Harian Sejarah - Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) merupakan suatu kongsi dagang berada dibawah naungan Kerajaan Belanda. Didirikan 20 Meret 1602 yang diprakarsai oleh Heren XVII. Heren XVII atau yang dikenal dengan istilah Tuan Tanah 17 merupakan persekutuan bangsawan yang berada pada distrik-distrik Kerajaan Belanda.
Pendirian VOC dilatarbelakangi oleh ekpedisi awal berdasarkan pelaut utusan Kerajaan Belanda, Cornelis De Houtman & Jacob Van Neck. Pelaut belanda tersebut yang pertama kali memprakarsai ekspedisi pelayaran berbendera Kerajaan Belanda buat pertama kali di Samudera buat menuju belahan bumi bagian timur.
(Soal dan Pembahasan Perkembangan Kolonialisme di Indonesia klik disini)
Perselisihan antara pedagang Belanda sebagai sebab pula didirikan kongsi dagang VOC, selain antara kongsi dagang Belanda. VOC didirikan buat menghadapi persaingan menggunakan kongsi Dagang Inggris, East India Company (EIC) yg sudah didirikan sebelumnya pada 1600. Serta buat menghadapai kongsi dagang Francis, Compagnie des Indes (CDI) yg baru berdiri pada 1664. Dengan demikian maka Kerajaan Belanda dengan kekuatan angkatan lautnya berusaha menyatukan pedagang Belanda pada lautan buat manunggal membangung suatu kongsi dagang bersama.
Pendirian VOC
- Para Bangsawan di Kerajaan Belanda bersepakat membentuk Heren XVII dalam rangka bergabung dengan kongsi dagang yang didukung oleh Kerajaan Belanda
- 1602, VOC secara resmi mendirikan kantor dagang pertama di Ambon. Dengan Gubernur Jenderal yang pertama adalah Pieter Both
- Pemberian hak istimewa kepada VOC dari Kerajaan Belanda yang dikenal dengan hak “octrooi”.
Hak octrooi memungkinkan VOC buat melakukan hal menjadi berikut :
- Sebagai wakil Kerajaan Belanda di sebrang laut
- Mencetak mata uang sendiri
- Membentuk angkatan perang
- Menyatakan perang dan perjanjian dengan pihak lokal, tanpa harus meminta persetujuan dari Kerajaan Induk
- Mengadakan monopoli perdagangan
- Mendirikan benteng
Kebijakan VOC
VOC dalam memainkan perannya menjadi kongsi dagang tentulah memakai serangkaian kebijakan yang notabene bertujuan buat mencari profit. Kebijakan tadi diambil dengan banyak sekali macam alasan yg mencangkup kondisi & penilaian kebijakan sebelumnya. Berikut kebijakan yg pernah diambil sang VOC dalam menjalankan manfaatnya :
- Contingenten Stelsel: Kebijakan yang diberlakukan kepada masyarakat pribumi dengan mengenakan penyerahan wajib dengan hasil bumi kepada VOC dan bukan kepada pedagang asing lain.
- Politik Ekstripasi: Kebijakan pembabakan dan pembakaran daerah perkebunan dan pertanian yang dikuasai VOC yang tujuannya untuk mengatur banyak sedikitnya peredaran rempah-rempah.
- Pelayaran Hongi (Hongi Tochten): Pelayaran yang dilakukan VOC dengan kapal kora-kora yang dipersenjatai lengkap untuk berpatroli mengawasi jalur laut perdagangan rempah-rempah di kawasan Ambon dan Maluku
- Preanger Stelsel 1728 : adalah kebijakan yang memaksa petani di daerah periangan untuk menanam kopi
- Politik Diksriminasi: Hanya mengangkat dan mempekerjai golongan Eropa atau Timur Asing dalam urusan perpajakan dibandingkan melibatkan orang pribumi.
- Verplicte Leverante: Kewajiban kepada kerajaan-kerajaan lokal yang telah dikuasai; terikat perjanjian; dibantu dalam keamanan oleh VOC untuk menyerahkan upeti setiap tahun.
- Devide Et Impera: Politik mengadu domba kerajaan-kerajaan yang sedang bertikai dengan memihak atau mengkhianati kerajaan yang dikehendaki.
- Biaya pemeliharaan dan pertahanan kawasan monopoli yang menelan anggaran cukup besar.
- Sistem birokrasi yang tidak efisien: mengeluarkan anggaran yang besar untuk membayar upah pekerja yang sebagian besar orang Eropa
- Tidak transparan dalam administrasi keuangan yang akhirnya menimbulkan praktek korupsi
- Mundurnya aktivitas perdagangan cabang-cabang VOC semisalnya di Afrika Selatan dan Tokyo akibat terlalu mahalnya harga yang ditawarkan.
- Hutang biaya untuk perang yang cukup tingg : anggran terbesar untuk menghadapi perlawanan Aceh dan menghadapi Perang Jawa 1815.
0 comments:
Post a Comment