Aku oleh perupa saat.
Membebaskan istilah menurut kabut kaku.
Berangkat berdasarkan seikat napas,
lalu pulang menjadi sekerat tanah.
Berjalan menantang menggunakan kaki telanjang.
Aku lapar, ingin memakan bulan yg menyelimuti nama-Mu.
Biar tak terdapat cahaya, agar berpesta beserta gulita.
Aku haus, ingin mengecap rasa sungai eden.
Memikat para pencari surga ,
saling sikut tak terhindar.
Malam ini aku kembali merayu.
Lalu lalang doa menyentuh lorong tiap-tiap yang berjiwa.
Lalu seluruh menjadi sempit, berujung menuju Sang Satu.
Lorong nirwana balik mendingin,
menanti Adam balik dari alam pengujian.
Aku ingin pulang dalam-Mu tanpa baju.
Kalau napas tinggal segenggam, jangan biarkan menggeram.
Kalau nyawa telah tidak tertambat, lantas seluruh sudah terlambat.
Aku ingin pulang dalam-Mu tanpa baju.
Karena aku , sang perupa saat
0 comments:
Post a Comment