Pada masa awal pemerintahan komunis soviet, kaum muslimin mendapatkan angin segar kebebesan, Namun semua itu seketika berubah ketika Stalin berkuasa dengan kebijakan represifnya yang kejam. Perang Dunia II pun pecah, Nazi melakukan ekspansi Uni Soviet. Pada awalnya tentara Nazi memperlakukan sama orang-orang muslim Asia yang berdomisli di Uni Soviet sama dengan orang-orang rendahan seperti slavia dan yahudi. Namun, setelah menyadari ’kesalahan” mereka dan menyimpulkan bahwa minoritas Asia, terutama kaum Muslim, Soviet merupakan sebuah sumber kolaborator yang menjanjikan, maka kaum Nazi mulai merekrut para sukarelawan Muslim.
Dengan demikian, antara bulan Oktober hingga November 1941, Abwehr, dinas intelijen militer Jerman, mulai merekrut para tawanan perang Muslim Soviet untuk tugastugas khusus guna membantu gerakan pasukan Jerman menuju Kaukasus dan Asia Tengah. Di samping menjalankan tugas-tugas khusus, seperti memerangi kaum gerilyawan dan melancarkan aktivitas intelijen serta sabotase, para personel Muslim tersebut membantu kegiatan propaganda Jerman untuk menarik para prajurit Muslim dalam Tentara Merah untuk membelot serta mendorong penduduk Muslim untuk memberontak menentang rezim komunis.
Sikap Jerman yg berbalik mendukung kaum Muslim Soviet itu sendiri merupakan bagian berdasarkan planning gila Hitler buat mendorong agar Turki yang netral berpaling mendukungnya dan sebagai pembuka jalan buat menguasai ladang-?Ladang minyak pada Timur Tengah & Baku. Kaum Muslim Soviet sendiri dimaksudkan sebagai pion pada membawa seluruh Timur Tengah ke pada orbit Jerman.
Pada bulan September 1941, pasukan Jerman & Rumania memasuki Semenanjung Crimea, kawasan yg mempunyai penduduk Muslim Tatar pada jumlah cukup besar . Panglima pasukan penakluk, Jenderal Erich von Manstein, memandang bahwa orang Tatar, yg jumlahnya mencapai 1/4 dari jumlah keseluruhan penduduk pada Crimea, bersikap lebih simpatik terhadap pendudukan Jerman dibandingkan dengan perilaku penduduk Slavia pada semenanjung itu. Lantaran itu, segera sehabis memasuki wilayah tadi, Jerman mengizinkan pembentukan sebuah ?Komite Muslim?, yang mengatur kehidupan kebudayaan dan keagamaan orang Tatar dan merekrut para sukarelawan setempat buat membantu pasukan pendudukan mengamankan Crimea.
Pada musim semi 1942, pasukan Jerman bergerak lebih jauh memasuki kawasan lainnya yang banyak dihuni kaum Muslim Soviet, Kaukasus. Ketika bergerak menuju kawasan itu, orang Jerman membawa juga para pendukung Muslim mereka untuk mengobarkan pemberontakan di kalangan penduduk Muslim lokal. Hal tersebut sangat mengkhawatirkan para pemimpin Soviet.Orang Jerman sendiri sebenarnya berhasil melakukan kontak dengan gerombolan ?-kelompok Muslim di Kaukasus Utara. Berkat propaganda pro?Poros yang disiarkan oleh Mufti Besar Yerusalem serta kehadiran unit?Unit Muslim yg mendampingi gerakan mereka, pasukan Jerman mendapatkan sambutan hangat berdasarkan penduduk Kaukasus dan menerima lambang persahabatan tradisional berupa roti & garam. Terhadap suku?Suku Muslim pada Kaukasus Utara sendiri?Yaitu orang Chechen, Ingush, Karachai, dan Balkhar?Tentara Jerman mengadopsi sebuah kebijakan ?Liberal?.
Mereka membubarkan kolkhozes (pertanian kolektif); membuka kembali masjidmasjid; membayar barang yang diambil; serta mengambil hati penduduk lokal dengan bersikap sopan, terutama terhadap kaum wanita. Selain itu, penduduk lokal juga diizinkan membentuk komitekomite nasional guna membantu Angkatan Darat Jerman mengatur pemerintahan serta menjaga keamanan dan ketertiban.
Di daerah Karachai, sebuah Komite Nasional Karachai dibentuk di bawah pimpinan seorang tokoh antiSoviet bernama Kaki Ba?Ramukov. Puncak kolaborasi Jerman?-Karachai terjadi dalam saat seremoni Idul Fitri pada Kislovodsk pada bulan Oktober 1942. Selama perayaan, para pejabat tinggi Jerman memperoleh berbagai hadiah berharga menurut komite?Komite lokal. Kemudian orang Jerman mengumumkan pembentukan sebuah skwadron penunggang kuda yang terdiri atas para sukarelawan Karachai yg akan bertempur beserta?Sama menggunakan Angkatan Darat Jerman.
Kebijakan serupa diterapkan di wilayah Kabardino Balkhar, meskipun kaum Muslim Balkhar bersikap lebih terbuka dalam mendukung Jerman dibandingkan orang Kabardino. Sebuah komite nasional dibentuk di bawah seorang pemimpin lokal bernama Selim Shadov dan memegang tanggung jawab untuk mengelola masalah-masalah keagamaan, kebudayaan, dan ekonomi. Kolaborasi tersebut mencapai titik puncaknya selama perayaan Idul Adha yang diadakan di Nalchik, pusat pemerintahan lokal daerah Kabardino Balkar, pada tanggal 18 Desember. Sekali lagi hadiah-hadiah dipertukarkan, di mana para pejabat lokal memberikan orang Jerman kuda-kuda yang kuat dan sebagai gantinya memperoleh Alquran dan senjata rampasan. Seorang pejabat Ostministerium bernama Dr. Otto Bräutigam kemudian menyampaikan pidato mengenai ikatan persahabatan yang abadi antara orang Jerman dan penduduk Kaukasus.
Sikap simpatik Jerman terhadap penduduk Muslim Kaukasus sendiri membuahkan hasil menggunakan minimnya perlawanan kaum gerilyawan pada wilayah yang mereka kuasai. Lebih dari itu, kaum Muslim Kaukasus sendiri bersedia buat terlibat aktif dalam memerangi kaum gerilyawan. Bahkan, dalam operasi anti?Gerilya mereka terhadap kaum gerilyawan Soviet pada wilayah Mozdok? Kalchik, para sukarelawan Muslim Kaukasus nir segan-?Segan bertindak kejam terhadap penduduk sipil yg nir berdosa.
Sumber: Legiun Arya Kehormatan sang Nino Oktorino
Jangan lupa buat membeli bukunya
Bourbon
0 comments:
Post a Comment