:

Harun, Yahya. 1995. Kerajaan Islam di Nusantara Abad XVI dan XII. Yogyakarta: Kurnia Kalam Sejahtera

Nugroho Notosusanto, dkk. 2010. Sejarah Nasional Indonesia jilid III. Jakarta: Balai Pustaka

Hamka. 1981. Sejarah Umat Islam, Bulan Bintang. Jakarta.

Departemen Pariwisata RI. 2012. Sejarah Masuknya Islam di Maluku. Ambon: BPSNT Ambon

Friday, February 12, 2021

Kesultanan Demak dan Awal Islamisasi Jawa oleh Wali Songo

Bendera Kesultanan Demak (?). Foto: John McMeekin/crwflags.com

Harian Sejarah -Pada mulanya Agama Islam mulai tersebar di wilayah Asia Tenggara dan khususnya wilayah Indonesia sejak abad ke-12 atau 13. Inflistrasi dan perkembangan Islam di wilayah Indonesia berbeda-beda. Kerajaan Demak itu sendiri dahulunya merupakan sebuah daerah yang dikenal dengan nama bintoro yang merupakan daerah dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Wilayah Demak terletak di tepi selat dan diantara pegunungan Muria dan Jawa. Setelah Majapahit hancur maka Demak berdiri sebagai Kesultanan Islam yang pertama di Jawa.

Bintoro sebagai pusat kerajaan Demak terletak antara Bergola dan Jepara, di mana Bergola adalah pelabuhan yang penting pada masa berlangsungnya kerajaan Mataram (Wangsa Syailendra), sedangkan Jepara akhirnya berkembang sebagai pelabuhan yang penting bagi kerajaan Demak

Ketika Majapahit mengalami kemunduran sekitar abad ke 15 menjadi faktor yang mendukung untuk berkembangnya Kerajaan Islam di Jawa. besar kemungkinan bahwa pada abad XII di Jawa sudah ada orang Islam yang menetap. Karena sudah ada yang menyusuri pantai timur Sumatera dan Laut Jawa bagian Timur untuk melakukan jalur perdagangan.

Lokasi Kesultanan Demak. Foto: Pinterest

Para pelaut tersebut baik yang beragama Islam maupun tidak, dalam melakukan perjalanan di jalur perdagangan tersebut mereka banyak singgah di banyak tempat. Pusat-pusat permukiman di Pantai Utara Jawa ternyata sangat cocok untuk hal itu.

Kesultanan Demak didirikan oleh Raden Rahmat dari Ngampel Denta, nama tersebut diadopsi dari nama kampung di Surabaya. Menurut Cerita Jawa, ia berasal dari Cempa banyak yang mengira bahwa Cempa itu adalah suatu wilayah yang terdapat di Cina, namun mengenai lokasi yang benar akan hal itu masih diperdebatkan.

Ada yang mengatakan bahwa letak Cempa adalah Jempa yang merupakan salah satu wilayah yang terdapat di Aceh hal ini dilihat oleh rute perjalanan yang di tempuh orang suci yang ditempuh oleh Syekh Ibnu Maulana dari Tanah Arab ke Jawa. apabila Campa sama artinya dengan Jeumpa maka rute perjalanannya lebih masuk akal.

Apabila peristiwa sejarah dan tahun-tahun kejadian tersebut mengenai Campa yaitu tempat Islam pertama berasal di Jawa, maka kita dapat menyusunnya seperti berikut. Seorang raja Majapahit atau seorang anggota keluarga raja menjelang abad ke 15 telah membawa gadis Islam keluarga baik-baik yang berasal dari Cempa ke istananya(sejak dahulu Majapahit memiliki hubungan yang baik dengan Cempa), lalu kemudian Wanita Islam itu meninggal pada 1448 dan dimakamkan secara Islam (Putri Campa).

Beberapa tahun sebelumnya, dua orang keluarga putri itu, yaitu kakak beradik meninggalkan Cempa dan melewat ke Jawa, mereka ini juga beragama Islam, ayah mereka orang barat yang kawin di Cempa dengan Wanita keturunan Bangsawan. Salah satu alasan kedua kakak-beradik itu pergi ke Jawa ialah karena ancaman orang Annam untuk menyerang Cempa.

File:Java-Map.jpg

Peta Jawa awal abad ke-18. Foto: Wikimedia

Lokasi kerajaan Demak yang strategis untuk perdagangan nasional, karena menghubungkan perdagangan antara Indonesia bagian Barat dengan Indonesia bagian Timur, serta keadaan Majapahit yang sudah hancur, maka Demak berkembang sebagai kerajaan besar di pulau Jawa, dengan rajanya yang pertama yaitu Raden Patah. Ia bergelar Sultan Alam Akbar al-Fatah (1500 – 1518). Pada masa pemerintahannya Demak memiliki peranan yang penting dalam rangka penyebaran agama Islam khususnya di pulau Jawa, karena Demak berhasil menggantikan peranan Malaka, setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis 1511.

Kehadiran Portugis di Malaka merupakan ancaman bagi Demak di pulau Jawa. Untuk mengatasi keadaan tersebut maka pada tahun 1513 Demak melakukan penyerangan terhadap Portugis di Malaka, yang dipimpin oleh Adipati Unus atau terkenal dengan sebutan Pangeran Sebrang Lor.

Serangan Demak terhadap Portugis walaupun mengalami kegagalan namun Demak tetap berusaha membendung masuknya Portugis ke pulau Jawa. Pada masa pemerintahan Adipati Unus (1518 – 1521), Demak melakukan blokade pengiriman beras ke Malaka sehingga Portugis kekurangan makanan.Puncak kebesaran Demak terjadi pada masa pemerintahan Sultan Trenggono (1521 – 1546), karena pada masa pemerintahannya Demak memiliki daerah kekuasaan yang luas dari Jawa Barat sampai Jawa Timur.

Peran Wali Songo

Wali Songo. Foto: kliping.co

Kata “wali” (Arab) antara lain berarti pembela, teman dekat dan pemimpin . Dalam pemakaiannya, wali biasanya diartikan sebagai orang yang dekat dengan Allah (Waliyullah). Sedangkan kata “songo” (Jawa) berarti Sembilan. Walisongo artinya sembilan wali, sebenarnya jumlahnya bukan hanya sembilan.

Jika ada seorang walisongo meninggal dunia atau kembali ke negeri seberang, maka akan digantikan anggota baru. Songo atau sembilan adalah angka keramat, angka yang dianggap paling tinggi. Dewan dakwah tersebut sengaja dinamakan walisongo untuk menarik simpati rakyat yang pada waktu masih belum mengerti apa sebenarnya agama Islam.

Sunan Ampel ( Raden Rahmat)

Setelah Syekh Maulana Malik Ibrahim wafat, maka Sunan Ampel diangkat sebagai sesepuh walisongo, sebagai mufti atau pemimpin agama Islam Nama asli Sunan Ampel adalah Raden Rahmat, sedangkan sebutan Sunan merupakan gelar kewaliannya, dan nama Ampel atau Ampel Denta, atau Ngampel Denta (menurut Babad Tanah Jawi versi Meinsme), itu dinisbahkan kepada tempat tinggalnya, sebuah tempat dekat Surabaya. Raden Rahmat diperkirakan lahir pada awal abad ke-15 di Campa, sebagai putra Raja Campa.

Sunan Ampel adalah penerus cita-cita dan perjuangan Maulana Malik Ibrahim. Ia memulai aktivitasnya dengan mendirikan pondok pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya yang sekaligus menjadi pusat penyebaran Islam yang pertama di Jawa. Di tempat inilah dididik pemuda-pemudi Islam sebagai kader yang terdidik, untuk kemudian disebarkan ke berbagai tempat di seluruh pulau Jawa.

Muridnya antara lain Raden Paku yang kemudian terkenal dengan sebutan Sunan Giri, Raden Patah yang kemudian menjadi sultan Pertama dari kerajaan Islam di Bintoro Demak, Raden Makdum Ibrahim yang dikenal dengan Sunan Bonang, Raden Kosim Syarifuddin yang dikenal dengan Sunan Drajat, Maulana Ishak yang pernah diutus ke daerah Blambangan untuk mengislamkan rakyat disana, dan banyak lagi mubalig yang mempunyai andil besar dalam islamisasi Pulau Jawa.

Sunan Ampel tercatat sebagai perancang kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa dengan ibukota di Bintoro, Demak. Dialah yang mengangkat Raden Fatah sebagai sultan pertama Demak, yang dipandang punya jasa paling besar dalam meletakkan peran politik umat Islam di nusantara.. Sunan Ampel juga yang pertama kali menciptakan Huruf Pegon atau tulisan Arab berbunyi bahasa Jawa. Dengan huruf pegon ini, beliau dapat menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada para muridnya. Hingga sekarang huruf pegon tetap dipakai sebagai bahan pelajaran agama Islam di kalangan pesantren.

Hasil didikan Sunan Ampel yang terkenal adalah falsafah Mo Limo atau tidak melakukan lima hal tercela, yaitu :

  1. Moh Main atau tidak mau berjudi
  2. Moh Ngombe atau tidak mau minum arak atau bermabuk-mabukan
  3. Moh Maling atau tidak mau mencuri
  4. Moh Madat atau tidak mau mengisap candu, ganja dan lain-lain
  5. Moh Madon atau tidak mau berzina

Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga terkenal sebagai seorang wali yang berjiwa besar, berpandangan jauh, berpikiran tajam, intelek, serta berasal dari suku Jawa asli. Nama Kalijaga konon berasal dari rangkaian bahasa Arab qadi zaka yang berarti pelaksana dan membersihkan. Qadizaka yang kemudian menurut lidah dan ejaan menjadi Kalijaga berarti pemimpin atau pelaksana yang menegakkan kebersihan atau kesucian.. Jasanya bagi Demak cukup banyak. Pada waktu pendirian mesjid Demak, ia salah seorang wali yang berkewajiban menyediakan salah satu dari 4 tiang pokok (saka guru) yang menurut legenda, ia buat dari tatal (serpihanserpihan kayu sisa).

Ia juga menjadi penasehat umum raja-raja Demak, sejak Raden Patah sampai Sultan Trenggana. Dalam pemeritahan Demak, di samping sebagai ulama dan juru dakwah, Sunan Kalijaga juga penasihat Kesultanan Demak Bintoro, Ketika para wali memutuskan untuk mempergunakan pendekatan kultural terhadap masyarakat, termasuk di antaranya pemanfaatan wayang dan gamelan sebagai media dakwah, maka orang yang paling berjasa dalam hal ini adalah Sunan Kalijaga.. Sunan Kalijaga juga sangat berjasa dalam perkembangan wayang purwa atau wayang kulit yang bercorak Islami seperti sekarang ini. Ia mengarang aneka cerita wayang yang bernafaskan Islam, terutama mengenai etika. Kecintaan masyarakat terhadap wayang digunakannya sebagai sarana untuk menarik mereka untuk masuk Islam.

Sunan Muria ( Raden Umar Said)

Sunan Muria adalah salah seorang wali songo yang banyak berjasa dalam menyiarkan agama Islam di pedesaan Pulau Jawa. Ia adalah putra Sunan Kalijaga. Nama aslinya Raden Umar Said atau Raden Said. Sedang nama kecilnya adalah Raden Prawoto, namun ia lebih terkenal dengan nama Sunan Muria karena pusat kegiatan dakwahnya dan makamnya terletak di Gunung Muria (18 km di sebelah utara kota Kudus sekarang).

Sunan Muria termasuk wali-wali yang memutuskan untuk memindahkan pesantren Ampel Denta (sepeninggal Sunan Ampel) ke Demak di bawah pimpinan Raden Patah. Ia sangat rajin berdakwah ke pelosok-pelosok desa dan gunung-gunung. Sarana dakwah yang dipakainya adalah melalui gamelan dan wayang serta kesenian Jawa lainnya.

Ciri khas Sunan Muria dalam upaya menyiarkan agama Islam adalah menjadikan desa-desa terpencil sebagai tempat operasinya. Ia lebih suka menyendiri dan bertempat tinggal di desa dan bergaul dengan rakyat biasa. Ia mendidik rakyat di sekitar Gunung Muria. Cara yang ditempuhnya dalam menyiarkan agama Islam adalah dengan mengadakan kursus-kursus bagi kaum pedagang, para nelayan dan rakyat biasa.. Makam Sunan Muria terletak di puncak gunung, banyak dikunjungi orang setiap hari sampai sekarang, terutama pada hari Jum’at Pahing.

Sunan Bonang

Sunan Bonang dianggap sebagai pencipta gending pertama dalam rangka mengembangkan ajaran Islam di pesisir utara Jawa Timur. Dalam menyebarkan agama Islam, Sunan Bonang selalu menyesuaikan diri dengan corak kebudayaan masyarakat Jawa yang sangat menggemari wayang serta musik gemelan. Mereka memanfaatkan pertunjukan tradisional itu sebagai media dakwah Islam, dengan menyisipkan nafas Islam ke dalamnya.

Syair lagu gamelan ciptaan para wali tersebut berisi pesan tauhid, sikap menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Setiap bait lagu diselingi dengan syahadatain (usapan dua kalimat syahadat), gamelan yang mengiringinya kini dikenal dengan istilah sekaten, yang berasal dari syahadatain. Sunan Bonang sendiri menciptakan lagu yang dikenal dengan tembang durma, sejenis macapat yang melukiskan usaha tegang, bengis dan penuh amarah.

Kegiatan dakwah Sunan Bonang dipusatkan di sekitar Jawa Timur, terutama daerah Tuban, dengan basis pesantren sebagai wadah mendidik kader. Dalam aktivitas dakwahnya, ia mengganti nama dewa-dewa dengan nama malaikat dalam Islam dengan maksud agar penganut Hindu dan Budha mudah diajak masuk agama Islam.

Sunan Drajat

Menurut silsilah, Sunan Drajat adalah putera Sunan Ampel dari isteri kedua bernama Dewi Candrawati. Sunan Drajat turut serta dalam musyawarah para wali untuk memutuskan siapa yang menggantikan Sunan Ampel untuk memimpin pesantren Ampel Denta, dan ketika para wali memutuskan untuk mengadakan pendekatan kultural pada masyarakat Jawa dalam menyiarkan agama Islam.

