Cari cara mengatasi bibir kering?

Home » » Cari cara mengatasi bibir kering? Pakai pelembab bibir dari bahan alami ini, yuk

pengalaman Memutihkan Ketiak Dengan jeruk nipis

Tips 3 Menit Putihkan Ketiak dan Selangkangan

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Friday, June 26, 2020

Dinasti Ikhsyidiyah

Setelah Dinasti Tuluniyah runtuh, Mesir berada di bawah kekuasaan Abbasiyah. Meski demikian, selama tiga puluh tahun Mesir menjadi sasaran kekacauan, huru-hara, dan perpecahan. Pengaruh Abbasiyah di Mesir semakin lemah setelah Dinasti Tuluniyah runtuh sehingga Muhammad bin Thugj al Ikhsyid, salah satu panglima perang Turki di Abbasiyah, berkeinginan menguasai Mesir dan melepaskan diri dari Abbasiyah.

Keinginan Ikhsyid itu dikuatkan oleh perbuatannya membela negeri Mesir bagian Utara menurut ancaman Dinasti Fathimiyah pada Tunis dalam tahun 321--324 Hijriah/ 933--936 Masehi. Pada tahun 323 Hijriah/935 Masehi, Ikhsyid menguasai Mesir secara absolut.

Khalifah Abbasiyah, Ar Radhi, awalnya ingin menggandeng Muhammad menjadi sekutunya. Karena itu, beliau memberinya gelar al-Ikhsyid, gelar berbahasa Persia buat gubernur. Hal tersebut menerangkan besarnya impak Ikhsyid pada Mesir dan luas wilayahnya.

Muhammad bin Thugj adalah pendiri Dinasti Ikhsyidiyah di Mesir. Kepada dialah keluarga Ikhsyid dinisbatkan. Hubungannya dengan pemerintahan Abbasiyah sebenarnya sangat baik. Namun, Ar Radhi, penguasa Abbasiyah, mengirimkan pasukan di bawah pimpinan Muhammad bin Raiq ke Suriah untuk merampas Mesir dari Ikhsyidiyah pada tahun 328 Hijriah/ 940 Masehi.

Dari situlah Ikhsyid membuang nama Khalifah Abbasiyah dari khotbahnya, mengumumkan kemerdekaan Mesir, & mengangkat dirinya menjadi penguasa Mesir. Setelah sanggup memukul mundur pasukan Abbasiyah, Ikhsyid mencurahkan perhatiannya ke dalam negeri buat memberantas pengacau dan perpecahan pada negeri. Dia jua berusaha menyatukan global Arab di kurang lebih Mesir & bersatupadu buat melawan Romawi.

Dua tahun sejak berdirinya Dinasti Ikhsyidiyah, Ikhsyid menggabungkan Suriah ke pada kekuasaannya setelah kematian Muhammad bin Raiq pada tahun 330 Hijriah supaya bisa menghadapi kekuatan Romawi. Kekaisaran Romawi tentu saja gusar. Mereka pun berniat bersahabat menggunakan Ikhsyid, sebagaimana yg mereka lakukan terhadap Ahmad bin Tulun.

Satu tahun setelah penyatuan tadi, Ikhsyid mengerahkan kekuatan ke Mekah & Madinah. Mereka pun bisa menguasai ke 2 tanah kudus itu & mengawasi urusan manasik haji.

Ikhsyid wafat pada tahun 335 Hijriah/946 Masehi & digantikan Abu Misik Kafur, oleh Perdana Menteri, yang sekaligus ditunjuk mengurus 2 anak Ikhsyid yg masih kecil. Kafur bisa mempertahankan kekuasaan Dinasti Ikhsyidiyah & melindungi serta menumpas grup Qaramithah. Kafur jua menyatukan Mesir, Suriah, dan Maroko. Hasilnya, kekuasaan Ikhsyidiyah membentang sampai pegunungan Thawus di Suriah bagian Utara dan menjadi kekuatan adidaya yang ditakuti Romawi.

Kafur menjadi penguasa Mesir selama 2 puluh 3 tahun atas nama anak-anak Ikhsyid. Hanya dua tahun dia berkuasa atas namanya sendiri. Selama berkuasa, nama Kafur benar-benar brilian dan agung. Namanya jua didoakan pada mimbar-mimbar masjid, mulai perbatasan Syam sampai Mesir & Hijaz. Kafur merupakan sosok yang gagah berani dan berperangai baik.

Ketika wafat, beliau digantikan Abu Fawaris Ahmad bin Ali, cucu Ikhsyid. Saat itu, oleh pewaris masih mini dan belum berusia sebelas tahun. Kondisi ini ternyata menyulut perpecahan. Situasi pun tidak terkendali.

Serangan Dinasti Fathimiyah ke Mesir yg dilakukan Al-Muizz Lidinillah menjadi semakin gencar. Dinasti Abbasiyah pun nir sanggup melindungi Dinasti Ikhsyidiyah sebagai akibatnya menggunakan gampang dikuasai dan diruntuhkan

Thursday, June 25, 2020

Kapitan Pattimura: Melawan Kompeni di Saparua

Kekuasaan VOC yang lalim di Maluku telah membuat rakyat pribumi marah. Sementara residen van den Berg yang kejam membuat rakyat menuntut balas. Benteng Duurstede menjadi saksi betapa gigihnya perjuangan rakyat melawan Kompeni. Satu pagi, 14 Mei 1817, para pemuda dan pemimpin perjuangan berkumpul di Saparua. Terompet kerang dibunyikan tiga kali lalu mereka berembug. Waktu telah tiba untuk membebaskan rakyat dari belenggu penjajahan. Subuh 16 Mei 1817, semua pejuang telah berkumpul kembali dan mengangkat Matulessi sebagai pemimpin perjuangan. Mereka bergerak menyerbu benteng, bertempur melawan tentara VOC dan menangkap residen van den Berg. Dalam satu kesempatan, Matulessi segera menyeret residen ke sebuah tiang, menyiapkan 12 prajurit  bersenjata api, lalu mengangkat pedang memberi aba-aba dan hari itu juga sang residen dieksekusi mati. Benteng Duurstede akhirnya dikuasai pejuang Saparua dibawah Tomas Matulessi.

Matulessi adalah turunan bangsawan menurut Nusa Ina. Ayahnya bernama Antoni Mattulessy keturunan Kasimiliali Pattimura Mattulessy, seorang pangeran dari raja Sahulau yang berkuasa atas sebuah negeri pada Seram Selatan. Versi lain bertutur bahwa beliau bernama orisinil Ahmad Lussy, atau sering dipanggil Mat Lussy dalam bahasa orang-orang Maluku. Dia bangsawan menurut kerajaan Islam Sahulau, yang waktu itu diperintah Sultan Abdurrahman. Sultan ini dikenal dengan sebutan Kasimillah, kemudian orang-orang Maluku menyebutnya Kasimiliali.

Matulessi mengalami masa pergantian pemerintahan dari tangan VOC [Belanda] ke tangan [EIC] Inggris pada 1798, tepat saat kongsi dagang Belanda itu mengalami kebangkrutan. Pada masa pemerintahan Inggris, dia masuk dinas militer & memperoleh pangkat sersan. Tahun 1816, Belanda pulang berkuasa pada Maluku. Penduduk Maluku balik mengalami penderitaan. Mereka dipaksa bekerja rodi, wajib membayar pajak tanah [landrente]dan menyerahkan output rempah-rempah kepada Pemerintah Belanda. Rakyat Saparua mengalami tekanan & penderitaan bertubi-tubi hingga akhirnya melakukan perlawanan.

Puncak perlawanan adalah perebutan benteng Duurstede, sebuah benteng warisan Portugis, yang dijadikan pusat politik Belanda di Saparua. Dalam penyerbuan itu, Matulessi diangkat menjadi panglima perang, pemimpin perjuangan dan menggunakan nama Pattimura. Orang-orang Belanda segera menjuluki sang panglima ini dengan sebutan Kapitan. Namanya lalu terkenal sebagai Kapitan Pattimura.

Atuhnya benteng Duurstede pada tangan masyarakat Saparua mengakibatkan kedudukan VOC di Ambon & Batavia goncang. Mereka segera mengirim pasukan yang besar buat merebut benteng balik . Ekspedisi segera dikirim pada bawah pimpinan mayor Beetjes menggunakan serdadu sebanyak 350 orang. Pada bulan Juni 1817, mereka sudah berada di Saparua dan segera merebut benteng. Akan tetapi, ekspedisi ini dapat menggunakan mudah dihancurkan pasukan Pattimura. Jadilah Pattimura & rakyat Saparua menguasai benteng selama berbulan-bulan tanpa terkalahkan.

Akhirnya Belanda mengirimkan pasukan yg lebih besar menggunakan persenjataan yg lebih lengkap. Pada November 1817, Gubernur van Middelkoop mengirimkan armada yg berjumlah 1500 orang dipimpin pribadi Komisari Jendral A. A Buyskers. Strategi yg dilakukan sang Buyskers adalah menguasai pulau-pulau pada lebih kurang Saparua, dan selanjutnya menguasai daerah kekuasaan Pattimura. Strategi tersebut ternyata cukup berhasil, Pattimura bersama pasukannya terdesak dan harus mengundurkan diri keluar benteng. Akhirnya serdadu Belanda berhasil menguasai kembali benteng Duurstede.

Sesudah itu, Belanda melancarkan operasi besar-besaran untuk memadamkan perlawanan Pattimura. Karena kekuatan yang tidak seimbang, lama kelamaan perlawanan menjadi berkurang. Pattimura akhirnya tertanggap di wilayah Siri Sori. Ia segera dibawa ke Ambon. Belanda membujuknya untuk bekerja sama, tetapi bujukan itu ditolak. Pengadilan kolonial Belanda menjatuhkan hukuman gantung kepada Pattimura. Sehari sebelum hukuman itu dijalankan, Belanda masih membujuk, tetapi ia tetap menolak. Pada hari Selasa 16 Desember 1817 hukuman gantung dilaksanakan di depan benteng Victoria Ambon. Jenazah Pattimura dimasukkan dalam kurungan besi lalu dibawa ke pojok timur kota Ambon. Maksud Belanda adalah agar rakyat melihat Pattimura dan takut untuk melawan Belanda. Akan tetapi, faktanya, kematian Pattimura tetap tidak menyurutkan perang perlawanan melawan Belanda di Saparua Maluku. Atas jasa-jasanya dalam perjuangan melawan Belanda di wilayah Maluku, Pattimura mendapat gelar Pahlawan Nasional dari pemerintah Indonesia pada 1973.

Sumber: Ensiklopedi Pahlawan Nasional

Kerajaan Perlak: Kerajaan Islam Pertama di Nusantara

Perlak yang terletak di Aceh Timur disebut sebagai kerajaan Islam pertama (tertua) di Nusantara, bahkan di Asia Tenggara. Hal itu didasarkan pada satu dokumen tertua bernama kitab Idharul Haq Fi Mamlakatil Peureulak karangan Abu Ishak Al-Makarani Sulaiman Al-Pasy. Namun demikian, kitab yang dijadikan sumber satu-satunya tersebut juga menyisakan keraguan. Sebagian sejarawan meragukan keabsahan dari kitab tersebut, apalagi kitab yang diperlihatkan dalam sebuah seminar penetapan bahwa Perlak itu kerajaan Islam pertama di Nusantara tersebut bukan dalam bentuk asli dan sudah tidak utuh lagi, melainkan hanya lembaran lepas.

Kitab itu sendiri masih misteri, karena sampai sekarang belum ditemukan dalam bentuk aslinya sehingga ada yang mengatakan bahwa kitab Idharul Haq Fi Mamlakatil Peureulak hanya satu rekayasa sejarah untuk menguatkan pendapat bahwa berdasarkan kitab itu, Perlak adalah benar-benar kerajaan Islam pertama di Aceh dan Nusantara. Banyak peneliti sejarah yang secara kritis meragukan Perlak sebagai tempat pertama berdirinya kerajaan Islam besar di Aceh.

Hal itu juga diperkuat dengan belum ditemukannya artefak-artefak atau situs-situs tertua peninggalan sejarah sehingga para peneliti lebih cenderung menyimpulkan kerajaan Islam pertama di Aceh dan Nusantara adalah Kerajaan Islam Samudra Pasai yang terdapat di Aceh Utara. Banyak bukti yang meyakinkan, baik dalam bentuk teks maupun benda-benda arkeologis lainnya, seperti mata uang dirham Pasai dan batu-batu nisan yang bertuliskan tahun wafatnya para Sultan Kerajaan Islam Samudra Pasai. Keraguan para sejarawan tentang Kerajaan Perlak sebagai bekas kerajaan Islam pertama yang hanya mengambil dari sumber kitab Idharul Haq Fi Mamlakatil Peureulak perlu ditelaah lebih jauh lagi. Namun demikian, pembahasan tentang Kerajaan Perlak kali ini bukanlah perdebatan tentang status ketertuaan Kerajaan Perlak di Nusantara, melainkan uraian tentang Kerajaan Perlak itu sendiri sebagai sebuah kerajaan Islam yang bersejarah dan sebagai bukti bahwa Islam ketika itu sudah memiliki akar kuat untuk menancapkan pengaruh serta ajaran-ajarannya di Nusantara.

