Disebut Dinasti Abbasiyah lantaran dinisbatkan kepada Abbas , abang menurut ayahanda Nabi. Pencetus Dinasti Abbasiyah dan khalifah yg pertama adalah Abul Abbas Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Mutahlib. Abu Abbas ini populer menggunakan gelar abu abbas as-Safah.
Ketika Dinasti Umawiyah melemah, kaum muslimin mencari-cari figur yang bisa mengembalikan kaum muslimin ke jalan yang benar & membangun keadilan di antara mereka. Mereka beropini bahwa igur yang sanggup berbuat demikian wajib dari Bani Hasyim. Ditulislah surat mengenai hal itu pada Abu Hasyim Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abu Thalib, keliru seorang ulama tepercaya. Tak usang kemudian, surat tadi sampai jua pada Khalifah Dinasti Umawiyah, Sulaiman bin Abdul Malik, sebagai akibatnya Abu Hasyim merasa terancam nyawanya. Dia lalu melarikan diri ke Hamimah, yang termasuk daerah Damaskus. Di sana oleh paman, Ali as-Sajjad bin Abdullah bin Abbas, tinggal. Ketika akan tewas dunia, Abu Hasyim menyerahkan surat-surat yang dikirimkan kepadanya kepada Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas dan berkata, ?Dirikan dinasti baru dan pewarisnya merupakan anak-cucumu.? Abu Hasyim tewas dunia pada tahun 99 Hijriah/718 Masehi
Muhammad al-Abbasi menunaikan wasiat Abu Hasyim itu. Ia mengumpulkan orang-orang kepercayaannya untuk menyerukan kelemahan-kelemahan Dinasti Umawiyah. Ia juga menyebutkan bahwa kursi pemerintahan harus dipegang seorang lelaki dari keluarga Nabi yang mampu memenuhi Bumi ini dengan keadilan. Ternyata, kaum muslimin menyambut baik seruan tersebut.
Sebelum Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas meninggal pada tahun 124 Hijriah/742 Masehi, dia berwasiat kepada anaknya, Ibrahim, yang bergelar Al-Imam untuk meneruskan perjuangan. Ibrahim pun bangkit. Ia lalu mengatur serangan dengan terencana dan didukung dua orang panglima besar, Abu Salamah Al Khallal di Kufah dan Abu Muslim Al Khurasani di Khurasan. Sebelum tahun 129 Hijriah/747 Masehi tiba, keluar instruksi dari Al-Imam agar Abu Muslim secara terang-terangan menyerukan Dinasti Abbasiyah dan menjadikan Khurasan sebagai ibu kota untuk melepaskan dari Dinasti Umawiyah. Hal tersebut terjadi pada masa Khalifah Dinasti Umawiyah terakhir, Marwan bin Muhammad. Tak lama kemudian, Abu Muslim berhasil mendapat dukungan dari bangsa Arab. Dia pun merebut kota Marwa, ibu kota Khurasan. Abu Muslim terus-menerus menyerang Khurasan hingga kota itu takluk pada tahun 130 H / 748 M. Setiap kali menguasai suatu tempat, Abu Muslim mengambil janji setia dari penduduknya untuk berpegang pada Al-Quran, hadis, dan mengangkat seorang khalifah dari keluarga Muhammad tanpa ditentukan namanya.
Bani Umayyah nir memahami tentang gerakan mendukung Dinasti Abbasiyah ini. Namun, saat Marwan bin Muhammad membaca surat dari Al Imam Ibrahim al-Abbasi, Marwan berkeinginan menegakkan balik kekuasaannya yg goyah & memberantas pemberontak. Dia cukup mengirimkan surat pada Gubernur Damaskus untuk menangkap Al Imam Ibrahim bin Muhammad & mengancam memenjarakannya. Dia pun akhirnya di penjara. Saat merasa ajalnya telah dekat, dia berpesan pada saudaranya, Abu Abbas, buat sebagai khalifah. Apalagi, pendukungnya telah bertenaga & kota Kufah hampir dikuasai. Ibrahim pun meminta agar Abu Abbas melarikan keluarganya ke Kufah buat berlindung pada Abu Salamah al-Khallal, pendukung Abbasiyah.
