Raja Alexander III berdasarkan Macedonia mungkin merupakan pakar taktik militer terbaik pada global masa silam karena menaklukan daerah yg membentang dari Yunani sampai mesir dan melewati apa yang sekarang diklaim daerah Turkey, Iran dan Pakistan. Kombinasi taktik militer & politik yang baik, Alexander menghabiskan 13 tahun menyatukan wilayah Barat & Timur melalui kekuatan militer & kebudayaan. Reputasi Alexander meroket sebagai akibatnya ketika kematiannya pada umur 32 tahun dia ditinjau misalnya Dewa. Hal inilah yg menciptakan para sejarawan sulit memisahkan warta dan mitos dalam kehidupan Alexander.
Ia Diajarkan oleh Artistoteles dan Filsuf Lain
Alexander Tidak Pernah Kalah dalam 15 Tahun Penaklukannya
Alexander and Diogenes (Credit: Getty Images)
Ayah Alexander, Phillip II Macedonia, menyewa Aristoteles, salah satu filsuf terbaik masa itu untuk mengajari Alexander kecil.berumur 13 tahun. Sedikit yang diketahui mengenai tiga tahun pengajaran Bertahun-tahun kemudian di India, Alexander menahan ekspansi demi belajar lebih banyak kepada gymnosophists, “filsuf telanjang” dari umat Hindu atau Jain yang menolak kenikmatan dunia, termasuk pakaian.
Strategi hebat Alexander masih dipelajari dalam materi ketentaraan sampai kini . Semenjak kemenangan pertamanya pada umur 18, beliau mendapatkan reputasi baik pada memimpin pasukannya dengan lincah, membuat pasukan kecil menusuk garis pertahanan bahkan sebelum musuhnya siap. Setelah mengamankan kerajaannya di Yunani, tahun 334 M, Alexander menyebrang ke Asia tepatnya Turki dimana beliau memenangi berbagai pertempuran dengan tentara Persia di bawah pimpinan Darius III. Inti kekuatan pasukan Alexander merupakan 15.000 ahli pedang menggunakan tombak sepanjang 20 kaki yang disebut sarissa.
Ia Menamakan 70 Kota Berdasarkan Dirinya, Bahkan Kuda Miliknya
Alexander merayakan kemenangannya menggunakan membangun banyak kota (umumnya dibangun pada lebih kurang benteng militer), keliru satu yg populer adalah Alexandria. Kota yg paling dikenal ini berada di tepi sungai Nil ini dibangun tahun 331 M., & sekarang merupakan kota terbesar kedua di Mesir. Kota-kota taklukannya berjajar rapih di sepanjang Turki, Iran, Afghanistan, Tajikistan & Pakistan. Di dekat area pertempuran Hydaspes?Pertempuran tersulit melawan bangsa India?Alexander membangun kota Bucephala, nama kuda favoritnya yang mangkat akibat permasalahan disana.
.Pandangan Pertama Membuatnya Menikahi Roxanne
Setelah penaklukan luar biasa tahun 327 M pada kota Sogdia, Alexander yg ketika itu berumur 28 tahun berkeliling disana waktu Roxanne, puteri dari seorang Suci Bactrian, menatap matanya. Segera sesudah prosesi pernikahan, beliau memotong roti dengan pedangnya dan memberikannya kepada istrinya. Roxanne melahirkan keturunan Alexander, Alexander IV, nir lama selesainya kematian Alexander yang Agung.
Alexander Selalu Wangi
Plutarch yg menulis kisah Alexander 400 tahun sehabis kematian pemimpin akbar tersebut menulis bahwa aroma tubuh Alexander sangat wangi misalnya parfum yg dipakainya.
Alexander Mulai Berpakaian Seperti Orang Persia Setelah Menaklukannya
Enam tahun sesudah penyerangan habis-habisan ke kekaisaran Persia, tahun 330 A.D. Alexander menaklukan Persepolis, sentra kebudayaan Persia. Sadar bahwa cara terbaik mengelola kekuasaan Persia merupakan menjadi misalnya seorang Persia, Alexander mulai memakai baju ala bangsawan Persia. Tahun 324 dia mengadakan pernikahan massal pada kota Susa dimana beliau memaksa 92 pemimpin Macedonia menikahi wanita Persia (Alexander menikahi Stateria & Parysatis)..
Kematian Alexander Menjadi Misteri Terbesar dalam Hidupnya
Tahun 323 SM, Alexander Agung sakit sesudah meminum wine pada sebuah pesta. Dua minggu kemudian, laki-laki yg berumur 23 tahun tadi mati. Mengetahui bahwa ayah Alexander mati lantaran dibunuh pengawalnya, kecurigaan mengalir di lingkungan dekat Alexander, terutama kepada Jenderal Antipater dan anaknya yakni Cassander (nantinya beliau terlibat dalam penghilangan nyawa janda Alexander dan ananya). Beberapa penulis biografi kuno bahkan berspekulasi bahwa Aristoteles yg memiliki interaksi menggunakan keluarga Antipater terlibat. Saat ini pakar medis berspekulasi bahwa malaria, infeksi paru-paru, gagal liver atau tifoid mungkin menyebabkan dirinya tewas.
Tubuh Alexander Diawetkan menggunakan Madu
Plutarch melaporkan bahwa jasad Alexander sebenarnya dibalsam pada Babilonia sang pakar pembalsaman Mesir, namun sejarawan Mesir A. Wallis Budge berasumsi bahwa jasad Alexander masih terolesi madu buat menghindari pembusukan. Satu atau 2 tahun sehabis kematian dirinya, jasadnya dikirim balik ke Macedonia hanya buat upacara kerajaan & pulang dikirim ke Mesir dibawah perintah Ptolermy I, keliru satu mantan jenderalnya. Melihat bahwa yg mengawal jenasah Alexander adalah dirinya, dapat diketahui dirinyalah yg akan menjadi pewaris takhta kekaisaran berikutnya.
Disadur dengan pengubahan menurut halaman
http://www.History.Com/news/history-lists/eight-surprising-facts-about-alexander-the-great
Bourbon
0 comments:
Post a Comment