Kerajaan Perlak merupakan kerajaan yg terkenal sebagai pembuat kayu Perlak yang adalah kayu yang berkualitas bagus buat bahan standar pembuatan kapal. Tidak mengherankan bila para pedagang dari Gujarat, Arab, dan India tertarik buat tiba ke daerah Perlak.

Karena poly disinggahi sang para pedagang, pada awal abad ke-8, Kerajaan Perlak berkembang sebagai bandar niaga yang amat maju. Hal ini tidak terlepas menurut letak yang strategis juga pada ujung utara pulau Sumatra atau berada di bibir masuk selat Malaka. Kondisi ini membuat maraknya perkawinan campuran antara para saudagar Muslim dengan penduduk setempat. Dengan demikian, empiris seperti itu mendorong perkembangan Islam yg pesat & pada akhirnya memunculkan Kerajaan Islam Perlak sebagai kerajaan Islam di Nusantara.

Perlak adalah sebuah kerajaan dengan masa pemerintahan relatif panjang. Kerajaan yang berdiri pada tahun 840 ini berakhir dalam tahun 1292 karena bergabung menggunakan Kerajaan Samudra Pasai. Sejarah Kerajaan Perlak tidak terlepas menurut kisah seorang Sayid Maulana Ali Al-Muktabar yg tiba ke Perlak beserta orang-orang Arab dari Bani Hasyim atau keturunan Rasulullah saw lainnya yang tiba ke Aceh & wilayah Nusantara lainnya. Mereka datang ke Aceh dalam rangka melakukan perdagangan sekaligus menyiarkan agama Islam. Mereka lalu berbaur & menikah menggunakan penduduk setempat.

Seperti diketahui dalam sejarah Islam, setelah masa AlKhulara Al-Rasyidun berakhir, secara politik muncullah dua dinasti besar, yakni Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah. Berangkat dari perbedaan politik, pada waktu yang sama, muncul pula banyak aliran pemahaman dan pengamalan Islam, seperti aliran Sunni, Syiah, Khawarij dan lain sebagainnya. Sementara itu, Dinasti Umayyah dan Abbasiyah sangat menentang aliran Syiah yang dipimpin oleh keturunan Ali bin Abi halib yang juga menantu Rasulullah saw. Oleh karena itu, tidak mengherankan aliran Syiah pada era dua dinasti ini tidak mendapatkan tempat yang aman. Karena jumlahnya minoritas, banyak penganut Syiah terpaksa harus menyingkir dari wilayah yang dikuasai oleh dua dinasti tersebut. Pada masa Khalifah AlMakmun bin Harun Al-Rasyid (167-219 H/813-833M), salah satu keturunan Ali bin Abi halib di Mekkah yang bernama Muhammad bin Ja’far Al-Shadiq menentang pemerintahan yang berpusat di Baghdad. Muhammad bin Ja’far Al-Shadiq adalah Imam Syiah ke-6 yang juga masih keturunan Rasulullah saw. Adapun silsilahnya sampai ke Rasulullah saw adalah sebagai berikut: Muhammad bin Ja’far Al-Shadiq bin Muhammad AlBaqir bin Ali Muhammad Zain Al-Abidin bin Husain Al-Syahid bin Fatimah binti Muhammad saw.

Khalifah Al-Makmun akhirnya mengirim pasukan ke Mekkah buat meredakan pemberontakan kaum Syiah yang di pimpin oleh Muhammad bin Ja?Far Al-Shadiq tersebut. Kaum pemberontak dapat ditumpas, tetapi Muhamad bin Ja?Far AlShadiq & para penganutnya tidak dibunuh, namun disarankan oleh Khalifah Al-Makmun buat berhijrah dan menyebarkan Islam ke Hindi, Asia Tenggara, & daerah sekitarnya. Sebagai tindak lanjut, maka berangkatlah satu kapal yang memuat rombongan angkatan dakwah yang kemudian hari dikenal di Aceh dengan sebutan ?Nakhoda Khalifah? Yg memiliki misi berbagi Islam.

Salah satu anggota dari Nakhoda Khalifah itu adalah Sayid Ali Al-Muktabar bin Muhammad Diba’i bin Imam Ja’far Al-Shadiq. Menurut kitab Idharul Haq Fi Mamlakatil Peureulak, pada tahun 173 H (800 M), Bandar Perlak disinggahi oleh satu kapal yang membawa kurang lebih 100 orang dai yang terdiri atas orang-orang Arab dari suku Quraisy, Palestina, Persia, dan India di bawah pimpinan Nakhoda Khalifah. Mereka datang untuk berdagang sekaligus sambil berdakwah. Setiap orang mempunyai keterampilan khusus baik di bidang pertanian, kesehatan, pemerintahan, strategi, taktik perang, maupun keahlian-keahlian lainnya.

Ketika sampai pada Perlak, rombongan Nakhoda Khalifah disambut menggunakan damai sang penduduk dan penguasa Perlak yg berkuasa ketika itu, yakni Meurah Syahir Nuwi. Dengan cara dakwah yg sangat menarik, akhirnya Meurah Syahir Nuwi memeluk kepercayaan Islam sehingga menjadi penguasa pertama yg menganut Islam pada Perlak. Di sisi lain, sembari berdakwah, mereka pula menularkan keahlian itu pada penduduk lokal secara perlahan-lahan buat diterapkan dalam kehidupan mereka.

Kegiatan-aktivitas ini rupanya menarik penduduk lokal sebagai akibatnya seiring berjalannya saat, mereka tertarik masuk Islam secara senang rela. Sebagian dan anggota rombongan itu menikah menggunakan penduduk lokal, termasuk Sayid Ali Al-Muktabar yg menikah dengan adik Syahir Nuwi yang bernama Putri Tansyir Dewi. Pernikahan Sayid Ali Al-Muktabar ini dianugerahi seorang putra bernama Sayid Maulana Abdul Aziz Syah. Sayid Maulana Abdul Aziz Syah ini waktu dewasa dinobatkan sebagai sultan pertama Kerajaan Islam Perlak, bertepatan dalam tanggal 1 Muharram 225 H.

Dengan berdirinya Kerajaan Islam Perlak, semakin banyak orang Arab yang datang untuk berdagang, baik dari kalangan Syiah maupun Sunni. Mereka tidak hanya berdagang, tetapi juga menyebarkan ajaran Islam yang mereka yakini. Kalangan Sunni memengaruhi elite lokal yang juga masih kerabat istana Perlak. Sementara itu, kedua aliran ini (Syiah dan Sunni) terus menyebarkan pengaruhnya hingga sampai pada perebutan kekuasaan dan perlawanan terbuka yang terjadi pada masa sultan Perlak keempat, yakni Sultan Sayid Maulana Ali Mughayat Syah (915-918 M). Perebutan akhirnya dimenangkan pihak Sunni sekaligus menandai keruntuhan Dinasti Sayid atau Aziziyah dan lahirnya Dinasti Makhdum. Dengan demikian, sultan kelima Perlak sekaligus sultan pertama dari kalangan Sunni adalah Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Kadir Syah Johan Berdaulat (918-922 M).

Untuk stabilitas Perlak, golongan Syiah diangkat sebagai perdana menteri. Wakil Syiah Maulana Abdullah pun diangkat menjadi perdana menteri oleh sultan Perlak keenam, yakni Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Syah Johan Berdaulat (922-946 M). Sultan Muhammad Amin Syah sendiri merupakan seorang ulama akbar sekaligus pengasuh pondok pesantren Cot Kala. Namun demikian, ternyata pengangkatan Maulana Abdullah menjadi perdana menteri belum sanggup meredam perlawanan kaum Syiah hingga akhirnya terjadi perang saudara pada masa sultan ketujuh, yakni pada masa kekuasaan Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Syah Johan Berdaulat (946-973 M).

Perang ini berlangsung sampai empat tahun dan baru berakhir setelah dibuat perjanjian damai yang dikenal dengan Perjanjian Alue Meuh pada tanggal 10 Muharram 353 H. Perjanjian tersebut mengatur pembagian Perlak menjadi dua: Perlak Baroh (berpusat di Bandar Khalifah) dengan wilayah di pesisir pantai diserahkan kepada Dinasti Aziziyah dan Perlak Tunong dengan wilayah di pedalaman diserahkan kepada Dinasti Makhdum. Sejak saat itu, tercapailah perdamaian antara kedua aliran tersebut dan Islam semakin menyebar di Sumatra bagian utara. Namun demikian, Islam Syiah tidak berkembang karena Perlak Baroh dihancurkan Sriwijaya dalam suatu serangan tahun 986. Pada saat itu, Perlak Baroh dipimpin Sultan Sayid Maulana Mahmud Syah (976-988). Sultan Sayid Maulana Mahmud Syah juga meninggal dalam usaha mempertahankan kerajaannya. Kerajaan Perlak Tunong yang dikuasai kaum Sunni selamat karena Sriwijaya terpaksa harus menarik mundur pasukannya dari Perlak karena mendapat ancaman dari Dharma Bangsa dan Jawa.

Islam Sunni terus berkembang bahkan dalam zaman Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Syah Johan Berdaulat (1012- 1059 M) menyatukan ke 2 daerah Perlak tadi pada satu bendera Perlak. Bahkan gerakana Sunni berhasil mengislamkan Raja Lingga, Adi Genali, melalui utusannya yg bernama Syekh Sirajuddin.

Sejak berdiri sampai bergabungnya Perlak dengan kerajaan Samudra Pasai, terdapat 19 orang raja yang memerintah. Raja yang pertama ialah Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah (225–249 H/840–964 M). Sultan bernama asli Saiyid Abdul Aziz tersebut pada tanggal 1 Muhharam 225 H dinobatkan menjadi Sultan Kerajaan Perlak. Setelah pengangkatan ini, Bandar Perlak diubah menjadi Bandar Khalifah. Sementara itu, kerajaan ini mengalami masa kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat (622-662 H/1225-1263 M). Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Perlak mengalami kemajuan pesat, terutama dalam bidang pendidikan Islam dan perluasan dakwah Islam.

Sultan mengawinkan 2 putrinya: Putri Ganggang Sari (Putri Raihani) menggunakan Sultan Malik Al-Saleh dari Samudra Pasai dan Putri Ratna Kumala dengan Raja Tumasik (Singapura kini ). Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat lalu digantikan sang Sultan Makhdum Alaidin Malik Abdul Aziz Syah Johan Berdaulat (662-692 H/1263-1292 M). Inilah sultan terakhir Perlak. Setelah wafat, Perlak disatukan menggunakan Kerajaan Samudra Pasai menggunakan raja Muhammad Malik Al-Dhahir, putra Sultan Malik Al-Saleh menggunakan Putri Ganggang Sari.

Para Sultan Perlak bisa dikelompokkan sebagai 2 dinasti, yaitu Dinasti Sayid Maulana Abdul Azis Syah dan Dinasti Johan Berdaulat. Di bawah ini adalah nama-nama sultan yang memerintah Kerajaan Perlak:

- Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Azis Syah (840 ? 864) berpaham sunni

- Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Rahim Syah (864 ? 888) berpaham sunni

- Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abbas Syah (888 ? 913) berpaham sunni

- Sultan Alaiddin Sayid Maulana Ali Mughat Syah (915 ? 918) berpaham syiah

- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Kadir (928 ? 932) berpaham syiah

- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin (932 ? 956) berpaham syiah

- Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik (956 ? 983) berpaham syiah

- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim (986 ? 1023) berpaham sunni

- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud (1023 ? 1059) berpaham sunni

- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mansur (1059 ? 1078) berpaham sunni

- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdullah (1078 ? 1109) berpaham sunni

- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ahmad (1109 ? 1135) berpaham sunni

- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud (1135 ? 1160) berpaham sunni

- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad (1173 ? 1200) berpaham sunni

- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Jalil (1200 ? 1230) berpaham sunni

- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin (1230 ? 1267) berpaham sunni

- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz (1267 ? 1292). Berpaham sunni

Pergolakan

Pergolakan dalam Kerajaan Perlak lebih ditentukan sang adanya perbedaan genre Islam antara Sunni dengan Syiah. Perbedaan ini telah berlangsung usang, tatkala Dinasti Umayyah & Abbasiyah sangat menentang aliran Syiah yang dipimpin sang keturunan Ali bin Abi halib.

Sejarah keislaman pada Kesultanan Perlak tidak luput menurut persaingan antara gerombolan Sunni dan Syiah. Perebutan kekuasaan antara 2 kelompok Muslim ini mengakibatkan terjadinya perang saudara dan pertumpahan darah. Silih berganti grup yg menang mengambil alih kekuasaan dari tangan pesaingnya.

Aliran Syiah datang ke Indonesia melalui para pedagang dari Gujarat, Arab, dan Persia. Mereka masuk pertama kali melalui Kesultanan Perlak dengan dukungan penuh dari Dinasti Fatimiyah di Mesir. Ketika dinasti ini runtuh pada tahun 1268, hubungan antara kelompok Syiah di pantai Sumatra dengan kelompok Syiah di Mesir mulai terputus. Kondisi ini menyebabkan konstelasi politik Mesir berubah haluan. Selanjutnya Dinasti Mamaluk memerintahkan pasukan yang dipimpin oleh Syaikh Ismail untuk pergi ke pantai timur Sumatra dengan tujuan utamanya adalah melenyapkan pengikut Syiah di Kesultanan Perlak dan Kerajaan Samudra Pasai.