Sunan Drajat tidak ketinggalan untuk menciptakan tembang Jawa yang sampai saat ini masih dilantunkan. Hal yang paling menonjol dalam dakwah Sunan Drajat adalah perhatiannya yang sangat serius pada masalah-masalah sosial. Ia terkenal mempunyai jiwa sosial dan tema-tema dakwahnya selalu berorientasi pada kegotongroyongan. Ia selalu memberi pertolongan kepada masyarakat umum, menyantuni anak yatim dan fakir miskin sebagai suatu aktivitas sosial yang dianjurkan agama Islam

Penulis: Shinta Melinda. Mahasiswa Sejarah UI

Rujukan:

Tarwilah. (2006). Peranan Wali Songo dalam Pengembangan Dakwah Islam. Jurnal Kopetis Wilayah IX  Kalimantan vol 4 . No 9.

Zahra, F. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Pokok Bahasan Islamisasi Berbasis Peninggalan Sejarah Masjid Agung Demak. Indonesian Journal of History Education, 3(1).

Farida, U. (2016). Islamisasi Di Demak Abad XV M: Kolaborasi Dinamis Ulama-Umara Dalam Dakwah Islam Di Demak. AT-TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, 3(2), 299-318.

Falakhuddin, F. (2017). Dakwah Wali Songo Dan Islamisasi Di Jawa. Misykat Al-Anwar, 2(1), 292

Hak, N. (2016). Rekonstruksi Historiografi Islamisasi Dan Penggalian Nilai-Nilai Ajaran Sunan Kalijaga. Analisis Jurnal Studi Keislaman, 16 (1), 67-102.

Suryo, D. (2000, November). Tradisi Santri dalam Historiografi Jawa, Pengaruh Islam di Jawa. dalam Seminar Pengaruh Islam terhadap budaya Jawa, Jakarta.

Friday, February 5, 2021

Al-Kindi dan Filsafat Ketuhanan

Al-Kindi – The Transmission of Greek Metaphysics to Islamic Theology. Foto: BBC

Harian Sejarah -Pada abad ke-9 penulisan filsafat secara sistematis baru dimulai adapun pada masa sebelumnya kegiatan filosofis hanya terbatas pada penerjemahan karya-karya filsafat Yunani dan Suryani. Seorang penulis yang mengawali langkah untuk membangun tradisi penulisan filsafat tak lain adalah Al Kindi, bernama lengkap Abu Yusuf Yaqub Al-Kindi lahir di Kufah tahun 866 M.

Tak usang lalu beliau berpindah ke Baghdad yg dalam masa itu sebagai bunda kota kekhalifahan Bani Abbas sebagai pusat keilmuan. Di sini beliau menuntaskan pendidikannya. Pengetahuannya tentang kesusastraan Yunani, Persia & India sudah menganugerahinya kehormatan dan kemasyhuran selama tinggal di Baghdad.

Al Kindi ditinjau sebagai filosof bangsa Arab pertama lantaran beliau sebagai pencinta kebijaksanaan dan memiliki metode dan penyelidikan filsafat yang tersistematis. Ia menjadi jembatan penghubung antara pendekatan intelektual dengan disiplin filsafat.

Pada masa itu teologi mu?Tazilah menjadi pegangan pemerintahan Islam sebagai akibatnya Al Kindi menerima dukungan menurut tiga khalifah Bani Abbas yakni Al-Ma?Mun, Al-Mu?Tasim, & Al-Watsiq. Ketiga Khalifah ini mendukung total keberlangsungan belajar-mengajar dan aktivitas ilmiah, filsafat, & sastra.

Akan tetapi dalam masa pemerintahan al-Mutawakil, Al Kindi mengalami nasib buruk karena khalifah nir menyetujui kecenderungannya terhadap paham mu?Tazilah sebagai akibatnya beberapa permasalahan terjadi seperti dipecat berdasarkan jabatannya, perebutan perpustakaan al-Kindiyah yg akhirnya pulang ditangan pemilik aslinya. Al Kindi tidak memperoleh hak-hak istimewahnya di istana.

Al-Kindi aktif terlibat dalam kegiatan penerjemahan buku-buku Yunani & sekaligus melakukan koreksi serta perbaikan atas terjemahan orang lain. Selain itu, dia jua termasuk seorang yang kreatif & produktif dalam kegiatan tulis-menulis. Tulisannya relatif banyak pada pelbagai disiplin ilmu. Untuk detail pada bawah ini dikemukakan beberapa karya Al-Kindi:

  1. Fi al-falsafat al-‘Ula
  2. Kitab al-Hassi ‘ala Ta’allum al-Falsafat
  3. Risalat ila al-Ma’mun fi al-‘illat wa Ma’lul
  4. Risalat fi Ta’lif al-A’dad
  5. Kitab al-Falsafat al-Dakhilat wa al-Masa’il al-Manthiqiyyat wa al-Mu’tashah wa ma Fauqa al-Thabi’iyyat
  6. Kammiyat Kutub Aristoteles
  7. Fi al-Nafs

Hasil goresan pena Al kindi tak lepas berdasarkan output cerminan komitmen kuatnya dalam jalan filsafat dan tentang rasional. Diantara karyanya yg paling menarik merupakan risalahnya yang berjudul Al-Hatsts ?Ala Ta?Allum Al-Falasafah (Anjuran buat Belajar Filsafat), Fi Al-Falsafah Al-Ula (Filsafat Pertama) dan lain sebagainya. Dalam kerangka filosofis Al Kindi banyak mengikuti jejak Plato & Aristoteles.

Filsafat Ketuhanan: Bukti Keberadaan Tuhan

Pandangan Al-Kindi tentang ketuhanan sinkron dengan ajaran Islam dan bertentangan menggunakan pendapat Aristoteles, Palto & Plotinus. Berdasarkan output goresan pena dia dalam kitab Fi al-Falsafat al-Ula? & Fi Wahdaniyyat Allah wa Tanahi Jirm al-Alam. Beliau beropini bahwa Allah adalah wujud sebenarnya, bukan dari dari tiada sebagai ada. Allah merupakan wujud yg terdapat dan selalu terdapat & akan selamanya ada.

Allah adalah wujud sempurna dan tidak didahului wujud lain. Wujud-Nya nir berakhir sedangkan wujud lain ditimbulkan wujud-Nya. Ia merupakan Maha Esa yg nir bisa dibagi-bagi dan tidak ada satupun zat yang menyamai-Nya dalam segala aspek. Ia melahirkan & dilahirkan.

Untuk mengambarkan adanya Allah, Al-Kindi mengajukan 3 argumen:

  1. Baharunya alam
  2. Keanekaragaman dalam wujud
  3. Kerapian alam

Tentang argumen baharunya alam, Al-Kindi mengemukakan argumennya bahwa nir mungkin alam ini mempunyai permulaan waktu dan setiap yg mempunyai permulaan akan berkesudahan (mutanahi). Setiap benda ada yang menyebebabkan wujudnya & tidak mungkin benda itu sendiri yang menjadi sebabnya. Dengan demikian bahwa alam semesta baharu dan diciptakan dari tiada sang yang menciptakannya, yakni Allah.

Tentang argumen yang ke 2, keanekaragaman dalam wujud, Al-Kindi berargumen bahwa nir mungkin ada keanekaragaman terjadi menggunakan sendirinya atau secara kebetulan, namun terdapat yg menyebabkan atau merancangnya. Sebagai penyebabnya mustahil alam itu sendiri & jika alam yg sebagai karena (Illat?)-nya akan terjadi tasalsul (rangkaian) yang tidak akan habis-habisnya. Dengan demikian bahwa yg sebagai penyebab wajib berada diluar alam itu sendiri, yakni Zat Yang Maha Baik, Maha Mulia, yg mendahului adanya alam, yg diklaim Allah Swt.

Al-Kindi mengungkapkan bahwa ada dua sebab atau ?Illat: Pertama, sebab yg sebenarnya & aksinya merupakan kreasi dari ketiadaan (ibda?) adalah Allah Yang Maha Esa, Pencipta Tunggal alam semesta. Kedua, sebab yg tidak sebenarnya, karena yg mengakibatkan sebab-karena itu sendiri. Sebab ini kentara membutuhkan yg lain tanpa berkesudahan. Ia bukanlah bukanlah karena yang membentuk alam ini.

Tentang argumen yg ketiga, kerapian alam. Al-Kindi menegaskan bahwa alam empiris ini nir mungkin dan terkendali begitu saja tanpa terdapat yang mengatur dan mengendalikannya. Pengatur dan pengendalinya tetntu yg berada diluar alam dan tidak sama dengan alam. Zat itu nir terlihat, namun dapat diketahui dengan melihat kenyataan atau indikasi-indikasi yg masih ada pada alam. Zat itulah yg dianggap Allah.

Demikianlah bahwa sekalipun Al-Kindi bergelut dalam dunia filsafat Yunani, beliau tidak begitu saja menerima ide-ide yg ada didalamnya namun ia menyesuaikan dengan ajaran Islam sebagai akibatnya nuansa keislaman tetap terjaga.

Rujukan:

Majid Fakhry. 2002. Sejarah Filsafat Islam, Bandung: Mizan

George N  Atiyeh, Terjm: Kasidjo Djojosuwarno. 1983. Al-Kindi Tokoh Filosof Muslim, Bandung: Pustaka

Sirajuddin Zar. 2012. Filsafat Islam & Filsafatnya, Rajawali Press: Jakarta

Tulisan Zulfian Awaludin , Mahasiswa Filsafat Agama IAIN Syekh Nurjati Cirebon di Qureta.28 Maret 2016. Al-Kindi dan Filsafat Ketuhanan, Pembuktian Keberadaan Tuhan

Wednesday, December 9, 2020

Perkembangan Islam di Indonesia: Antara Negara dan Reformasi

Foto: idntimes.Com

Harian Sejarah - Perkembangan Islam di Indonesia dapat kita secara menyeluruh dalam sejarah nasional Indonesia. Islam datang ke Nusantara dibawa oleh pedagang-pedagang Muslim dari Gujarat, Arab, Persia, dan Cina serta melakukan infilitrasi sejak abad ke-7-15 M dan terus berkembang serta eksis di Nusantara, khususnya di Pulau Jawa sejak abad ke-17 M. Masuknya Islam di Nusantara yang menjadi cikal bakal Indonesia saat ini melalui beberapa saluran seperti perdagangan, perkawinan, tasawuf, dan bahkan dalam perkembangannya Islam di Indonesia memperluas hegemoninya melalui peperangan guna memperluas kekuasaan politik kerajaan-kerajaan Islam.

Ekspansi lalu dilakukan pada kerajaan Islam lainnya atau kepada kerajaan Hindu atau Buddha yang tersisa di Nusantara, seperti Kesultanan Banten yg meruntuhkan residu-sisa Kerajaan Padjajaran atau Kesultanan Demak yg mengekspansi Kerajaan Majapahit. Islam jua tumbuh selaras dengan kebudayaan pada Indonesia, selama melakukan infilitrasi pada Nusantara. Infiltrasi dilakukan menggunakan memakai gugusan budaya, tidak sama dengan Islamisasi di wilayah Timur Tengah yang cenderung menggerus kebudayaan lama .

Islam pada Indonesia membarui kebudayaan yang ada agar selaras dengan nilai-nilai Islam, Sunan Bonang dan Kalijaga menggunakan wayang menjadi media penyebaran dakwah Islam buat menarik simpati rakyat Jawa dalam ketika itu. Penyebaran Islam dilakukan dengan nir mengubah dominan nilai yg ada di rakyat, para pendakwah misalnya Wali Songo melakukan penyebaran Islam pada warga seolah-olah Islam merupakan bagian dari masyarakat Jawa.

Di era Indonesia Modern, Islam tumbuh & berkembang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia, selain menjadi kepercayaan terbesar yang dianut sang sebagian akbar masyarakat Indonesia, Islam jua menjadi bagian dari bukti diri politik & perjuangan. Selain menjadi bukti diri politik, Islam pun khususnya di Jawa terbagi sebagai beberapa golongan kelas sosial, dari Clifford Geertz pada Agama Jawa: abangan, santri, priyayi pada kebudayaan Jawa, membicarakan mengenai adanya trikotom gerombolan -grup Islam pada Jawa yang terbagi atas abangan, santri & priyayi. Pengelompokan ini ternyata telah menghipnotis poly orang pada melakukan analisis baik mengenai hubungan antara agama dan budaya, ataupun interaksi antara kepercayaan & politik.

Orang abangan berangapan bahwa pengamalan ajaran Islam berintikan menjadi ajaran humanisme yg serius pada bagaimana menerapkan Islam dalam kehidupan sehari-hari dan mengaplikasikan nilai-nilai Islam secara parsial. Orang abangan nir menjalankan ajaran Islam dengan sepenuhnya, semisalnya dalam sudut peribadatan, hal ini dikarenakan masih tercampurnya ajaran Islam menggunakan kebudayaan Hindu-Buddha yg inheren pada kebudayaan warga Jawa, orang abangan ini yang dikenal menjalankan ajaran Islam Kejawen.

Ajaran Islam Kejawen ini salah satunya begitu inheren pada kehidupan Islam pada Keraton Yogyakarta dan Surakarta yang menjalankan ajaran Islam, tetapi masih mempercayai mitologi jawa kuno misalnya, bahwa ?Seseorang raja berkerabat menggunakan Nyi Roro Kidul.? Berbeda menggunakan abangan, santri & priyayi adalah gerombolan Islam yang menjalankan kepercayaan sebagai bagian menurut kehidupan, gerombolan santri akan tumbuh disekolah-sekolah kepercayaan yg diklaim ?Pesantren? Dan cenderung konservatif, sedangkan golongan priyayi adalah kelompok Islam yg asal berdasarkan golongan bangsawan yang pada era Pemerintahan Hindia Belanda menerima pendidikan barat & cenderung berpandangan reformis dan moderat dalam menjalankan kehidupan beragama. Tetapi meski demikian.

