Rumah sakit ini juga disebut rumah sakit AshShalahi atau rumah sakit Shalahuddin. Didirikan oleh Shalahuddin al-Ayubi di Kairo pada tahun 567 Hijriah/1171 Masehi. Begitu menguasai kota Kairo dan gedung Fathimi, Shalahuddin mengubah kamar terpenting di gedung itu menjadi rumah sakit. Alasannya karena Al-Quran tertulis di tembok-temboknya.
Setelah terselesaikan mendirikan rumah sakit, Shalahuddin mempekerjakan dokter generik, dokter bedah, pengawas, pegawai, & perawat. Dia memilih pengurus yg cakap buat mengurus ruang obat, flora obat, & minuman yg beraneka ragam. Di kamar-kamar gedung itu sudah ada balai yang lengkap dengan selimutnya buat loka istirahat pasien. Di samping itu, terdapat jua perawat yg bertugas mengawasi perkembangan pasien pagi dan sore serta bertugas menaruh kuliner & minuman yang sempurna. Shalahuddin pula menentukan kamar khusus untuk pasien perempuan & menunjuk perawatnya.
Di tempat tinggal sakit itu terdapat sebuah halaman luas yang masih ada beberapa ruangan khusus buat orangorang gila. Ada yg mengawasi & mengurus mereka. Shalahuddin selalu menanyakan keadaan rumah sakit itu & memerhatikannya menggunakan sungguhsungguh. Biaya pembangunan rumah sakit diambil berdasarkan kas negara, namun biaya operasional buat bulanan dokter, perawat, asisten dokter, produsen balai, dan pembantu diambil dari output tempat tinggal sakit yg dihitung tiap bulan. Layanan kesehatan tidak terdapat biayanya atau perdeo.
Rumah sakit juga memeroleh suntikan dana dari wakaf & hadiah kaum muslimin. Orang-orang kaya, khususnya khalifah dan emir, mempersilakan hak miliknya dikelola dan hasilnya dipergunakan buat merawat dan memelihara tempat tinggal sakit. Wakafwakaf itu berupa toko, loka penggilingan tepung, & kedai kailah. (asil berdasarkan bantuan gratis-hadiah tersebut dipakai buat memelihara tempat tinggal sakit & porto operasionalnya. Kadang-kadang juga dipakai untuk membantu keuangan pasien yg kehilangan pekerjaan.
Yang bertanggung jawab terhadap wakaf-wakaf dan hibah-hibah tersebut menulis segala sesuatu dalam beberapa arsip khusus. Para pesien juga diperhatikan dengan saksama. Nama mereka ditulis dalam daftar khusus untuk mengetahui perubahan sakitnya hari demi hari. obat dan makanan diberikan kepada mereka secara gratis. Mereka terus-menerus diperhatikan sampai benar-benar sembuh. Ketika pasien meninggalkan rumah sakit, dia diberi pakaian dan sejumlah uang untuk nakah darurat selama masih lemah.
Ketika Shalahuddin memasuhi daerah Mesir, jumlah dokter yang menangani rumah sakit tersebut terdapat delapan belas orang: delapan muslim, 5 Yahudi, empat Nasrani, & satu Samirah. Termasuk dokter yg ikut andil dalam tempat tinggal sakit tersebut merupakan Musa bin Maimun an-Nashiri dan Hibatullah bin Jami? Dari Bani Israil.
0 comments:
Post a Comment