Sebagai kabar tambahan, raja pertama Kerajaan Samudera Pasai, Marah Silu dengan gelar Malik Al-Saleh berpindah agama, awalnya beragama Hindu kemudian memeluk Islam genre Syiah. Karena bujukan Syaikh Ismail, Marah Silu lalu menganut paham Syaii yang identik dengan alirah Sunni. Dua pengikut Marah Silu, Seri Kaya & Bawa Kaya pula menganut paham Syaii, sehingga nama mereka berubah sebagai Sidi Ali Chiatuddin dan Sidi Ali Hasanuddin. Ketika berkuasa, Marah Silu dikenal sebagai raja yg sangat anti terhadap pemikiran dan pengikut Syiah.

Aliran Sunni mulai masuk ke Kesultanan Perlak pada masa pemerintahan sultan ke-3, Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah. Setelah sultan tewas dalam tahun 363 H (913 M), terjadi perang saudara antara kaum Syiah & Sunni, yg mengakibatkan kesultanan pada kondisi tanpa pemimpin. Pada tahun 302 H (915 M), kelompok Syiah memenangkan perang. Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Shah berdasarkan aliran Syiah lalu memegang kekuasaan kesultanan sebagai sultan ke-4 (915-918). Ketika pemerintahannya berakhir, terjadi pergolakan antara kaum Syiah & Sunni, hanya saja untuk kali ini justru dimenangkan sang kelompok Sunni.

Kurun waktu antara tahun 918 hingga tahun 956 relatif tidak terjadi gejolak yang berarti. Hanya saja, pada tahun 362 H (956 M), setelah sultan ke-7, Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan Berdaulat meninggal, dan terjadilah pergolakan lagi antara kelompok Syiah dan Sunni selama kurang lebih empat tahun. Bedanya, pergolakan kali ini diakhiri dengan adanya iktikad perdamaian dari keduanya. Kesultanan kemudian dibagi menjadi dua bagian, Perlak Pesisir (Syiah) yang dipimpin oleh Sultan Alaiddin Syed Maulana Shah (986-988) dan Perlak Pedalaman (Sunni) yang dipimpin oleh Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat (986-1023).

Kedua kepemimpinan tersebut bersatu balik ketika galat satu dari ke 2 pemimpin wilayah tadi, yaitu Sultan Alaiddin Syed Maulana Syah mati. Ia mangkat saat Perlak berhasil dikalahkan oleh Kerajaan Sriwijaya. Kondisi perang inilah yg membangkitkan semangat bersatunya kembali kepemimpinan dalam Kesultanan Perlak. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat, yg awalnya hanya menguasai Perlak di pedalaman kemudian ditetapkan sebagai Sultan ke-8 pada Kesultanan Perlak. Ia melanjutkan usaha melawan Sriwijaya sampai tahun 1006.

Penggabungan menggunakan Kerajaan Samudra Pasai

Setelah perdamaian antara kaum Sunni dan Syiah, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat melanjutkan perjuangan melawan Sriwijaya hingga tahun 1006. Sultan melakukan politik persahabatan dengan negeri-negeri tetangga untuk memperkuat kekuatan guna menghadapi serangan dari Kerajaan Sriwijaya. Sultan juga menikahkan dua putrinya dengan para pemimpin kerajaan tetangga. Putri Ratna Kamala dinikahkan dengan Raja Kerajaan Malaka, Sultan Muhammad Syah (Parameswara) dan Putri Ganggang dinikahkan dengan Raja Kerajaan Samudra Pasai, Malik Al-Saleh. Kesultanan Perlak berakhir setelah sultan yang ke-18, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat meninggal pada tahun 1292.

Kesultanan Perlak pun dalam akhirnya menyatu menggunakan Kerajaan Samudra Pasai di bawah kekuasaan Samudera Pasai yang memerintah dalam saat itu, Sultan Muhammad Malik AlDhahir yg jua adalah putra dari Malik Al-Saleh. Pada masa ini, berakhirlah Kerajaan Perlak.

Asal: Ensiklopedia Kerajaan Islam oleh Binuko Amarseto

Sejarah Singkat Kekaisaran Maurya

Sejak tahun 500 SM hingga 550 M beberapa kerajaan besar ada di India Utara. Pertama Maurya lalu Kshana & Gupta. Terjadilah persatuan politik dan budaya. Sebelumnya India Utara dikuasai sang 16 negara kecil (16 mahajanpadas) yg bersifat negara republik atau negara kerajaan. Pada zaman ini perkembangan pertanian dan pertenakan sangat maju. Kota-kota dibangun dan aneka sistem politik muncul.

Satu tahun setelah Aleksander Agung menyerang India Barat Laut, antara tahun 326 SM & 321 SM Chandraguptha berdasarkan Maurya mendirikan kerajaan pada India Utara. Beliau menjadi komandan primer ketika Aleksander Agung menyerang India. Saat itu pasukan India perperang menunggangi gajah. Di situlah asal gajah-gajah perang yg paling gagah.

Chandragupta berhasil menciptakan sebuah kekaisaran sehabis mengalahkan raja Nanda berdasarkan Magadha menggunakan dibantu sang penasihatnya, Kautilya. Kautilya berjasa atas penulisan kitab pegangan politik antik yang dianggap Arthashastra. Menurut ajaran Kautilya, penguasa memiliki dua kewajiban yaitu memperkuat ketentraman dalam negeri; dengan memastikan semua rakyatnya menghormati sistem kasta dengan sahih. Jika seorang menjalankan kewajibannya beliau akan masuk svarga (nirwana) Ajaran ini masih berpegang teguh pada tata cara adat Hindu Arya. Ketika masa akhir kekuasaannya Chandragupta menjadi pengikut ajaran Jain dan menyerahkan kekuasaannya pada anaknya, Bindusara. Bindusara menghabiskan kekuasaanya memperluas kekaisaran. Tapi satu kerajaan sekutu, Kalinga, memberontak. Pemberontakan itu nir dapat ditaklukan sampai masa akhir pemerintahannya

Tugas selanjutnya diserahkan pada putranya, Ashoka. Ia menjadi raja selama 37 tahun (268 SM hingga tahun 228SM). Raja Ashoka merupakan raja yang membawa kekaisaran Maurya pada zenit kejayaan. Tahun-tahun awal pemerintahannya Ahsoka adalah raja yang bengis. Ia menyingkirkan semua saudara-saudaranya demi merebut tahta.

King Ashoka; source: dnindia.Com

Ashoka melanjutkan tradisi ayahnya sebagai penakluk. Kemudian pada tahun 260 SM ia berhasil mengatasi pemberontakan Kalinga. Ashoka melakukan pembantaian besar-besaran terhadap orang-orang Kalinga. Dan hal inilah yang merubah hidupnya. Ia sangat dihantui oleh kekejamankekejaman yang telah ia lakukan. Ia berubah menjadi orang yang membenci kekejaman. Dan akhirnya ia masuk ajaran Budha. Ia menghabiskan hidupnya mengejar dhama (jalan, kebenaran, kewajiban, dan kebaikan).

Pencapaian Ashoka yang terbesar sesudah penaklukan Kalinga bersifat religius, bukan politis. Ia mempersatukan semua India menggunakan sistem agama. Kira-kira pada tahun 245 SM di Kota Pataliputra, beliau mengumpulkan dewan Budha buat menjalankan prinsip dhamma, melahirkan salah satu berdasarkan buku Pali Canon. Pada akhir dewan, ia mengirimkan putranya, Mahinda, ke Srilangka menjadi misionaris32 & yang lainnya dikirim ke Yunani, Indonesia, Asia Tengah, Suriah, Mesir, dan Anatolia (Turki). Dengan demikian ajaran Buddha menjadi ajaran global.

Ashoka menjadi penyebar utama ajaran Budha, mendirikan tembok-tembok & tiang-tiang dengan goresan pena ajaran Buddha (Dhammavijaya). Ashoka tidak membuatkan ajaran menggunakan cara paksa, dia justru mengutamakan toleransi: orang bebas melakukan upacara kepercayaan Hindu.

Pada ketika itu ajaran Budha dijadikan dua genre, yaitu ajaran Mahayana & Hinayana (Theravada). Mahayana atau genre roda besar nir memiliki banyak tuntutan, sedangkan Hinayana atau genre roda kecil mempunyai poly tuntutan yang ketat.

Pada ketika pemerintahannya, Ashoka mulai menulis dekrit perdamaian pada bahasa Prakrit. Dekrit ini adalah dekrit pertama yg diterbitkan sang raja pada Asia Selatan. Setelah kurang lebih lima puluh tahun kematian Ashoka, tujuh raja Maurya turun tahta dan wilayahnya semakin meredup. Raja yg terakhir merupakan Brhadratha, seseorang pengikut Budha yang taat. Pada tahun 185 SM ia dibunuh oleh komandan angkatan perangnya, Pusyamitra Sunga, seorang penganut Hindu yang taat. Pusyamitra menguasai sisa wilayah kekaisaran Maurya. Ia jua menganiaya penganut ajaran Budha & menerapkan balik ajaran Hindu ortodoks.

Dengan jatuhnya Maurya, India kehilangan kesatuan politik. Kekaisaran dibagi menjadi beberapa kerajaan, yang tidak bertenaga menunda penjajah-penjajah baru menurut Asia Tengah. Saka dan Kushan adalah pendatangpendatang baru berdasarkan Asia Tengah yg mengikuti ajaran agama, bahasa, & budaya India. Mereka menyatu sepenuhnya dengan budaya setempat.

Kebudayaan India menyebar dan sangat memengaruhi kebudayaan di Asia Tenggara (negara yang kini disebut Myanmar, Thailand, Campucea dan Indonesia). Contohnya masih dapat dilihat sekarang pada peninggalan-peninggalan Hindu dan Buddha, misalnya: candi dengan ciri arsitektur unik, perkembangan tenunan, perhiasan dan peralatan tembikar, serta perhiasan emas dan perunggu. Begitu juga dengan epik Mahabharata dan Ramayana mulai disebarkan secara lisan dan tulisan baik dalam bahasa Sansekerta atau pun bahasa bangsa-bangsa di Asia Tenggara. Di Jawa misalnya, dua epik ini diceritakan kembali sebagai kekawin pada masa kerajaan Kediri tahun 1100 M.

Di beberapa tempat, 2 epik ini juga digambar pada relief-relief di Angkor Wat (Candi akbar di Campucea), di beberapa candi-candi di Jawa dan sebagai topik seni lukisan, pahatan, & wayang kulit. Sampai hari ini wayang kulit masih bertahan pada Jawa & Bali.

Mahabharata dan ramayana

source: phdi.Or.Id

Wednesday, June 24, 2020

Dinasti Buwaihiyah

Pada waktu Dinatsi Abbasiyah melemah pada belahan Timur, muncullah sebuah negeri mini yang tampil sebagai sebuah negeri yg krusial dalam politik Islam. Kemunculannya diawali berdasarkan kehadiran seseorang lelaki menurut Dailam yg bernama Mardawij bin Zayar. Ia sanggup mengalahkan Zaidiyah yg berkuasa pada Tabaristan buat menjadi penguasa tunggal pada daerah tadi. Mardawij mempunyai seseorang pembantu yang bernama Buwaih. Anaknya, Ali bin Buwaih, sebagai penguasai wilayah Karaj di Hamdzan bagian Tenggara. Dia memberontak dalam Al Qahir, Gubernur Abbasiyah, pada tahun 320 Hijriah/932 Masehi & berhasil mengusirnya.

Meskipun Mardawaij selalu berhasil mengusir para pemberontak dari ibu kota dan menyatukan kekuasaan, Ali bersama saudara-saudaranya bersatu untuk membentangkan kekuasaan di daerah baru di Persia. Pada tahun 322 Hijriah/934 Masehi, Ali berkuasa pada Syiraz dan menjadikannya menjadi ibu kota.

Pada tahun 323 Hijriah/935 Masehi, pasukan Mardawaij menyerang Turki dan membunuh Ali bin Buwaih. Sementara itu, saudara Ali yang bernama Hasan sanggup menguasai Jibal ketika saudaranya yg bernama Ahmad menaklukkan Kerman.

Pada saat itu, keadaan di Baghdad rancu-balau sehingga pihak luar dengan gampang ikut campur tangan. Al Muttaqi, yang berkuasa dalam 329--333 Hijriah/940--944 Masehi, hanya sebagai bulan bulanan menurut berbagai pihak, seperti para panglima yg ingin berkuasa dan Al Baridi, Gubernur Khurasan Muhammad bin Raiq, dan Hamdaniyah. Bahkan, saat Al Muttaqi berusaha untuk bekerja sama menggunakan Ikhsyid yang berkuasa pada Mesir, penguasa Turki, Tauzun, menangkapnya & mencukil matanya. Putra Al-Muttaqi yg bernama al-Mustaki ternyata tidak lebih baik daripada ayahnya.

)etika para pejabat yang menguasai al Mustaki tidak bisa memenuhi tuntutan pasukan perang negara, yaitu menaruh bayaran pada mereka, & para pejabat tidak mampu menangani kelaparan yg mengancam )rak, al Mustaki menggandeng tangan Ahmad bin Buwaih supaya menjadi penyelamat. Ahmad pun bergerak menggunakan pasukannya menurut Kerman menuju Irak.