Keluarga Abbas pun tiba ke Kufah. Tak usang lalu, Abu Abbas diangkat menjadi khalifah kaum muslimin. Saat pelantikannya, Abu Abbas berpidato. Khotbahnya itu menjadi tanda lahirnya Dinasti Abbasiyah. Dia menutup pidatonya menggunakan ucapan, ?Bersiap-siaplah hai umat manusia lantaran saya merupakan as-Safah (orang yang murah hati & ringan tangan).? Arti istilah as-Safah bukan seperti yang dikenal banyak orang, yaitu orang yg banyak mengalirkan darah.
Pertempuran penentu antara Dinasti Abbasiyah dan Umawiyah terjadi di salah satu tepi Sungai Zab A’la. Pasukan Abbasiyah dipimpin paman dari Abdullah bin Ali, sang khalifah, sementara pasukan Umawiyah dipimpin Khalifah Marwan bin Muhammad. Setelah kalah, Marwan melarikan diri dari kejaran pasukan Dinasti Abbasiyah ke dataran tinggi Mesir. Di Fayum, di dekat desa Abu Shair, Marwan meninggal dunia dan terbunuh setelah selalu melarikan diri selama delapan bulan dari satu tempat ke tempat lain.
Dinasti Umawiyah runtuh pada tahun 132 Hijriah. Kekuasaan kemudian dipegang anak cucu Abbas & membuahkan Kufah sebagai mak kota Islam selama pemerintahan khalifah pertama, Abu Abbas as-Safah. Setelah khalifah ke 2, abu (a?Far alManshur, berkuasa, beliau menciptakan kota Baghdad. Dalam waktu singkat, Baghdad berubah menjadi menjadi kota terbesar & terindah di global.
Kekuasaan Dinasti Abbasiyah pada masa Pemerintahan ar-Rasyid membentang hingga perbatasan India pada Timur. Negeri-negeri Timur pun termasuk daerah mereka. Seperti negeri Iran, Afganistan, Sind, Khawarazm, seberang Sungai Amudaria, dan jazirah Arab pada Selatan serta Afrika Utara, kecuali Maroko yang dikuasai Dinasti Idrisiyah. Di Timur dan Selatan, daerah Abbasiyah hingga ke Laut Tengah, termasuk Pulau Siprus, Rhodes, Kreta, & Sicilia. Di Selatan, kekuasaan mereka hingga ke negeri Karj, Kaukaz, dan Laut Hitam di daerah bagian Timur.
Masa emas Dinasti Abbasiyah berlangsung sampai pertengahan masa pemerintahan Al-Ma?Mun dalam awal abad ketiga Hijrah. Setelah itu, Dinasti Abbasiyah melemah. Kemunculan banyak negeri di berbagai daerah, misalnya Turki, Mongolia, Persia, & India menjadi tanda mulai pudarnya kekuasaan dinasti ini. Pada tahun 656 Hijriah/ 1258 Masehi, mak kota Dinasti Abbasiyah berhasil dikuasai bangsa Mongolia. Hal ini sekaligus menjadi akhir menurut kekuasaan yg gemilang itu.
Perlu dicatat, Dinasti Abbasiyah menyumbang kiprah krusial pada soal alih bahasa atau terjemahan. Penerjemahan karya-karya penting sebenarnya sudah dimulai semenjak pertengahan Dinasti Umawiyah. Ketika kekuasaan beralih ke tangan Dinasti Abbasiyah, kegiatan penerjemahan semakin marak. Al-Manshur termasuk khalifah Abbasiyah yg ikut andil pada membangkitkan pemikiran. Dia mendatangkan begitu poly ulama cendekia dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan ke Baghdad. Di samping itu, beliau pula mengirimkan utusan buat mencari buku-kitab ilmiah menurut negeri Romawi dan mengalihkannya ke bahasa Arab. Khalifah pengganti Al-Makmun, Harun arRasyid, nir mau ketinggalan. Dia mendirikan perpustakaan & mengatur gerakan alih bahasa ke pada bahasa Arab. Pada masa Al-Makmun, gerakan pemikiran mencapai masa keemasan. Bahkan, Baghdad pernah dijuluki menjadi menara ilmu dan pengetahuan dalam abad pertengahan.
0 comments:
Post a Comment