Golongan santri menyebut bahwa orang-orang barat sebagai orang kafir yang ingin melakukan kristenisasi terhadap abangan dan berusaha untuk melakukan pencegahan, meskipun disisi lain abangan mendapatkan sentimentasi sebagai orang-orang musyrik dari grup santri. Hingga pada akhirnya antara santri, abangan, & priyayi menyatukan kekuatan buat melakukan perlawanan terhadap kolonialisme yg dilakukan oleh bangsa barat, terlepas berdasarkan kepercayaan persatuan tadi lebih dapat dipandang menjadi semangat nasionalisme membebaskan tanah Jawa berdasarkan monopolisme dan kolonialisme terhadap perekonomian dan politik.

Hal ini hampir dapat dikatakan mirip seperti perlawanan kaum paderi dan kaum istiadat yang sebelumnya terlibat pertarungan atas pandangan kepercayaan namun akhirnya menyatukan kekuatan buat melawan Belanda yg berusaha melakukan politik devide et impera & pax netherlandica terhadap Minangkabau.

Pada abad ke 20, perlawanan bangsa Indonesia nir hanya dalam bentuk perlawanan militer & politik, namun meluas ke dalam hampir seluruh bidang kehidupan misalnya politik, ekonomi & sosial. Pada masa ini timbul sejumlah organisasi Islam moderen yang menerapkan prinsip pengetahuan rasional dan memanfaatkan perkembangan teknologi.

K.H Abdul Wahid Hasyim

Jika pada masa sebelumnya banyak digunakan jimat-jimat kekebalan untuk melawan Belanda, ad interim teknologi dipercaya menjadi produk kafir yg wajib dihindari; maka pada abad ke 20 metode atau cara-cara Barat yg nir bertentangan dengan Syariat Islam poly dimanfaatkan. Salah satunya pengenaan celana dan jas yang pada kurun waktu 1900-1945 dipercaya sebagai simbol menurut kafir barat, namun akhirnya banyak dipakai oleh orang-orang Islam yang menganggap sebagai keterbukaan Islam dalam mendapat kebudayaan, keliru satu pelopor penggunaan jas dan celana dalam masa konvoi nasional adalah K.H Wahid Hasyim yang merupakan anak menurut pendiri Nahdlatul Ulama (NU), K.H Hasyim Ashari.

Organisasi-organisasi Islam pada kurun saat 1900-1945 jua mempengaruhi khasanah perkembangan Islam di Indonesia. Dimulai menurut organisasi Islam yang bersifat politik misalnya Sarekat Islam, Masyumi, Partai Nahdlatul Ulama (NU) & organisasi Islam yang mengedepankan pendidikan menjadi persiapan mempersiapkan kemerdekaan seperti Muhammadiyah.

Pada dasa warsa 1950-an masih ada tokoh-tokoh Islam yang terlibat eksklusif dalam pemerintahan Republik Indonesia yg pada era tersebut memberlakukan demokrasi Liberal. Natsir yg adalah petinggi Masyumi mengawali kabinet Demokrasi Liberal menjadi Perdana Menteri menurut 6 September 1950 - 21 Maret 1951 & berperang dengan mengeluarkan "mosi integral" yg merupakan sebuah hasil keputusan parlemen tentang bersatunya kembalinya sistem pemerintahan Indonesia pada sebuah kesatuan. Syafrudin Prawiranegara, seorang tokoh Masyumi lainnya, berperan pada mengatasi problem moneter Indonesia pasca revolusi dengan kebijakan "Gunting Syafrudin." Burhanudin Harahap berperan meletakkan dasar-dasar pemilu yg demokratis yang menjadi acuan dilaksanakannya pemilu tahun 1955.

Islam Pada Masa Orde Baru dan Reformasi

Pada tahun 1971, tepatnya setelah pemilu tahun 1971. Pemerintah Orde Baru mengeluarkan kebijakan fusi partai politik buat menyederhanakan peta perpolitikan di Indonesia. Partai-partai yang di gabugan berkelompok sebagai tiga grup yg terdiri dari golongan nasionalis & golongan Islam, dan satu golongan karya. Partai-partai yg dilakukan fusi ini berkembang dari program kerja dan berusaha buat diarahkan nir terbawa sang ideologi partai.

  1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan fusi dari NU, Parmusi, PSII, dan Partai Islam Perti yang dilakukan pada tanggal 5 Januari 1973 (kelompok partai politik Islam.)
  2. Partai Demokrasi Indonesia (PDI), merupakan fusi dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI, dan Parkindo (kelompok partai politik yang bersifat nasionalis.
  3. Golongan Karya (Golkar).

Hal ini menyebabkan pergeseran politik partai Islam yg cenderung buat berpolitik menurut perebutan kekuasaan pada legislatif.

Selain melakukan gabugan yang meleburkan kekuatan-kekuatan politik partai-partai, pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan pemeurnian ajaran Pancasila & pemberlakuan harapan tunggal Pancasila yang mengakibatkan semua kekuatan partai politik haruslah berdasarkan ideologi Pancasila pada berpolitik & menjalankan pendidikan politik pada kader dan warga , memang Pancasila tidak bertentangan dengan Ideologi Islam.

Ketetapan ini  tercantum pada UU No. 3 tahun 1985 tentang ditetapkannya Pancasila sebagai asas Partai Politik. Tidak lama setelah dikeluarkannya UU No. 3 tahun 1985, Orde Baru kembali mengeluarkan kebijakan mengenai Pancasila sebagai asas tunggal untuk organisasi-organisasi kemasyarakatan melalui UU No. 8 tahun 1985. Organisasi masyarakat diberi waktu dua tahun untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas.

Mengenai asa tunggal Pancasila, tidak poly dari golongan Islam memprotes terhadap kebijakan ini, salah satu organisasi Islam terbesar pada Indonesia seperti Nahdlatul Ulama yg menyatakan Ideologi Pancasia adalah bagian yang nir terpisahkan dari bangsa Indonesia. Hal ini sinkron dengan ketetapan Muktamar NU 1984 yg menyatakan bahwa Pancasila dan NKRI Sudah Final karena sinkron menggunakan nilai-nilai Islam.

Pada masa Reformasi yg mengakhiri kekuasaan Orde Baru pada tahun 1998. Ketetapan tentang harapan tunggal Pancasila dicabut. Hal ini menyebabkan seluruh kekuatan politik Islam dapat mengekspresikan Ideologi Islam & genre-genre lainnya selama tidak bertentangan menggunakan Ideologi Pancasila menjadi dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan kebebasan berpolitik yang terjadi pada masa Reformasi, membuat bebas masuknya ideologi-ideologi dari luar, termasuk ideologi Islam yg mempunyai genre-aliran yang sudah berkembang pada luar negeri.

Pada masa reformasi pula Ideologi yang bersifat fundamentalis dan ortodok dan ideologi yang bersifat ekstrimis menampakan diri pada perpolitikan yang dilakukan oleh golongan Islam, hal ini karena NU dan Muhammadiyah nir lagi menjadi dwi-tunggal yang mengundang perhatian poly pengamat asing. Selain NU & Muhammadiyah, realitasnya, terdapat banyak organisasi massa Islam di Indonesia, misalnya Persis atau Perti, namun memang nir sebanyak 2 organisasi sebelumnya.

Salah satunya ada organisasi Front Pembela Islam yg dikenal relatif ortodok yg bertujuan buat mendirikan Negara Indonesia berlandaskan syariat Islam. Dan ada organisasi-organisasi Islam yg lainnya yg tergabung pada organisasi masyarakat (ORMAS). Meskipun hanya berupa ORMAS, hal ini lah yang cenderung bisa merubah konstelasi politik hinga ke lapisan bawah warga tentang perpolitikan Islam & seluruh aspek kehidupan umat Islam Indonesia.

Partai-partai Islam pun kembali bermunculan, antara lain merupakan PPP, PBB, Partai Keadilan, Partai Persatuan, Masyumi, Partai Kebangkitan Umat (PKU), Partai Abud Yatama (PAY), PSII-1905, PNU dan Partai Cinta Damai (PCD), dan PKB, PAN, Partai Solidaritas Uni Nasional Indonesia (SUNI). Partai Politik Islam ini berusahan buat merebut kekuasaan politik pada DPR dan MPR, bahkan berkoalisi baik dengan partai Islam ataupun nasionalis buat merebut kursi Lembaga Kepresidenan.

Meskipun partai-partai Islam ini nir meraih suara terbesar, namun koalisi mereka sebagai Poros Tengah yang dapat menghalangi tampilnya aliran dan kelompok Politikus nasionalis dan koalisinya serta memunculkan beberapa tokoh primer dalam posisi-posisi strategis pada forum eksekutif dan legistatif. Seperti Amin Rais menjadi ketua DPR-RI berdasarkan PAN & Gus Dur sebagai Presiden berdasarkan PKB yang adalah partai bentukan NU. Terorisme pula sebagai bagian yang mewarnai sejarah pada masa ini Indonesia selama masa reformasi.

Aksi-aksi terorisme ini melekat menggunakan kehidupan umat Islam di Indonesia lantaran pelaku-pelaku tindak terorisme yg berlaku menjadi oknum membawa Ideologi-ideologi kekerasan yang mereka klaim berlandaskan ideologi Islam. Ideologi-ideologi inilah yg disinyalir masuk ke Indonesia dari negara-negara Timur Tengah yang mengalami pertarungan berkepanjangan. Peristiwa-perista tindak terorisme yg membawa Islam menjadi landasan tindakannya membuat galau kehidupan rakyat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Islam di Indonesia yang dikenal menjadi Islam yang reformis & moderat tercoreng dengan tindakan-tindakan terorisme yg mengatasnamakan umat Islam Indonesia.

Peristiwa Bom Bali 1 (2002), Bom Hotel JW Marriott (2003), Bom Kedubes Australia (2004), Bom Bali 2 (2005), Bom Hotel JW Mariott & Ritz-Carlton (2009), Bom Mapolresta Cirebon (2011), dan Bom Plaza Sarinah (2016), serta Bom Thamrin (2016) sebagai bukti bahwa kehidupan Islam Indonesia yang moderat tengah dirusak oleh Ideolog-Ideologi luar yg ingin mengarahkan Indonesia terlibat perseteruan Arab Spring yang tengah terjadi di negara-negara Teluk.

Namun sepertinya apa yang kita lihat bahwa perkembangan Ideologi semacam ini memang tidak berkembang pesat sang lantaran Ideologi Islam Indonesia yang cenderung mengedepankan sifat moderat, luhur, & reformis sehingga nir terjerumus terhadap ideologi-ideologi simpel yang membawa Islam menjadi tujuan perjuangannya seperti, Wahabi & Khawarij.

Meskipun demikian, kita tidak dapat membiarkan perkembangana ideologi semacam ini berkembang. Hal ini wajib kita lakukan melihat perkembangan ideologi tersebut yg tengah melakukan kaderisasi terhadap pemuda-pemuda Indonesia yg secara usia gampang buat dilakukan dogmatisasi. Dogmatisasi ini umumnya dilakukan pada pengkaderan-pengkaderan yg dilakukan dalam organisasi-organisasi Islam tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA, hingga Perguruan Tinggi (PT).

Daftar Pustaka

  • Geertz Clifford. 2013. Agama Jawa : Abangan, Santri, Priyayi Dalam Kebudayaan Jawa. Depok, Indonesia: Komunitas Bambu
  • Kartodirdjo Sartono. 1987. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900. Jakarta, Indonesia: Gramedia Pustaka Utama
  • Ricklefs M.C. 2005. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta, Indonesia: Gadjah Mada University Press
  • Mujilan, Kaelany. 2016. Materi Pembelajaran Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Agama Islam. Depok, Indonesia: Gadjah Mada University Press
  • Tjandrasasmita Uka. 2009. Arkeologi Islam Nusantara.  Jakarta, Indonesia: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
  • Tim Tempo. 2016. Seri Tempo Tokoh Islam Awal Kemerdekaan: Wahid Hasyim. Jakarta, Indonesia: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
  • Poesponegoro Djoened Marwati, Notosusanto Nugroho, dkk, dkk. 2008. Sejarah Nasional Indonesia II (Edisi Pemutkhiran). Jakarta, Indonesia: Balai Pustaka
  • Poesponegoro Djoened Marwati, Notosusanto Nugroho, dkk. 2008. Nasional Indonesia III (Edisi Pemutkhiran). Jakarta, Indonesia: Balai Pustaka
  • Frederick H. William dan Soeroto Soeri. 1984. Pemahaman Sejarah Indonesia. Indonesia: LP3ES

Wednesday, December 2, 2020

Dibalik Cap Sikureung, Segel Sultan Aceh

Cab Sikureung merupakan cap atau segel Sultan-sultan Aceh. Cap Sikureung merupakan "Cap" resmi Kesultanan Aceh yang digunakan oleh Sultan dan Sultanaah Aceng dalam mengesahkan mandat atau sebuah perintah. Cap resmi kesultanan, yang didalam bahasa Aceh disebut Cab Sikureung (Cap Sembilan). Pemberian nama ini didasarkan kepada bentuk stempel itu sendiri yang mencantumkan nama sembilan orang Sultan dan nama Sultan yang sedang memerintah itu sendiri terdapat di tengah-tengah.

Pada Segel-segel Sultan Aceh, 3 tempat diperuntukkan kepada Raja-raja yang memerintah dari dinasti sebelumnya. Lima tempat diperuntukkan pada Raja-raja keluarga sendiri, dan yang satu dari yang 5 adalah Raja pendiri dan Dinastinya.

Dan yang terletak ditengah-tengah yaitu Sultan atau Sultanah (Ratu) yang sedang memerintah.

Cab Sikureung (Kulit luar) bermakna 9 Sultan :

1. Paling Atas

Sultan Ahmad Syah, yakni Raja pertama Dinasti Aceh-Bugis yang terakhir, 1723-1735, adalah Sultan yang ke-XX, sebelum tahun 1723 disebut  dengan gelar Maharadja Lela (Melayu)

2. Kanan Atas

Sultan Djauhan Syah, yakni Putera Raja sebelumnya, 1735-1760, adalah Sultan ke-XXI, bergelar Raja Muda

3. Paling Kanan

Sultan Mahmud Syah, yakni Muhammad atau Mahmoud Syah I, Cucu Sultan Ahmad Syah, 1760-1763, adalah Sultan ke-XXII

4. Kanan Bawah

Sultan Djauhar 'Alam, yakni Cicit laki-laki Sultan Ahmad Syah, 1795-1824, adalah Sultan ke-XXVII

5. Paling Bawah

Sultan Manshur Syah, yakni Putera Djauhar Alam, sekitar 1857-1870, adalah Sultan ke-XXVIII

6. Kiri Bawah

Sultan Said-al-Mukamal, yakni Alauddin al-Qahhar, 1530-1557, adalah Sultan Aceh ke-III

7. Paling Kiri

Sultan Meukuta Alam, yakni Sultan Iskandar Muda, 1607-1636, adalah Sultan Aceh ke-XI

8. Kiri Atas

Sultan Sultan Tadjul 'Alam, yakni Ratu Safiatuddin, Sultan wanita pertama Aceh, 1641-1675, adalah Sultan ke-XIII (Puteri Iskandar Muda)

9. Tengah

Waffaa-Allah Paduka Seri Sultan Alauddin muhammad Daud Syah Djohan Berdaulat zil-Allah fil'Alam, yakni adalah Sultan Muhammad Daud Syah, 1879-1903, Sultan Aceh yang terakhir.

