Film ini bercerita mengenai Darwis (Muhammad Ihsan Tarore) pemuda berusia 21 tahun yang baru saja pulang dari Mekah. Ia murung karena warga pada kampungnya melaksanakan ajaran agama Islam yang melenceng kearah yang sesat. Darwis pula mengganti namanya sebagai Ahmad Dahlan.
Hal pertama yang dibuktikan Darwis merupakan arah kiblat yang melenceng. Ia menggunakan sebuah kompas pada Masjid Besar Kauman buat menampakan bahwa selama ini penduduk desa sembahyang nir menghadap ke Ka?Bah, melainkan ke arah Afrika. Sang Kyai, Cholil Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo) tentu naik pitam karena menganggap Dahlan mengubah tradisi yang telah dilaksanakan penduduk selama bertahun-tahun.
Ahmad Dahlan yang sudah dewasa (Lukman Sardi) kemudian merintis pergerakan buat perubahan arah kiblat melalui suraunya. Namun, penduduk menduga Dahlan telah mengajarkan genre sesat & Mengganggu keagungan Keraton dan Masjid Besar. Selain arah kiblat, beliau mulai menghimbau warga buat berdoa pada Tuhan dengan tanpa mediator. Masyarakat tidak perlu berdoa menggunakan menggunakan kyai, ataupun sesajen. Ia mengungkapkan bahwa semua umat manusia bisa berdoa eksklusif kepada Tuhannya. Namun dalam akhirnya, Dahlan dimusuhi orang-orang di kampungnya.
Tak disangka, Dahlan sangat mahir memainkan biola. Tetapi, kemahirannya ini malah dipercaya kontroversial. Ia bahkan dituduh menjadi kyai sesat karena membuka sekolah yg bernuansa seperti sekolah Belanda, serta mengajarkan kepercayaan Islam pada sekolah para priyayi, Kweekschool di Jetis, Yogyakarta.
Berbagai rintangan wajib dilewati Dahlan, mulai dari masjid Kauman loka ia mengajar mengaji dihancurkan massa, sampai wajib rela dipercaya menjadi kyai kejawen karena dekat dengan para priyayi di Budi Utomo. Tetapi, Dahlan nir cepat berputus asa. Ia dan istrinya, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca) serta kelima muridnya yang paling istimewa: Sudja (Giring Ganesha), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adhiswara) dan Dirjo (Abdurrahman Arif) lalu berjuang buat membangun sebuah organisasi yg ia beri nama Muhammadiyah dengan tujuan buat mengajak umat Islam agar tidak udik, dan mampu mengikuti perkembangan zaman di Indonesia.
0 comments:
Post a Comment