Ahmad menguasai Wasith sehabis peperangan sengit antara dia menggunakan Al Baridi dan Tauzun. Pada akhir tahun 334 Hijriah/945 Masehi, Ahmad memasuki )rak menjadi pemenang. Al Mustaki memberinya jabatan amirul umara? & memberinya gelar Muizzud Daulah.

Apapun yang terjadi, tidak lama lalu Al Mustaki menyusul para pendahulunya ke alam baka karena diduga herbi musuh Buawihiyah.

Setelah al Mustaki, terdapat 3 orang khalifah yg menggantikannya, yaitu Al Muthi?, Ath Tha-i?, & Al Qadir. Tetapi, mereka nir lebih berdasarkan permainan dan pekerja buat Buwaihiyah. Para khalifah itu tidak memiliki kekuasaan, kecuali secara teori. Sementara itu, kabilah Buwaihiyah yang menguasai pemerintahan kadang tinggal di Baghdad atau Syiraz, ibu kota mereka sendiri.

Buwaihiyah tidak sanggup mempertahankan kekuasaan mereka, kecuali menggunakan monoton bermusuhan menggunakan penduduk pegunungan Iran, misalnya kota Dailam yg selalu menampakkan perilaku memberontak. Demikian jua kabilah-kabilah Arab pada jazirah yang bersikap memusuhi Buwaihiyah sehabis runtuhnya Dinasti Hamdaniyah.

Tak usang lalu, ketiga pewaris Buwaihiyah berseteru buat memperebutkan jabatan sebagai raja. Sejak tahun 366 Hijriah/976 Masehi, Adhudud Daulah bin Hasan bin Buwaih merampas seluruh kekuasaan saudara-saudaraya supaya Irak dan Persia menjadi sebuah negara kesatuan.

Tak lama kemudian, Dinasti Buwaihiyah mengalami kemunduran pada tahun 373 Hijriah/983 Masehi karena permusuhan di antara pewarisnya. Pada tahun 420 Hijriah/ 1029 Masehi, muncul Mahmud bin Sebaktakain dari Turki yang berhasil menundukkan Majdud Daulah bin Fakhdud Daulah Al Buwaihi yang menguasai wilayah Timur, sebagaimana Tughrulbik dari Saljuk yang pada tahun 447 Hijriah/1055 Masehi menangkap Malik ar Rahim al Buwaihi yang menguasai Irak. Kedua khalifah Dinasti Buwaihiyah itu mengakhiri hidup mereka di bui.

Ilmu pengetahuan berkembang pesat pada masa Dinasti Buwaihiyah. Pada masa pemerintahan Adhudud Daulah, pembangunan tempat tinggal sakit Al-Adhudi dimulai dan terselesaikan pada tahun 368 Hijriah/978 Masehi. Rumah sakit itu baru diresmikan pada tahun 372 Hijriah/983 Masehi. Hebatnya, tempat tinggal sakit itu sudah dilengkapi menggunakan obat & flora obat dan peralatan yg memadai. Bahkan, dalam tiap bidang terdapat dokter spesialis yg membidangi. Termasuk dokter tenar pada tempat tinggal sakit tersebut adalah Abu Hasan al-Ahwazi, keliru seorang dokter bedah terpenting pada Abad Keempat Hijriah. Dia digelari Al-Muhallil li Ilmi Thib karena pendapatnya yg mengkritik buku-kitab kuno dokter Yunani, seperti Socrates & Galenos. Dia tewas pada Baghdad tahun 384 Hijriah/994 Masehi. Peninggalannya yg terpenting merupakan ensiklopedia ilmiah yang berjudul Kamil ashShina?Ah ath-Thibiyah.

Termasuk dokter kenamaan pada periode ini adalah Abu Sahl al-Kuhi yg mati pada tahun 390 Hijriah/ 1000 Masehi, yg jua ahli astronomi & isika. Dia lahir pada kota )uh pada pegunungan Tabaristan, kemudian hijrah ke Baghdad. Di Baghdad, dia menimba ilmu politik. Syarafud Daulah bin Adhudud Daulah al-Buwaihi memintanya menciptakan loka pengamatan cakrawala pada Baghdad serta mengajarkan pelajaran pengamatan bintang. Al Kuhi lalu mendirikan loka pengamatan bintang yg bertenaga & kokoh agar nir berubah karena getaran. Al Kuhi jua unggul dalam menciptakan alat pengamatan cakrawala. Hal tersebut terlihat jelas pada kitabnya, Shun?Ah al-Ishthirlab bi al-Barahin.

Tokoh lainnya yg timbul dalam era ini adalah pakar astronomi & ahli eksakta Abu Wafa? AlBauzajani 328--376 Hijriah/940--986 Masehi. Al-Bauzajani berhasil membuahkan dirinya orang besar yg selalu dikenang di Baghdad sehingga mempunyai interaksi yg baik menggunakan Dinasti Buwaih. Ketika Syarafud Daulah al-Buwaihi membuat loka pengamatan cakrawala pada Baghdad, Al-Bauzajani termasuk bawahan Abu Sahl al-Kuhi.

Kerajaan Samudera Pasai

Sejarah Berdirinya Kerajaan Samudera Pasai

Awal berdirinya Kerajaan Pasai, yang juga dikenal sebagai Samudera Darussalam atau Samudera Pasai, belum diketahui secara pasti dan masih menjadi perdebatan para ahli sejarah. Namun, dalam sebuah catatan Rihlah ila I-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) dari Ibnu Batutah dapat ditarik kesimpulan bahwa Kerajaan Samudera Pasai berdiri lebih awal dibandingkan dinasti Usmani di Turki yang pernah menjadi salah satu dinasti terbesar di dunia. Jika dinasti Turki Usmani mulai menancapkan kekuasaanya pada tahun 1385 M, maka Kerajaan Samudera Pasai lebih dahulu menebarkan pengaruhnya di Asia Tenggara kira-kira pada tahun 1297.

Catatan Ibnu Batutah tersebut bertuliskan “Sebuah negeri yang hijau dengan kota pelabuhannya yang besar dan indah,” ketika menggambarkan kekagumannya terhadap keindahan dan kemajuan Kerajaan Samudera Pasai yang sempat disinggahinya selama 15 hari pada 1345 M. pendapat bahwa kerajaan Samudra Pasai lebih tua dari dinasti Usmani di Turki dikuatkan dengan catatan dari Marco Polo, seorang penjelajah asal Venezia (Italia), yang telah mengunjungi Samudera Pasai pada 1292 M. Marco Polo bertandang ke Samudera Pasai saat menjadi pemimpin rombongan yang membawa ratu dari Cina ke Persia. Bersama dua ribu orang pengikutnya, Marco Polo singgah dan menetap selama lima bulan di bumi Serambi Makkah itu. Dan perjalanan dari Marco Polo tersebut dituliskan dalam sebuah buku yang berjudul Travel of Marco Polo.

Sejumlah ahli sejarah Eropa pada masa pendudukan Kolonial Hindia Belanda seperti Snouck Hurgronje, J.P Moquette, J.L. Moens, dan J. Hulshof Poll yg sudah beberapa kali memeriksa dari-usul berdirinya Kerajaan Samudera Pasai menyebutkan bahwa Kerajaan Samudera Pasai muncul lebih kurang pertengahan abad ke-13 M menggunakan Sultan Malik al-Saleh (kadang ditulis Malik Ul Salih, Malik Al Saleh, Malikussaleh, Malik Al Salih, atau Malik Ul Saleh) sebagi raja pertamanya.

Nama Samudera Pasai sendiri sebenarnya adalah “Samudera Aca Pasai” yang berarti “Kerajaan Samudera yang baik dengan ibukota di Pasai.” Meski pusat pemerintahan kerajaan itu sekarang tidak diketahui secara pasti, tetapi para ahli sejarah memperkirakan lokasinya berada di sekitar Blang Melayu. Konon, nama “Samudera” yang dipakai sebagai nama kerajaan itulah yang kini menjadi nama pulau Sumatera karena adanya pengaruh dialek oleh orang-orang Portugis. Sebelumnya, nama pulau tersebut adalah Perca. Berbeda dengan orang Portugis, seperti yang bisa dilihat dalam tulisan-tulisan I’tsing, para pengelana Tiongkok menyebut Sumatera dengan “ChinCou” atau pulau emas. Sementara Raja Kertanegara dari Singosari yang terkenal itu menyebut pulau ini dengan sebutan “Suvarnabhumi” atau “Swarnabumi” yang artinya pulau emas.

Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera, kurang lebih terletak di kota Lhokseumawe, Aceh Utara. Beberapa kitab atau catatan yang digunakan untuk melacak sejarah Kerajaan Samudera Pasai antara lain adalah Hikayat Raja Pasai, Sejarah Melayu, dan Hikayat Raja Bakoy. Meski nuansa mitos yang masih kental di dalamnya tak jarang menjadi kendala ketika karya ini hendak ditafsirkan, Hikayat Raja Pasai tercatat sudah memberikan andil yang cukup besar dalam menguak riwayat Kesultanan Samudera Pasai.

Sementara terkait penamaan Samudera Pasai, J.L. Moens menyatakan bahwa kata “Pasai” berasal dari kata “Parsi.” Menurut Moens, pada abad ke-7 banyak pedagang yang berasal dari Parsi atau Persia yang mengucapkan kata Pasai dengan kata Pa’Se. Pendapat J.L Moens ini mendapatkan dukungan dari beberapa peneliti sejarah lainnya, seperti oleh Prof. Gabriel Ferrand melalui bukunya yang berjudul L’Empire Sumatranais de Crivijaya dan oleh Prof. Paul Wheatley dengan buku the Golden Khersonese. Baik Gabriel maupun Paul menyandarkan datadatanya pada keterangan dari para pengelana Timur Tengah yang melakukan perjalanan ke Asia Tenggara. Mereka berdua juga meyakini bahwa pada abad ke-7, pelabuhan atau bandar-bandar besar di Asia Tenggara dan di kawasan Selat Malaka telah ramai dikunjungi oleh para pedagang dari Asia Barat. Data tersebut diperkuat oleh fakta bahwa di setiap kota dagang tersebut sudah ada permukiman-permukiman pedagang Islam yang singgah dan menetap di sana.

Di tempat lain, H. Mohammed Said, seorang penulis yang mendedikasikan hidupnya untuk meneliti dan menerbitkan buku-buku perihal Aceh, termasuk meneliti kerajaan Samudera Pasai dan Kesultanan Aceh Darussalam, menyatakan bahwa kata “Pasai” dalam Samudera Pasai berasal dari para pedagang Cina. Menurutnya, kata “Po Se” yang populer digunakan pada pertengahan abad ke-8 M identik dengan penyebutan kata “Pase” atau “Pasai”. Ada juga pendapat lain yang menyatakan bahwa “Pasai” berasal dari kata “Tapasai” yang berarti “tepi laut.” Kata “Tapa” sendiri masih banyak ditemui dalam bahasa Polinesia yang berarti “tepi”, sedangkan kata “Sai” berarti “pantai”. Jadi, baik “Samudera” atau “Pasai” memiliki arti yang hampir sama yaitu “negara yang terletak di tepi laut.”

Seorang pencatat berasal Portugis, Tome Pires, yang pernah menetap di Malaka pada kurun ketika 1512-1515, menjelaskan bahwa Pasai merupakan kota terpenting untuk semua Sumatera pada zamannya. Menurut Pires, penduduk Pasai ketika itu kurang lebih berjumlah 20.000 orang. Sementara itu, Marco Polo dalam lawatannya berdasarkan Tiongkok ke Persia dalam tahun 1267 M yang kemudian singgah ke Pasai dalam tahun 1292 M menuliskan bahwa saat itu telah terdapat kerajaan Islam di Nusantara yang tidak lain merupakan Samudera Pasai.

Kala itu Marco Polo ikut dalam rombongan Italia yang mendapatkan undangan dari Kubilai Khan, raja Mongol yang menguasai daerah Tiongkok. Menurut Marco Polo, penduduk Pasai waktu itu belum banyak yang memeluk Islam, namun komunitas orang-orang Arab atau Saraceen sudah cukup banyak dan berperan penting dalam upaya mengislamkan penduduk Aceh. Marco Polo menyebut daerah tersebut sebagai Giava Minor atau Java Minor (Jawa Kecil).

Sementara itu, dalam “Seminar Sejarah Nasional” yang diselengarakan di Medan, Sumatera Utara pada 17-20 Maret 1963, maupun dalam “Masuk dan Berkembangnya Islam di Daerah Istimewa Aceh” yang diselenggarakan pada 10-16 Juli 1978 di Banda Aceh, yang dihadiri di antaranya adalah Prof. Hamka, Prof A. Hasjmy, Prof H. Aboe Bakar Atjeh, H. Mohammad Said dan M.D. Mansoer, telah menemukan perbedaan pada cara pandang sejarah berdirinya Kerajaan Samudera Pasai. Berdasarkan petunjuk dan sumber-sumber yang lebih baru, di antaranya dari para musair Arab dan Tiongkok yang pernah ke Asia Tenggara dan ditambah dengan dua catatan lokal, yaitu Idharul Haq Fi Mamlakatil Peureulak karya Abu Ishak Al-Makarany dan Tawarich Raja-raja Kerajaan Aceh karya Yunus Djamil, para pakar sejarah nasional itu menyimpulkan bahwa Kesultanan Samudera Pasai sudah berdiri sejak abad ke-11 (tahun 433 H/1042 M), dengan pendiri dan sultan pertamanya adalah Maharaja Mahmud Syah, yang memerintah pada tahun 433-470 H/1042-1078 M.