Perlu diketahui bahwa bentuk stempel sendiri tentu berbeda – berbeda antara satu sultan dengan sultan yang lainnya, namun makna yang terkandung dalam Cap Sikureung tetap sama.

Cap sikureung, stempel kerajaan Aceh Darussalam
Stempel STA Muhammad Daud Syah II pada surat tgl 22 Muharram 1315 h/26 Juni 1897 kepada Sultan Abdul Hamid Turki Usmany

Cap sikureung, stempel kerajaan Aceh Darussalam
Stempel STA Riayat Syah Sayyidil Mukammal

Saturday, November 28, 2020

Kesultanan Siak Sri Indrapura, 1723–1945

Harian Sejarah -Masuk dan menyebarnya Islam ke Nusantara  melalui pesisir Sumatera  dan mempengaruhi Kesultanan  yang berada di daerah yang sekarang bernama Aceh. Nama kerajaan tersebut adalah Samudera Pasai dan raja pertamanya yang memeluk Islam bernama Marah Silu, yang kemudian setelah masuk Islam bergelar Sultan Malik as-Saleh.

Selain itu, daerah  Malaka yang merupakan pusat perdagangan penting dan juga pusat penyebaran Islam berkembang pula menjadi kerajaan baru dengan nama Kesultanan Malaka. Dari sini, Islam kemudian menyebar. Setelah itu, penyebaran agama Islam dilakukan secara besar-besaran oleh para pedagang melalui pantai timur Sumatera dan menyebar ke seluruh Sumatera. Oleh karena itulah, di daerah Sumatera Timur dan Tengah  terdapat beberapa kesultanan. Beberapa kesultanan yang berada di daerah Sumatra Timur dan Tengah, dengan masa dan rentang waktu yang berbeda pula. Namun, makalah ini hanya akan berfokus pada pembentukan  Kesultanan Siak.

Pada mulanya, wilayah  Siak sendiri merupakan wilayah  vasal yang berada dibawah Kesultanan Melaka. Siak sendiri pada masa itu merupakan sebuah pusat penyebaran dakwah dan syiar Islam dan merupakan wilayah dengan Islam yang kental, sehingga berdampak pada peradaban, kebudayaan dan adat. Hingga dikatakan bahwa orang yang pandai dalam pengetahuan Islamnya dikenal dengan sebutan Orang Siak.  Sejak jatuhnya Malaka ke tangan VOC, Kesultanan Johor telah mengklaim wilayah Siak sebagai wilayah kekuasaannya.

Hal ini terus berlangsung sampai pada akhirnya, pemimpin yang berkuasa di Siak yang bernama Raja Kecik memutuskan untuk melepaskan diri dari pengaruh Kesultanan Johor dan menjadi sebuah kesultanan yang mandiri dan berdaulat. Dalam Hikayat Siak disebutkan, bahwa Raja Kecik merupakan seorang pengelana pewaris Sultan Johor  yang kalah dalam perebutan kekuasaan di Kesultanan Johor dan kemudian menyingkir ke Siak. Nama aslinya adalah Sultan Abdul Jalil Syah. Di Siak inilah, Raja Kecik atau yang juga bernama Sultan Abdul Jalil Syah kemudian mendirikan sebuah kesultanan dengan nama Siak Sri Indrapura.

Wilayah dan Sistem Pemerintahan Kesultanan Siak

Wilayah Kesultanan Siak

Wilayah kekuasaan Kesultanan Siak setidaknya mengalami 3 fase perubahan dari saat awal didirikannya Kesultanan Siak Oleh Sultan Abdul Jalil Rakhmat Syah pada tahun 1723 sampai saat masa sultan terakhir Sultan Syarif Kasim II. Pada saat masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Syah, daerah kekuasaannya meliputi Perbatinan Senapelan, Perbatinan Gasip, Perbatinan Sejaleh, Perbatinan Perawang, Perbatinan Sakai, Perbatinan Petalang, Perbatinan Tebing Tinggi, Perbatinan Senggoro, Perbatinan Merbau, Perbatinan Rangsang, Kepenghuluan Siak Kecil, Kepenghuluan Siak Besar, Kepenghuluan Rempah, dan Kepenghuluan Betung.

Pemerintahannya berpusat di daerah Buantan. Seiring berjalannya waktu, Raja Kecik memperluas daerah kekuasaannya dan merebut Rokan Tanah Putih, Bangka dan Kubu. Pada tahun 1724 dan 1726 Siak menyerang orang-orang Bugis di Kedah, tetapi Kedah tidak berhasil ditaklukan.   Wilayah kekuasaan Kesultanan Siak mencapai titik puncak perluasan wilayahnya pada saat masa pemerintahan Sultan Syarif Ali Abdul Jalil Baalawi.

Pada saat pemerintahan Sultan Syarif Ali Abdul Jalil Baalawi, Kesultanan Siak mengalami perluasan wilayah hingga melingkupi 12 wilayah jajahan yang terdiri dari Kotapinang Pagarawan, Batubara Bedagai, Kualuh, Panai, Bilah, Asahan, Serdang, Deli, Langkat, dan Temiang yang berbatasan dengan Aceh dan wilayah taklukan Sambas di Kalimantan.

Luas wilayah kekuasaan Kesultanan Siak mengalami penyusutan wilayah yang cukup signifikan pada tahun 1858 yang diakibatkan oleh ditandatanganinya Traktat Siak. Perjanjian itu sendiri  diwakili oleh dua orang yaitu Residen Riau J.F. Niewenhuyzen dan Sultan Syarif Ismail Abdul Jalil Syarifuddin yang isinya adalah :

  1. Belanda mengakui hak otonomi Siak atas daerah Siak asli.
  2. Siak menyerahkan daerah jajahannya yaitu Deli, Serdang, Langkat, dan Asahan kepada pemerintah kolonial Belanda

Dan dengan disetujuinya perjanjian tersebut, Kesultanan Siak menjadi berada dibawah naungan pemerintah kolonial Belanda

Sistem Pemerintahan Kesultanan Siak

Sultan Abdul Jalil Rakhmat Syah sebagai pendiri Kesultanan Siak merumuskan awal landasan sistem pemerintahan di Kesultanan Siak. Sistem pemerintahan di Kesultanan Siak mengatur bahwa Sultan memiliki Dewan Kesultanan sebagai pembantu Sultan dan fungsinya sebagai Pelaksana dan Penasihat Sultan. Dewan Kesultanan terdiri atas :

  1. Datuk Tanah Datar dengan gelar Sri Paduka Raja
  2. Datuk Lima Puluh dengan gelar Sri Bejuangsa
  3. Datuk Pesisir dengan gelar Sri Dewa Raja
  4. Datuk Kampar dengan gelar Maharaja Sri Wangsa

Ada pula selain keempat datuk tersebut adalah Datuk Bintara kanan dan Bintara Kiri yang bertugas dalam pengaturan tata pemerintahan, hukum dan undang-undang kesultanan, Datuk Laksmana bertugas dalam pengaturan kelautan, dan Panglima untuk mengatur wilayah daratan.

Kesultanan Siak pun juga mengatur sistem pemerintahan yang ada di daerah, pemerintahan yang berada di daerah-daerah diatur dan dipimpin oleh para Kepala Suku yang mempunyai gelar Penghulu, Orang Kaya, dan Batin. Ketiga jabatan tersebut tingkatannya sama, hanya saja bagi Penghulu mereka tidak memiliki hutan tanah (tanah ulayat). Dalam bertugas Penghulu pun memiliki pembantu dalam menjalani tugasnya yaitu:

  1. Sangko Penghulu (wakil penghulu)
  2. Malim Penghulu (pembantu urusan agama)
  3. Lelo Penghulu (pembantu urusan adat)

Sedangkan Batin dan Orang Kaya adalah orang yang mengepalai suku asli (conton : Perbatinan Sakai). Jabatan ini dikepalai secara turun-temurun. Mereka Memiliki hutan tanah (tanah ulayat). Dalam bertugas mereka dibantu oleh:

  1. Tongkat (pembantu dalam urusan yang menyangkut kewajiban-kewajiban terhadap sultan)
  2. Monti (pembantu urusan adat)
  3. Antan-antan (pembantu yang dapat mewakilkan seorang Tongkat atau Monti jika keduanya sedang berhalangan)

Sistem pemerintahan yang dirancang oleh Sultan Abdul Jalil Rakhmat Syah ini bertahan  hingga masa pemerintahan Sultan Syarif Hasim Abdul Jalil Syarifuddin. Sultan Syarif Hasim Abdul Jalil Syarifuddin mengubah sistem pemerintahan dan merumuskan landasan sistem pemerintahan Monarchy Konstitusional. Sistem pemerintahan ini diawali dengan disusunnya dan diberlakukannya Al Qawa’id atau Babul Qawa’id (Konstitusi Tertulis Kesultanan Siak).

Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Sultan van Siak met rijksgroten in de afdeling Bengalis oostkust van Sumatra TMnr 60012313.jpg
Sultan Siak berserta Dewan Menterinya dan Kadi Siak pada tahun 1888. Foto: Tropenmuseum

Perubahan sistem pemerintahan juga terjadi di dalam lembaga Kesultanan. Sultan di dalam menjalankan pemerintahannya dibantu oleh pejabat kesultanan yang memimpin lembaga kesultanan yang berada di pusat maupun yang berada di daerah, terdiri dari:

  • Dewan Menteri
    • Bertugas dalam memilih dan mengangkat seorang sultan dan membantu sultan dalam merumuskan hukum peraturan dan undang-undang
  • Hakim Kerapatan Tinggi
    • Bertugas dalam setiap pengadilan umum dalam kasus-kasus yang melibatkan masyarakat Siak
  • Hakim Polisi
    • Kepala pemerintahan dalam tingkat Provinsi sebagai wakil sultan
  • Hakim Syariah
    • Hakim Syariah ada dua, yaitu Kadi Siak dan Imam Jajahan. Kadi Siak bertugas dalam menangani pengadilan tentang harta pusaka dan warisan serta dalam masalah hukum adat. Imam Jajahan bertugas sebagai pembantu Kadi Siak

Hakim Kepala Suku

Tingkatan pemerintahan yang terendah dan tugasnya adalah sebagai pemimpin pemerintahan dan pengatur kehidupan bermasyarakat, beragama, dan bernegara di dalam suku-sukunya masing-masing. Hakim Kepala Suku berada dibawah naungan Hakim Polisi

Sistem pemerintahan ini sempat diubah oleh belanda. Sultan memerintah tanpa didampingi oleh Dewan Menteri karena kedudukan pemerintahan ini telah dihapuskan dan wilayah Kesultanan Siak dipersempit yang awalnya memiliki 10 provinsi menjadi hanya 5 distrik.

Sistem pemerintahan ini bertahan hingga pemerintahan Sultan Syarif Kasim Sani Abdul Jalil Syarifuddin atau yang dikenal juga sebagai Sultan Kasim II Mendeklarasikan bahwa Kesultanan Siak Sri Indrapura menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tahun 1946.

Hubungan Perdagangan di Kesultanan Siak

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup, orang-orang Melayu kemudian ikut berdagang. Perdagangan di Melayu sendiri sudah mengalami perjalanan yang panjang dengan dimulai dari Melaka, hingga akhirnya sampai ke Siak. Pada awalnya, di wilayah Siak terdapat syahbandar-syahbandar yang bertugas memungut cukai untuk kapal yang disebut sebagai “tebusan wang kapal”. Tentunya, pada masa itu upeti tersebut masih diberikan kepada Kesultanan yang berkuasa pada masa itu yaitu Kesultanan Melaka.

Setelah Siak menjadi kesultanan sendiri, pada masa pemerintahan Sultan Alamuddin Sayah, pusat pemerintahan dipindahkan ke Senapelan. Maksud dan tujuan dipindahkannya pusat pemerintahan ini adalah agar dibukanya pusat perdagangan baru yang lebih dekat dengan daerah-daerah penghasil barang dagangan. Oleh karena itu, kemudian dibuka pekan di bandar Senapelan, dan disebut Bandar Pekan, yang akhirnya berubah lagi menjadi Pekanbaru.

Dengan dipindahkannya pusat pemerintahan dan memperbesar pusat perdagangan tersebut, maka terbuka lebar jalur perdagangan antara Senapelan dengan daerah-daerah penghasil  lada, gambir dan hasil hutan lainnya. Perdagangan yang telah dirintis sebelumnya juga dikembangkan dan dipelihara. Selain itu, bagi daerah-daerah taklukan wajib membayar upeti kepada Siak. Langkah lain yang dilakukan dalam proses pengurusan upeti dagang ini adalah dengan cara mengangkat saudara-saudara Sultan ini menjadi penguasa di daerah yang telah ditaklukkan.

Kehidupan Masyarakat di Kesultanan Siak

Sebagai akibat dari pengaruh agama Islam, tidak terdapat perbedaan yang mencolok antara rakyat jelata dengan bangsawan. Golongan bangswan yang termasuk didalamnya adalah keluarga sultan, pembantu-pembantu sultan dan pegawai Istana. Mereka bertugas untuk menjalankan roda pemerintahan sehari-hari, sedangkan masyarakat sebagai rakyatnya bertugas untuk melaksanakan kehidupan mereka masing-masing dan juga untuk menunjang kehidupan perdagangan seperti bertani sebagai petani, menjaring ikan sebagai nelayan serta mengumpulkan hasil-hasil hutan.

