Pada zaman Mesir Kuno, telah dikenal kereta yang digunakan untuk kebutuhan militer. Kereta perang sendiri diciptakan di Kanaan yang merupakan vassal dari Kerajaan Mesir Kuno. Kereta perang tersebut masih dalam tahap uji coba saat kampanye militer Raja Thutmose III di Megiddo.
Beberapa pahatan patung Mesir secara seksama mendeskripsikan penggunaan kereta perang pada serangkaian peperangan pada Mesir Kuno. Pada masa Thutmose III, kereta perang masih memakai roda berjari-jari empat yg ringkih, tetapi begitu efektif pada pertempuran di Meggido.
Pasukan Mesir menggunakan kereta perangnya menjadi wahana penggempur terdepan guna mengacaukan & menyerang pasukan lawans ketika bertempur di Kanaan.
Pada penggunannya, kusir tidak bertempur, hanya mengemudikan. Sementara pada penyerangan terdapat prajurit yang dilengkapi persenjataan. Dalam pertempuran jarak dekat, prajurit mempunyai tombak buat dilemparkan, atau sanggup bertempur menggunakan tongkat & pedang, sedangkan pada pertempuran jauh umumnya prajurit akan memakai busur buat menembakan anak panah ke arah lawan. Dalam proteksi, prajurit akan melindungi dirinya menggunakan perisai yg dimiliki.
Kelemahan menurut penggunaan kereta perang ini adalah kerangka yang ringan sehingga rapuh terhadap serangan panah dan tombak. Namun gerakannya yang cepat memberikan perlindungan yang baik karena kendaraan sulit dijadikan bidikan serangan lawan.
Pertempuran Megiddo sendiri terjadi pada abad ke-15. Pertempuran ini melibatkan antara pasukan Mesir yg dipimpin Firaun Thutmose III melawan pasukan pemberontak adonan negara-negara bawahan Kanaan yang dipimpin Raja Kadesh. Para pertempuran ini, busur campur pertama kali dipakai & penghitungan mayat pertama kali dilakukan. Pertempuran Megiddo berakhir dengan kemenangan Mesir dan gagalnya gerakan separatis pada Kanaan.
Sumber: Catatan dari Martin J. Doughertyy dalamPertempuran Terbesar Sepanjang Sejarah (2010)
0 comments:
Post a Comment