Harian Sejarah -Jejak sejarah merupakan suatu bentuk dari realisasi peristiwa sejarah yang tidak dapat ditemukan buktinya. Jejak sejarah pula mengungkapkan suatu bukti sejarah yang dapat merekonstruksikan peristiwa sejarah di masa lalu sebelum ditemukannya tulisan. Jejak sejarah dibutuhkan untuk melakukan suatu penelitian sejarah yang memerlukan sumber sejarah. Sumber yang dapat digali berupa sumber lisan.
Adapun beberapa asal yang bisa dipakai dalam metode jejak sejarah antara lain : folklore, mitos, legenda, nyanyian masyarakat, & upacara keagamaan.
Foklore
Foklore atau biasa dikenal menggunakan cerita warga . Merupakan tradisi mulut yg diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat pada suatu daerah (lantaran nir seluruh daerah memiliki folklore), disampaikan dalam bentuk verbal, spiritual, material melalui proses imitasi (peniruan). Sebuah folklore umumnya bersifat anonim, lantaran nir memiliki kejelasan siapa yg menciptakan atau pertama kali memperkenalkannya. Foklor diwariskan secara berkaitan dengan mulut (mulut) kepada rakyat ke warga lain sampai ketika ini.
Foklore pada Indonesia lebih lekat akan cerita masyarakat dan beraneka ragam. Hal tersebut dapat terjadi lantaran bangsa Indonesia adala bangsa yg beragam dan memiliki beragam suku dan budaya yang akhirnya menciptakan suatu budaya nasional. Foklore pada Indonesia mempunyai kasus pada hal pelestariannya, telah banyak folklore yg hilang lantaran pewarisannya yang punah. Hal tadi disebabkan oleh modernisasi dikalangan rakyat Indonesia, sehingga memandang bahwa folklore merupakan suatu hal yg sudah harus ditinggalkan, dan jua lantaran nir terdapat catatan mengenai folklore tadi.
Ciri ? Ciri Foklore :
- Tradisi oral (lisan)
- Sifatnya tradisional
- Anonim
- Bahasanya klise (ungkapan)
- Fungsi Sosial : pelipur lara, bentuk protes dan ungkapan
Jenis ? Jenis Foklore :
1. Foklore Lisan
Folklore yang pada penyampaiannya disampaikan sepenuhnya menggunakan mulut, contohnya : bahasa warga , pribahasa, gurindam, dongeng, prosa, nyanyian warga
dua. Foklore Sebagian Lisan.
Foklore yg pada penyampainnya mengkolaborasikan antara benda, gerakan, dan ekspresi, misalnya: tarian rakyat, upacara atau ritus keagamaan tradisoonal.
3. Foklore Bukan Lisan
Foklore yang dalam penyampaiannya bukan dengan lisan, tetapi dengan menunjukan bahwa sesuatu benda memiliki makna atau kekuatan supranatural. Atau juga suatu penyampaiannya dengan berupa isyrat bukan lisan. Foklore bukan lisan terbagi atas 2, yaitu : material dan non material
- Material : seni bangunan, kerajinan tangan, pakaian, makanan, minuman, dan perhiasan
- Non Material : bunyi isyarat (suara kentongan), musik rakyat (suara gamelan, kroncong).
Kita mungkin mengenal kata mitologi, lumrah saja karena mitologi biasanya lazim dipakai buat karya-karya sastra. Karya sastra yg telah terkenal menggunakan mengangkat mitologi dari menurut Yunani dan India. Yunani kita mengenal Mitologi Yunani, sedangkan berdasarkan India kita mengenal Kisah Mahabarata & Sri Krisna.
Dikalangan warga Indonesia, mitologi sering dikenal menggunakan istilah mitos atau mite. Mitologi sendiri adalah cerita atau prosa yang beredar dikalangan masyarakat yang mengangkat cerita yang bersifat sakral (kudus) & sudah dipercaya sebagai bagian dari warga tersebut.
Cerita dalam mitologi biasanya berkisah mengenai insiden yg kondisi akan keajaiban dan bersifat gaib, dan jauh dari rasionalitas (akal sehat).
Contoh berdasarkan mitologi adalah: proses terjadinya alam semesta, insan pertama, pantangan melakukan sesuatu, hewan yg berwujud insan, kisah petualanan para ilahi. Di Indonesia contohnya : Kisah awal mula Gunung Bromo, Semeru, dan Danau Toba dan Samosir.
Legenda
Kita terkadang tidak bisa membedakan antara legenda dan mitos, benar bukan ? Legenda merupakan cerita yang beredar di masyarakat yang identik dan sudah menjadi sejarah kolektif masyarakat (folk history) dengan cerita kepahlawanan (epik), asal-usul suatu daerah dengan penyertaan simbolnya.
Berbeda dengan mitos yang bersifat gaib, legenda bersifat keduniawian. Karena mengangkat tokoh-tokoh yang merupkana bagian dari masyarakat dan mempengarungi kebudayaan masyarakat itu sendiri. Beberapa legenda di Indonesia antara lain: Ciung Wanara, Jaka Geledek, Jaka Sembung, Si Buta dari Goa Hantu, Nyai Lampir, Grandong, Dan Si Pitung.
Menurut J.H Brunvald , legenda terdiri atas :
- Legenda keagamaan
- Legenda alam gaib
- Legenda perseorangan
- Legenda lokal
Nyanyian Rakyat
Merupakan bentuk pengambaran kondisi masyarakat di suatu daerah yang dibawakan dalam berbentuk alunan melodi musik yang inspiratif. Di Amerika kita mengenal music Jazz, R&B, dan Blues.
Menurut J.H Brunvald , nyanyian rakyat atau folk songs digolongkan menjadi 3, yaitu:
- Lagu Fungsional : lagu yang dilantunkan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan yang terkandung di dalam lirik dan iramanya. Di Indonesia kita bisa mendapatinya pada lagu “ nina bobo
- Lagu Lirih : mengungkakan rasa haru
- Lagu Naratif : lagu yang dalam liriknya berisi penyampaian sebuah kisah, cerita, epos, atau balada.
Upacara Tradisonal
Upacara Tradisional merupakan sebuah ritus atau ritual keagamaan (atau adat) yang merupakan sebuh bentuk kepercayaan dimasyarakat yang sudah diwariskan turun temurun. Upacara tradisional biasanya dilakukan untuk memperingati hal tertentu misalnya: perkawinan, khinatan, syukuran panen, bencana alam atau hari-hari yang dianggap sakral.
Dalam upacara tradisional, kita dapat menemukan makna yang mengandung cerita dari gerakan, iringan musik dan mantera, serta doa-doa yang dilantunkan. Di Indonesia biasanya terjadi pada: Upacara perkawinan, tolak bala, panen raya, pembangunan rumah
0 comments:
Post a Comment