Menurut G.P. Roufaer, sejarawan Belanda yang serius mendalami sejarah Kerajaan Samudera Pasai, menyimpulkan bahwa letak Pasai mula-mula berada di sebelah kanan Sungai Pasai sementara Samudera berada pada sebelah kiri sungai. Kemudian lambat laun ke 2 loka tersebut sebagai satu menjadi Samudera Pasai. Jelasnya, Kerajaan Samudera Pasai merupakan daerah genre sungai yg hulunya berada jauh pada pedalaman daratan tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah.

Ada banyak teori yang berkembang tentang perkiraan asalusul berdirinya Kerajaan Samudera Pasai. Salah satu pendapat menyatakan bahwa Kerajaan Samudera Pasai merupakan kelanjutan dari kerajaan-kerajaan pra-Islam yang sudah ada sebelumnya. Hal ini seperti tang tertuang dalam buku berjudul Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam Di Nusantara karya Slamet Muljana yang menyatakan bahwa Nazimuddin Al-Kamil, Laksamana laut dari Dinasti Fatimiyah di Mesir berhasil menaklukkan kerajaan HinduBuddha yang berada di Aceh dan menguasai salah satu daerah subur yang ada di sana yaitu Pasai. Nazimuddin Al-Kamil kemudian mendirikan kerajaan kecil di Pasai pada tahun 1128 M dengan nama Samudera Pasai.

Alasan Dinasti Fatimiyah melakukan penaklukan terhadap Pasai sendiri adalah karena memang ingin menguasai bandar dagang yang waktu itu sangat ramai di Selat Malaka. Bukan hanya itu, Dinasti Fatimiyah pula sudah mengerahkan armada perangnya buat merebut kota Kambayat pada Gujarat Arab & menyerang pembuat lada, yakni Kampar Kanan dan Kampar Kiri di Minangkabau. Dalam ekspedisi tersebut, Nazimuddin Al-Kamil gugur & lalu dalam tahun 1168 Dinasti Fatimiyah Mesir dikalahkan sang tentara dari Dinasti Salahuddin yg menganut mazhab Syai?I. Dengan runtuhnya Dinasti Fatimiyah tadi, maka secara otomatis interaksi antara Samudera Pasai dan Mesir terputus. Kafrawi Al-Kamil kemudian melanjutkan kepemimpinan Nazimuddin Al-Kamil yg telah gugur. Tetapi tahun 1204 M, kekuasaan Samudera Pasai jatuh ke tangan Laksamana Johan Jani berdasarkan pulau We. Di bawah kekuasaan Laksamana Johan Jani, kekuasaan Samudera Pasai sebagai kekuatan maritim yang bertenaga pada Nusantara dalam masa itu.

Di Mesir sendiri sesudah dikuasai sang Dinasti Salahuddin, muncul Dinasti Mamaluk yang menggantikan Dinasti Fatimiyah. Sama dengan pendahulunya, Dinasti Mamaluk jua berniat menguasai perdagangan di Pasai. Niat tadi pun dilancarkan menggunakan mengirim pendakwah yg sudah menimba ilmu pada Makkah, yaitu Syaikh Ismail & Fakir Muhammad yang sebelumnya telah berdakwah di Pantai Barat India. Di Pasai, ke 2 utusan tersebut bertemu dengan Marah Silu (Meurah Silu) yg ketika itu sebagai salah satu anggota angkatan perang Kerajaan Pasai. Syaikh Ismail & Fakir Muhammad lalu berhasil membujuk Marah Silu buat memeluk Islam & menciptakan kerajaan tandingan untuk kerajaan Pasai yg akan dibantu sang Dinasti Mamaluk pada Mesir & berganti nama menjadi Sultan Malik al-Saleh. Akhirnya Marah Silu dinobatkan menjadi Raja Kerajaan Samudera yang berada di kiri berdasarkan Sungai Pasai menggunakan letak menghadap ke arah Selat Malaka. Tetapi demikian, ternyata kedua kerajaan tersebut justru bersatu sebagai Kerajaan Samudera Pasai.

Keislaman Marah Silu juga disinggungkan dalam catatan Hikayat Raja Pasai dengan memberikan penjelasan bahwa Nabi Muhammad Saw. telah menyebutkan nama kerajaan Samudera dan menyuruh agar daerah tersebut diislamkan oleh sahabat Nabi. Dari sini, bisa ditarik kesimpulan bahwa ada kemungkinan Islam telah masuk ke Nusantara tidak lama setelah Nabi Muhammad wafat yakni (abad pertama Hijriah atau abad ke 7-8 M) atau bahkan muncul kemungkinan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Mekkah.

Marah Silu merupakan keturunan menurut suku Imam Empat atau yang lebih dikenal sebagai Sukee Imuem Peuet, yaitu sebuah suku berdasarkan Champa yang merupakan pendiri kerajaan-kerajaan di Aceh sebelum berkembangnya agama Islam. Di antara empat kerajaan Hindu-Buddha yang didirikan sang Sukee Imuem Peuet adalah Peureluak (Perlak) yg terletak pada Aceh Timur, Jeumpha (Champa) pada Bireun, Kerajaan Sama Indra pada Pidie, dan Indra Purba pada Aceh Besar/Banda Aceh.

Ultan Malik al-Saleh kemudian menikah dengan putri Ganggang Sari, keturunan Sultan Aladdin Muhammad Amin bin Abdul Kadi menurut kerajaan Perlak. Dari pernikahan ini Sultan Malik al-Saleh dikaruniai dua orang putra yaitu Muhammad & Abdullah. Kelak, Muhammad dianggap buat memimpin kerajaan Pasai menggunakan gelar Sultan Muhammad Malikul Zahir (Sultan Malik al-Tahir), berdampingan menggunakan ayahnya yg masih memimpin kerajaan Samudera. Sementara Abdullah lebih menentukan keluar menurut keluarga akbar kerajaan Samudera Pasai & mendirikan kerajaan sendiri yaitu Kerajaan Aru Barumun yg kurang lebih berdiri dalam tahun 1295 M.

Menurut catatan Ibnu Battutah, kerajaan Samudera mengalami perkembangan pesat, bahkan bisa dikatakan berada dalam masa kejayaan di bawah kepemimpinan Muhammad Malikul Zahir. Hal ini ditandai dengan aktivitas perdagangan yang sudah maju, ramai, dan sudah menggunakan koin emas sebagai alat pembayaran. Ditambah lagi, posisi Kerajaan Pasai yang berada di aliran lembah sungai juga membuat tanah pertanian menjadi subur sehingga padi yang ditanam oleh penduduk Kerajaan Islam Pasai pada abad ke 14 bisa dipanen dua kali setahun.

Masih dalam catatan Ibnu Battutah, dijelaskan bahwa Muhammad Malikul Zahir adalah raja yang sangat tertarik menggunakan ilmu pengetahuan, bahkan Muhammad Malikul Zahir sempat mendirikan sentra studi Islam pada lingkungan kerajaan yg dijadikan loka diskusi para ulama dan elit kerajaan. Maka tidak berlebihan apabila kemudan Ibnu Battutah memasukkan nama Muhammad Malikul Zahir menjadi keliru satu berdasarkan tujuh raja di global yg memiliki kemampuan luar biasa menggunakan kepribadian yg sangat rendah hati.

Sultan Muhammad Malikul Zahir dikaruniai dua orang putra, yaitu Malikul Mahmud dan Malikul Mansur. Ketika Sultan Muhammad Malikul Zahir wafat karena sakit, kerajaan dipegang oleh ayahnya, Sultan Malik Al Salih, yg jua memimpin kerajaan Samudera. Lantaran masih terlalu muda, maka kedua putra Muhammad Malikul Zahir dititipkan sang Sultan Malik al-Salih pada pakar kenegaraan dan keagamaan, Malikul Mahmud dititpkan pada Sayid Ali Ghitauddin sedangkan Malikul Mansur dititipkan dalam Sayid Semayamuddin.

Setelah kedua putra tersebut dianggap layak untuk memimpin kerajaan, maka Sultan Malik al-Salih menyerahkan tampuk kekuasaan kepada kedua putra Muhammad Malikul Zahir, di mana diputuskan Malikul Mahmud memimpin kerajaan Pasai dan Malikul Mansur memimpin kerjaan Samudera, sesuai dengan hasil musyawarah para ulama dan para petinggi kerajaan. Dalam perjalanannya, disebutkan bahwa hubungan antara keduanya tidak berlangsung harmonis karena diam-diam Malikul Mansur tertarik kepada istri Malikul Mahmud. Malikul Mansur kemudian diusir dari kerjaan dan meninggal ketika berada dalam perjalanannya. Akhirnya kerajaan Samudera dan Kerajaan Pasai pun menjadi satu kerajaan yang dikenal sebagai kerajaan Samudera Pasai dengan Malikul Mahmud sebagai rajanya.

Pada tahun 1346 terjadi pergantian kekuasaan berdasarkan sultan Malikul Mahmud pada putranya yaitu Ahmad Permadala Permala dengan gelar kehormatan Sultan Ahmad Malik al-Zahir. Dalam sebuah catatan dituliskan bahwa Sultan Ahmad Malik al-Zahir mempunyai 5 orang anak, 3 putra & 2 putri. Ketiga putra itu adalah Tun Beraim Bapa, Tun Abdul Jalil dan Tun Abdul Fadil, ad interim ke 2 putrinya adalah Tun Medam Peria & Tun Takiah Dara.

Sultan Ahmad Malik al-Zahir dikenal sebagai raja yang memiliki citra buruk di mata masyarakatnya karena Sultan Ahmad Malik al-Zahir menaruh birahi pada kedua putrinya sendiri. Tak pelak sikapnya yang demikian itu membuat marah para petinggi kerajaan Samudera Pasai, termasuk Tun Beraim Bapa. Tun Beraim Bapa kemudian berusaha melindungi kedua saudara perempuannya dari jeratan nafsu ayah kandungnya dengan menyembunyikan kedua saudarinya di sebuah tempat. Merasa mendapat pertentangan dari putra sulungnya sendiri, Sultan Ahmad Malik al-Zahir murka dan menyuruh utusan untuk membunuh Tun Beraim Bapa. Sang putra mahkota yang seharusnya mewarisi tahta kerajaan itu pun meninggal karena diracun oleh utusan ayahnya. Merasa terharu dan tidak terima dengan perlakuan biadab sang ayah, Tun Medam Peria dan Tun Takiah Dara kemudian memutuskan untuk mengakhiri hidup mereka dengan meminum racun yang telah membunuh kakaknya.

Kebiadaban Sultan Ahmad Malik al-Zahir ternyata tidak berhenti sampai di situ. Mengetahui bahwa putri dari kerajaan Majapahit yaitu Radin Galuh Gemerencang jatuh cinta pada Tun Abdul Jalil, Sultan Ahmad al-Zahir yg jua memberikan hati kepada kecantikan dari putri raja Majapahit itu balik menyuruh anak buahnya buat menghabisi nyawa putra keduanya tadi & membuang jenazah Tun Abdul Jalil ke tengah laut.

Radin Galuh Gemerencang yang sangat merindukan pujaan hatinya, Tun Abdul Jalil, lalu pulang bersama para pengawal menuju ke Pasai. Sesampainya pada Pasai, Radin Galuh Gemerencang terkejut selesainya mendengar keterangan bahwa oleh putra mahkota meninggal menggunakan tragis di tangan ayahnya sendiri. Lantaran nir kuasa menahan kesedihan, sang putri kemudian ikut menenggelamkan diri pada loka jenazah Tun Abdul Jalil ditenggelamkan.

Rombongan pengawal Radin Galuh Gemerencang yang tersisa kembali ke Jawa dan melaporkan kematian sang putri kepada Raja Majapahit. Mendengar berita tragis dan kebiadaban dari Raja Pasai, Raja Majapahit geram dan mengirim pasukan untuk menggempur kerajaan Pasai. Dalam peperangan itu, kerajaan Pasai akhirnya kalah dan Sultan Ahmad al-Zahir mengungsi ke daerah bernama Menduga yang berjarak kurang lebih lima belas hari perjalanan kaki dari Pasai. Sementara itu pasukan Majapahit yang telah menaklukan kerjaan Pasai dan mengambil harta rampasan kemudian berlayar kembali ke Jawa. Dalam perjalanannya, pasukan Majapahit juga sempat menaklukkan kerajaan Jambi dan Palembang.

