Sekitar tahun 1059-1069 Masehi, kerajaan Tiongkok melakukan penyerangan terhadap kerajaan Lamuri (Indra Purba) yg diperintah oleh maharaja Indra Sakti yg ketika itu masih memeluk agama Hindu. Maharaja Indra Sakti memiliki seorang puteri yg bernama Puteri Blieng Indra Kusuma, beliau dinikahkan dengan Meurah Johan. Meurah Johan jua ikut menyerang tentara Tiongkok, Meurah Johan adalah putera Adi Genali atau Teungku Kawee Teupat yg sebagai raja Lingge.
Serangan tentara Tiongkok berhasil dikandaskan oleh 300 pasukan dibawah pimpinan Syaikh Abdullah Kanan yang bergelar Syiah Hudan, keturunan Arab berdasarkan Kanan dari kerajaan Peurlak. Setelah penyerangan sang balatentara Tiongkok berhasil digagalkan, akhirnya Maharaja Indra Sakti & semua rakyatnya akhirnya masuk kepercayaan Islam. Dua puluh lima tahun kemudian, maharaja Indra Sakti mangkat global, maka menurut itu diangkatlah menantunya Meurah Johan menjadi raja dengan gelar Sultan Alaiddin Johan Syah dan akhirnya kerajaan Indra Purba atau Lamuri menjadi kerajaan Islam. Pada masa sultan Alaiddin Ahmad Syah yang memerintah dari tahun 1234-1267 Masehi, baginda berhasil merebut kembali kerajaan Indra Jaya menurut kekuasaan tentara Tiongkok. Setelah itu ibu kota kerajaan dipindahkan disuatu loka yang baru yaitu di tepi sungai krueng Aceh, yang sekarang lebih populer menggunakan sebutan Bandar Darussalam. Dan sultan Alauddin Johan Mahmud Syah jua membangun dalem atau keraton ( Istana) yg pada namai dengan Darud Dunia (Rumah dunia). Dan mesjid raya Baiturrahman di Kutaraja (Banda Aceh) pada tahun 1292 Masehi.
Pada masa Sultan Alauddin Johan Mahmud Syah yg memerintah dari tahun 1267-1309 Masehi. Beliau berhasil mengislamkan daerah Indrapuri dan Indrapatra. Istana adalah lambang tempat tinggal global, sedangkan masjid adalah lambang rumah akhirat. Keseimbangan atau harmoni inilah yg menandai system nilai sosial budaya rakyat Aceh yg populer sangat religius.
Pada masa sultan Alaiddin Husain Syah yg memerintah dari tahun 1465-1480 Masehi, beberapa kerajaan mini dan Pidie bersatu dengan kerajaan Lamuri yang telah berganti nama sebagai kerajaan Darussalam, dan pada sebuah federasi yg lalu diberi nama kerajaan Aceh, sedangkan ibu kota kerajaan dirubah dengan nama Bandar Aceh Darussalam. Kemudian dalam masa sultan Alaiddin Syamsu Syah yang memerintah menurut tahun 1497-1511 inilah pembangunan istana baru menggunakan dilengkapi sebuah masjid yang diberi nama mesjid Baiturrahman.
Salah satu alasan kenapa kerajaan-kerajaan kecil Islam pada Aceh manunggal merupakan karena keluarnya kekuatan Barat atau Eropa pada Malaka. Sekitar permulaan abad ke-16, sebagian akbar kerajaan Islam sudah berada pada bawah genggaman kekuasaan imperialisme & kolonialisme Barat. Daratan Aceh, yang dihuni sang beberapa kerajaan Islam, jua tidak terlepas dari pendudukan dan efek Barat. Kekuasaan imperialisme Barat ini mampu bertahan karena kekuasaan yg dimiliki oleh kerajaankerajaan Islam di Aceh terpencar dengan sejumlah kerajaankerajaan kecil, diantaranya adalah menjadi berikut:
1. Kerajaan Aceh (adonan dari Lamuri, Meukuta Alam dan Darul Kamal) di Aceh Besar sekarang, 2. Kerajaan Peurlak pada Aceh Timur,
