Ia seorang perempuan pendidik sekaligus pejuang. Ia lantang mengkritik pemerintah kolonial. Di usia muda, 23 tahun, dia ditangkap dan mendekam dalam Penjara spesifik wanita di Semarang. Ia masuk bui karena pidatonya yang sangat berapiapi menentang kekuasaan Pemerintah Hindia-Belanda. Satu kali, pemerintah colonial mencoba membujuknya dengan mengirimkan utusan, Daniel Van Der Muelen, memintanya ?Usahakan berbuat sesuatu yg baik, jangan balik ke jalan politik?. Akan namun, bujukan itu nir berhasil menggoyahkan hatinya buat berhenti dari pergerakan nasionalis.
Rasuna Said setelah menamatkan Sekolah Dasar di kotanya lalu melanjutkan belajar di pesantren Ar-Rasyidiyah sebagai satu-satunya santri perempuan. Rasuna Said kemudian melanjutkan pendidikan di Diniyah School Putri di Padang Panjang. Meski masih berstatus pelajar, ia sudah dipercaya untuk mengajar kelas di bawahnya. Ketika gempa melanda kota Padang panjang, tahun 1926, gedung Madrasah Diniyah Putri rusak berat dan terpaksa ditutup, ia pindah ke Sekolah T awalib yang diselesaikannya dalam waktu 2 tahun. Di sanalah, ia menjadi murid Abdul Karim Amrullah, ayah HAMKA yang mengajarkan pentingnya pembaharuan pemikiran Islam dan kebebasan berpikir.
Awal perjuangan politik Rasuna Said dimulai dengan beraktivitas di Serikat Rakyat sebagai Sekretaris cabang. Serikat Rakyat lalu berubah menjadi Partai Serikat Islam Indonesia (PSII). Ia pula dipercaya menjadi anggota pengurus akbar ?Persatuan Muslimin Indonesia? (PMI) atau Permi. Ia keras menentang Belanda & menuduh Belanda memeras keringat warga , merampas kekayaan bangsa buat kekayaan mereka sendiri tanpa memikirkan kesengsaraan warga . Akibatnya, penguasa Belanda menaikkan pengawasan pada pejuang perempuan ini. Pada 1932, menggunakan alasan mengganggu ketenteraman umum, ia ditangkap & dimasukkan ke penjara Bulu pada Semarang selama 13 bulan.
Selepas bebas, beliau bergabung dengan Islamic College, galat satu akademi Islam yang didirikan para reformis Islam pada Padang. Ia dianggap memimpin majalah sekolah yang bernama Raya. Lantaran ruang gerak yg dibatasi Belanda, beliau memutuskan pindah ke Medan & mendirikan sekolah pendidikan khusus wanita Perguruan Putri & memimpin sebuah mingguan bernama Menara Putri yang populer menggunakan semboyan, ?Ini dadaku, mana dadamu?. Mingguan ini khusus membahas seputar pentingnya peran wanita, kesetaraan antara laki-laki perempuan & keislaman.
Pada masa pendudukan Jepang, dia balik ke Padang dan mendirikan organisasi pemuda Sumatra Barat dengan nama Pemuda Nippon Raya yg bertujuan membina bibit-bibit pejuang kemerdekaan. Mereka aktif memperjuangkan dibentuknya barisan Pembela Tanah Air (peta). Sesudah kemerdekaan, menjadi anggota Dewan Perwakilan Sumatra yang mewakili wilayah Sumatra Barat. Kemudian berturut-turut sebagai anggota KNIP, DPR-RIS, dan DPRS. Pada 1959, beliau diangkat menjadi anggota DPA sampai akhir hayat beliau pada 1965. Rasuna Said dimakamkan pada TMP Kalibata Jakarta. Atas jasa-jasanya dalam usaha bangsa, pemerintah menaruh gelar Pahlawan Nasional dalam 1974.
Sumber: Ensiklopedi Sejarah Nasional
0 comments:
Post a Comment