Menurut sejarah, dalam silsilah kerajaan Pasai terdapat nama Sultanah Nahrasiyah (Nahrisyyah) Malikul Zahir, raja wanita pertama pada kerajaan Islam Nusantara yg bertahta dari tahun 1420 sampai 1428. Sultanah Nahrasiyah mempunyai penasehat kontroversial bernama Ariya Bakooy yg bergelar Maharaja Bakooy Ahmad Permala. Ariya Bakooy pernah diperingatkan sang para ulama supaya nir mengawini puterinya sendiri tapi peringatan itu ditentangnya. Bahkan, lantaran nir terima cita-cita dirinya ditentang, Ariya Bakooy hingga membunuh 40 ulama. Ariya Bakooy akhirnya mati pada tangan Malik Musthofa yang bergelar Pocut Cindan Simpul Alam, yg nir lain merupakan suami Sultanah Nahrasiyah menggunakan bantuan Sultan Mahmud Alaiddin Johan Syah berdasarkan Kerajaan Aceh Darussalam (1409-1465).

Sultanah Nahrasiyah dalam catatan sejarah merupakan seorang perempuan muslimah yang berjiwa besar. Hal ini dibuktikan dengan hiasan di makamnya yang dibuat dengan sangat istimewa. Pada nisannya, tertulis nukilan huruf Arab terjemahannya berbunyi: “Inilah kubur wanita bercahaya yang suci, ratu yang terhormat, almarhum yang diampunkan dosanya, Nahrasiyah, putri Sultan Zainal Abidin, putra Sultan Ahmad, putra Sultan Muhammad, putra Sultan Mailkus Salih. Kepada mereka itu dicurahkan rahmat dan diampunkan dosanya. Mangkat dengan rahmat Allah pada hari Senin, 17 Zulhijjah 832.”

Berikut ini merupakan silsilah Raja-raja Kerajaan Samudera Pasai:

1. Sultan Malik al-Saleh (1267-1297 M)

dua. Sultan Muhammad Malik al-Zahir (1297-1326 M)

3. Sultan Mahmud Mahmud (1326-1345 M)

4. Sultan Malikul Mansur

5. Sultan Ahmad Malik al-Zahir (1346-1383 M)

6. Sultan Zain al-Abidin Malik al-Zahir (1383-1405)

7. Sultanah Nahrasiyah (1420-1428)

8. Sultan Sallah al-Din (1402)

9. Sultan Abu Zaid Malik al-Zahir (1455)

10. Sultan Mahmud Malik al-Zahir (1455-1477)

11. Sultan Zain al-Abidin (1477- 1500)

12. Sultan Abdullah Malik al-Zahir (1501-1513) 13. Sultan Zain al-Abidin (1513-1524)

Kehidupan Sosial Politik Kerajaan Samudera Pasai

Pada masa Kerajaan Samudera Pasai, para pedagang telah menggunakan ceitis atau mata uang berbentuk uang kecil, sedangkan yang terbuat dari emas disebut dengan dramas (mata uang emas dibuat dari emas sebenarnya tidak murni dari emas semua tetapi terbuat dari serbukan emas dan perak). Jika ibandingkan dengan nilai mata uang portugis crusade, maka perbandingannya adalah 9 dramas = 1 crusade = 500 cash.

Di samping seseorang sultan yg sebagai pimpinan kerajaan, terdapat juga beberapa jabatan pada kerajaan seperti: Menteri Besar (Perdana Menteri atau Orang Kaya Besar), Bendahara, Komandan Militer atau Panglima Angkatan laut yg lebih dikenal menggunakan gelar Laksamana, Sekretaris Kerajaan, Kepala Mahkamah Agama yang dinamakan Qadi, dan Syahbandar yang mengepalai dan mengawasi pedagang-pedagang asing di kotakota pelabuhan yang berada di bawah pengaruh kerajaan itu. Biasanya para Syahbandar ini juga menjabat menjadi penghubung antara sultan menggunakan para pedagang asing. Dalam bidang keagamaan, Ibnu Batutah menceritakan bagaimana taatnya Sultan Samudera Pasai terhadap agama Islam menurut madzhab syai?I & Sultan Samudera Pasai selalu dikelilingi sang ahli-ahli Islam. Kesultanan Samudera Pasai adalah kerajaan besar , pusat perdagangan & perkembangan kepercayaan Islam.

Sebagai sebuah kerajaan besar, Samudera pasai juga menghasilkan banyak karya tulis yang baik. Sekelompok minoritas kreatif berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu. Inilah yang kemudian disebut sebagai bahasa Jawi dan hurufnya disebut Arab Jawi. Di antara karya tulis tersebut adalah Hikayat Raja Pasai yang mana bagian awal teks ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 1360 M. Hikayat Raja Pasai ini juga sekaligus menandai dimulainya perkembangan sastra Melayu klasik di bumi nusantara. Bahasa Melayu itu juga yang kemudian digunakan oleh Syaikh Abdurrauf al-Singkili untuk menuliskan buku-bukunya.

Bersamaan dengan berkembangnya sastra Melayu klasik, di Pasai juga berkembang ilmu tasawuf. Di antara buku tasawuf yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu adalah Durru al-Manzum karya Maulana Abu Ishak yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu atas permintaan dari Sultan Malaka, Makhdum Patakan. Kitab inilah yang kemudian dijadikan rujukan dalam melihat posisi Kerajaan Samudera Pasai dalam perannya sebagai pusat Tamadun Islam di Asia Tenggara pada masa itu.

Perkembangan dan Masa Keemasan

Pada masa kejayanya, kerajaan Samudera Pasai adalah pusat perniagaan krusial di daerah Nusantara. Samudera Pasai memiliki poly bandar yang dikunjungi sang para saudagar menurut aneka macam negeri seperti Cina, India, Siam, Arab & Persia. Alasan mengapa Kesultanan Samudera Pasai tergabung & ikut andil dalam jaringan perdagangan antar bangsa adalah letaknya yang berada pada daerah Selat Malaka yg menjadi jalur perdagangan internasional. Jarak pelayaran yang begitu jauh antara Arab dan Cina membuahkan Kerajaan Samudera Pasai sebagai loka singgah para pedagang, terlebih karena pelayaran mengharuskan para pedagang menunggu angin demam isu yg cocok buat berlayar meneruskan bepergian.

Dalam kurun abad ke-13 sampai awal abad ke-16, Pasai merupakan daerah produsen rempah-rempah terkemuka pada global, menggunakan lada menjadi galat satu komoditas andalannya. Setiap tahunnya, Pasai bisa mengekspor lada dengan produksi yg cukup akbar. Tak hanya itu, Pasai juga menjadi produsen komoditas lainnya misalnya sutra, kapur barus, dan emas. Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas yang dianggap dirham & lalu digunakan secara resmi pada kerajaan tadi.

Di samping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai pula merupakan sentra perkembangan kepercayaan Islam. Komposisi masyarakat pada Kerajaan Pasai sendiri terbagi dalam beberapa lapis, mencakup Sultan, golongan abdi kerajaan, alim ulama, para pedagang & hamba sahaya. Pada lapisan abdi kerajaan terbagi lagi sebagai perdana menteri, menteri, tentara, pegawai & pesuruh. Kendati orang Arab yg tinggal pada Pasai tidak sebanyak orang menurut India, tapi orang Arab menaruh efek yg sangat kuat ke dalam sistem kerajaan, bahkan pada menentukan kebijakan sang raja.

Semasa Sultan Malik Al-Saleh menjabat menjadi penguasa pertama kerajaan Pasai, masih ada orang-orang akbar di negeri itu, di antaranya merupakan Tun Sri Kaya dan Tun Baba Kaya. Kedua orang akbar ini pula ikut berperan dalam mengontrol jalannya pemerintahan dengan gelar Sayid Ali Ghitauddin dan Sayid Asmayuddin.

Kemajuan Kerajaan Samudera Pasai dapat dilihat dari adanya aktivitas perdagangan yang semakin maju dan ramai ditambah dengan sudah mengenal penggunaan koin emas sebagai alat pembayaran, Ibnu Batutah mengisahkan, setelah berlayar selama 25 hari dari Barhnakar (sekarang masuk wilayah Myanmar), ia mendarat di sebuah tempat yang sangat subur. Ibnu Batutah tidak bisa menutupi rasa kagumnya begitu berkeliling kota pusat Kerajaan Pasai. Ia begitu takjub melihat sebuah kota besar yang sangat elok dengan dikelilingi dinding yang megah.

Ibnu Batutah juga mencatat bahwa ia harus berjalan sekitar empat mil menggunakan mengendarai kuda menurut pelabuhan yg dianggap Sahra buat sampai ke pusat kota. Pusat pemerintahan kota itu relatif besar dan indah dan dilengkapi dengan menaramenara yang terbuat dari kayu-kayu yang kokoh. Di pusat kota ini, tulis Ibnu Batutah, masih ada tempat tinggal para penguasa dan bangsawan kerajaan. Bangunan yg terpenting artinya Istana Sultan & masjid.

Masih menurut catatan Ibnu Battutah, di bawah kepemimpinan Muhammad Malikul Zahir, Pasai menjadi kerajaan yg begitu latif, bukan hanya saja karena estetika & kesuburan alamnya namun pula karena mempunyai raja yang sangat rendah hati, mengasihi rakyatnya, & begitu menyayangi ilmu pengetahuan.

Seperti yang sudah disinggung diawal, Ibnu Batutah sempat memasukkan nama Sultan Muhammad Malikul Zahir sebagai salah satu dari tujuh raja di dunia yang memiliki kelebihan luar biasa. Ketujuh raja yang memiliki kemampuan luar biasa itu menurut Ibnu Batutah adalah: Sultan Muhammad Malikul Zahir (Raja Melayu) yang dinilainya berilmu pengetahuan luas dan mendalam, Raja Romawi yang sangat pemaaf, Raja Iraq yang berbudi bahasa, Raja Hindustani yang sangat ramah, Raja Yaman yang berakhlak mulia, Raja Turki yang gagah perkasa, dan Raja Turkistan yang bijaksana.

Pergolakan dan Runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai

Kejayaan Kerajaan Samudera Pasai mulai mendapat ancaman dari Kerajaan Majapahit pada saat Gadjah Mada diangkat sebagai patih di Kahuripan pada periode 1319-1321 M oleh Raja Majapahit yang kala itu dijabat oleh Jayanegara dan kemudian naik pangkat menjadi Mahapatih pada 1331 ketika Majapahit dipimpin oleh Ratu Tribuana Tunggadewi. Ketika pelantikan Gadjah Mada menjadi Mahapatih Majapahit inilah keluar ucapannya janjinya yang dikenal dengan Sumpah Palapa, yaitu bahwa Gadjah Mada tidak akan menikmati buah palapa sebelum seluruh Nusantara berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Mahapatih Gadjah Mada rupanya sedikit terusik mendengar kabar mengenai kebesaran Kerajaan Samudera Pasai. Majapahit khawatir akan pesatnya kemajuan Kerajaan Samudera Pasai yang memiliki jalur perdagangan strategis di selat Malaka. Karenanya, kemudian Gadjah Mada mulai mempersiapkan planning buat menyerang kerajaan Islam pada pulau Sumatera tersebut. Desas-desus tentang akan adanya agresi tentara Majapahit, yg menganut agama Hindu Syiwa, terhadap kerajaan Islam Samudera Pasai santer terdengar di kalangan masyarakat pada Aceh.

Armada perang Kerajaan Majapahit pada bawah komando Mahapatih Gadjah Mada memulai aksinya dalam 1350 menggunakan beberapa tahapan. Serangan pertama Majapahit diarahkan ke perbatasan Perlak tapi mengalami kegagalan karena lokasi itu dikawal ketat oleh tentara Kesultanan Samudera Pasai. Gadjah Mada kemudian mundur ke laut & mencari loka lapang di pantai timur yg tidak terjaga. Di Sungai Gajah, Gadjah Mada mendaratkan pasukannya & mendirikan benteng di atas bukit, yang sampai kini dikenal menggunakan nama Bukit Meutan atau Bukit Gadjah Mada.

Gadjah Mada kemudian menjalankan siasat serangan dua jurusan, yaitu dari jurusan laut dan jurusan darat. Serangan lewat laut dilancarkan ke daerah pesisir di Lhokseumawe dan Jambu Air, sedangkan penyerbuan jalan darat dilakukan lewat Paya Gajah yang terletak di antara daerah Perlak dan Pedawa. Serangan dari darat tersebut ternyata tidak seperti yang telah direncanakan dan mengalami kegagalan karena dihadang oleh tentara Kesultanan Samudera Pasai. Sementara serangan yang dilakukan lewat jalur laut justru bisa mencapai istana.

Penyerangan kerajaan Majapahit atas Samudera Pasai dilataribelakangi oleh faktor politis sekaligus kepentingan ekonomi. Kemajuan perdagangan menggunakan ramainya bandarbandar yang berada pada wilayah kerajaan & kemakmuran rakyat Kerajaaan Samudera Pasai membuat Mahapatih Gadjah Mada berkeinginan buat merebutnya. Meskipun perluasan kerajaan Majapahit pada rangka menguasai daerah Samudera Pasai sudah dilakukan berulangkali tetapi Kesultanan Samudera Pasai masih mampu bertahan, hingga akhirnya perlahan-lahan perlawanan yg diberikan sang kerajaan Samudera Pasai mulai surut seiring semakin menguatnya pengaruh Majapahit di Selat Malaka.

