Penaklukan umat Islam atas kepulauan Sisilia (bahasa: Siqilliyah) adalah gelombang serbuan terakhir yg dibawa bangsa Arab ke Afrika Utara & Spanyol. Para pemimpin perluasan ke Sisillia, & ke daratan Eropa Tengah merupakan para panglima perang dinasti Aglabiyah menurut Kairawan yg menyerang daerah itu pada abad ke-9 M. Berkembanganya kekuatan Dinasti Aglabiyah pada Kairawan, pada paruh pertama abad ke-9, telah berakibat Aglabiyah menjadi ancaman bagi Byzantium.
Kronologi penaklukan yg sesungguhnya dimulai pada tahun 825. Euphemius, seorang laksamana Byzantium, mendapati dirinya terancam oleh hukuman kekaisaran buat beberapa perkara pelanggaran, penyebabnya tidak begitu jelas. Akhirnya, beliau memulai pemberontakan melawan kekaisaran, dan mencoba merampas kepulauan. Selanjutnya, waktu dikalahkan sang pasukan kekaisaran, dia lari ke Tunisia dengan kapalnya, & meminta bantuan dalam Ziyadatullah I (817-838), penguasa dinasti Aghlabiyah di Tunisia. Euphemius memberinya dukungan buat menaklukkan pulau Sisilia.
Pada tahun 827, pemberontak Siracuse mencoba melakukan perlawanan terhadap gubernur Bizantium, momentum ini menaruh peluang pada Dinasti Aghlabiyah untuk melakukan penaklukan. Ziyadatullah I, khalifah Aghlabiyah ketiga, yang sebelumnya sempat ragu-ragu buat menaklukkan Sisilia, langung mengirim tujuh puluh armada yg membawa sekitar 10.000 tetara, & 7000 ekor kuda di bawah pimpinan Qadhi-Wazir, Asad ibn al-Furath, yg pada saat itu berusia 70 tahun.
Pasukan Afrika yang berlabuh di Masara kemudian bergerak ke Siracuse. Suatu wabah yang menyebar di perkemahan pasukan muslim membunuh Asad dan banyak prajuritnya. Sisa-sisa prajurit tersebut akhirnya mendapat suntikan kekuatan baru dari Spanyol, sehingga mereka berhasil menguasai kota Palermo pada tahun 831. Penaklukkan Palermo merupakan titik tolak untuk penaklukkan berikutnya serta menempatkan gubernur baru di sana.
Pertempuran antara pasukan Byzantium, Siracuse dan dinasti Aglabiyah terus bergejolak baik di bahari atau daratan pulau Sisilia. Sekitar tahun 843 kota Messina jatuh ke tangan muslim, yang diikuti kota Castrogiovanni dalam tahun 859. Pada tahun 878, benteng Siracuse yang menjadi pertahanan terakhir pemberontak Siracuse menyerah selesainya sembilan bulan dikepung. Benteng itu dihancurkan pada masa kekuasaan Ibrahim II (874-902).
Sementara itu pasukan muslim telah berhasil mendarat pada daratan utama Italia, & menempatkan pasukan di kota Bari, dan Taranto. Pada tahun 846-849, menggunakan mulai masuknya pasukan muslim pada pulau Italia dan mengancam Roma, menciptakan Paus Yohanes VIII (872-882) dengan hati-hati mempertimbangkan buat membayar pajak selama 2 tahun. Tetapi penempatan pasukan pada dataran primer Italia tadi berlangsung antiklimaks, karena pada 871 kota Bari, & tahun 880 Taranto berhasil direbut balik oleh kaisar Byzantium hingga akhirnya mengusir pasukan muslim keluar berdasarkan dataran primer Italia.
Antara tahun 895-896 Byzantium menyetujui perdamaian menggunakan muslim, yg mana mereka harus meninggalkan Sisilia. Akhirnya, dalam tahun 902 pulau Sisilia jatuh sepenuhnya pada kekuasaan penguasa muslim. Untuk masa selanjutnya, Sisilia sebagai titik tolak penyebaran pengaruh peradaban Islam pada Eropa.