Dalam kehidupan sehari-hari, Sultan selain bertindak sebagai seorang kepala negara dan pemerintahan juga bertindak sebagai kepala agama. Oleh karena kedudukan sultan ini, maka rakyat semakin kuat keinginannya untuk memeluk agama Islam karena selain didasarkan pada keinginan sendiri juga karena mengikuti perintah sultan untuk memeluk agama Islam.

Selain itu, di daerah-daerah ini juga dibangun mesjid-mesjid yang selain digunakan untuk tempat ibadah juga digunakan sebagai tempat bermusyawarah, mengajarkan agama Islam, dan mendidik kader-kader dakwah. Di mesjid sendiri berkumpul unsur pimpinan agama Islam yaitu khadi, imam, khatib dan bilal. Di samping adanya mesjid ini, dibangun pula surau yang berfungsi sama seperti mesjid. Yang membedakan antara mesjid dan surau adalah, di mesjid terdapat mihrab, sedangkan di surau tidak terdapat mihrab.

Dalam bidang kesenian sendiri, sebagai akibat dari pengaruh Islam, muncul kesenian yang baru seperti bangunan mesjid, seni ukir, seni sastra, syair-syair dan bahasa. Seni bangunan mesjid yang bercampur dengan kebudayaan lama seperti punden berundak-undak yang dicampurkan dengan menara dan mihrab. Selain itu, perkembangan seni sastra juga semakin pesat dengan munculnya syair, gurindam, hikayat, zikir dan tarombo.

Perkembangan sastra yang pesat ini memunculkan antara lain syair perang siak, Hikayat Hasan dan Husin, Hikayat Bayan Budiman, Tarombo Siri dan Tambusai. Jenis kesenian lain yang juga berkembang adalah seni suara yang bercorak Islam seperti bersanji, berzikir, berhikayat, berdah dan qasidah.

Bergabung dengan Indonesia

Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Studioportret van de Sultan van Siak met zijn echtgenote TMnr 60003230.jpg
Potret Sultan Siak, Sultan Syarif Kasim II dan istrinya (1910-1939). Foto: Tropenmuseum
Sultan Syarif Kasim II, merupakan Sultan Siak terakhir yang tidak memiliki putra. Seiring dengan kemerdekaan Indonesia, Sultan Syarif Kasim II menyatakan kerajaannya bergabung dengan negara Republik Indonesia.

Daftar Sultan Siak Sri Indrapura

File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Portret van de sutlan van Siak aan de oostkust van Sumatra TMnr 60012312.jpg
Sultan Hashim Abdul Jalil Muzaffar Shah. Foto: Tropenmuseum
  • Sultan Abdul Jalil Rahmad Shah I (1725–1746)
  • Sultan Abdul Jalil Rahmad Shah II (1746–1765)
  • Sultan Abdul Jalil Jalaluddin Shah (1765–1766)
  • Sultan Abdul Jalil Alamuddin Shah (1766–1780)
  • Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Shah (1780–1782)
  • Sultan Yahya Abdul Jalil Muzaffar Shah (17821784)
  • Sultan al-Sayyid al-Sharif Ali Abdul Jalil Syaifuddin Ba'alawi (1784–1810)
  • Sultan al-Sayyid al-Sharif Ibrahim Abdul Jalil Khaliluddin (1810–1815)
  • Sultan al-Sayyid al-Sharif Ismail Abdul Jalil Jalaluddin (1815–1854)
  • Sultan al-Sayyid al-Sharif Qasim Abdul Jalil Syaifuddin I (Syarif Qasim I, 1864–1889)
  • Sultan al-Sayyid al-Sharif Hashim Abdul Jalil Muzaffar Shah (1889–1908)
  • Sultan al-Sayyid al-Sharif Qasim Abdul Jalil Syaifudin II (Syarif Qasim II), (1915–1949)

Sumber:

  • Ahmad Supandi. 2015. Kesultanan Siak Sri Indrapura : Islam danPerlawanan Terhadap Kolonialisme pada tahun 1760 – 1946 M. (Skripsi)
  • Depdikbud. 1982. Sejarah Daerah Riau. Riau: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau
  • Yuli S. Setyowati. 2004. Sejarah Riau. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa
  • Norma Dewi. 1999. Selintas Sejarah Kerajaan Siak Sri Indrapura dan Peninggalannya. Pekanbaru: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kanwil Depdikbud Provinsi Riau Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Riau

Penulis: Ammar Zuhdi dan Malik Maulana Irfan - Universitas Indonesia

Friday, September 11, 2020

Sebuah Kajian Tentang Kemunduran dan Keruntuhan Kekhilafahan Utsmaniyah

Kemunduran yang dialami oleh Kekhalifahan Utsmaniyah pada sepanjang abad ke-19 hingga pada berdirinya Republik Turki pada awalan abad ke-20 pada tahun 1924. Perjalanan ini diwarnai sang intrik dinasti, ketelatan dalam memodernisasi birokrasi & industri, perang pada setiap daerah perbatasan daerah kekuasaan, & pemberontakan yg terjadi pada wilayah jajahannya misalnya pada Yunani yang terjadi di antara tahun 1821 sampai 1830.

Merupakan sebuah keharusan bagi penulis buat merangkai artikel ini menggunakan niatan menghadirkan bahan pertimbangan dan argumentasi kepada para pembaca tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi seputar kemerosotan perlahan yang terjadi pada Kekhilafahan Utsmaniyah. Hal ini penulis lakukan untuk menaruh anti-tesis terhadap liputan-informasi yang banyak didistribusikan dalam ketika peringatan pembubaran Khilafah Utsmaniyah yg terjadi setiap tanggal 3 dalam bulan Maret.

Informasi-informasi yang tersebar menyediakan narasi yang bias dengan penjabaran yang condong menghadirkan pembahasan adanya sebuah konspirasi besar terhadap Kekhilafahan Utsmaniyah dan menyalahkan kemunduran tersebut secara keseluruhan kepada kekuatan-kekuatan Barat, Gerakan Turki Muda, gerakan-gerakan nasionalis, dan Mustafa Kemal Atatürk sebagai penyebab utama; terkadang sebagai penyebab satu-satunya yang berkontribusi  terhadap keruntuhan Kekhilafahan Utsmaniyah. Hal ini meninggalkan sedikit ruang untuk penalaran dan pendalaman multi-dimensional untuk mencari dan mempertimbangkan penyebab yang berkontribusi terhadap keruntuhan Kekhilafahan Utsmaniyah yang berasal dari dalam Kekhilafahan itu sendiri. Atas dasar ini, penulis didorong untuk menghadirkan artikel ini.

Ketika diadakan kajian dan pendalaman mengenai 124 tahun terakhir kekuasaan Khilafah Utsmaniyah, wajib dipertimbangkan bahwa Kekhilafahan ini menghadapi aneka macam permasalahan yang datang dari internal Khilafah maupun eksternal, misalnya: ketidakmampuan Negara Utsmaniyah buat melakukan reformasi birokrasi & modernisasi buat menyamai kecepatan langkah perkembangan teknologi dan politik saingannya pada Eropa, perang yg terjadi secara monoton selama tujuh atau delapan abad?Jika menghitung jarak di antara Perang Krimea & Perang Rusia-Turki yg terjadi dalam tahun 1877 hingga 1878, pemberontakan yg terjadi lantaran ketidakpuasaan terhadap kemunduran birokrasi dan ekonomi misalnya yang dikobarkan oleh Mesir pada bawah gubernur Muhammad Ali; atau lantaran disparitas mazhab kepercayaan seperti yang dikobarkan oleh Abdullah bin Saud & Muhammad bin Abdul Wahab dalam Perang Wahabi yang terjadi dalam tahun 1811 hingga 1818, kebangkitan nasionalisme di daerah-daerah jajahan-jajahannya seperti pada daerah Balkan & Levant, dan tuntutan reformasi pada bentuk konstitusi serta republikanisme oleh kalangan kaum belia yg berkeinginan buat memperkuat Negara Utsmaniyah dan menghentikan kemacetan yang terjadi.

Perjalanan berdasarkan kemunduran Kekhilafahan Utsmaniyah awalnya adalah bangkitnya pencerahan bangsa Arab di Mesir & Suriah akan kondisi mereka yang bodoh dibanding negara-negara Eropa pada bidang sosial dan saintek. Kesadaran ini muncul waktu pasukan Perancis yg dipimpin oleh Napoleon Bonaparte menyerbu Mesir pada yahun 1798 & mengikutsertakan sebuah Misi Kebudayaan buat mengembangkan semangat Revolusi Perancis. Nilai-nilai kemanusiaan dan ide-pandangan baru pencerahan yang dibawa sang Napoleon disambut menggunakan pertentangan dari masyarakat dan cendekiawan Mesir karena tidak sinkron dengan ajaran Islam, meski demikian, para cendekiawan muslim misalnya Abdurrahman al-Jabarti dan Al-Thahthawi menyadari urgensi dunia Islam & bangsa Arab buat mengejar tingkat saintek & perkembangan ilmu sosial yg dicapai sang bangsa Eropa supaya tetap sanggup bersaing.

Setelah pasukan Perancis berhasil dikalahkan sang pasukan Utsmaniyah menggunakan donasi Inggris, Mesir dipimpin oleh gubernur yg dipilih secara populer oleh masyarakat Mesir, yaitu seorang pria asal Albania yang bernama Muhammad Ali. Mesir ketika itu meski adalah jajahan Utsmaniyah, adalah wilayah Arab pertama yg berada pada bawah jajahan Utsmaniyah yg memodernisasi & berhasil dalam melaksanakan hal tersebut. Pencerahan iptek yg dibawa sang Misi Kebudayaan Perancis menghilangkan agama diri bangsa Arab & masyarakat pada bawah kekuasaan Utsmaniyah yang selama ini menggangap bahwa diri mereka adalah peradaban paling maju pada bumi. Hilangnya kepercayaan diri ini mendorong Muhammad Ali buat mengirim pelajar ke negara-negara Eropa buat mempelajari teknologi, ilmu pengetahuan, strategi militer, & secara tidak sengaja pula membawa ilham-inspirasi sosial-politik yg nantinya akan memulai 'Al-Nahda' atau renaisans kebudayaan yg terjadi di daerah jajahan Utsmaniyah di Suriah, Mesir, & dunia Arab.

Antara 1813 sampai 1849, Muhammad Ali mengirimkan mahasiswa ke negara-negara Eropa dan menghabiskan biaya sebesar ?E 273.360. Para mahasiswa memelajari secara khusus: taktik militer, teknik mesin, kedokteran, farmasi, kesenian, dan kerajinan; para cendekiawan seperti Al-Thahthawi meneliti tanda-tanda sosial yang sedang melanda negara-negara Eropa yg dalam waktu itu sedang mengalami perubahan kekuasaan berdasarkan absolutisme raja-raja sebagai monarki konstitusional dan republikanisme. Al-Thahthawi menerjemahkan Konstitusi Perancis 1814 sebesar 74 pasal dan menuliskan jurnal yg memihak pada pengikutsertaan bunyi masyarakat yg diatur oleh konstitusi dan hukum pada urusan pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan negara. Para mahasiswa membawa pulang berdasarkan negara-negara Eropa buku-kitab berbahasa asing, & Muhammad Ali mendirikan sebuah biro penerjemahan buat menerjemahkan dan mempermudah sosialisasi ilmu-ilmu baru ini pada masyarakat Mesir. Tindakan-tindakan ini membuka balik pintu ijtihad, yang nantinya akan menginspirasi Tanzimat.

'Al-Nahda' yang menjalar ke global cendekiawan dan akademisi Arab ini nir diterima dengan baik oleh kaum penguasa Utsmaniyah yang nir menggangap latif prospek ijtihad. Hal ini menghambat laju modernisasi & restrukturisasi birokrasi Negara Utsmaniyah sehingga mampu dibilang tertinggal oleh Mesir. Bangsa Arab sudah mencicipi bumbu-bumbu konstitusionalisme, aturan yang terkodifikasi & egaliter, birokrasi yang tersusun, & semangat kemanusiaan serta sikap menghargai seluruh bangsa tanpa diskriminasi, tentunya mereka tidak akan terus membuktikan sikap jinak mereka terhadap Konstantinopel dan perlahan menuntut konsesi yang adil di bawah kekuasaan Utsmaniyah, hal ini akan mencapai puncaknya saat Pemberontakan Arab Besar diproklamasikan sang Wangsa Hasyimiyah di Hijaz dalam tahun 1916.

Abad ke-19 bukanlah abad yg ringan bagi Kekhilafahan Utsmaniyah, propagasi wangsit-pandangan baru baru seperti nasionalisme dan pelaksanaan kepercayaan yang puritan mengancam integritas daerah Utsmaniyah. Dimulai berdasarkan abad ke-18, daerah jajahan Utsmaniyah di Arab & Afrika Utara diberi swatantra lebih berdasarkan masa-masa sebelumnya, hal ini dimaksudkan buat menambah efisiensi birokrasi, pemungutan pajak, & perekrutan tentara. Tetapi para penguasa Arab lokal belum siap secara mental buat diberikan otonomi, hal ini mengakibatkan ketidakstabilan politik & kebobrokan ekonomi misalnya di Mesir. Perseteruan ini nantinya akan sebagai bibit kemerosotan impak dan wilayah Utsmaniyah di Timur Tengah dan Afrika Utara ketika pemerintah pusat Utsmaniyah yg diberi nama 'Porte Agung' tidak bisa mengatasi kasus ini. Permasalahan ini diperparah dengan skema-skema politik yang ambigu mengenai kebijakan geopolitik wilayah vasal mereka pada Timur Tengah.