Runtuhnya kekuatan Kerajaan Pasai sangat berkaitan dengan perkembangan yg terjadi pada luar kerajaan Pasai itu sendiri. Munculnya pusat politik dan perdagangan baru pada Malaka pada abad ke-15 merupakan keliru faktor yg menyebabkan Kerajaan Samudera Pasai mengalami kemunduran. Hancur dan hilangnya peranan Pasai pada jaringan perdagangan antar bangsa bertambah menggunakan lahirnya suatu sentra kekuasan baru di ujung barat pulau Sumatera yakni Kerajaan Aceh Darussalam dalam abad ke-16.

Pasai ditaklukan dan dimasukkan ke dalam wilayah Kekuasaan Kerajaan Aceh Darussalam oleh Sultan Ali Mughayat Syah dan Lonceng Cakra Donya, hadiah dari Raja Cina untuk Kerajaan Islam Samudera Pasai, dipindahkan ke Aceh Darussalam (sekarang Banda Aceh). Hingga menjelang abad ke-16, Kerajaan Samudera Pasai masih dapat mempertahankan peranannya sebagai bandar yang mempunyai kegiatan perdagangan dengan luar negeri. Para ahli sejarah yang menumpahkan minatnya pada perkembangan ekonomi mencatat bahwa Kerajaan Samudera Pasai pernah menempati kedudukan sebagai sentrum kegiatan dagang internasional di nusantara semenjak peranan Kedah berhasil dipatahkan.

Tetapi, lalu peranan Kerajaan Samudera Pasai yg sebelumnya sangat penting dalam arus perdagangan pada daerah Asia Tenggara dan global mengalami kemerosotan menggunakan munculnya bandar perdagangan Malaka pada Semenanjung Melayu. Bandar Malaka segera menjadi primadona pada bidang perdagangan dan mulai menggeser kedudukan Pasai. Tidak lama selesainya Malaka dibangun, kota itu pada waktu singkat segera dibanjiri perantau-perantau berdasarkan Jawa. Akibat kemajuan pesat yang diperoleh Malaka itu, posisi dan peranan Kerajaan Samudera Pasai semakin tersudut, nyaris seluruh aktivitas perniagaannya sebagai kendor & akhirnya sahih-sahih patah pada tangan Malaka sejak tahun 1450.

Tidak hanya itu, Kesultanan Samudera Pasai semakin lemah ketika di Aceh berdiri satu lagi kerajaan yang mulai merintis menjadi sebuah peradaban yang besar dan maju. Pemerintahan baru tersebut adalah Kerajaan Aceh Darussalam yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah. Kesultanan Aceh Darussalam sendiri dibangun di atas puing-puing kerajaankerajaan yang pernah ada di Aceh pada masa pra Islam, seperti Kerajaan Indra Purba, Kerajaan Indra Purwa, Kerajaan Indra Patra, dan Kerajaan Indrapura. Pada 1524, Kerajaan Aceh Darussalam di bawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah menyerang Kesultanan Samudera Pasai. Akibatnya, pamor kebesaran Kerajaan Samudera Pasai semakin meredup sebelum akhirnya benar-benar runtuh dan berada di bawah kendali kuasa Kesultanan Aceh Darussalam.

Dinasti Fatimiyah

Dinasti Fathimiyah berdiri pada Afrika pada tahun 296 Hijriah/909 Masehi di bawah pimpinan Ubaidullah (Al-Mahdi) yang mengaku berhak menjadi khalifah lantaran cucu Muhammad bin Ismail bin Ja?Far ash-Shadiq. Berdirinya dinasti ini nir tanggal dari jasa seseorang pendukung dari keturunan Ismail yg bernama Abu Abdullah asy-Syi?I dan jasa kabilah Kitamah. Dinasti ini pula bernama Dinasti Ubaidiyah.

Dinasti Fathimiyah membentang pada Barat daerah Dinasti Idrisiyah dan Rustamiyah & beribu kota di Mahdiyah. Dinasti Fathimiyah di Afrika selalu mengincar wilayah Timur & berencana menguasai Mesir, kemudian beralih ke Baghdad & mewarisi Dinasti Abbasiyah.

Kematian Kafur al-Ikhsyidi di Mesir membuka pintu bagi pasukan Ubaidiyah buat memasukinya. Jauhar ash-Shaqli, panglima pasukan Al-Muizz Lidillah, memasuki Fustat pada tahun 358 Hijriah/968 Masehi & mendirikan kota Kairo. Empat tahun lalu, Dinasti Ubaidiyah berpindah dengan semua anggotanya ke Kairo, bunda kota yang baru. Di Kairolah Dinasti Ubaidiyah berganti nama sebagai Dinasti Fathimiyah.

Pada tahun 359 Hijriah/969 Masehi, Fathimiyah sudah menguasai Suriah bagian Selatan. Khalifah Abbasiyah, Al-Muqtadir Billah, terlihat tidak sanggup menghalangi berdirinya dinasti ini. Bahkan, oleh khalifah pernah menciptakan maklumat yg isinya menyangsikan keabsahan nasab AlMahdi. Sayangnya, hal itu malah membangkitkan kemarahan anak-cucu Hasyim, termasuk anak-cucu Ali.

Meski diterpa pro-kontra nasab, mereka berhasil menghidupkan keagungan & mengangkat harkat prestise. Namun, hal itu hanya terjadi sementara waktu. Panglima-panglima dinasti ini lemah sehingga ikut menggoyahkan para menteri yg bertenaga. Keagungan dinasti menjadi pudar akibat perpecahan di dalam negeri dan akhirnya runtuh.

Kemunduran tersebut dimulai pada periode AlHakim Biamrillah karena tindakannya yang buruk, berani menghancurkan Gereja Qiyamat di Al-Quds, yang menjadi salah satu sebab terjadinya Perang Salib. Kemunduran itu semakin hebat pada periode Al-Mustanshir Billah. Dia terlahir dari seorang sahaya wanita yang terdidik di rumah seorang Yahudi bernama Abu Said at-Tustari. Sang ibu ikut menguasai urusan pemerintahan dan mengangkat beberapa menteri Yahudi, termasuk Shadaqah bin Yusuf al-Falahi dan Abu Said at-Tustari. Menterimenteri tersebut memberikan kedudukan kepada orang-orang seagamanya sehingga kaum muslimin menjadi lemah.

Pada periode Al-Mustanshir Billah, Fathimiyah diusir sang Dinasti Saljuk berdasarkan Suriah. Fathimiyah pula diusir dari Sicilia oleh bangsa Norman pada bawah pimpinan Roger dalam tahun 461 Hijriah/ 1068 Masehi. Selain itu, muncul wabah penyakit yg dipercaya paling usang di Abad Pertengahan, mulai tahun 446 hingga 454 Hijriah. Wabah yg oleh pakar sejarah diklaim sebagai tahun-tahun paling berat itu disertai menggunakan perang di dalam negeri. Untunglah Al-Mustanshir memanggil Badr al-Jamali, penguasa ?Aka, buat menuntaskan perang pada negeri. Mesir pun pulang menjadi kondusif & hening.

Al-Mustanshir menikahi putri Badr & mendapatkan putra bernama Al-Musta?Li. Ketika wafat dalam tahun 487 Hijriah/1094 Masehi sesudah memerintah selama enam puluh tahun, putra Mustanshir yg bernama Nizar mengklaim diri sebagai khalifah. Memang, sebelum wafat AlMustanshir telah memilih beliau sebagai putra mahkota. Tetapi, Al Afdhal bin Badr al-Jamali yang membarui ayahnya sebagai panglima perang lebih senang Al- Musta?Li, yg tidak lain keponakan Al-Afdhal sendiri. Hal itu mengakibatkan Nizar terbunuh.

Kematian Nizar menciptakan anak-cucu Ismail terpecah sebagai 2 gerombolan , yaitu grup Musta?Liyah & grup Nizariyah. Pada periode Al-Musta?Li, Perang Salib dimulai pada negeri Suriah. Kaum Salib menduduki Baitul Maqdis pada tahun 493 Masehi/1099 Masehi. Setelah Al Musta?Li terdapat beberapa khalifah lagi dalam Dinasti Fathimiyah. Ada yang berakhir diturunkan menurut takhta & ada jua yang dibunuh. Sampai akhirnya, Shalahuddin al-Ayyubi meruntuhkan Dinasti Fathimiyah dan mendirikan Dinasti Ayyubiyyah pada tahun 564 Hijriah/1168 Masehi buat Dinasti Abbasiyah.

