Source: hariandepok.Com
Mungkin selama ini banyak dari kita yang bertanya-tanya mengapa perayaan Hari Kebangkitan Nasional Negara Indonesia jatuh pada tanggal 20 Mei? Menurut sejarah, penentuan Hari Kebangkitan Nasional ini terkait dengan Politik Historiografi atau politik penulisan sejarah dari pemerintahan, bukan sudut pandang sejarah itu sendiri.
Pada tanggal 20 Mei 1948 untuk pertama kalinya diperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-40 di Istana Kepresidenan, Yogyakarta. Ceritanya pada saat itu negara dalam keadaan krisis politik internal yang cukup serius dan terjadi agresi militer Belanda. Kondisi Pemerintah masa itu memerlukan sebuah organisasi yang mampu mewakili kepentingan nasional. Pemerintah berusaha mencari unsur pemersatu, sehingga masing-masing kelompok atau faksi yang begitu banyak tidak berjalan pada relnya sendiri-sendiri. Pilihan sebagai pemersatu akhirnya jatuh pada Organisasi Budi Utomo? Mengapa memilih Budi Utomo? Karena organisasi ini dianggap sebagai organisasi paling moderat, dan nasionalis.
Boedi Oetomo(source: wikepedia.Org)
Singkat cerita, negara kita pada masa itu masih rapuh lebih kurang 3 tahun baru merdeka dari penjajah. Ada gangguan-gangguan terhadap pemerintah Indonesia, berdasarkan eksternal & internal. Kondisi gangguan eksternal yang terjadi adalah ketika Belanda masih ingin dan berusaha masuk ke Indonesia, sehingga tahun 1947 terjadilah serangan militer Belanda yg pertama. Dampaknya banyak daerah Indonesia diduduki, termasuk bunda kota Jakarta. Sehingga Pemerintahan berpindah ke Yogyakarta. Bukan itu saja, buat bisa pulang ke Indonesia, Belanda tidak ragu buat mensponsori pembentukan negara-negara "bonekadanquot; buat menggrogoti keuutuhan Indonesia yg masih baru merdeka. Selain itu, situasi politik pada negeri diwarnai sang banyak partai politik menggunakan basis ideologi. Beberapa partai politik itu bahkan mempunyai milisi bersenjata. Kondisi ini berpotensi memunculkan konflik internal pada Republik Indonesia yang baru berdiri. Kondisi internal dan eksternal misalnya itu berdampak pada kestabilan politik, keamanan, & perekonomian & keutuhan Republik Indonesia. Sejarah mencacatat sudah terjadi kondisi kekurangan pasokan beras dampak blokade Belanda ketika serangan militer. Lalu syarat keuangan negara yang rapuh, uang dicetak tanpa perhitungan yang pasti, sebagai akibatnya menyebabkan terjadinya fenomena inflasi hebat. Bersamaa dengan itu, negara-negara "bonekadanquot;(federal) bermunculan dengan dukungan dari Belanda.
Republik Indonesia yang masih muda ini harus diselamatkan. Kondisi yang gawat ini disikapi arif oleh pemimpin bangsa. Mereka menyadari perlu pengkondisian agar Republik tercinta bisa terus bersatu dan betahan sampai kedepan. Sejarawan Taufik Abdullah menulis, "Dalam keadaan Republik yang krusial itu, sebuah simbol baru dibutuhkan"(May 2008 and One Hundred Years Ago: History, Myth and Consciousess" jurnal Masyarakat Indonesia, No 2, 2008).
Menurut sejarawan lain Rushdy Husein, Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara) & Radjiman Wedyodiningrat mengusulkan dalam Soekarno-Hatta & Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Ali Sastroamidjojo agar memperingati berdirinya Boedi Oetomo dalam tanggal 20 Mei 1948 sebagai hari kebangkitan Nasional(dalam saat itu menggunakan istilah Kebangunan Nasional) yg ke-40. Namun menurut Soerwardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara) dalam "Dari kebangunan Nasional sampai Proklamasi Kemerdekaandanquot; inisiatif itu datang menurut Soekarno(Majalah Historia angka 20, tahun II, 2014). Tanggal 20 Mei 1908 dimaknai sang Presiden Soekarno menjadi hari krusial dam mulia buat bangsa karena pada ketika itu Budi Utomo berdiri, menjadi sebuah organisasi kebangsaan yang memiliki tujuan mulia yaitu menyatukan masyarakat sebagai akibatnya menjadi bangsa yg akbar.
Poster peringatan 40 tahun Hari Kebangkitan Nasional pertama di gelar pada 20 mei 1948 pada istana kepresidenan, Yogyakarta(source: Historia.Id)
Rencana peringatan Hari Kebangkita Bangsa (Kebangungan Bangsa) dipersiapakn dengan susunan panitia yang terdiri dari berbagai perwakilan golongan dan partai bukan dari pemerintah. Hasilnya tersusun panitia dari tokoh masyrakat dari berbagai kekuatan sosial politik. Kepanitiaan pusat dipimpin Soewardi Soerjaningrat(Ki Hadjar Dewantara) dengan anggota: Tjugito(tokoh PKI mewakili FDR), A.M Sangadji(Masyumi), Sabilal Rasjad(PNI), Ny. A Hilal(Kongres Wanita Indonesia), Tatang Mahmud (Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia) dan H. Benyamin(Gerakan Pemuda Islam Indonesia).
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-40 menghasilkan "Dokumen Kesatuan Nasionaldanquot; yang tetapkan tanggal 20 Mei 1908 menjadi waktu permulaan menggalang kesatuan sikap acara dan tindakan. Dokumen ini ditandatangani partai politik, serikat buruh dan tani, aneka macam kelompol keagamaan, kebudayaan, keguruan, kewanitaan, kepanduan, dan sebagainya. Pemerintah pada peringatan tahun 1948 ini ingin memberi catatan pada bangsa bahwa tercapainya kemerdekaan sudah diawali oleh proses pergerkan yang sudah berlangsung 40 tahun yg lalu. Dan keikutsertaan banyak sekali golongan & partai politik pada kepanitian peringatan berusaha buat menyaimpaikan "pesan" ajakan persatuan.
Dalam bepergian mencapai keinginan luhur menuju kemerdekaan dari penjajah, pembodohan, dan penindasan, bangsa ini telah melalui proses yang panjang dan berliku. Bangsa ini terpaksa wajib menelan pil pahit kebijakan imperialis misalnya praktek tanam paksa dan segregasi sosial. Namun bangsa ini ternyata bisa bangkit & berdiri tegak melawan seluruh itu. Timbulnya kesadaraan berbangsa & bernegara, cita-cita buat bebas dan merdeka. Momentum Budi Utomo 1908 yg dimaknai sebagai kebangkitan Nasional memiliki benang merah dengan beberapa momen krusial pada pergerakan bangsa misalnya Sumpah Pemuda 1928 & Proklamasi kemerdekaan 1945. Semua utuk tujuan merdeka..!!!
Sumber: Kenali Sejarahmu Raih Masa Depanmu
Bourbon
0 comments:
Post a Comment