Konflik Arab-Israel adalah suatu kenyataan terbaru, yg berujung pangkal dalam akhir abad ke-20. Konflik tersebut sebagai sebagai suatu kasus akbar internasional dengan lahirnya negara Israel dalam tahun 1948. Perseteruan yang menyebabkan paling nir lima perang besar & sejumlah permasalahan yang lebih mini , termasuk dua intifada(pembrontakan) Palestina ini semakin kompleks karena diwarnai menggunakan klaim-klaim keagamaan.
Ketegangan antara orang Yahudi & Arab mulai ada setelah dasa warsa 1880-an, ketika imigrasi orang Yahudi Eropa semakin tinggi sejalan menggunakan perkembangan gerakan Zionisme, sebuah gerakan politik yang menginginkan pendirian sebuah negara Yahudi di tanah leluhurnya.
Imigrasi ini menaikkan jumlah penduduk Yahudi di Palestina: pada tahun 1880, hanya empat % menurut lebih kurang 590.000 penduduk Palestina yg berasal berdasarkan kaum Yahudi dan sebagai kurang lebih 85.000 orang dalam saat Perang Dunia I pecah. Lantaran itu, semenjak awal imigrasi Yahudi ini ditentang sang orang-orang Arab, lantaran dipercaya mengancam kekuasaan mereka atas tanah Palestina.
Permasalahan semakin tinggi ketika Perang Dunia I pecah dan Turki, yang mengusai Palestina, memihak Jerman. Untuk merongrong kekuasaan Ottoman, Inggris menjajikan sebuah negara Arab Raya apabila orang Arab bersedia membantu mereka melawan Turki. Tetapi dalam ketika yg bersamaa, lewat Deklarasi Balfour, Inggris menjanjikan sebuah "Tanah Air" Yahudi pada Palestina apabila orang Yahudi bersedia membantu mereka melawan kekuatan Sentral.
Ternyata, Inggris nir menepati kedua janji itu selesainya menang perang. Alih-alih memperoleh sebuah negara Arab Raya, Inggris & Prancis memecah-belah Timur Tengah pada antara mereka, dimana Palestina dijadikan sebuah negara Permandatan.
Untuk menenangkan orang Arab & menjaga kepentingan nasionalnya, Inggris lalu mendirikan Kerajaan Transyordan di bawah Dinasti Hashemite yang mencakup 77 % daerah Permandatan Palestina dan menolak dominasi orang Yahudi di residu daerah Palestina. Akibatnya, muncul permasalahan segitiga orang Inggris, Arab, & Yahudi, yg tak jarang kali memakan korban jiwa.
Ketika perseteruan semakin memanas sesudah Perang Dunia II, PBB mengusulkan pembagian daerah Palestina sebagai 2 bagian sebagai upaya buat memecahkan pertarungan. Sementara orang Yahudi menerimanya, orang Arab menolaknya. Akibat, saat negara Israel diproklamasikan setelah kekuasaan Inggris berakhir, pecahlah Perang Arab-Israel Pertama tahun 1948.
Perang berakhir menggunakan kekalahan Arab dan tetap berdirinya negara Israel. Namun perang tersebut nir diakhiri dengan suatu perdamaian. Sebaliknya, kedua kubu tetap berhadapan sebagai musuh & bersiap melanjutkan peperangan babak berikutnya.
Sumber: Nino Oktorino. Enam Hari Yang Mengguncang Dunia
First Published by Gubuk
0 comments:
Post a Comment