Berbicara Jakarta dewasa sekarang, merupakan sebuah kota menggunakan penduduk yang demikian tidak sejenis. Bukan hanya suku dan ras, melainkan majemuk agamapun dianut masyarakat Jakarta. Apabila berkata masalah warga Jakarta. Tentulah kita berpikir menggunakan secara fundamental bahwa masyarakat Betawi merupakan masyarakat aslinya, selain orang Betawi, Jakarta semenjak era kolonial pula telah didominasi sang suku Sunda, Jawa, Batak, Bugis, Padang, & Ambon. Selain itu Jakarta pun dihuni sang pendatang-pendatang seperti, Arab, India, Tionghoa, dan Eropa.
Sejumlah pihak beranggapan bahwa suku betawi merupakan percampuran atas perkawinan suku-suku lain di Jakarta, & bukan merupakan suatu etnik asli. Percampuran itu dinilai dari berdasarkan suku-suku yg sudah mendiami Jakarta sejak dulu yg dibawa oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda ke Batavia, misalnya Sunda, Jawa, Arab, Tionghoa, Bugis, Makasar, Melayu & Bali.
Sejarah terbentuknya masyarakat Betawi di Jakarta (Batavia) terbilang panjang, sepanjang perjalanan sejarah terbentuknya kota Jakarta. Orang Betawi sendiri pada umumnya tidak mengetahui legenda yang menceritakan asal muasal diri mereka. Di Desa Ciracas, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, dikenal cerita yang mengisahkan orang Betawi sebagai keturunan pria Demak yang menikah dengan wanita Cina.
(foto;maritiemprogramma) |
Orang Betawi telah ada jauh sebelum Gubernur Jendral VOC Jan Pieterszoon Coen membumihanguskan kota Jayakarta pada 1619, yg lalu didirikan diatas reruntuhannhya sebuah kota yg diberi nama Batavia. Jadi tidaklah benar bila ada yang berkata jika orang Betawi itu merupakan keturunan budak yang didatangkan VOC buat mengisi kota benteng Batavia (intramuros). Ada beberapa pakar sejarah yg concern menggunakan sejarah terbentuknya orang Betawi.
Seorang pakar budaya Betawi Ridwan Saidi, memaparkan jika cikal bakal sejarah orang Betawi dihubungkan dengan seseorang tokoh bernama Aki Tirem yg hayati pada daerah Kampung Warakas (Jakarta Utara) dalam abad ke dua.
Aki Tirem ini hidup menurut menciptakan periuk, namun rumahnya acapkali disatroni bajak laut buat merampok priuk buatannya. Lantaran kewalahan melawan bajak bahari sendirian, maka ia pun memutuskan mencari proteksi dari sebuah kerajaan. Saat itulah Dewawarman seseorang berilmu berdasarkan India yang sebagai menantunya dimintanya mendirikan kerajaan dan raja.
Maka pada tahun 130 berdirilah kerajaan pertama di Jawa yang namanya Salakanagara. Salakanagara nagara menurut Ridwan dari ari bahasa Kawi salaka yg ialah perak.
Komposisi Masyarakat Jakarta
Masyarakat Jakarta, selain masyarakat Betawi yg menjadi iconin kota Jakarta. Terdapat juga masyarakat entik lain yg menyusun demografi kota Jakarta. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, tercatat bahwa penduduk Jakarta berjumlah 8,3 juta jiwa yg terdiri berdasarkan orang Jawa sebanyak 35,16%, Betawi (27,65%), Sunda (15,27%), Tionghoa (5,53%), Batak (tiga,61%), Minangkabau (tiga,18%), Melayu (1,62%), Bugis (0,59%), Madura (0,57%), Banten (0,25%), dan Banjar (0,1%).
Jumlah penduduk dan komposisi etnis pada Jakarta, selalu berubah berdasarkan tahun ke tahun. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, tercatat bahwa setidaknya masih ada tujuh etnis besar yg mendiami Jakarta. Suku Jawa merupakan etnis terbesar dengan populasi 35,16% penduduk kota. Etnis Betawi berjumlah 27,65% berdasarkan penduduk kota.
Pembangunan Jakarta yg relatif pesat semenjak awal tahun 1970-an, telah banyak menggusur perkampungan etnis Betawi ke pinggiran kota. Pada tahun 1961, orang Betawi masih menciptakan persentase terbesar pada wilayah pinggiran seperti Cengkareng, Kebon Jeruk, Pasar Minggu, dan Pulo Gadung.
Selain komposisi penduduk Jakarta yang tidak sejenis, kepercayaan yang dianut oleh penduduk DKI Jakarta juga beragam. Menurut data pemerintah DKI dalam tahun 2005, komposisi penganut agama pada kota ini merupakan Islam (84,4%), Kristen Protestan (6,2 %), Katolik (5,7 %), Hindu (1,dua %), dan Buddha (3,lima %).
Jumlah umat Buddha terlihat lebih banyak lantaran umat Konghucu pula ikut tercakup pada dalamnya. Angka ini nir jauh tidak sinkron menggunakan keadaan dalam tahun 1980, di mana umat Islam berjumlah 84,4%, diikuti sang Protestan (6,3%), Katolik (2,9%), Hindu dan Buddha (lima,7%), dan Tidak beragama (0,tiga%) Menurut Cribb, dalam tahun 1971 penganut agama Kong Hu Cu secara nisbi merupakan 1,7%. Pada tahun 1980 dan 2005, sensus penduduk nir mencatat agama yg dianut selain keenam kepercayaan yang diakui pemerintah.
Berdasarkan data BPS pada tahun 2011, jumlah penduduk Jakarta adalah 10.187.595 jiwa. Namun pada siang hari, angka tersebut bisa bertambah seiring datangnya para pekerja menurut kota satelit misalnya Bekasi, Tangerang, Bogor, & Depok.
Daftar Pustaka
- Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. 2002. Statistik Kejesahtraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta. Jakarta : BPSD Jakarta
- Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. 2005. Statistik Kejesahtraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta. Jakarta : BPSD Jakarta
- Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. 20011. Statistik Kejesahtraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta. Jakarta : BPSD Jakarta
- Lance Castles. 2008. Profil Etnik Jakarta. Jakarta : Masup
- Saidi Ridwan. 1997. Profil Orang Betawi: Asal Muasal, Kebudayaan, Dan Adat Istiadatnya. Jakarta : PT.Gunara Kata
- BPAD Jakarta. Sejarah Tebentuknya Masyarakat Betawa. 10 Janurari 2014. Diaksesn melalui : http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Sejarah_Terbentuknya_Masyarakat_Betawi#Referensi
- Zulfa Azizah.Sejarah Asal Usul Betawa. 15 April 2015. Diakses melalui : http://dunia-kesenian.blogspot.co.id/2015/04/sejarah-asal-usul-suku-betawi-dan.html
- Jakarta Sehat,Pedia, Asal Usul Suku Betawi. 24 Oktober 2014 diakses melalui : http://jakartasehat.pedia.id/asal-usul-betawi.html.
- Dian Abraham. Dari Mana Asal Usul Nama Betawi ?. 4 Oktober 2015. Diakses melalui : https://www.merdeka.com/jakarta/dari-mana-asal-usul-nama-suku-betawi.html.
(Ebook Materi UTBK SBMPTN Saintek klikdisini)
(Ebook Materi UTBK SBMPTN Soshum klik disini)
0 comments:
Post a Comment