Foto/spesial |
Ketika bermimpi menjadi mahal
Aku mau mengecap bau bahasa lama
Menjadikannya rapuh & masuk dalam lema
Perlahan mampus di tanganmu, tangan-tangan halus bikinan surga
Kalau mau, retaslah mimpi-mimpi artifisial
yg nir perlu tidur menjadi panggungnya
Lalu bernapaslah disana, menggunakan hempasan paling keras
Dengungkan dan dengungkan lagi lagu yg sama, lagu perjuangan menggapai kematian
Jika tanganku membatu, terus & teruslah berlalu
BIarkan yang usang membisu, lanjutkan langkahku
Lewati linang batu, pahat semua jadi tugu
Melangkahlah, melangkahlah menuju hari baru membiru
Angin yang berlalu, menyisir rambutku yg tergerai
sambil berbisik seraya berjalan saja, tidak tentu arah
?Wahai engkau yang berjalan sendiri, memaku sendi-sendi hari
sudikah kamu bergabung bersama waktu, melena melenggang merantau bersatu??
Aduh aduh, saya kembali dipinang oleh saat
Haruskah kuterima, sedang langkahku lumpuh?
Ah, semua kemapanan wajib kutolak, karena ku tak mau tertipu
Ah, ku tak mau terpaku disitu, ?Ku wajib bergerak mencari gelombang baru!
0 comments:
Post a Comment