Revolusi Hijau adalah suatu perubahan pola bercocok tanam dari yang bersifat tradisional menuju mekanis yg memakai mesin. Pada intinya penggunaan peralatan terkini berupa mesin buat meningkatkan jumlah output panen produksi pertanian secara masif.
Cara-cara yg dilakukan buat mencapai output panen surpulus berupa penggunaan benih unggul menurut varietas terigu yang ada, penggunaan zat kimiawi buat proses rekayasa pertanian supaya petani nir terlalu tergantung lagi menggunakan cuaca dan iklim, serta mentransformasikan para petani agar berorientasi pada industri pertanian.
Revolusi Hijau ini sendiri sejalan menggunakan Industrialisasi Nasional. Revolusi Hijau sebenarnya lahir karena latar belakang karena perang global I dan II, dimana dalam waktu itu perang tadi menghancurkan huma-huma pertanian yang ada. Belum lagi pasca Perang Dunia II terjadi lonjakan penduduk yg relatif signifikan, dimana lonjakan penduduk tadi mau nir mau menambah kebutuhan akan pangan.
Program Revolusi Hijau ini sebenarnya nir hanya diterapkan di Indonesia saja, tetapi diterapkan di negara belahan global lainnya. Revolusi Hijau ini sendiri juga lahir atas kemajuan pada bidang pangan & rekayasa tumbuh-tanaman . Revolusi Hijau ini sendiri membawa misi buat mengentaskan kelaparan yg terjadi, terutama di negara-negara berkembang.
Pada tahun 1968 Indonesia yang dibawah rezim pemerintahan baru yang dianggap Orde Baru membawa misi untuk melakukan modernisasi pertanian yg adalah gerakan Revolusi Hijau itu sendiri. Hal ini tertuang jelas pada rencana pembangunan lima tahun atau dianggap Repelita I yang memprioritaskan dan memperkuat sektor pertanian.
Hal ini bertujuan buat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia dalam ketika itu dan berdikari pada kebutuhan pangan. Pemerintah Orde Baru melakukan berbagai macam cara buat menyukseskan acara tersebut. Pemerintah Orde Baru yang berorientasi pembangunanisme, nir lupa juga buat menciptakan prasarana pertanian berupa irigasi dan bendungan untuk menyukseskan program Revolusi Hijau itu sendiri.
Penggunaan bibit unggul, penggunaan pupuk kimia, dan pestisida untuk membrantas hama ternyata bisa dikatakan efektif untuk memacu hasil panen yang dihasilkan para petani. Puncaknya Indonesia berhasil melakukan swasembada beras pada tahun 1984. Padahal sebelumnya Indonesia adalah negara pengimpor beras. Namun ternyata keberhasilan tersebut hanya berdampak sebentar saja.
Penggunaan pupuk anorganik serta pestisida dalam Revolusi Hijau berdampak buruk bagi lingkungan pertanian. Pupuk anorganik membuat kesuburan tanah menurun secara berkala dan terancam tidak bisa ditanami. Sedangkan pengunaan pestisida ternyata tidak begitu berhasil lagi karena hama juga terus berovolusi jadi kuat dan tahan pestisida.Hasil pertanian yg menggunakan pestisida sendiri ternyata berbahaya bagi manusia yang mengonsumsinya. Revolusi Hijau yang digadang-gadang sang Orde Baru jua mempunyai impak sosial terhadap warga Indonesia yg ada pada pedesaan. Revolusi Hijau itu sendiri ternyata tidak dinikmati secara keseluruhan sang para petani mini yang ada pada desa.
Petani akbar begitu diuntungkan dengan adanya Revolusi Hijau ini. Ini yg nanti akan berdampak dalam kesenjangan sosial yang terjadi pada warga pedesaan. Walaupun begitu Revolusi Hijau sendiri mau tidak mau sanggup dikatakan sukses juga. Selama beberapa Indonesia menikmati swasembada pangan, dan sektor pertanian sebagai sektor penggerak ekonomi warga Indonesia hal ini bisa dicermati sumbangan sektor pertanian atas GDP Indonesia.
Selain itu petani pula tumbuh kesadarannya bahwasannya pertanian wajib dikelola secara terkini buat menaikkan output panen yang terdapat. Revolusi Hijau pun sebenarnya tidak hanya berhenti pada masa pemerintahan Orde Baru saja. Ada upaya yg berkesinambungan yang dilakukan oleh setiap rezim untuk terus mempertinggi hasil pertanian, memakai cara-cara terkini yang terus berkembang yang meminimalisir kerusakan pada lingkungan. Bahkan pemerintahan sekarang pun mempunyai visi misi yang ambisius yaitu Indonesia berdikari akan kebutuhan pangan & tidak ingin mengimpor pangan lagi.
Bourbon
0 comments:
Post a Comment