Sejak awal masa pendudukannya pada Asia Tenggara, Jepang telah merencanakan pembentukan satuan tentara cadangan dari penduduk pribumi yang berada pada bawah kekuasaanya. Kebijakan tadi dicantum dalam rencana induk yang dimuntahkan sang Markas Besar Tertinggi Angkatan Darat di Tokyo.
Intruksi tersebut kemudian dipertegas oleh Kementrian Angktan Darat Jepang kurang lebih bulan April 1942, Markas Besar Tertinggi Angkatan Darat Jepang menyapaikan sebuh intruksi pada Markas Besar Umum Tentara Kawasan Selatan yg berada di Saigon buat mengatur organisasi militer cadangan yg beranggotakan penduduk pribumi buat membantu Jepang di wilayah tersebut. Namun pada mulanya perintah tadi nir segera dilaksanakan lantaran angkatan perang Jepang masih monoton meraih kemenangan sebagai akibatnya mereka menganggap belum perlu menerima dukungan militer berdasarkan penduduk lokal.
Keadaan berubah drastis ketika perang suci Jepang melawan sekutu mengalami kemunduran semenjak awal tahun 1942. Ketika sekutu mulai melancarkan serangan balasan dan Jepang terpaksa mengerahkan semakin banyak pasukannya digaris depan sehingga mengancam posisinya sendiri didaerah-daerah pendudukan. Perekrutan penduduk pribumi menjadi kekuatan cadangan tidak bisa ditunda-tunda lagi. Hal ini tersebut disampaikan sang Wakil Kepala Staf Tentara Jepang pada Wilayah Selatan Letnan Jendral Inada Masazumi, sesudah beliau mempelajari kekuatan militer Jepang yg semakin lemah di Asia Tenggara-termasuk Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Saran Inada tersebut disetujui sang Jendral Tojo & Kepala Urusan Militer Angkatan Darat Jepang. Jendral Kenryo Soto. Dibawah ini adalah Organisasi Militer yang dibentuk Jepang di Indonesia pada masa pendudukannya. Tidak semua kebijakan pada pemerintah pendudukan Jepang membawa imbas negatif. Militerisasi yang dilakukan bangsa Jepang telah membuat bangsa Indonesia terlatih pada pertempuran. Sehingga kemampuan itu bisa buat mempertahankan kemerdekaan dari agresi Belanda dan para sekutu. Banyak barisan militer yang dibentuk Jepang, tetapi saya disini aku hanya menjelaskan yg paling berpengaruh bagi Indonesia.
Heiho
Pada mulanya Heiho dibentuk terutama dari para tawanan perang bangsa Indonesia yang pernah bertugas dalam KNIL. Kemudia perekrutan dilakukan di antara masyarakat umum. Banyak pemuda Indonesia yang mendaftarkan diri untuk menjadi Heiho. Setelah mendapat latihan militer beberapa bulan secara efektif, ribuan Heiho diberangkatkan ke berbagai medan perang untuk menghadapi pasukan sekutu. Tempat-tempat yang menjadi medan pertempuran antara lain adalah front Burma, Rabaul, Morotai, Balikpapan, dan sebagainya. Menurut Kepala Seksi Operasi Tentara ke -16, secara militer heiho lebih baik dan lebih terlatih daripada PETA dan mempunyai kemampuan bertempur menggantikan prajurit Jepang. Anggota heiho teruratam bertugas di unit-unit penangkis serangan udara, artileri lapangan, tank, mortir, dan transportasi.
PETA
PETA & Giyu-gun. Dalam sejarah Indonesi, PETA-dan bandingan Giyu-gun-nya ?Mempunyai arti akbar karena dianggap merupakan cikal-bakal berdasarkan Tentara Nasional Indonesia. Sebenarnya, pandangan baru mengenai pembentukan PETA bisa dicermati menurut rencana darurat Jepang. Pada athun baru 1943, Jepang terpaksa mengirimkan lebih poly pasukan buat bertempur pada daerah Solomon-Irian sehingga menurunkan kekuatan pasukannya pada Jawa sebagai 10.000 orang saja. Letnan Jendral Inada, Wakil kepala staf Tentara Wilayah Selatan Jepang, menaruh usul mempersenjatai bangsa Indonesia ketika beliau mengunjungi Jawa. Usulnya kemudia disetujui Tojo ketika perdana menteri Jepang itu mengunjungi Singapura dalam bulan Juli 1943. Tepat pada lepas 8 september 1943, Markas Besar Umum Tentara Wilayah Selatan Jepang pada Saigon mengerluarkan perintah untk membentuk Kyo-Bo-ei- Giyu-gun (Pasukan Sukarela pembela tanah air). Tidak seperti Heiho, PETA dipimpin oleh para perwira Indonesia. Para perwira Jepang di unit mereka hanya bertugas sebagai instruktur & penasihat.
Bourbon
0 comments:
Post a Comment