Pada tahun 1821 kaum revolusioner Yunani memberontak terhadap kekuasaan Utsmaniyah, Porte menjanjikan kepada penguasa Mesir, gubernur Muhammad Ali wilayah kekuasaan di Suriah jika bersedia membantu upaya perang Utsmaniyah di Yunani. Meski memperoleh hasil yang memuaskan di awal-awal perang, intervensi Inggris dan Perancis atas desakan dari rakyat mereka yang–merasa miris dengan kekejaman koalisi Utsmaniyah-Mesir– berhasil mengalahkan  pasukan Utsmaniyah dan menghancurkan angkatan laut Mesir. Ketika perang berakhir, Muhammad Ali menuntut kembali janji yang diberikan oleh Sultan Mahmud II untuk memberi wilayah Suriah. Sultan Mahmud II menolak permintaan sang gubernur dan membawa negara beliau ke dalam api peperangan kembali. Dalam keadaan marah dan kecewa, Muhammad Ali mengutus anaknya; Ibrahim Pasya untuk memimpin 30.000 pasukan dengan persenjataan modern untuk menyerang Utsmaniyah, peperangan ini merupakan keberhasilan besar bagi pasukan Mesir. Sultan Mahmud II menyerah kepada tuntutan Muhammad Ali ketika beliau mendengar bahwa pasukan Mesir sudah mencapai Kota Konya.

Keberhasilan Mesir pada Perang Mesir-Utsmaniyah 1831-1833 tidak memuaskan ambisi Muhammad Ali. Beliau memimpikan sebuah Kerajaan Mesir merdeka yang merembet dari Sudan ke Suriah beserta penguasaan penuh atas wilayah Hijaz yang merupakan tempat dua kota suci; Makkah dan Madinah.  Dalam rangka memenuhi ambisi beliau, Muhammad Ali kembali mengobarkan perang melawan Sultan, namun kali ini Inggris yang khawatir akan runtuhnya Kekhilafahan Utsmaniyah dan menyaksikan hadirnya kekuatan modern yang baru yaitu Mesir yang dekat dengan saingannya yaitu Perancis, membantu Kekhilafahan Utsmaniyah dan dengan koalisi ini, Muhammad Ali berhasil dikalahkan. Dalam Konvensi London yang diadakan pada tahun 1840, Muhammad Ali diberikan kuasa penuh atas Mesir dan Sudan serta diberikan hak untuk mendirikan dinasti yang diberi hak khusus untuk memerintah Mesir yang semi-merdeka mewakili Porte.

Perang Mesir-Utsmaniyah Kedua yg berkobar pada tahun 1839-1841 sangat melemahkan pemerintahan & wibawa Kekhilafahan Utsmaniyah. Kekuatan-kekuatan pada Eropa menaruh penamaan "Sick Man of Europedanquot; menggunakan melihat kondisi miris yang dihadapi sang pemerintahan Utsmaniyah. Menghadapi pertarungan ini, pemerintahan Utsmaniyah di bawah Sultan Abdulmejid I memulai Tanzimat atau 'reorganisasi' buat memperkuat dan memodernisasi Kekhilafahan Utsmaniyah. Dokumen pertama Tanzimat berisi tujuan-tujuan dasar yaitu: memastikan "Keamanan yang paripurna bagi kehidupan, kehormatan, dan properti" bagi semua masyarakat Utsmaniyah; menciptakan "Sebuah sistem evaluasi pajak regulerdanquot;: dan reformasi dinas militer.

Tanzimat dilakukan untuk memperkuat birokrasi dan administrasi Kekhilafahan Utsmaniyah yang bobrok. Sudah merupakan keharusan bagi negara-negara yang mengupayakan modernisasi waktu itu buat jua mengenalkan reformasi administrasi misalnya penyederhanaan & pemerataan hukum, & pendataan penduduk buat menciptakan birokrasi yg efisien, dengan ini hukum yg terkodifikasi & egaliter beserta konstitusi dikenalkan pada kehidupan Utsmaniyah.

Tentunya reformasi-reformasi tersebut ditentang oleh kaum agamawan dan warga beragama Suni Utsmaniyah yang relijius. Hal ini terjadi dampak minimnya sosialisasi dan perencanaan matang yg kemudian reformasi-reformasi ini diperkenalkan secara spontan pada rakyat yg dogmatis & sudah lama tidak berijtihad dan berinovasi pada bidang sosial-politik Tidak sampai tahun 1850an dan 1860an dampak menurut Tanzimat mulai terasa waktu muncul gerakan-gerakan pemuda yang progresif misalnya 'Utsmani Muda' & mencapai puncak konvoi reformasi menggunakan munculnya 'Turki Muda' yang menggulingkan Sultan Abdul Hamid II?Yang memerintah menggunakan absolutisme?Dalam tahun 1908

Organisasi-organisasi pemuda ini beranggotakan mahasiswa-mahasiswa Utsmaniyah yg memelajari kedokteran & ketentaraan, para elit-elit muda ini sesudah belajar ke Eropa beranggapan bahwa rahasia pada balik kesuksesan negara-negara pada Eropa adalah pemerintahan yg bertenaga yg ditopang sang organisasi politik yg teratur dan terorganisir dan hadirnya kekuasaan yang konstitusional. Mereka kecewa dengan ketidakstabilan politik yg terjadi dalam masa pemerintahan Sultan Abdulaziz. Pergerakan reformis beranggapan bahwa Sultan pengganti Sultan Murad yaitu Sultan Abdul Hamid II akan bekerjasama menggunakan 'Utsmani Muda', & dia dalam masa awal-awal pemerintahan memang berhubungan menggunakan para reformis pada mendirikan pemerintahan yang konstitusional dan memiliki parlemen, namun beberapa ketidaksepakatan beliau menggunakan parlemen dan dihadapkan menggunakan disintegrasi daerah Utsmaniyah akibat pemberontakan nasionalis & peperangan dengan Rusia?Atas polemik minoritas Kristen pada Lebanon dan Palestina yg di mana Utsmaniayah dibantu oleh Perancis & Inggris?Menciptakan beliau membubarkan parlemen dan menangguhkan konstitusi.

Hal tersebut & peralihan pada absolutisme pada bawah Sultan Abdul Hamid II mengecewakan kaum reformis dan berujung menggunakan Kudeta Turki Muda dalam tahun 1908 yang digerakan sang 'Komite untuk Persatuan & Kemajuan' yang berisikan anggota-anggota Turki Muda dan 'Partai Kebebasan dan Kesesuaian' yg dipimpin sang keliru satunya anggota berdasarkan Dinasti Osman sendiri yaitu Sultanzade Sebahaddin. Dua kekuatan ini beserta konvoi kecil lainnya yg tergabung di bawah 'Uni Liberal' beraspirasi buat mengembalikan konstitusi dan mendirikan parlemen pulang yang sudah ditangguhkan sang Sultan Abdul Hamid II.

Nasionalisme adalah sebuah pedang yg menghunus ke dua arah bagi Kekhalifahan Utsmaniyah; di satu sisi harus dipahami bahwa Utsmaniyah pada perjalanannya menjadi kekuatan imperial memiliki daerah kedaulatan plural yang multi-etnis dan multi-nasional, didiami bangsa Turki, bangsa Arab, bangsa Armenia, bangsa Kurdi, bangsa Slavia, & aneka macam minoritas misalnya minoritas Druze pada Lebanon. Nasionalisme merupakan ilham yg menginspirasi bangsa-bangsa ini buat memberontak melawan Utsmaniyah dan menciptakan rasa kebangsaan sendiri. Hal ini menjadikan daerah Balkan yang didiami oleh bangsa Slavia; sehabis menemukan jati diri bangsa mereka, manunggal melawan Utsmaniyah pada Perang Balkan Pertama pada tahun 1912-1913.

Di sisi yang lain, bangsa Turki yang mempunyai pemikiran misalnya Tiga Pasya: Talaat, Djemal, dan Enver menyadari bahwa buat memperkuat Negara Utsmaniyah & mempertahankan dominasi bangsa Turki dalam perpolitikan Utsmaniyah maka harus menyuarakan pula semangat kebangsaan Turki. Gerakan Turki Muda yg dipimpin sang Triumverat Pasya di awal abad ke-20an melalui Komite buat Persatuan dan Kemajuan bekerja buat mensentralisasi kekuasaan politik ke Istanbul & secara perlahan men-"Turkifikasi" penduduk multi-budaya di daerah Utsmaniyah.

Upaya Turkifikasi budaya mereka yang berada di wilayah jajahan membangkitkan kembali semangat Al-Nahda yang dimulai di Mesir. Aspirasi nasionalisme dan modernisasi bangsa Arab yang diwariskan oleh tokoh-tokoh seperti Sayyid Jamaluddin al-Afghani dan Syaikh Muhammad Abduh beserta ingatan akan pemberontakan tokoh-tokoh reformis seperti Saad Zaghlul  di Mesir kembali bergema di kalangan bangsa Arab. Namun pada awal masa pergerakannya, para nasionalis Arab terpaksa berkumpul secara rahasia dan dengan memperhatikan kehati-hatian  yang tinggi, karena Utsmaniyah di bawah pimpinan Triumverat Pasya gencar membungkam oposisi-oposisi politik  bahkan sekutu lamanya di Partai Kebebasan dan Kesesuaian; para nasionalis Arab tidak lepas dari pembungkaman dan sensor pemerintah. Membutuhkan sebuah percikan agar pergerakan nasioanl Arab dapat naik ke permukaan dinamika politik. Percikan ini adalah pecahnya Perang Dunia 1 dan bergabungnya Utsmaniyah di sisi Kekuatan Poros.

Kengerian yg membayangi peristiwa humanisme di Armenia & tindakan Djemal Pasya di Suriah dan Lebanon terhadap tokoh-tokoh pro-kemerdekaan Arab menjadikan sensasi paranoia dan kekhawatiran di kalangan bangsa Arab pada Levant, Mesopotamia, & Hijaz. Djemal menjatuhkan tuduhan penghianatan tingkat tinggi pada sejumlah tokoh pada Suriah & Lebanon. Sebuah pengadilan militer didirikan di Lebanon dalam tahun 1915, dalam ketika setahun, puluhan orang digantung pada Beirut & Damaskus, serta menjebloskan ratusan orang lainnya ke penjara, & ribuan orang diasingkan. Tindakan ini yang memberikan gelar "al-Saffah" atau "penumpah darah" pada Djemal Pasya meyakinkan lebih poly orang Arab buat memerdekakan diri.

Sebuah ucapan disampaikan sang Presiden Liga Progres Lebanon, Naroum Mokarzel pada tahun 1913 pada Kongres Arab pada Paris bahwa revolusi yang akan terjadi harus merupakan revolusi literasi & reformasi, dan bahwa kekerasan hanya adalah pilihan terakhir. Tetapi pada tahun 1916, Wangsa Hasyimiyah pada Hijaz dipimpin oleh Sharif Hussein bin Ali yg dibantu sang Inggris melalui Korespondensi Hussein-McMahon; didorong oleh rasa takut terhadap prospek akan terjadinya pembantaian terhadap orang Arab seperti yg terjadi di Armenia menentukan untuk mengobarkan perang & mengambil pilihan pertumpahan darah. Wangsa Hasyimiyah juga melakukan hal tadi karena menggangap bahwa Turki Muda dan Triumverat Pasya dalam upaya mereformasi Utsmaniyah telah melenceng dari Islam.

Di waktu yg sama seseorang perwira asal Thessaloniki yg merupakan veteran Perang Italia-Utsmaniyah di Italia dalam tahun 1911-1912 mencetak prestasi militer pada medan pertempuran, dia adalah tokoh instrumental dalam kemenangan Utsmaniyah di Galipoli melawan Sekutu & waktu Utsmaniyah mulai kalah dalam perang, dia mengupayakan evakuasi pasukan Utsmaniyah berdasarkan Mesopotamia dan Suriah menuju Anatolia. Beliau nantinya akan menjadi Presiden Republik Turki yang petama, nama dia merupakan Mustafa Kemal. Seorang ahli strategi militer & negarawan, beliau nir berdiam diri saat Sultan Utsmaniyah melewati delegasi yg dikirim ke S?Vres menyetujui pengucilan daerah Utsmaniyah & memaksakan Utsmaniyah buat membayar biaya yang mahal akibat keikutsertaan mereka dan agresi mereka dalam tahun 1914. Perjanjian S?Vres membagi daerah Asia Minor sebagai zona yang diadministrasi sang Yunani, Perancis, dan Italia; menyisihkan wilayah buat Armenia & Negara Kurdi. Utsmaniyah hanya dibatasi pada kantong mini di utara Anatolia; & keuangan Utsmaniyah dikendalikan oleh para pemenang perang melewati OPDA?Yg diperkuat, Administrasi Utang Umum Utsmaniyah yg didirikan pada masa Sultan Abdul Hamid II untuk mengurus pembayaran utang Utsmaniyah ke negara-negara & perusahaan di Eropa.

Mustafa Kemal mendirikan Majelis Agung Nasional bersama kaum nasionalis dan mengobarkan perang kemerdekaan melawan tentara asing di wilayah Turki dan Kekhilafahan Utsmaniyah yang tidak berdaya yang tergabung dalam koalisi tentara sekutu selama tiga tahun. Beliau berhasil mengusir tentara Yunani dsri Izmir, hal ini merupakan kemenangan penting bagi kaum nasionalis, kemudian pada tanggal 3 Maret 1924 memasuki Istanbul dan membubarkan Negara Utsmaniyah dan mengasingkan Dinasti Osman. Keberhasilan Mustafa Kemal dalam mengupayakan kemerdekaan Turki memberikan kepada beliau nama kehormatan "Atatürk" atau "Bapak bangsa Turki" dan memaksa para pemenang Perang Dunia 1 untuk kembali ke meja perundingan. Perjanjian Lausanne yang dirumuskan setelah Perang Kemeedekaan Turki membentuk perbatasan  Turki modern dan menghapus banyak dari sanksi yang dijabarkan sebelumnya dalam Perjanjian Sèvres. Meski sesama kaum nasionalis, Atatürk melarang Turki Muda dan Enver Pasya untuk kembali ke perpolitikan Turki.

Sebagai kalimat terakhir dari penulis, bepergian yg mengiringi kemunduran Kekhilafahan Utsmaniyah merupakan perjuangan panjang yg nir bisa dinafikan segmen dan bagian-bagian eksklusif, Mustafa Kemal Atat?Rk adalah paku terakhir yang dipalukan ke peti mangkat Utsmaniyah, lonceng kematiannya telah berbunyi semenjak Utsmaniyah tidak sanggup menyaingi kemajuan negara-negara saingannya di Eropa, & tidak ada Imperium yang bisa bertahan selamanya.

Penulis:  Lee Kuan Yew

OA: Historypedia Line

Monday, September 7, 2020

Clash of Titans: Pertempuran Ankara

Kapan: 20 Juli 1402

Dimana: Tchubuk, Ankara, Turki.

