Demak sebelumnya adalah sebuah daerah yg dikenal menggunakan nama Bintoro atau Gelagahwangi yang adalah daerah kadipaten di bawah kekuasaan Majapahit. Kerajaan Demak secara geograis terletak di Jawa Tengah dengan sentra pemerintahannya di daerah Bintoro di muara sungai, yang dikelilingi oleh daerah rawa yang luas pada perairan Laut Muria.
Dalam bukunya yang berjudul “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” (1963), Mohammad Ali menulis bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah sampai ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), sebuah kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut (atau lebih tepatnya sebuah selat) yang memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai “Demak.
Berdirinya kerajaan Demak sendiri tidak mampu tanggal menurut sejarah kerajaan Majapahit yang berkuasa pada pulau Jawa. Majapahit sebagai sebuah kerajaan besar pada Nusantara yang mempunyai Mahapatih Gadjah Mada menggunakan sumpah Palapanya, kurang lebih akhir abad ke-15 mulai mengalami masa-masa keruntuhannya. Pada ketika itulah secara praktis wilayah-wilayah kekuasaannya mulai memisahkan diri dari Majapahit. Wilayah-daerah yg terbagi sebagai kadipaten-kadipaten tersebut lalu saling serang & saling menjamin menjadi pewaris tahta Majapahit. Pada masa itu arus kekuasaan mengerucut pada 2 adipati, yaitu Raden Patah yg menerima dukungan dari Walisongo dan Ki Ageng Pengging mendapat dukungan menurut Syekh Siti Jenar.
Menurut Slamet Muljana (2005), Raden Patah diangkat sebagai bupati oleh Prabu Brawijaya & Gelagah Wangi diganti namanya menggunakan ?Demak? Menggunakan mak kota bernama ?Bintara.? Dari nama daerah baru itulah Raden Patah kemudian dikenal menjadi Pangeran Bintara di kaki Gunung Muria.
Setelah merasa kuat karena memiliki daerah yang strategis dan mempunyai dukungan baik dari Walisongo dan kerajaankerajaan Islam di Jawa, maka para wali memerintahkan agar Raden Patah menjadikan Demak sebagai kerajaan Islam dan memisahkan diri dari kerajaan Majapahit. Tekad untuk mendirikan kerajaan Demak yang merdeka menjadi semakin bulat mengingat daerah Demak mempunyai peluang untuk berkembang pesat menjadi kota besar dan pusat perdagangan.Raden Patah lalu mengumpulkan para pengikutnya, baik menurut rakyat Jawa maupun Cina, buat melakukan perlawanan terhadap kerajaan Majapahit. Dalam perlawanan itu, Radeng Patah jua menerima bantuan berdasarkan beberapa wilayah lain pada Jawa yg sudah memeluk agama Islam misalnya Jepara, Tuban, & Gresik. Setelah berhasil mengalahkan Majapahit, Raden Patah pun lalu mendirikan kerajaan Islam Demak. Dalam cerita yang lain, setelah merobohkan Majapahit, Raden Patah kemudian memindahkan seluruh alat upacara kerajaan & pusaka Majapahit ke Demak sebagai lambang tetap berlangsungnya kerajaan kesatuan Majapahit tetapi dalam bentuk baru di Demak.
Ada banyak versi tentang tahun berdirinya kerajaan Demak. Menurut Slamet Muljana dalam buku “Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara Negara Islam di Nusantara,” kerajaan Demak berdiri pada tahun 1478 atau setahun sebelum berdirinya masjid Agung Demak. Sementara kebanyakan sejarawan berpendapat bahwa kerajaan Demak berdiri pada tahun 1500. Asumsi yang mereka bangun adalah bahwa perlu rentang waktu 21 tahun semenjak didirikannya Masjid Demak untuk membangun fondasi kemasyarakatan dan menyusun kekuatan di Demak.
Raden Patah atau Jin Bun adalah salah seorang keturunan Raja Brawijaya dari keliru seseorang istrinya yang dianggap Putri Cina. Dikisahkan bahwa dalam awal abad ke-14, Kaisar Yan Lu menurut Dinasti Ming mengirimkan seseorang Putri yang cantik kepada Raja Brawijaya di kerajaan Majapahit menjadi tanda persahabatan antara kedua negara. Putri yang manis & pandai ini segera merebut perhatian & menerima loka yg istimewa di hati Brawijaya. Semua kemauan yg diinginkan sang putri anggun ini dituruti sang Raja Brawijaya.
Namun lantaran Ratu Dwarawati, oleh permaisuri yg berasal dari Campa, merasa cemburu terhadap Putri Cina tadi, terpaksa Raja Brawijaya menaruh Putri Cina yg sedang mengandung pada Arya Damar yg kala itu menjabat sebagai adipati Palembang. Setelah Putri Cina melahirkan Raden Patah di Palembang, barulah Arya Damar menikahi Putri Cina tersebut & melahirkan anak pria yang kemudian diberi nama Raden Kusen. Dengan demikian maka Raden Patah & Raden Kusen merupakan saudara sekandung seibu tapi berlainan ayah.
Karena menolak untuk menjadi adipati di Palembang, maka Raden Patah dan Raden Kusen kemudian berlayar ke Jawa dengan menaiki kapal dagang yang menuju Surabaya dan menjadi santri di pesantren Ampel Denta (Ngampel Denta). Di sana, Raden Patah mempelajari ajaran Islam bersama muridmurid Sunan Ampel yang lainnya seperti Raden Paku (Sunan Giri), Maulana Ibrahim (Sunan Bonang), dan Raden Kasim (Sunan Drajat). Sementara Raden Kusen kembali ke Majapahit dan diangkat menjadi adipati Terung oleh Prabu Brawijaya. Di Ngampel Denta, Raden Patah diangkat menjadi menantu oleh Sunan Ampel yang dinikahkan dengan cucu perempuannya, anak sulung dari Nyai Gede Waloka. Setelah menikah, Raden Patah pindah ke Jawa Tengah dan mendirikan pesantren yang diberi nama Glagahwangi, lalu mengajarkan agama Islam kepada penduduk sekitar.
Semakin usang pesantren Glagahwangi makin maju & mengakibatkan Prabu Brawijaya sebagai risi jika Raden Patah memiliki niat buat memberontak. Prabu Brawijaya akhirnya tetapkan memberi perintah terhadap Raden Kusen untuk memanggil Raden Patah datang ke Majapahit. Setelah Raden Patah setuju datang ke Majapahit, Prabu Brawijaya malah merasa terkesan dan mengakui pulang Raden Patah sebagai putranya.
Bourbon
0 comments:
Post a Comment