Foto: Getty Images |
negeri tak bertuah
Dimana rumput berbisik, serangga meringkik menunda kalut bertemu awan
Bukankah sudah kubilang, kita bukan pemilik sepetak tanah kosong ini
Kita hanya buruh penggarap asa yg dikunjungi fenomena setiap hari
Bukan cuma malam yg tak mau bersuara
Juga dirimu, dengan degil bersayap di matamu
Alamak, ingin meninggal rasanya menghirup napas yang keluar dari rongga senja
Bilanglah pada ruh pada jasadmu
kalau esok lantas kita bergerilya pada dansa pencabut nyawa
Matilah kita semua! Sungguh mati!
0 comments:
Post a Comment