"Aku tewas dalam keadaan tidak bersalah atas kejahatan yg dituduhkan padaku. Aku memaafkan mereka yang telah mengakibatkan kematianku; dan berdoa dalam Tuhan semoga darah yang akan kalian tumpahkan tak akan menodai Prancis," demikian seruan Louis XVI, dari kesaksian rohaniwan Henry Essex Edgeworth yg mendampinginya sebelum hukuman.
Source: britannica.Com
Louis XVI kembali membuka mulutnya, namun kata-kata yang terlontar kemudian diredam gemuruh suara drum. Ia lalu diantar ke guillotine yang berada di dekatnya.
Dan dalam pukul 10.22 lepas 21 Januari 1793, dengan satu hentakan pisau akbar, kepalanya terpisah dari raga.
Salah satu petugas merogoh ketua Louis XVI, menunjukkannya ke kerumunan orang. Suara pekikan ribuan orang menyusul gaduh. "Vive la Nation! Vive la Republique!," begitu teriak mereka.
Di tengah hiruk pikuk itu, syahdan, seorang pria tak dikenal mencelupkan tangannya ke genangan darah Louis XVI pada bawah pisau guillotine, mengibaskannya ke arah kerumunan orang, & berteriak, "Jacques de Molay, tu es veng?!" -- Jacques de Molay, dendammu telah terbalaskan.
Jacques de Molay adalah Grand Master Ksatria Templar yang mengutuk nenek moyang Louis XVI, Philip IV, yang memerintahkan eksekusi mati kelompoknya dengan dengan cara dibakar pada Jumat 13 Oktober 1307. Atas dasar fitnah.
Sumber: eyewitnesstohistory.Com
http://m.Liputan6.Com/dunia/read/2163900/21-1-1793-kutukan-dan-eksekusi-penggal-raja-prancis-louis-xvi
Tertanda,
Adm. Niccolo.
OA Historypedia Line
Bourbon
0 comments:
Post a Comment