tiga. Kerajaan Samudera Pasai di Aceh Utara,
4. Kerajaan Pedir di Pidie,
5. Kerajaan Lingge pada Aceh Tengah,
6. Kerajaan Meuruhom Daya di Aceh Barat (kini masuk daerah Aceh Jaya), dan
7. Kerajaan Benua Tamiang pada Aceh Tamiang.
Pemikiran untuk bersatu, menjadi besar dan disegani lawan, muncul dari panglima angkatan perang kerajaan Aceh pada waktu itu, Ali Mughayat Syah (1511-1530). Mengingat semakin besarnya peran Portugis di wilayah sekitar selat Malaka, maka sebagai panglima angkatan perang kerajaan Aceh sekaligus putra mahkota dari Sultan Alaiddin Syamsu Syah (1497-1511 M), Ali Mughayat Syah meminta kepada ayahnya untuk meletakkan jabatan dan menyerahkan pimpinan kerajaan kepadanya.Selain menyusun kekuatan dengan menyatukan kerajaankerajaan mini pada bawah payung kerajaan Aceh, Ali Mughayat Syah berpikir bahwa kerajaan juga harus mempunyai angkatan darat & bahari. Maka lalu sultan Ali Mughayat pun mendeklarasikan berdirinya kerajaan Aceh Darussalam. Agar sanggup menggabungkan kerajaan-kerajaan mini pada sekitarnya pada rangka pembentukan angkatan darat dan angkatan laut. Semenjak itu berdirilah kerajaan Aceh Darussalam menjadi kerajaan Islam terhebat dan terkuat di Asia Tenggara.
Walaupun masa kepemimpinan Mughayat Syah relatif singkat, hanya sampai tahun 1530 M, tetapi dia berhasil menciptakan kerajaan Aceh yg akbar & kokoh. Ali Mughayat Syah pula meletakkan dasar-dasar politik luar negeri kerajaan Aceh Darussalam, yaitu:
-Mencukupi kebutuhan sendiri, sebagai akibatnya tidak bergantung dalam pihak luar.
-Menjalin persahabatan yg lebih erat dengan kerajaankerajaan Islam pada Nusantara.
-Bersikap waspada terhadap negara kolonial Barat.
-Menerima bantuan tenaga pakar berdasarkan pihak luar. ? Menjalankan dakwah Islam ke semua kawasan nusantara.
Sepeninggal Sultan Ali Mughiyat Syah, jalannya pemerintahan dilanjutkan oleh Sultan Alauddin Ri?Ayat Syah. Pada masanya ekspansi terus dilaksanakan sebagaimana pendahulunya. Untuk meluaskan daerahnya ke Barus dia mengutus suami saudara perempuannya yg kemudian oleh Sultan diangkat menjadi Sultan Barus.
Setelah Sultan Alauddin Ri?Ayat mangkat global, beliau diganti sang keliru seorang putranya yang bernama Husein. Padahal sebelumnya 2 orang putranya yang lain masing-masing sudah diangkat menjadi Sultan Aru dan Sultan Pariaman menggunakan sebutan Sultan Ghari & Sultan Mughal sehingga tampilnya Sultan Husein menggantikan ayahnya itu menyebabkan rasa cemburu dan tidak suka saudara-saudaranya yg berkedudukan pada Aru ataupun di Pariaman. Sikap yg sama jua ditunjukkan sang Sultan yang berkedudukan pada Barus.
Sebagai akibatnya maka terjadilah perlawanan dan ketiga Sultan tadi terhadap Sultan Husein. Dalam pertempuran itu Sultan Husein gugur, demikian pula Sultan Aru. Sehingga yang tinggal hanyalah Sultan Panaman. Semenjak kematian Sultan Alauddin lalu diganti sang sultan-sultan berikutnya, pada masa peninggalan Sultan Alauddin ini kerajaan Aceh mengalami kemunduran; poly daerah yang tadinya berada dibawah pengaruhnya melepaskan diri dampak kurang intensifnya sistem pengawasan yang dilakukan oleh sultan-sultan pengganti Alauddin & imbas penetrasi berdasarkan bangsa Portugis. Baru lalu selesainya Sultan Iskandar Muda tampil sebagai penguasa Aceh keadaan sanggup pulih misalnya sedia kala, bahkan Sultan Iskandar Muda bisa memperluas lagi daerah taklukannya.
Iskandar Muda Meukuta Alam adalah raja terkenal berdasarkan kerajaan Aceh Darussalam. Semenjak dipimpin sang Iskandar Muda Meukuta Alam kerajaan Aceh Darussalam berkembang menjadi sebagai kerajaan Islam terhebat dan terkuat pada Asia Tenggara yang berdiri sejajar menggunakan kerajaan Islam lainnya pada dunia seperti kerajaan Turki Usmani pada Turki, kerjaan Safawi atau Ishafan pada Persia dan kerajaan Mughal pada India.
Bourbon
0 comments:
Post a Comment