Situasi Demonstrasi di Universitas Kent tahun 1970. Foto: Pinterest
Pada tanggal 30 April 1970, Presiden Richard M. Nixon tampil di televisi nasional buat mengumumkan invasi Kamboja oleh Amerika Serikat dan kebutuhan buat merancang 150.000 lebih tentara buat ekspansi bisnis Perang Vietnam. Ini memprovokasi demonstrasi besar -besaran di kampus-kampus di semua negeri.
Di Universitas Negeri Kent di Ohio, para pemrotes melancarkan demonstrasi yang mencakup pembakaran gedung ROTC, yang mendorong Gubernur Ohio buat mengirim 900 Garda Nasional ke kampus tadi.
Selama pertengkaran pada tanggal 4 Mei, dua puluh delapan penjaga melepaskan tembakan ke arah kerumunan, mengakibatkan tewasnya empat anak didik & melukai sembilan lainnya. Setelah penghilangan nyawa tersebut, kerusuhan di seluruh negeri semakin tinggi lebih jauh lagi. Hampir lima ratus perguruan tinggi ditutup atau terganggu oleh protes.
Meskipun protes publik, Departemen Kehakiman awalnya menolak untuk melakukan penyelidikan grand jury. Tetapi, sebuah laporan oleh Komisi Komisi buat Keresahan Kampus mengakui bahwa tindakan para penjaga itu "tidak perlu, nir beralasan, & tidak dapat dimaafkan." Akhirnya, seseorang komisioner menuduh delapan dari para penjaga, tetapi tuduhan tadi diberhentikan lantaran kurangnya bukti.
Foto Mary Ann Vecchio, seorang pelari berusia 14 tahun, berlutut di atas tubuh Jeffrey Miller beberapa menit setelah dia ditembak oleh keamanan setempat. Foto: Wikimedia |
Kejadian serupa lainnya terjadi sepuluh hari kemudian, dalam tanggal 14 Mei di Universitas Negeri Jackson, sebuah perguruan tinggi kulit gelap pada Mississippi. Dalam sebuah demonstrasi mahasiswa, polisi dan petugas patroli jalan raya negara bagian menembakkan senjata otomatis ke sebuah asrama, membunuh 2 murid & melukai sembilan lainnya.
Tidak terdapat peringatan sudah diberikan dan tidak ada bukti yang pernah ditemukan berdasarkan sniping mahasiswa yang mungkin telah dibenarkan penembakan. Meskipun demikian, nir seperti peristiwa Kent State, insiden ini menimbulkan sedikit perhatian nasional, yg menciptakan poly orang kulit gelap merasa bahwa penghilangan nyawa murid kulit gelap tidak dipercaya lebih berfokus dibanding orang kulit.Putih.
0 comments:
Post a Comment