Labels

1450LMT 15Item 44S3g 4Touch 5 Artis Cantik Tanpa Make Up 5Inch 80120160 Abad Pertengahan About Accessory Acoustics Adapter Adaptor Africa Agama Agar Kulit janin Sehat Agar Kulit putih Sehat Alami Agar Kulit rambut Sehat Agar Kulit Sehat tidak kering Agar Kulit wajah Sehat Alami Agraris AmazonBasics apa nama Obat Pemutih Ketiak Apple armband Artis india Cantik Tanpa Make Up Assistance Backup Bagaimana Putihkan Ketiak balai keSehatan Kulit dan kelamin makassar balai keSehatan Kulit kelamin dan kosmetika makassar Bargaincell Battery Beasiswa Beauty Sleep eye covers bedak sejuk Putihkan Ketiak Being berita Black Blackberry BlackBlack blades Body and SkinCare Built Bundle Buying cable Cable Cantik Alami Tanpa Make Up Cantik Asli Tanpa Make Up Cantik Tanpa Make Up Cantik Tanpa Makeup Canvas Cara Alami Memutihkan Ketiak Cara ampuh Memutihkan Ketiak Secara Alami Cara Cepat Putihkan Ketiak Hitam Cara Cepat Putihkan Kulit Ketiak Cara Kulit Sehat putih Alami Cara Membuat Kulit jadi Sehat Cara mempertahankan Kulit Agar tetap Sehat dan Cantik Cara Memutihkan baDan Dengan Baking Soda Cara Memutihkan celah Ketiak Cara Memutihkan Ketiak Cara Memutihkan Ketiak anak Cara Memutihkan Ketiak bekas dicukur Cara Memutihkan Ketiak dalam waktu 7 hari Cara Memutihkan Ketiak dalam waktu Cepat Cara Memutihkan Ketiak Dan menghilangkan rambut Ketiak Secara Alami Cara Memutihkan Ketiak Dan merontokkan rambut Ketiak Cara Memutihkan Ketiak Dan selakangan Dengan Baking Soda Cara Memutihkan Ketiak Dan Selangkangan Menggunakan jeruk nipis Cara Memutihkan Ketiak Dan Selangkangan Secara Alami Cara Memutihkan Ketiak Dengan Berkesan Cara Memutihkan Ketiak Dengan efektif Cara Memutihkan Ketiak Dengan gula pasir Cara Memutihkan Ketiak Dengan lemon Dan gula Cara Memutihkan Ketiak Dengan lidah buaya Cara Memutihkan Ketiak Dengan minyak zaitun Cara Memutihkan Ketiak Dengan timun Cara Memutihkan Ketiak dg Baking Soda Cara Memutihkan Ketiak dgn odol Cara Memutihkan Ketiak female daily Cara Memutihkan Ketiak Menggunakan Soda kue Cara Memutihkan Ketiak pakai bahan dapur Cara Memutihkan Ketiak pake jeruk nipis Cara Memutihkan Ketiak pake timun Cara Memutihkan Ketiak Secara Alami Dan permanen Cara Memutihkan Ketiak Secara Alami Dengan lemon Cara Memutihkan Ketiak untuk pria Cara Memutihkan Ketiak yang Hitam Dan bau Cara Memutihkan Ketiak yang sering dicukur Cara Memutihkan Ketiak yg Hitam membandel Cara Memutihkan Ketiak yg Hitam Secara Alami Dan Cepat Cara Memutihkan Kulit baDan Dengan Baking Soda Cara Memutihkan Kulit celah Peha Cara Memutihkan Kulit Ketiak Dan Selangkangan Secara Alami Cara Memutihkan Kulit Ketiak Dengan bahan Alami Cara Memutihkan Kulit Ketiak Dengan Baking Soda Cara Memutihkan Kulit Ketiak Tradisional Cara Memutihkan Kulit leher Dengan Baking Soda Cara memutihkan Kulit seCara Sehat dan Alami Cara Memutihkan Kulit Selangkangan Dengan Baking Soda Cara mendapatkan Kulit Cantik seCara Alami Cara mendapatkan Kulit Sehat Alami Cara menjaga keSehatan Kulit Agar terhindar dari gangguan ekskresi Cara menjaga keSehatan Kulit badan Cara menjaga keSehatan Kulit remaja Cara Merawat Kulit wajah ibu hamil Cara Merawat Kulit wajah laki2 Cara Merawat Kulit wajah normal Cara Merawat Kulit wajah orang Korea Cara Merawat Kulit wajah remaja seCara Alami Cara Mudah Memutihkan Ketiak Secara Alami Cara Perawatan Kulit wajah normal Cara Putihkan bulu Ketiak Cara Putihkan Ketiak Cara Putihkan Ketiak Alami Cara Putihkan Ketiak Dengan Alami Cara Putihkan Ketiak Dengan bahan Alami Cara Putihkan Ketiak Dengan Baking Soda Cara Putihkan Ketiak Dengan Cepat Cara Putihkan Ketiak Dengan kunyit Cara Putihkan Ketiak Dengan ubat gigi Cara Putihkan Ketiak yang Berkesan Cara Putihkan muka Dengan Baking Soda Cara Putihkan Selangkangan yang Hitam Cara Tradisional untuk Memutihkan Ketiak yang Hitam Cara untuk Memutihkan Ketiak Hitam Cara untuk Putihkan Ketiak cari Obat Pemutih Ketiak Carrying cek keSehatan Kulit Cerpen Certified Challenges Charge Charger Charging ChargingSync Child Children ciri Kulit Sehat Alami ciri-ciri Kulit Sehat dan Cantik ciri2 Kulit yg Sehat Class classic Classic Clear ClearSolid CLRCHR22BLK cnn Collection College Color compatible Compatible Connector Consequences Cover Cradle cream keSehatan Kulit cream Memutihkan Ketiak Dan Selangkangan Crime Crystal Cyber DandyCase Dating: Demokrasi Liberal Design desktop Different Digital Disney Display Docking Doing Earphone Earphones ebook keSehatan Kulit Effect Effective Effects eForCity Emotional EMPIRE Enrolled Ethnic External Facts fakta Kulit Sehat family Feet10 Film Financial FireMotorola fixed Flexi Flyer Foto Frequency Galaxy gambar keSehatan Kulit gambar Kulit Sehat Gameboy Garmin garnier Putihkan Ketiak Generation Generic gizi keSehatan Kulit Government Grand Grants Griffin Guards Gummy HAFX1X HardShell harga Obat Pemutih Selangkangan hari Harrisburg headphone Headphone Headset Health Hewan Hilangkan Jerawat Hindu Budha Holder Hotsync Hybrid ilmu keSehatan Kulit dan rambut ilmu keSehatan Kulit wajah includes including indonesia InEar Info info keSehatan Kulit info keSehatan Kulit bayi Info Sejarah informasi keSehatan Kulit informasi keSehatan Kulit wajah ingin Putihkan Selangkangan Dan bokong ini inlcudes iphone iPhone Iphone iWatchz jamu keSehatan Kulit Jejak Sejarah juice keSehatan Kulit jurnal keSehatan Kulit wajah Kansas Kesehatan KeSehatan Kulit keSehatan Kulit Alami keSehatan Kulit berJerawat keSehatan Kulit bibir keSehatan Kulit dalam islam keSehatan Kulit dan kelamin keSehatan Kulit dengan buah keSehatan Kulit kering keSehatan Kulit pada anak keSehatan Kulit pdf keSehatan Kulit remaja keSehatan Kulit selangkangan keSehatan Kulit vitamin keSehatan Kulit wajah dan tubuh keSehatan Kulit wajah ppt keSehatan manfaat Kulit manggis keSehatan Merawat Kulit Kesultanan Indonesia Keyboard Kids) Kindle klinik keSehatan Kulit Kontemporer Kulit Agar Sehat Kulit badan Sehat Kulit Cantik Alami Kulit hitam lebih Sehat Kulit hitam Sehat Kulit kepala yang Sehat Kulit kurang Sehat Kulit muka Sehat Kulit payudara yang Sehat Kulit putih Sehat Alami Kulit putih Sehat kumpulan Tips Kulit Sehat Kulit Sehat Adalah Kulit Sehat ala Korea Kulit Sehat Alami Kulit Sehat awet muda Kulit Sehat bebas Jerawat Kulit Sehat bersinar Kulit Sehat cerah Alami Kulit Sehat dan Cantik Kulit Sehat dan indah dari redwin sorbolene Kulit Sehat dan kencang Kulit Sehat dan lembab Kulit Sehat dan mulus Kulit Sehat dan putih Kulit Sehat dan terawat Kulit Sehat dari dalam Kulit Sehat dengan minyak zaitun Kulit Sehat dengan pepaya Kulit Sehat jafra Kulit Sehat mulus Kulit Sehat putih Kulit Sehat seperti apa Kulit Sehat syahrini Kulit Sehat tanpa Jerawat Kulit Sehat tanpa kosmetik Kulit Sehat tanpa Make Up Kulit Sehat terawat Kulit Sehat vegetarian Kulit Sehatku Kulit Sehatku blogspot Kulit wajah Cantik Alami Kulit wajah Sehat Kulit wajah Sehat Alami Kulit wajah Sehat dan bersih Kulit wajah Sehat Pria Kulit wajah Sehat seperti apa Kulit wajah yang Sehat Kulit yang Sehat Kulit yg Sehat kumpulan Obat Tradisional Pemutih Selangkangan leather Leather lemon Putihkan Ketiak Lifetime MA002LLA Makanan keSehatan Kulit wajah Makanan untuk keSehatan Kulit tubuh Makanan untuk Kulit Sehat dan Cantik Manage Masa Kemerdekaan Masa Kolonial Masa Pendudukan Jepang Materi Sosiologi Meeting Memory Memutihkan Ketiak Dan Selangkangan Dengan Baking Soda Memutihkan Ketiak Dan Selangkangan Dengan Pasta Gigi Memutihkan Ketiak Dengan Cepat Dan Mudah Memutihkan Ketiak Dengan lemon Dan Baking Soda Memutihkan Ketiak Hitam Cepat Memutihkan Ketiak Hitam Dan kasar Memutihkan Ketiak Hitam Dengan bahan Alami Memutihkan Ketiak Hitam Secara Cepat Memutihkan Ketiak Menggunakan kentang Memutihkan Ketiak Secara Cepat Memutihkan Ketiak yang Hitam Dengan Cepat Memutihkan Kulit Ketiak Dengan minyak zaitun menjaga keSehatan Kulit bibir menjaga keSehatan Kulit menurut islam menjaga keSehatan Kulit wajah Pria menjaga Kulit Sehat seCara Alami Merawat keSehatan Kulit seCara Alami Merawat Kulit Sehat Alami Merawat Kulit wajah Agar cerah Merawat Kulit wajah ala Korea Merawat Kulit wajah berpori-pori besar Merawat Kulit wajah Cara Alami Merawat Kulit wajah dengan es batu Merawat Kulit wajah normal Merawat Kulit wajah seCara Alami Merawat Kulit wajah usia 30 tahun Meter Michigan microphone Microphone microSDHC MicroSDHC Militer Mingle Model MODEL models Mortgage Mount Movable Multifunctional Multitouch nama Obat Pemutih Selangkangan Nasionalisme Asia-Afrika Navigator Newest Nintendo nutrisi keSehatan Kulit Nylon Obat cina Pemutih Selangkangan Obat Pemutih Ketiak Obat Pemutih Ketiak Tradisional Obat Pemutih Ketiak yang Hitam Obat Pemutih Selangkangan Obat Pemutih Selangkangan Dan bokong Obat Pemutih Selangkangan Dengan Cepat Obat Pemutih Selangkangan Tradisional Obat Pemutih Selangkangan wanita Obat untuk Putihkan Selangkangan Offers olahraga Kulit Sehat Opini Orde Baru Orde Lama Other Packaging Panasonic Parenting Parenting: Parents pemutih Kulit yg Sehat pengalaman Memutihkan Ketiak Dengan jeruk nipis Pengantar Ilmu Sejarah Perang Dingin Perang Dunia I Perang Dunia II Perang Vietnam Perawatan Kulit Perawatan Kulit Cantik putih Alami Perawatan Kulit Cantik seCara Alami Perawatan Kulit muka di erha Perawatan Kulit muka laki-laki Perawatan Kulit muka mengelupas Perawatan Kulit n wajah Perawatan Kulit putih Sehat Perawatan Kulit Wajah Perawatan Kulit wajah Agar tetap lembab Perawatan Kulit wajah artis Perawatan Kulit wajah berflek hitam Perawatan Kulit wajah berJerawat dengan teknologi Perawatan Kulit wajah berminyak Perawatan Kulit wajah bopeng Perawatan Kulit wajah dengan es Perawatan Kulit wajah dengan jeruk Perawatan Kulit wajah dengan laser Perawatan Kulit wajah di bogor Perawatan Kulit wajah di jember Perawatan Kulit wajah di malam hari Perawatan Kulit wajah di medan Perawatan Kulit wajah estetika Perawatan Kulit wajah kering dan berJerawat Perawatan Kulit wajah kering sensitif Perawatan Kulit wajah komedo Perawatan Kulit wajah kota jakarta barat daerah khusus ibukota jakarta Perawatan Kulit wajah lbc Perawatan Kulit wajah menua Perawatan Kulit wajah murah Perawatan Kulit wajah mustika ratu Perawatan Kulit wajah orang jepang Perawatan Kulit wajah orang Korea Perawatan Kulit wajah revlon Perawatan Kulit wajah saat hamil Perawatan Kulit wajah Sehat Perawatan Kulit wajah sensitif Perawatan Kulit wajah sensitif dan kering Perawatan Kulit wajah setelah melahirkan Perawatan Kulit wajah terbaik di bandung Perawatan Kulit wajah terbaik di indonesia Perawatan Kulit wajah tidak bermasalah Perawatan Kulit wajah untuk Pria Perawatan Kulit wajah usia 35 Perawatan Kulit wajah wardah Perawatan Kulit wajah yang Alami Perawatan Kulit wajah yang baik Perawatan Kulit wajah yang kering Perawatan Kulit wajah yang sangat kering Perawatan Kulit wajah yang Sehat Perawatan Kulit wajah yang sensitif Pergerakan Nasional Perlawanan Imperialisme Phone pilpres Place Playback Playbook player Player Plight Politik Portable Pouch Power Prasejarah Prasejarah Indonesia Premium Previous Print produk keSehatan Kulit manggis produk Memutihkan Ketiak yang Hitam produk Pemutih Ketiak di malaysia produk Pemutih Ketiak paling ampuh produk Pemutih Selangkangan terbaik Programs Protector Protectors Psychological Puisi Purple Putihkan Ketiak Putihkan Ketiak Alami Putihkan Ketiak dalam seminggu Putihkan Ketiak Dan celah paha Putihkan Ketiak Dan Selangkangan Putihkan Ketiak Dengan bahan Alami Putihkan Ketiak Dengan Baking Soda Putihkan Ketiak Dengan Cepat Putihkan Ketiak Dengan garam Putihkan Ketiak Dengan jeruk nipis Putihkan Ketiak Dengan kapur Putihkan Ketiak Dengan kapur sirih Putihkan Ketiak Dengan kentang Putihkan Ketiak Dengan kunyit Putihkan Ketiak Dengan lidah buaya Putihkan Ketiak Dengan minyak zaitun Putihkan Ketiak Dengan Pasta Gigi Putihkan Ketiak Dengan Soda bikarbonat Putihkan Ketiak Dengan Soda kue Putihkan Ketiak Dengan susu cair Putihkan Ketiak guna tawas Putihkan Ketiak Hitam Putihkan Ketiak Secara Alami Putihkan Kulit Dengan Baking Soda Putihkan Kulit Ketiak Putihkan Selangkangan Putihkan Selangkangan Dengan jeruk nipis Putihkan Selangkangan Hitam Questions Quotes Cantik Tanpa Make Up rahasia Kulit Cantik Sehat rahasia Kulit Sehat Korea rahasia Kulit Sehat orang Korea Raising ramuan keSehatan Kulit Range Rapids Rates Reader Rechargeable Reformasi Regarding Relationships Relationships: Remote Renaissance Resep Kulit Sehat Resep Kulit Sehat Alami Resep Kulit Sehat dan Cantik Retail Revolusi Dunia Barat Revolusi Kemerdekaan Right RPHJE120K rubrik keSehatan Kulit Samsung Sandisk SanDisk SANOXY Sansa Sastra Scholarship Scholarships Screen Screensavers SDSDQ8192 Sejarah Amerika Sejarah diplomasi Sejarah Dunia sejarah ekonomi Sejarah Indonesia Sejarah Islam Sejarah Peradaban Kuno Self-Regulation Shape shuffle Shuffle silicone Silicone simmons Beauty Sleep natural crib mattress Single Singles slots Smartphones SnapOn solusi Kulit Sehat Sosial Budaya South SPARK Speaker Special Sponsored Stand Stereo Stitch Stitchway Strap Stress Stylus supaya Kulit kepala Sehat supaya Kulit Sehat suplemen Kulit Sehat Tablet tawas Putihkan Ketiak tentang keSehatan Kulit wajah Theories Tips Agar Kulit kepala Sehat Tips Agar Kulit Sehat Alami Tips keSehatan Kulit dengan lidah buaya Tips keSehatan Kulit remaja Tips Kulit Cantik seCara Alami Tips Kulit putih Cantik Alami Tips Kulit putih Sehat Alami Tips Kulit Sehat Alami Tips Kulit Sehat bersinar Tips Kulit Sehat cerah Tips Kulit Sehat cerah Alami Tips Kulit Sehat dan halus Tips Kulit Sehat seCara Alami Tips Kulit wajah Cantik Alami Tips Kulit wajah Sehat Tips Kulit wajah Sehat dan bersih Tips Kulit wajah Sehat dan Cantik Tips Putihkan Ketiak Hitam Tips Putihkan Ketiak Secara Alami Tokoh touch Touch Tours Traffic transmitter Transmitter Transparent Travel Traveling Truths UltraPower Understanding Universal Updates Vacation Velcro Version video Video Waterproof White WHITE WhiteGrey Wireless Works Wrist XtremeXplosivs yoga keSehatan Kulit Zebra