Di antara gagasan inti dari fasisme dan nazisme adalah kolonialisme dan superioritas ras kulit putih. Sekalipun demikian, hal tersebut tidak menghalangi sejumlah orang Indonesia untuk merangkul ideologi tersebut. Bahkan pada bulan Agustus 1933 didirikan Partai Fasis Indonesia (PFI) di Bandung.
Pendiri PFI adalah Dr. Notonindito, seorang priayi Jawa yang pernah tinggal dan bersekolah di Jerman. Seperti Mussolini yang mendambakan Italia untuk meraih kejayaan sebagaimana pendahulu Romawi mereka, Notonindito dan PFI pimpinannya juga ingin menghidupkan kembali kejayaan kerajaan Indonesia kuno macam Sriwijaya atau Majapahit. Namun, Notonindito tidak bermaksud mendirikan Negara korporasi, melainkan sebuah Negara yang dipimpin oleh seorang raja seperti pada masa lampau. Karena asal usul Jawanya, Notonindito juga menekankan supremasi Jawa atas suku-suku Indonesia lainnya.
Banyak tokoh pergerakan yang mengecam gagasan Notonindito sebagai chauvinisme Jawa yang memecah pergerakan nasional. Mereka terutama menekankan bahwa nasionalisme yang dibutuhkan kaum pergerakan untuk rakyat Hindia adalah nasionalisme kerakyatan, bukan nasionalisme yang dilandasi jiwa priyayi Jawa dan stelsel kapitalisme. Karena tidak mendapat banyak dukungan, partai fasis ala Notonindito sendiri tidak bertahan lama.
Sumber: Nazi di Indonesia Sebuah Sejarah yang Terlupakan oleh Nino Oktorino
Jangan lupa untuk membeli bukunya yah
Bourbon
0 comments:
Post a Comment