Nazi Jerman berhasil menguasai cepat Eropa Barat dengan taktik Blitzkrieg. Langkah mereka tidak berhenti di eropa barat saja, lalu mereka mulai menginvasi Uni Soviet yang terletak di Eropa Timur dengan meluncurkan invasi Barbarossa. Namun operasi yang diluncurkan pada 22 Juni 1941 mengalami kemandekan. Tentara Uni Soviet yang tangguh berhasil menahan invasi Jerman tersebut. Selain itu, musim dingin yang ganas memakan banyak korban dari pihak Jerman. Hal ini disebabkan karena logistik mereka untuk menghadapi musim dingin di Uni Soviet tidak memadai.
Operasi singa laut (sealion) untuk menjinakan Inggris juga mengalami kegagalan karena ketangguhan dari Royal Air Force. Amerika Serikat mulai memasuki kancah Perang Dunia II setelah Pearl Harbour diserang oleh Jepang yang merupakan sekutu Jerman. Hal ini membuat Jerman harus berperang di dua front. Pertama Jerman berperang di front timur menghadapi Uni Soviet. Kedua Jerman harus menghadapi musuh di sebrang lautan Atlantik yaitu Inggris dan Amerika Serikat.
Adolf Hitler yang merupakan pimpinan Nazi Jerman yang semula melakukan ofensif dalam perang, mulai memikirkan strategi bertahan karena kekalahan mulai mendatangi pasukannya. Kekalahan di Afrika dan Stalingrad Soviet merupakan titik balik dari Perang Dunia II, karena sekutu mulai bergerak dan berhasil mengalahkan pasukan Jerman. Salah satu tindakan defensif yang dilakukan di Eropa Barat adalah dengan membangun Tembok Atlantik (Atlantic Wall).
Hitler menyuruh pada jendralnya untuk membuat benteng pertahanan di sepanjang pesisir pantai Eropa Barat. Membentang dari Norwegia Sampai Selatan Prancis. Benteng tersebut mempunyai panjang kurang lebih 2700 km. Benteng tersebut di bangun efektif mulai 1942 sampai 1944. Benteng tersebut dibangun dengan 1,2 juta baja, 17 juta meter kubik beton, dan biayanya 3.7 miliar Deutschmarks. Benteng tersebut menggunakan 1 juta tenaga kerja paksa dalam penyelsaiannya. Benteng tersebut dibekali dengan persenjataan lengkap serta bunker yang kokoh. Benteng tersebut dimaksudkan agar menghalangi pendaratan tentara Amerika Serikat dan Inggris beserta sekutunya di Eropa Barat.
Dalam upaya mempertahankan Eropa Barat dari serbuan, Hitler memilih veteran Perang Afrika yaitu Marsekal Lapangan Erwin Rommel sebagai pimpinan. Pihak Nazi Jerman mempercayai bahwasannya Pelabuhan Calais merupakan tempat mendaratnya sekutu. Lalu diperkuatlah pertahan disana. Karena pelabuhan tersebut letaknya dekat dengan kepulauan Inggris.
Sementara itu, di daratan Utara Prancis yaitu Normandia tidak dibekali dengan pertahanan yang kokoh. Erwin Rommel sebagai pimpinan Tembok Atlatik pun berpikiran sama. Hal ini didasari juga berdasarkan pengalaman tempur ia di Front Afrika. Erwin Rommel meminta kepada Hitler agar divisi Elit Panzer Jerman untuk memperkuat Normandy agar mampu menahan serangan tentara sekutu. Hitler tidak mengabulkan permintaan tersebut. Hilter sendiri termakan oleh keyakinannya karena sudah terjebak dalam operasi intelijen sekutu yaitu operasi Fortitude.
Akhirnya pada tanggal 6 Juni 1944, terjadilah hari yang menakutkan bagi Hitler. Ternyata sekutu benar mendarat di Normandia bukan di Calais. Operasi militer ini kelak akan dikenang sebagai operasi amfibi terbesar dalam sejarah. Operasi militer ini sendiri mempunyai nama operation overlord. Operasi ini merupakan titik balik di front barat eropa yang mana nantinya berhasil membebaskan negeri-negeri Eropa Barat.
Adolf Hitler kini dikepung dari tiga arah. Dari Barat Eropa, Selatan Eropa, dan Timur Eropa. Pada hari pendaratan sekutu di Normandia pun Hilter masih tertidur. Anak buahnya tidak ada yang berani membangunkannya. Ketika bangun pun, ia tidak mempercayai operasi tersebut. Ia meyakini operasi di Normandia hanya berupa bentuk pengalihan. Pada akhirnya ia didesak oleh para jendral perangnya untuk mengirimkan pasukan bala bantuan ke Normandia. Walaupun tindakan tersebut terhitung terlambat paling tidak bisa memperlambat gerak pasukan sekutu.
Kesalahan kalkulasi yang dilakukan Hitler beserta petingginya adalah berkeyakinan bahwasannya sekutu tidak akan mendaratkan pasukan serta kendaraan perang tanpa pelabuhan. Namun ternyata sekutu dengan persiapan brilian dan rekayasa teknik berhasil membuat dermaga apung raksasa untuk pendaratan pasukan. Tembok Atlantik yang dipersenjatai modern akhirnya runtuh. Tembok Atlantik yang memakan pengorbanan biaya yang besar serta nyawa manusia yang banyak akhirnya tidak mampu membendung Operation Overlord.
Sumber Referensi:
History.com
historylearningsite.co.uk
Atlantic Wall: Wikipedia
time.com
Operation Fortitude: Wikipedia
Bourbon
0 comments:
Post a Comment