Sudah sering kita mendengar bahwa buku adalah jendela dunia, dengan membaca kitab kita sudah mengetahui isi berdasarkan dunia bahkan semesta ini. Apakah bangsa kita merupakan bangsa yg suka membaca?
Menurut kuesioner UNESCO, hanya 1 orang dari 1000 orang Indonesia yang getol membaca. Betapa menyedihkan hasil kuesioner tadi. Kita bisa melihat bahwasannya toko kitab sepi akan pengunjung. Betapa ramainya pengunjung mall dibandingkan pengunjung toko kitab . Sekali pun ramai, bukan dominan pribumi yang datang.
Betapa menyedihkan melihat realitas bangsa kita yg miskin dan malas membaca. Masalah malas membaca sudah sebagai masalah bagi setiap elemen bangsa, bahkan mahasiswa pun banyak malas membaca. Membaca pun lantaran perkuliahan saja. Itu salah satu faktor mahasiswa kita tidak sanggup bersaing dengan mahasiswa berdasarkan belahan bumi barat. Kunci menurut kemajuan bangsa adalah penguasaan ilmu & teknologi, keduanya didapatkan dengan membaca.
Apa yang membuat kita malas membaca? Budaya lah yg menciptakan kita malas membaca. Masyarakat kita memiliki kecendrungan yg mau menerima saja liputan yang tiba tanpa membaca dan mencari kebenaran akan informasi tadi. Wajarlah situs keterangan yang menyebarkan berita kebohongan menjamur dan dianggap oleh rakyat, bahkan tidak jarang mahasiswa pula ikut mempercayai kabar palsu tersebut. Semua terjadi lantaran rakyat kita, mau yang simpel saja tanpa harus membaca & mencari kebenarannya.
Betapa ironinya masyarakat kita sering terjebak dalam informasi yang salah, bahkan kaum akademisi pun terjebak juga. Jika tidak membiasakan diri untuk membaca maka kita akan terjebak kebodohan, kita akan tertinggal dalam segala hal. Untuk memegang telpon genggam pintar bangsa kita sanggup berjam-jam, tetapi untuk membaca buku saja rasanya sulit bagi kita. Memang membaca membutuhkan proses berpikir, berpikir itu proses yang melelahkan.
Wajarlah bangsa kita malas membaca karena budaya kita yang mau segala sesuatu yang instan yang tidak perlu memakai pikiran yang membuat lelah. Bahkan survey PISA membuktikan kemampuan matematika (nalar) dan sains Indonesia peringkat 64 dari 65 negara, itu disebabkan karena bangsa kita tidak punya budaya membaca.
Bahkan Perguruan tinggi kita kalah jauh dengan Malaysia yang notabennya dulu belajar pendidikan dengan kita. Kasus diatas merupakan kebodohan kita sendiri, kebodohan dari system budaya yang terdapat. Kita nir boleh menyalahkan segala kebodohan yg terjadi pada pihak lain, kita wajib melihat diri kita sendiri.
Membaca adalah gerakan krusial kemajuan bangsa tanpa membaca kita nir akan sebagai bangsa yang akbar. Kita bisa lihat sendiri eropa keluar berdasarkan zaman kegelapan menuju zaman rennesaince lantaran gerakan membaca.
Sudah saatnya seluruh elemen masyarakat termasuk mahasiswa membiasakan diri untuk membaca. Membaca membawa kita dalam kemajuan secara kehidupan berbangsa. Mustahil cita rasanya bangsa yg maju tanpa membaca.
Bourbon
0 comments:
Post a Comment