Dunia tersusun atas materi-materi. Dari mahluk yg dikatakan mati ataupun yg dikatakan hayati, semua tersusun atas materi-materi yang membentuknya. Materi primer penyusun dari dunia ini disebut atom. Atomlah yg menyusun-menyusun semuanya yang ada disemesta ini. Manusia sendiri hakikatnya pula tersusun atas atom-atom yg berikatan.
Selain itu mahluk hidup lainnya termasuk insan sendiri membutuhkan materi/zat lain yang didapatkan berdasarkan luar, dikarenakan tidak semua mahluk hayati mampu mensintesis kebutuhannya sendiri. Manusia membutuhkan makan, kuliner merupakan sekumpulan materi. Manusia membutuhkan minum, minuman itu sendiri adalah materi. Dari contoh diatas telah kentara manusia adalah mahluk yang membutuhkan materi buat keberlangsungan hidupnya. Tidak mungkin bagi insan hidup tanpa materi-materi yang disekelilingnya.
Materi-materi yg terdapat sudah membentuk pola konduite manusia yg ada. Materi-materi yg ada membuat insan harus menyesuaikan pola hidupnya dengan materi-materi disekitarnya. Pola-pola perilaku ini akan membangun cara-cara hayati dalam masyarakat, akan membentuk ekonomi warga yang ada. Pola-pola ekonomi secara otomatis akan menciptakan sistem social warga yang terdapat. Kita sanggup lihat tidak sama sekali pola kehidupan warga pertanian dengan masyarakat nelayan. Dalam tingkah laku mereka pada sistem ekonomi dan social.
Dalam sejarah manusia sendiri, Materi berperan begitu penting pada keberlangsungan hayati manusia dan menciptakan sejarah manusia itu sendiri. Sejarah dari Karl Marx berjalan dari hukum-hukum yg dikenal, dan atas dasar aturan-hukum ini dimungkinkan membuat ramalan-ramalan mengenai jalannya sejarah dimasa yang akan datang. Tenaga pendorong proses sejarah yang penuh darah itu dicari Marx pada produksi untuk bahan kehidupan insan(kuliner, sandang, rumah, dan sebagainya), karena pemikiran pokoknya merupakan: ?Bukan kesadaran manusia yang menentukan keadaan mereka, namun terbalik, keadaan masyarakatlah yang menentukan pencerahan manusia?. Menurut Marx jalannya sejarah insan merupakan sejarah kontradiksi kelas.
Dari zaman kuno manusia hidup sudah terjadi pertentangan kelas. Kelas-kelas raja mengusai kelas-kelas budak-budak dan kelas pedagang yang ada. Kelas-kelas raja mengusai sumber produksi untuk keberlangsungan kelasnya. Lambat laun kelas-kelas yang tertindas melawan para raja-raja yang ada, dan berhasil mengalahkan raja-raja yang ada. Kelas raja atau bangsawan akhirnya digantikan oleh kelas-kelas baru yaitu kelas Borjuis.
Kelas Borjuis(Kapital) ini mengusai sumber produksi yang ada dan menciptakan kemakmuran bagi kalangannya. Namun kita tau disetiap jalannya sejarah pasti ada kelas-kelas yang tertindas. Dalam posisi ini kelas yang tertindas oleh para Borjuis(Para Kapital) adalah kelas Buruh. Marx hidup di zaman kejamnya kapitalisme, di mana saat itu buruh-buruh dieksplotasi secara besar-bersaran oleh kaum borjouis (pemilik modal).
Ia berpendapat : “Jika kaum buruh terus dieksplotaisi oleh kaum borjouis (pemilik modal). Nantinya kaum buruh akan menyimpan amarah dan dendam, yang sewaktu-waktu akan pecah menjadi konflik. Sesudah konflik, akan terbentuk suatu tatanan sosial yang baru, yang lebih menyejaterahkan semua lini masyarakat.” Marx berpendepat, bahwa dalam kapitalisme, konsentrasi kekayaan kaum Kapitalis dan penderitaan kaum buruh meningkat.
Hal ini mengakibatkan terjadinya ketegangan antara ke 2 kaum tersebut, akhirnya para kelas tertindas seperti pada umumnya melakukan perlawanan pada bentuk Revolusi & menuju kemenangan kaum Buruh. Dari Pendapat ini Karl Marx Mengambil konklusi bahwa setelah Revolusi akan terjadi sbuah masyarakat yang hanya terdiri berdasarkan satu kelas & merupakan warga tanpa kelas.
Semasa hidup, Marx poly menghabiskan waktu buat meneliti rakyat. Teori-teorinya mengenai masyarakat berhasil mengguncang dunia. Bahkan buah pikirannya tentang konsep kepemilikan bersama (Komunisme) dipakai sebagai dasar negara sang Uni Soviet. Eksperimen besar yg dilakukan sang Uni Soviet dalam mempraktekan ajaran Marx ternyata tidak berhasil. Uni Soviet runtuh pada tahun 1991. Bisa dikatakan Marx telah gagal. Namun, akankah muncul permasalahan baru yang akan membawa rakyat kearah kesejahteraan?
Sumber:
- Paul-Heinz Koesters. 1987. Tokoh-Tokoh Ekonomi Mengubah Dunia. Jakarta: Gramedia.
- Frans Magnis-Suseno. 2016. Pemikiran Karl Marx. Jakarta: Gramedia
0 comments:
Post a Comment