Harian Sejarah -Dalam merekonstruksi suatu peristiwa sejarah. Sejarawan memerlukan sumber yang bersifat empiris untuk mengungkakan fakta-fakta sejarah. Sumber sejarah tersebut terdiri dari :
Berdasarkan Jenisnya :
- Sumber lisan : berisi keterangan langsung dari saksi atau pelaku sejarah suatuperistiwa sejarah yang terjadi atau foklore yang beredar di masyarakat. Semisalnya: rekaman, hasil wawancara, video, lagu daerah, cerita rakyat, dongeng, dll
- Sumber tertulis. Sumber yang diperoleh melalui peninggalan peninggalan yang berupa hasil aksara atau tulisan. Semisalnya: prasasti, surat, dokumen, naskah, surat perjanjian, kronik, surat kabar dll
- Sumber benda : hasil dari suatu kebudayaan masyarakat, atau benda fisik yang memilki andil dalam suatu peristiwa sejarah atau membuktikan bahwa peristiwa itu benar adanya. Semisal: candi, patung, pusaka, radio, meja, kursi, gedung, pakaian dll
Berdasarkan Urutan Penyampaian :
- Sumber primer (sumber pertama) : merupakan bentuk sumber yang menjadi bukti sejaman. Jika berupa benda, maka benda yang otentik (asli): prasasti,kronik,piagam,candi. Jika berupa keterangan sesorang. Maka sumber primer adalah keterangan dari saksi atau pelaku sejarah.
- Sumber sekunder (Perantara): merupakan bentuk sumber yang merupakan duplikat atau perantara dari sumber primer: Jika berupa benda, maka tiruan. Jika berupa keterangan, ialah keterangan dari anak atau cucu dari saksi atau pelaku sejarah yang tidak pernah melihat peristiwa tersebut.
- Sumber tersier (Terapan ): merupakan literatur sejarah yang disusun berdasarkan laporan penelitian ahli sejarah tanpa melakukan penelitian langsung.
Berdasarkan Keterlibatan
- Pelaku Sejarah : merupakan seseorang yang terlibat secara langsung pada suatu peristiwa sejarah
- Saksi Sejarah : merupakan seseorang yang menyaksikan suatu perisstiwa sejarah, tanpa terlibat secara langsung didalamnya
- Pewaris Sejarah : seorang yang mendapatkan keterangan suatu peristiwa sejarah yang berasal dari pelaku atau saksi sejarah. Dan masyarakat umum yang menerima sejarah sebagai kisah secara nasional.
0 comments:
Post a Comment