Perlawanan terhadap Pemerintah Hindia Belanda terjadi pulang pasca kemenangan Belanda pada Perang Paderi & Perang Diponegoro yg membuat Belanda mempunyai kekuasaan secara utuh di Jawa dan Sumatera.
Perlawanan ini terjadi di Bali dalam 1948. Perlawanan ini berujung pada peperangan antara Pemerintah Hindia Belanda melawan kerajaan-kerajaan di lima daerah pada Bali. Kerjaaan tadi antara lain : Klungkung, Buleleng, Karang Asem, Gianyar, & Badung.
Hal yang latarbelakanginya adalah perselisihan mengenai Hak Tawan Karang yang dimiliki sang raja-raja pada Bali. Hak Tawan Karang adalah hak bagi setiap raja buat dagi kapal yg terdampar di daerah pantai kerajaan mereka.
Pada ketika itu Belanda melakukan ekspedisi militer buat menaklukan Kerajaan Bulelng yang melakukan hak tawan karang terhadap kapal-kapal dagang milik Belanda yang terdampar pada dermaga. Pada bulan Juni 1846 Belanda mengerahkan pasukan & kapal tempurnya yg dipimpin sang Jenderal Batavus van den Bosch. Pasukan tersebut terdiri menurut 1.700 pasukan & kemudian tiba pulang ekspedisi kedua yg dipimpin oleh Jenderal Carel van der Wijck yg membawa dua.400 prajurit.
Orang bali pun menyiapkan pasukan sejumlah 16000 tentara, dari 16000 tentara sekitar 1600 dipersenatai senapan yang dipimpin oleh I Gusti Ketut Jelantik. I Gusti Ketut Jelantik pun menyerukan Perang Puputan atau perang sampai darah titik penghabisan.
Pertempuran berlangsung lebih kurang tiga tahun terus menerus. Kemudian Belanda mengirim balik ekspedisi militer pimpinan Mayor Jenderal Michies. Ekspedisi ini membawa sekita 5000 pasukan berdasarkan Sumatera. Pasukan ini lalu berlabuh pada Karang Asem & menyerang Benteng Jagaraga milik Kerajaan Buleleng dan menyerang Kerajaan Badung.
Pertempuran pada Benteng Jagaraga dimana masih ada Pasukan I Gusti Ketut Jelantik. Benteng dihujani menggunakan tembakan Meriam yg mengakibatkan poly korban mangkat di pihak Buleleng. Pada 19 April 1840 Belanda berhasil menghancurkan seluruh kekuatan Buleleng dan menewaskan seluruh pasukannya termasuk I Gusti Ketut Jelantik.
0 comments:
Post a Comment