Pertentangan antara golongan tua dan muda terjadi jauh sebelum mendekati proklamasi yaitu saat Soekarno menjabat menjadi penasihat primer Jawa Hookokai.
Bertempat di gedung Hookokai depan Lapangan Banteng lepas 8 Juni 1945. Soekarno didatangi para pemuda yang ingin menyampaikan aspirasinya.
Ketika itu waktu masa-masa sidang kedua BPUPKI dan tuntutan para pemuda adalah agar kemerdekaan benar-sahih diperjuangkan & segera diproklamasikan. Menurut para pemuda kemerdekaan Indonesia tidak perlu menunggu perintah menurut Jepang.
Para pemuda bagak dan revolusioner tersebut merupakan anggota Gerakan Angkatan Baru yang diketuai oleh BM. Diah. Mereka berusaha mengungkapkan pada Soekarno bahwa mereka mengikuti setiap informasi yg dilaporkan melalui radio-radio luar negeri.
Berdasarkan kabar yang mereka dengar, dikabarkan bahwa kekuatan Jepang di perang sudah terdesak sang sekutu. Diperkirakan tidak lama lagi Jepang akan lumpuh.
Tetapi pernyataan & berita menggembirakan itu nir bisa meyakinkan Soekarno, karena Soekarno permanen menunggu keputusan panitia buat melanjutkan sidang BPUPKI.
Mendengar penolakan Soekarno, para pemuda dari Gerakan Angkatan Baru sebagai semakin kecewa sesudah sebelumnya juga meminta dukungan Hatta namun ditolak. Penolakan tadi mereka anggap bahwa Soekarno dan Hatta bukan pejuang revolusioner.
Tetapi para pemuda tidak menyerah begitu saja, mereka terus-menerus mendesak Soekarno dan Hatta buat segera memproklamasikan kemerdekaan.
Sampai kemudian para pemuda berada pada titik kulminasi kekecewaan terhadap para golongan tua, sebagai akibatnya mencetuskan penculikan Soekarno & Hatta ke luar kota Jakarta yang kemudian dikenal menggunakan insiden Rengasdengklok.
0 comments:
Post a Comment