Ia seorang dokter sekaligus politisi. Seorang negarawan besar. Ia merupakan tokoh politik yang paling sering menjabat sebagai menteri kabinet Indonesia, ia masuk ke dalam 18 kabinet yg berbeda di masa Orde Lama. Satu-satunya menteri Indonesia yang menjabat selama 21 tahun berturut-turut tanpa terputus. Ia seorang pemimpin yang tenang. Dalam sebuah rapat yang sering tegang, ia mencairkan suasana dengan kata teduhnya, “Rustig, Rustig” [tenang, tenang]. Sumbangan berharganya adalah “Bandung Plan” atau “rencana Leimena”, setiap kecamatan akan dibangun pusat kesehatan. Inilah yang menjadi cikal bakal Puskesmas dimasa berikutnya.
Johannes Leimena merupakan putra Maluku pasangan Dominggus Leimena dan Elisabeth Sulilatu. Pada 1914, Leimena hijrah ke Batavia, ia meneruskan studinya di ELS [Europeesch Lagere School], lalu pindah ke sekolah menengah Paul Krugerschool. Dari sini ia melanjutkan studinya ke MULO. Selepas lulus, ia melanjutkan pendidikan kedokteran di STOVIA [School Tot Opleiding Van Indische Artsen]. Di sekolah ini, ia mulai mengenal isu nasionalisme dan membuatnya aktif dalam “Gerakan Oikumene”.
Pada 1926, Leimena ditugaskan untuk mempersiapkan Konferensi Pemuda Kristen di Bandung. Konferensi ini merupakan perwujudan pertama organisasi oikumene pada kalangan pemuda Kristen. Yang adalah cikal bakal berdirinya Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Ia pula aktif dalam Jong Ambon dan menjadi anggota panitia penyelenggara Kongres Pemuda Indonesia dalam 1928. Pada tahun 1930, ia kemudian lulus dan menerima gelar dokter.
Sejak kelulusannya, Leimena mulai bekerja sebagai dokter. Pertama kali diangkat sebagai dokter pemerintah di ?CBZ Batavia?, kemudian pindah ke Karesidenan Kedu waktu Gunung Merapi meletus.
Setelah itu dipindahkan ke Rumah Sakit Zending Immanuel Bandung. Di rumah sakit ini ia bertugas dari tahun 1931 sampai 1941.
Beberapa tahun berselang, Partai Kristen Indonesia (Parkindo) terbentuk & baru pada 1950 Leimena terpilih menjadi ketua umum yg diembannya sampai 1957. Pada periode yg sama,
Leimena jua sebagai keliru satu pembentuk Dewan Gereja gereja pada Indonesia (DGI). Di masa Orde Lama, ia menjadi orang penting. Selama 21 tahun ia menjabat Menteri Kesehatan [1946 ? 1956], beliau menggagas ?Bandung Plan?, Menteri Sosial [1957 ? 1959], Wakil Menteri Pertama/Menteri Distribusi [1959 ? 1963], Wakil Perdana Menteri II/Menko Distribusi [1963 dan 1964], dan terakhir Wakil Perdana Menteri/ Ketua Kabinet Inti [1966]. Pasca Orde Lama, Leimena mengundurkan diri menjadi menteri. Namun beliau masih dipercaya sebagai anggota DPA [Dewan Pertimbangan Agung] hingga tahun 1973. Selepas itu, dia menyibukkan diri menggunakan penasihat dewan direksi rumah sakit Cikini sampai akhir hayatnya tahun 1977 dalam usia 72 tahun
Setelah 33 tahun kepergiannya, pengakuan negara terhadap apa yg dilakukan Leimena semasa hidupnya diwujudkan pada pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Johannes Leimena. Bagaimanapun gelar itu diberikan buat menghormati jasa-jasa Leimena pada perjuangan bangsa & pengabdian kepada negara selama lebih menurut 21 tahun.
Bourbon
0 comments:
Post a Comment