Siapa:

100.000 pasukan Timuriyah pimpinan Amir Timur-i-Lenk.

80.000 pasukan adonan Utsmaniyah, ksatria Moravia Serbia dan pasukan bayaran Tatar yang dipimpin Yildirim Bayazid I. Awalnya pasukan Bayazid berjumlah 100.000 namun selama perjalanan untuk mengejar Timur lebih kurang 20.000 meninggal.

Latar belakang dari pertempuran kedua Penakluk Dari Timur ini terjadi beberapa tahun sebelumnya, waktu Timur-i-Leng melancarkan 'Ziarah Penghancuran' pada Syam & Mesopotamia. Musuh bebuyutannya, Sultan Ahmad menurut Baghdad & Qara Yusuf, penguasa dinasti Kara Koyunlu melarikan diri dan mencari suaka dibawah perlindungan Bayazid I. Timur mengirim beberapa penawaran buat menghukum tewas, mengusirnya berdasarkan Anatolia atau mengirimnya pada Timur buat dihukum. Tetapi Bayazid selalu menolak.

Awalnya Timur enggan berperang. Pertama karena Utsmaniyah & Timuriyah sesama adikuasa Muslim. Kedua lantaran Bayazid I sedang melancarkan perang terhadap orang Eropa.

Surat menyurat yg alot pun terjadi.

Dalam salah satu suratnya Timur menulis:

"Bijaklah dan bertobatlah, hindari pembalasan kami.

Kau tak lebih menurut semut... Jangan memprovokasi gajah atau kau akan terinjak."

Kemudian Bayazid I membalas:

"Berperang adalah kebiasaan kami, bergabung pada pertempuran merupakan tujuan hayati kami, berjuang membela iman adalah tugas kami. Hukum terjun ke medan perang demi Allah adalah anggaran kami... Tentara kami menghabiskan hayati & kekayaan mereka buat Allah sehingga mereka dapat memperoleh Surga."

Permasalahan pun tak terhindarkan. Pada tahun 1402, Amir Timur menyebrangi perbatasan & mengepung Sivas. Kota itu direbut dan dijadikan Timur sebagai markasnya dan pribadi beranjak ke barat, mengepung Ankara. Begitu mendengar fakta itu, Bayazid membubarkan pengepungan Konstantinopel dan berkiprah menuju Ankara. Amir Timur kemudian mundur ke Anatolia Timur sembari menghancurkan desa dan kota yang dilewatinya. Terpancing, Bayazid I yg telah menduduki Ankara keluar menurut tempat bertahan yang baik & memaksa pasukannya yang kelelahan mengejar musuh.

Bayazid lalu mengejarnya jauh ke timur Anatolia sampai mata-mata Bayazid tidak menemukan indikasi-tanda pasukan Amir Timur. Bayazid lalu bergerak menuju utara, menduga dia berada disana. Secepat menghilangnya, Amir Timur timbul di Kirsehir, sebelah tenggara Ankara. Tiga hari kemudian mereka sampai pada Ankara, tempat dimana beberapa minggu sebelumnya Bayazid berada. Dengan terkejut Bayazid bertolak menuju Ankara sekali lagi.

Akhirnya ke 2 pasukan bertemu pada padang Tchubuk, Ankara. Pasukan Amir Timur terdiri berdasarkan pasukan primer berupa kavaleri Turko-Mongol & beberapa gajah perang menurut kampanye India. Sementara pasukan Bayazid I terdiri berdasarkan kavaleri Sipahi, Janissari, ksatria Serbia & pasukan bayaran Tatar.

Awalnya pertempuran berjalan seimbang dimana sayap kiri Turko-Mongol menyerang & tertahan oleh ksatria Serbia pimpinan Lazar Hrebeljanovic. Sementara disayap kiri Utsmaniyah, situasinya tak jauh tidak sinkron hingga pasukan bayaran Tatar yg ditempatkan di sayap kiri membelot dan menghancurkan bagian belakang Utsmaniyah. Saat keadaan kacau balau, kedua sayap pasukan Utsmaniyah melarikan diri, menyisakan Bayazid di bagian tengah dengan 8.000 pasukan yg setia.

Akhir pertempuran, perlawanan terakhir dari Janissari dipatahkan & Bayazid I berhasil ditangkap di pegunungan malam harinya.

Inilah sepanjang sejarah dimana seorang sultan Utsmaniyah ditawan. Empat bulan lalu, Bayazid I meninggal pada penahanan.

Banyak sejarawan berpendapat bahwa output akhir menurut pertempuran ini menyelamatkan Eropa - pasukan Bayazid I sedang menggerogoti Hungari & Wallachia, dan sedang mengepung Konstantinopel. Bagi Utsmaniyah, kekalahan ini sebagai pemicu perang saudara selama 'Ottoman Interregnum'. Sementara bagi Amir Timur, kemenangan akbar ini memantapkan posisinya pada barat & beliau bisa melaksanakan mimpi besarnya: kampanye militer melawan Kaisar Ming di Tiongkok.

Thursday, September 3, 2020

Universitas Sankore, pusat pendidikan agama islam di abad pertengahan

Universitas Sankore adalah galat satu pusat pendidikan khususnya pendidikan kepercayaan islam yang terletak pada Timbuktu, Mali sebuah negara yang terletak di Afrika Barat. Universitas Sankore pertama berdiri pada masa pemerintahan raja Mansa Musa berdasarkan Kekaisaran Mali lebih kurang abad 14. Universitas Sankore didirikan pada kompleks mesjid Sankore yang sudah berdiri dari tahun 989. Kepengurusan Universitas Sankore tidak bersifat sentralistik melainkan terdiri menurut beberapa sekolah yg berdiri secara independen yang dipimpin sang guru besar masing-masing. Pelajaran primer yang diajarkan pada universitas ini adalah ilmu kepercayaan islam namun selain ilmu islam anak didik-anak didik pada Universitas Sankore juga belajar aturan, sastra, seni, sejarah, matematika, fisika ,kimia, astronomi, sampai filsafat.

Murid yg belajar di Universitas Sankore tidak hanya berasal berdasarkan daerah Mali, orang-orang berdasarkan wilayah global muslim seperti Timur Tengah & Afrika datang ke Sankore buat belajar ilmu kepercayaan . Pada abad ke-16 sebesar 20.000 murid menurut seluruh dunia belajar pada Universitas Sankore dan disana tersimpan 400-700 ribu manuskrip yg menjadikannya sebagai keliru satu perpustakaan terbesar di global saat itu. Universitas Sankore mencetak beberapa cendikiawan muslim populer salah satunya adalah Ahmad Baba (1564-1627) seseorang cendikiawan muslim dari Sudan yang membuat beberapa kitab tentang filsafat, matematika, astronomi, dll yg terkenal pada kalangan cendekiawan muslim hingga waktu ini.

Pada tahun 1591 pasukan menurut Kesultanan Maroko menyerang Mali dan kemudian memasuki kota Timbuktu. Universitas Sankore tidak luput menurut serangan pasukan Maroko. Murid-anak didik yang belajar disana banyak yang terbunuh & sebagian lagi mengungsi keluar Timbuktu. Meskipun begitu Universitas Sankore masih tetap berdiri & terus menjadi tempat belajar agama islam.

Sumber: OA Historypedia Line

-Wellesley/Wellington

Tuesday, August 11, 2020

Tata Negara Pada Masa Dinasti Abbasiyah

1. Wizarah (Kementerian)

Istilah wizarah atau kementerian belum ada dalam masa Dinasti Umawiyah. Yang pertama menggunakan istilah kementerian adalah Abu Salamah al-Khallal, pengajar akbar pendukung Abbasiyah pada Kufah. Dia dikenal sebagai wazir (menteri) famili Muhammad. Dia bekas budak Bani Harits bin Ka?Ab. Perilakunya murah hati, gemar memberi, fasih, pintar sejarah, syair, berdebat, dan tafsir, dan kaya dan terhormat.

2. Hijabah (Penjaga Pintu)

Penjaga pintu adalah pejabat besar . Tidak seorang pun boleh menghadap khalifah, kecuali menggunakan izinnya. Pada masa Dinasti Umawiyah, penjaga pintu sudah ada. Mereka merasa perlu penjaga pintu lantaran takut pengacau selesainya perbuatan Khawarij kepada Ali, Amr, dan Muawiyah.

3. Sekretaris

Sekretaris berwewenang menulis surat kepada para raja, gubernur, dan pejabat lainnya. Meski demikian, khalifah juga kerap menulis surat tersebut sendiri.

4. Polisi

Polisi adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap keamanan. Al-Manshur memilih polisi dari orang yang paling bisa dipercaya, paling kuat, serta memiliki kuasa yang besar terhadap para penjahat dan orang-orang yang membahayakan.

Lima. Kehakiman

Hakim hanya menangani kasus yang terjadi pada ibu kota. Dia tidak mempunyai wewenang atas hakimhakim negeri karena jabatan menteri agama belum ada saat itu.

6. Pasukan Perang

Pasukan perang terdiri atas mereka yang berkewajiban membela negara dan menjaga kewibawaannya. Pada masa Dinasti Umawiyah, pasukan perang hanya berasal menurut bangsa Arab, baik panglima maupun prajurit. Ketika Dinasti Abbasiyah berkuasa, penduduk Khurasan berjasa besar kepada mereka menggunakan meruntuhkan Dinasti Umawiyah dan memiliki andil akbar pada menciptakan Dinasti Abbasiyah. Lantaran itu, pasukan perang dalam permulaan Abbasiyah terdiri atas dua grup: pasukan Khurasan & pasukan Arab. Panglima atau pemimpin pasukan terdiri atas dua kelompok. Ada yang dari bangsa Arab & terdapat yg dari bekas budak. Panglima terbesar yg dikenal dalam permulaan Abbasiyah adalah Abu Muslim al-Khurasani yg memimpin pasukan Khurasan Timur & Abdullah bin Ali yg memimpin pasukan Barat. Pasukan terbesar asal berdasarkan bangsa Arab dan Suriah. Termasuk panglima Arab yg terkenal adalah Ma?An bin Zaidah, seorang pemberani yg dalam masa Umawiyah berpindah-pindah ke berbagai wilayah

