Bandar Malaka abad ke-14. Foto: Pinterest
Harian Sejarah - Kesultanan Malaka terus berkembang dan meluaskan hegemoni (kekuasaan) wilayahnya. Daerah-daerah diselat, serta pulau Sumatera masuk ke dalam pengaruhnya. Termasuk Samudera yang pernah dikunjungi oleh Ibn Batuta dalam pelayarannya menuju China pada pertengahan abad ke-14. Sebelum dikuasa oleh Portugis pada 1511, Malaka memainkan peran yang penting sebagai bandar “transito” dalam perdagangan maritime kawasan Asia Tenggara.
Kesultanan Malaka pada abad ke-15, berdasarkan keterangan Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia (1996).Tomi Pires yang pernah tinggal di Malaka antara tahun 1512-1515 menggambarkan sepuluh trayek (jalur) pelayaran yang menghubungkan atau dihubungkan oleh Malaka pada abad ke-16, ini dia adalah komoditi dagang di Kesultanan Malaka, menjadi berikut
- Malaka-pantai timur Sumatera ; emas, kapur barus, sutera, lada, damar, dan hasil hutan, madu, lilir,tir,belerang, besi, kapas, rotan, beras, serta bahan pangan lainnya, dan budak hitan. Hasil-hasil tersebut kemudian ditukar dengan tekstil India.
- Malaka-Sunda (Jawa Barat) ; lada, asam jawa, budak, batuan semi permata, pangan lainya. Hasil ini ditukarkan dengan tekstil India, pinang, air mawar, dan sebagainya.
- Malaka-Jawa Tengah dan Jawa Timur ; beras, lada, asam jawa, batuan permata, budak, emas, dan tekstil yang akan dijual ke timur. Hasil ini ditukarka dengan tekstil India dan barang dari China.
- Malaka-Jawa Barat dan Pantai Utara Sumatera ; hasil yang sama seperti dengan pantai timur Sumatera dan kuda dikapalkan ke Jawa Barat. Terjadi juga perdagangan langsung dengan pedagang Gujarat yang membawa tekstil
- Jawa Tengah dan Timur-Sumatera Selatan; kapas, madu, lilin, tir, rotan, lada, dan emas dikapalkan ke Jawa
- Jawa-Bali, Lombok, Sumbawa; bahan pangan, tekstil kasar, budak, dan kuda. Hasil-hasil ini ditukarkan dengan tekstil kasar Jawa
- Bali, Lombok, Sumba-Timor; kayu cendana dari daerah Timor dan Sumba ditukarkan dengan tekstil kasar India dan Jawa
- Timor-Sumba-Maluku; pala, cengkeh, dan bunga pala dari Maluku ditukarkan dengan tekstil kasar Sumbawa, mata uang Jawa, dan perhiasan dari India.
- Jawa dan Malaka-Kalimantan Selatan; bahan-bahan pangan, intan, emas, dan kapur barus ditukarkan dengan tekstil India.
- Sulawesi Selatan-Malaka; budak, beras, dan emas dari Makassar ditukarkan langsung oleh orang-orang bugis dengan tekstil India, damar, dan sebagainya
Komoditi tadi terhubung menggunakan sistem perdagangan yang dihubungkan Malaka dengan jalur-jalur yang membentang ; ke barat hingga India, Persia, Arab, Syria, Afrika Timur, sampai China dan mungkin Jepang. Ini merupakan sistem perdagangan yang paling besar pada global dalam zamannya. Dua tempat pertukaran yang paling krusial merupakan Gujarat (India barat bahari) & Malaka. Rempah-rempah merupakan komoditi primer, kemudia tekstil India, Jawad an Beras Jawa.
Sumber :
Abd Rahman Hamid. 2013. Sejarah Maritim Indonesia. Yogyakarta: Ombak
M. C Ricklefs. 1991. Sejarah Indonesia Modern: 1800-2008. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press,
0 comments:
Post a Comment