Ketika Sisilia berhasil ditaklukkan, pulau Sisilia sebagai wilayah perluasan pertama dinasti Aglabiyah. Amir pegnuasa pada awalnya mengendalikan kekuasaan mengikuti kekuasaan dinasti Aglabiyah pada Kairawan. Tetapi, menggunakan runtuhnya dinasti Aglabiyah pada tahun 909 akibat serangan dari dinasti Fatimiyah, wilayah Sisilia menjadi bagian berdasarkan dinasti baru tersebut.
Empat tahun setelah daerah Sisilia jatuh pada kekuasaan dinasti Fatimiyah, muncul perlawanan terhadap dinasti Fatimiyah. Beberapa muslim Sisilia pada bawah pimpinan Ahmad ibn Qurhub menyatakatan kemerdekaan mereka, & menyebutkan nama khalifah Abbasiyah al-Muqtadir, pada khutbah-khutbah Jumat mereka. Pada tahun 917, amir Ahmad yg mulai ditinggalkan pasukan Berbernya, dihukum atas perintah al-Madi, kemudian Sisilia pulang pada kekuasaan dinasti Fatimiyah.
Pada masa transisi ini, situasi dalam negeri Sisilia tidak sepenuhnya serasi. Elemen warga Spanyol, dan Afrika di tengah warga muslim terus berada pada konfrontasi, yg lalu makin rumit karena keluarnya konfrontasi kuno antara bangsa Yaman, dan bangsa Arab Utara. Pada tahun 948 Khalifah ketiga Fatimiyah, al-Manshur memilih al-Hasan ibn Ali ibn Abi al-Husain al-Kalbi menjadi gubernur Sisilia. Sebagai gubernur Hasan sanggup membentuk Sisilia sebagai lebih mandiri dan kokoh.
Dinasti Kalbiyah yang sebagai penguasa pulau Sisilia, memerintah dengan toleransi tinggi sebagai akibatnya kondisi Sisilia yang sempat memanas karena perseteruan etnis bisa pulang stabil. Beragam suku, dan etnis, misalnya orang Sisilia, Arab, Yahudi, Barbar, Persia, Tartar, dan Negro dapat berbaur pada toleransi dan keharmonisan. Tidak terdapat pembantain terhadap keliru satu etnis atau agama. Penduduk yg tidak selaras agama dilindungi, & dihormati kebebasannya pada menjalankan kegiatan peribadatan.
Sejak berada dalam kekuasaan Islam, Sisilia bermetamorfosis menjadi galat satu magnet peradaban Eropa, setelah Cordova. Seorang pakar geografi, dan pengembara berdasarkan Timur, Ibnu Hawqal (943-977) menjelaskan pada Palermo terdapat lebih kurang 300 masjid yg megah. Di masjid-masjid Jami ini terdapat kurang lebih 60 baris jamaah, yg masing-masing baris disi kurang lebih 200 orang, sehingga jumlahnya mencapai 7000 jamaah. Dia juga menghitung masih ada lebih kurang 300 pengajar sekolah generik.
Dinasti Kalbiyah mencapai puncak kejayaannya dalam masa kekuasaan Abu al-Futuh Yusuf ibn Abdullah (989-998). Para amir Kalbiyah hayati dalam istana-istana yang megah, & menciptakan kastil-kastil yg indah di kota-kota yang sedang berkembang. Pada puncak kejayaan ini, kegiatan intelektual mengalami perkembangan pesat bersamaan dengan kemajuan intelektual dinasti Fatimiyah.
Ibnu Jubair yg pada perjalanannya ke Sisilia, memberikan gambaran bagaimana kemajuan peradaban Islam di Sisilia. Dalam buku perjalanannya, Ibnu Jubair mendeskripsikan kemajuan pesat Palermo, mak kota Sisilia. ?Palermo adalah sebuah kepulauan metropolis yang mengkombinasikan kekayaan, dan kemuliaan. Sebuah kota antik yg elegan.?
Sumber: OA Historypedia Line
penulis: Hurrem Sultan
Bourbon
0 comments:
Post a Comment