Sumber: Atlas Sejarah Islam

Labels

1450LMT 15Item 44S3g 4Touch 5 Artis Cantik Tanpa Make Up 5Inch 80120160 Abad Pertengahan About Accessory Acoustics Adapter Adaptor Africa Agama Agar Kulit janin Sehat Agar Kulit putih Sehat Alami Agar Kulit rambut Sehat Agar Kulit Sehat tidak kering Agar Kulit wajah Sehat Alami Agraris AmazonBasics apa nama Obat Pemutih Ketiak Apple armband Artis india Cantik Tanpa Make Up Assistance Backup Bagaimana Putihkan Ketiak balai keSehatan Kulit dan kelamin makassar balai keSehatan Kulit kelamin dan kosmetika makassar Bargaincell Battery Beasiswa Beauty Sleep eye covers bedak sejuk Putihkan Ketiak Being berita Black Blackberry BlackBlack blades Body and SkinCare Built Bundle Buying cable Cable Cantik Alami Tanpa Make Up Cantik Asli Tanpa Make Up Cantik Tanpa Make Up Cantik Tanpa Makeup Canvas Cara Alami Memutihkan Ketiak Cara ampuh Memutihkan Ketiak Secara Alami Cara Cepat Putihkan Ketiak Hitam Cara Cepat Putihkan Kulit Ketiak Cara Kulit Sehat putih Alami Cara Membuat Kulit jadi Sehat Cara mempertahankan Kulit Agar tetap Sehat dan Cantik Cara Memutihkan baDan Dengan Baking Soda Cara Memutihkan celah Ketiak Cara Memutihkan Ketiak Cara Memutihkan Ketiak anak Cara Memutihkan Ketiak bekas dicukur Cara Memutihkan Ketiak dalam waktu 7 hari Cara Memutihkan Ketiak dalam waktu Cepat Cara Memutihkan Ketiak Dan menghilangkan rambut Ketiak Secara Alami Cara Memutihkan Ketiak Dan merontokkan rambut Ketiak Cara Memutihkan Ketiak Dan selakangan Dengan Baking Soda Cara Memutihkan Ketiak Dan Selangkangan Menggunakan jeruk nipis Cara Memutihkan Ketiak Dan Selangkangan Secara Alami Cara Memutihkan Ketiak Dengan Berkesan Cara Memutihkan Ketiak Dengan efektif Cara Memutihkan Ketiak Dengan gula pasir Cara Memutihkan Ketiak Dengan lemon Dan gula Cara Memutihkan Ketiak Dengan lidah buaya Cara Memutihkan Ketiak Dengan minyak zaitun Cara Memutihkan Ketiak Dengan timun Cara Memutihkan Ketiak dg Baking Soda Cara Memutihkan Ketiak dgn odol Cara Memutihkan Ketiak female daily Cara Memutihkan Ketiak Menggunakan Soda kue Cara Memutihkan Ketiak pakai bahan dapur Cara Memutihkan Ketiak pake jeruk nipis Cara Memutihkan Ketiak pake timun Cara Memutihkan Ketiak Secara Alami Dan permanen Cara Memutihkan Ketiak Secara Alami Dengan lemon Cara Memutihkan Ketiak untuk pria Cara Memutihkan Ketiak yang Hitam Dan bau Cara Memutihkan Ketiak yang sering dicukur Cara Memutihkan Ketiak yg Hitam membandel Cara Memutihkan Ketiak yg Hitam Secara Alami Dan Cepat Cara Memutihkan Kulit baDan Dengan Baking Soda Cara Memutihkan Kulit celah Peha Cara Memutihkan Kulit Ketiak Dan Selangkangan Secara Alami Cara Memutihkan Kulit Ketiak Dengan bahan Alami Cara Memutihkan Kulit Ketiak Dengan Baking Soda Cara Memutihkan Kulit Ketiak Tradisional Cara Memutihkan Kulit leher Dengan Baking Soda Cara memutihkan Kulit seCara Sehat dan Alami Cara Memutihkan Kulit Selangkangan Dengan Baking Soda Cara mendapatkan Kulit Cantik seCara Alami Cara mendapatkan Kulit Sehat Alami Cara menjaga keSehatan Kulit Agar terhindar dari gangguan ekskresi Cara menjaga keSehatan Kulit badan Cara menjaga keSehatan Kulit remaja Cara Merawat Kulit wajah ibu hamil Cara Merawat Kulit wajah laki2 Cara Merawat Kulit wajah normal Cara Merawat Kulit wajah orang Korea Cara Merawat Kulit wajah remaja seCara Alami Cara Mudah Memutihkan Ketiak Secara Alami Cara Perawatan Kulit wajah normal Cara Putihkan bulu Ketiak Cara Putihkan Ketiak Cara Putihkan Ketiak Alami Cara Putihkan Ketiak Dengan Alami Cara Putihkan Ketiak Dengan bahan Alami Cara Putihkan Ketiak Dengan Baking Soda Cara Putihkan Ketiak Dengan Cepat Cara Putihkan Ketiak Dengan kunyit Cara Putihkan Ketiak Dengan ubat gigi Cara Putihkan Ketiak yang Berkesan Cara Putihkan muka Dengan Baking Soda Cara Putihkan Selangkangan yang Hitam Cara Tradisional untuk Memutihkan Ketiak yang Hitam Cara untuk Memutihkan Ketiak Hitam Cara untuk Putihkan Ketiak cari Obat Pemutih Ketiak Carrying cek keSehatan Kulit Cerpen Certified Challenges Charge Charger Charging ChargingSync Child Children ciri Kulit Sehat Alami ciri-ciri Kulit Sehat dan Cantik ciri2 Kulit yg Sehat Class classic Classic Clear ClearSolid CLRCHR22BLK cnn Collection College Color compatible Compatible Connector Consequences Cover Cradle cream keSehatan Kulit cream Memutihkan Ketiak Dan Selangkangan Crime Crystal Cyber DandyCase Dating: Demokrasi Liberal Design desktop Different Digital Disney Display Docking Doing Earphone Earphones ebook keSehatan Kulit Effect Effective Effects eForCity Emotional EMPIRE Enrolled Ethnic External Facts fakta Kulit Sehat family Feet10 Film Financial FireMotorola fixed Flexi Flyer Foto Frequency Galaxy gambar keSehatan Kulit gambar Kulit Sehat Gameboy Garmin garnier Putihkan Ketiak Generation Generic gizi keSehatan Kulit Government Grand Grants Griffin Guards Gummy HAFX1X HardShell harga Obat Pemutih Selangkangan hari Harrisburg headphone Headphone Headset Health Hewan Hilangkan Jerawat Hindu Budha Holder Hotsync Hybrid ilmu keSehatan Kulit dan rambut ilmu keSehatan Kulit wajah includes including indonesia InEar Info info keSehatan Kulit info keSehatan Kulit bayi Info Sejarah informasi keSehatan Kulit informasi keSehatan Kulit wajah ingin Putihkan Selangkangan Dan bokong ini inlcudes iphone iPhone Iphone iWatchz jamu keSehatan Kulit Jejak Sejarah juice keSehatan Kulit jurnal keSehatan Kulit wajah Kansas Kesehatan KeSehatan Kulit keSehatan Kulit Alami keSehatan Kulit berJerawat keSehatan Kulit bibir keSehatan Kulit dalam islam keSehatan Kulit dan kelamin keSehatan Kulit dengan buah keSehatan Kulit kering keSehatan Kulit pada anak keSehatan Kulit pdf keSehatan Kulit remaja keSehatan Kulit selangkangan keSehatan Kulit vitamin keSehatan Kulit wajah dan tubuh keSehatan Kulit wajah ppt keSehatan manfaat Kulit manggis keSehatan Merawat Kulit Kesultanan Indonesia Keyboard Kids) Kindle klinik keSehatan Kulit Kontemporer Kulit Agar Sehat Kulit badan Sehat Kulit Cantik Alami Kulit hitam lebih Sehat Kulit hitam Sehat Kulit kepala yang Sehat Kulit kurang Sehat Kulit muka Sehat Kulit payudara yang Sehat Kulit putih Sehat Alami Kulit putih Sehat kumpulan Tips Kulit Sehat Kulit Sehat Adalah Kulit Sehat ala Korea Kulit Sehat Alami Kulit Sehat awet muda Kulit Sehat bebas Jerawat Kulit Sehat bersinar Kulit Sehat cerah Alami Kulit Sehat dan Cantik Kulit Sehat dan indah dari redwin sorbolene Kulit Sehat dan kencang Kulit Sehat dan lembab Kulit Sehat dan mulus Kulit Sehat dan putih Kulit Sehat dan terawat Kulit Sehat dari dalam Kulit Sehat dengan minyak zaitun Kulit Sehat dengan pepaya Kulit Sehat jafra Kulit Sehat mulus Kulit Sehat putih Kulit Sehat seperti apa Kulit Sehat syahrini Kulit Sehat tanpa Jerawat Kulit Sehat tanpa kosmetik Kulit Sehat tanpa Make Up Kulit Sehat terawat Kulit Sehat vegetarian Kulit Sehatku Kulit Sehatku blogspot Kulit wajah Cantik Alami Kulit wajah Sehat Kulit wajah Sehat Alami Kulit wajah Sehat dan bersih Kulit wajah Sehat Pria Kulit wajah Sehat seperti apa Kulit wajah yang Sehat Kulit yang Sehat Kulit yg Sehat kumpulan Obat Tradisional Pemutih Selangkangan leather Leather lemon Putihkan Ketiak Lifetime MA002LLA Makanan keSehatan Kulit wajah Makanan untuk keSehatan Kulit tubuh Makanan untuk Kulit Sehat dan Cantik Manage Masa Kemerdekaan Masa Kolonial Masa Pendudukan Jepang Materi Sosiologi Meeting Memory Memutihkan Ketiak Dan Selangkangan Dengan Baking Soda Memutihkan Ketiak Dan Selangkangan Dengan Pasta Gigi Memutihkan Ketiak Dengan Cepat Dan Mudah Memutihkan Ketiak Dengan lemon Dan Baking Soda Memutihkan Ketiak Hitam Cepat Memutihkan Ketiak Hitam Dan kasar Memutihkan Ketiak Hitam Dengan bahan Alami Memutihkan Ketiak Hitam Secara Cepat Memutihkan Ketiak Menggunakan kentang Memutihkan Ketiak Secara Cepat Memutihkan Ketiak yang Hitam Dengan Cepat Memutihkan Kulit Ketiak Dengan minyak zaitun menjaga keSehatan Kulit bibir menjaga keSehatan Kulit menurut islam menjaga keSehatan Kulit wajah Pria menjaga Kulit Sehat seCara Alami Merawat keSehatan Kulit seCara Alami Merawat Kulit Sehat Alami Merawat Kulit wajah Agar cerah Merawat Kulit wajah ala Korea Merawat Kulit wajah berpori-pori besar Merawat Kulit wajah Cara Alami Merawat Kulit wajah dengan es batu Merawat Kulit wajah normal Merawat Kulit wajah seCara Alami Merawat Kulit wajah usia 30 tahun Meter Michigan microphone Microphone microSDHC MicroSDHC Militer Mingle Model MODEL models Mortgage Mount Movable Multifunctional Multitouch nama Obat Pemutih Selangkangan Nasionalisme Asia-Afrika Navigator Newest Nintendo nutrisi keSehatan Kulit Nylon Obat cina Pemutih Selangkangan Obat Pemutih Ketiak Obat Pemutih Ketiak Tradisional Obat Pemutih Ketiak yang Hitam Obat Pemutih Selangkangan Obat Pemutih Selangkangan Dan bokong Obat Pemutih Selangkangan Dengan Cepat Obat Pemutih Selangkangan Tradisional Obat Pemutih Selangkangan wanita Obat untuk Putihkan Selangkangan Offers olahraga Kulit Sehat Opini Orde Baru Orde Lama Other Packaging Panasonic Parenting Parenting: Parents pemutih Kulit yg Sehat pengalaman Memutihkan Ketiak Dengan jeruk nipis Pengantar Ilmu Sejarah Perang Dingin Perang Dunia I Perang Dunia II Perang Vietnam Perawatan Kulit Perawatan Kulit Cantik putih Alami Perawatan Kulit Cantik seCara Alami Perawatan Kulit muka di erha Perawatan Kulit muka laki-laki Perawatan Kulit muka mengelupas Perawatan Kulit n wajah Perawatan Kulit putih Sehat Perawatan Kulit Wajah Perawatan Kulit wajah Agar tetap lembab Perawatan Kulit wajah artis Perawatan Kulit wajah berflek hitam Perawatan Kulit wajah berJerawat dengan teknologi Perawatan Kulit wajah berminyak Perawatan Kulit wajah bopeng Perawatan Kulit wajah dengan es Perawatan Kulit wajah dengan jeruk Perawatan Kulit wajah dengan laser Perawatan Kulit wajah di bogor Perawatan Kulit wajah di jember Perawatan Kulit wajah di malam hari Perawatan Kulit wajah di medan Perawatan Kulit wajah estetika Perawatan Kulit wajah kering dan berJerawat Perawatan Kulit wajah kering sensitif Perawatan Kulit wajah komedo Perawatan Kulit wajah kota jakarta barat daerah khusus ibukota jakarta Perawatan Kulit wajah lbc Perawatan Kulit wajah menua Perawatan Kulit wajah murah Perawatan Kulit wajah mustika ratu Perawatan Kulit wajah orang jepang Perawatan Kulit wajah orang Korea Perawatan Kulit wajah revlon Perawatan Kulit wajah saat hamil Perawatan Kulit wajah Sehat Perawatan Kulit wajah sensitif Perawatan Kulit wajah sensitif dan kering Perawatan Kulit wajah setelah melahirkan Perawatan Kulit wajah terbaik di bandung Perawatan Kulit wajah terbaik di indonesia Perawatan Kulit wajah tidak bermasalah Perawatan Kulit wajah untuk Pria Perawatan Kulit wajah usia 35 Perawatan Kulit wajah wardah Perawatan Kulit wajah yang Alami Perawatan Kulit wajah yang baik Perawatan Kulit wajah yang kering Perawatan Kulit wajah yang sangat kering Perawatan Kulit wajah yang Sehat Perawatan Kulit wajah yang sensitif Pergerakan Nasional Perlawanan Imperialisme Phone pilpres Place Playback Playbook player Player Plight Politik Portable Pouch Power Prasejarah Prasejarah Indonesia Premium Previous Print produk keSehatan Kulit manggis produk Memutihkan Ketiak yang Hitam produk Pemutih Ketiak di malaysia produk Pemutih Ketiak paling ampuh produk Pemutih Selangkangan terbaik Programs Protector Protectors Psychological Puisi Purple Putihkan Ketiak Putihkan Ketiak Alami Putihkan Ketiak dalam seminggu Putihkan Ketiak Dan celah paha Putihkan Ketiak Dan Selangkangan Putihkan Ketiak Dengan bahan Alami Putihkan Ketiak Dengan Baking Soda Putihkan Ketiak Dengan Cepat Putihkan Ketiak Dengan garam Putihkan Ketiak Dengan jeruk nipis Putihkan Ketiak Dengan kapur Putihkan Ketiak Dengan kapur sirih Putihkan Ketiak Dengan kentang Putihkan Ketiak Dengan kunyit Putihkan Ketiak Dengan lidah buaya Putihkan Ketiak Dengan minyak zaitun Putihkan Ketiak Dengan Pasta Gigi Putihkan Ketiak Dengan Soda bikarbonat Putihkan Ketiak Dengan Soda kue Putihkan Ketiak Dengan susu cair Putihkan Ketiak guna tawas Putihkan Ketiak Hitam Putihkan Ketiak Secara Alami Putihkan Kulit Dengan Baking Soda Putihkan Kulit Ketiak Putihkan Selangkangan Putihkan Selangkangan Dengan jeruk nipis Putihkan Selangkangan Hitam Questions Quotes Cantik Tanpa Make Up rahasia Kulit Cantik Sehat rahasia Kulit Sehat Korea rahasia Kulit Sehat orang Korea Raising ramuan keSehatan Kulit Range Rapids Rates Reader Rechargeable Reformasi Regarding Relationships Relationships: Remote Renaissance Resep Kulit Sehat Resep Kulit Sehat Alami Resep Kulit Sehat dan Cantik Retail Revolusi Dunia Barat Revolusi Kemerdekaan Right RPHJE120K rubrik keSehatan Kulit Samsung Sandisk SanDisk SANOXY Sansa Sastra Scholarship Scholarships Screen Screensavers SDSDQ8192 Sejarah Amerika Sejarah diplomasi Sejarah Dunia sejarah ekonomi Sejarah Indonesia Sejarah Islam Sejarah Peradaban Kuno Self-Regulation Shape shuffle Shuffle silicone Silicone simmons Beauty Sleep natural crib mattress Single Singles slots Smartphones SnapOn solusi Kulit Sehat Sosial Budaya South SPARK Speaker Special Sponsored Stand Stereo Stitch Stitchway Strap Stress Stylus supaya Kulit kepala Sehat supaya Kulit Sehat suplemen Kulit Sehat Tablet tawas Putihkan Ketiak tentang keSehatan Kulit wajah Theories Tips Agar Kulit kepala Sehat Tips Agar Kulit Sehat Alami Tips keSehatan Kulit dengan lidah buaya Tips keSehatan Kulit remaja Tips Kulit Cantik seCara Alami Tips Kulit putih Cantik Alami Tips Kulit putih Sehat Alami Tips Kulit Sehat Alami Tips Kulit Sehat bersinar Tips Kulit Sehat cerah Tips Kulit Sehat cerah Alami Tips Kulit Sehat dan halus Tips Kulit Sehat seCara Alami Tips Kulit wajah Cantik Alami Tips Kulit wajah Sehat Tips Kulit wajah Sehat dan bersih Tips Kulit wajah Sehat dan Cantik Tips Putihkan Ketiak Hitam Tips Putihkan Ketiak Secara Alami Tokoh touch Touch Tours Traffic transmitter Transmitter Transparent Travel Traveling Truths UltraPower Understanding Universal Updates Vacation Velcro Version video Video Waterproof White WHITE WhiteGrey Wireless Works Wrist XtremeXplosivs yoga keSehatan Kulit Zebra