Pada pertengahan Oktober 1954, beserta 40 anggota pasukan gerilyawan, Dimara melakukan inf ltrasi ke Irian Barat. Tujuannya membangkitkan perlawanan penduduk terhadap Belanda. Rencana
ini sudah diketahui Belanda dan terjadilah pertempuran antara gerilyawan republik dengan tentara Belanda. Sebelas gerilyawan gugur & beliau tertangkap kemudian pada penjara hingga 1961.
Johannes Abraham Dimara adalah putra orisinil Irian, keturunan ketua kampung bernama Wiliam Dimara. Ketika mulai beranjak 13 tahun, waktu masih sekolah desa, dia diangkat anak sang orang Ambon bernama Elisa Mahubesi & dibawa ke kota Ambon. Anak Biak yang tumbuh cepat dengan postur atletis ini mulai masuk kepercayaan Kristen & diberi nama Johanes Abraham. Nama kecilnya
Arabel berganti menjadi Anis Papua yang berarti Johannes menurut Papua. Ia tamat Pendidikan Dasar di Ambon pada 1930, lalu masuk Sekolah Pertanian. Pada 1940, ia masuk Sekolah Pendidikan
Injil & segera menjadi seorang guru penginjil di Pulau Buru.
Ketika zaman Jepang datang, Dimara masuk menjadi anggota Heiho. Selepas kemerdekaan Indonesia, jiwa nasionalisme tumbuh. Saat itu Dimara bekerja dipelabuhan Namlea Ambon. Suatu hari ditahun 1946, masuk kapal berbendera Merah Putih yg membawa sejumlah Anggota ALRI asal Maluku melakukan infiltrasi di Ambon buat memberitakan insiden Proklamasi dan tentu saja buat berjuang. Dimara segera membantu agar kapal mampu mendarat penuh. Ia menganjurkan kapal didaratkan pada Tanjung Nametek lebih kurang satu kilometer dari Namlea. Selepas itu, ia pulang ke Irian
dan ikut dan pada pengibaran bendera Merah Putih pada Biak & terus berjuang melawan Belanda yang menguasai tanah Irian.
Dimara terus membantu perjuangan tentara Indonesia. Pada 1949, setelah penyerahan kedaulatan Indonesia, beliau menuju Maluku & bergabung menggunakan Batalyon Patimura APRIS & ikut pada
penumpasan RMS. Setahun berselang, pada 1950, beliau diangkat sebagai ketua OPI[Organisasi Pembebasan Irian Barat]. Ia pun melakukan Infltrasi ke Irian pada 1954, yang menyebabkannya
tertangkap tentara Belanda dan ditahan selama lebih menurut 5 tahun hingga pembebasannya pada 1961. Ketika Presiden Soekarno mengumandangkan TRIKORA, dia menyeru kepada semua rakyat
Irian Barat supaya mendukung penyatuan Irian Barat menggunakan Indonesia. Pada 1962, diadakanlah Persetujuan New York yg membahas soal Irian Barat. Ia menjadi salah satu delegasi pro integrasi. Akhirnya isi persetujuan itu berhasil manis, Belanda bersedia menyerahkan Irian Barat ke tangan Indonesia. Maka mulai waktu itu Irian Barat sebagai salah satu bagian menurut Indonesia.
Johannes Abraham Dimara adalah keliru seseorang pejuang yang berjasa pada pembebasan Irian Barat. Ia pejuang RI di daerah timur menggunakan pangkat Mayor TNI menjelang purna tugas. Dimara adalah putra Irian sederhana yg mengasihi tanah air Indonesia. Ia meninggal dalam usia 84 tahun. Atas jasa-jasanya dalam perjuangan bangsa, terutama pada perjuangan merebut Irian Barat, pemerintah
memberikan gelar Pahlawan Nasional dalam Johanes Abraham Dimara dalam tahun 2000, sebulan sesudah kematiannya.
Bourbon
0 comments:
Post a Comment