Pasukan Payung Jerman sedang menggunakan Fallschirmjägergewehr 42 saat pertempuran di Perancis tahun 1944. Foto: German Federal Archives
Senapan FG-42 atau yang dikenal sebagai Fallschirmjägergewehr 42, merupakan senapan otomatis yang secara khusus digunakan oleh Pasukan Penerjun Payung Jerman selama Perang Dunia II. Senapan ini diproduksi di Jerman yang memiliki karakteristik gabungan senapan daya tembak mesin dalam bentuk ringan yang ukurannya tidak lebih besar dari standar senapan mesin Angkatan Darat Jerman, Kar 98K. Senapan mesin ini diciptakan untuk memenuhi kebutuhan Pasukan Payung Jerman yang biasa menggunaka pistol dan granat tangan saat peluncuran. Menggantikan senapan mesin yang diterjunkan terpisah setelah pasukan mendarat karena bobot yang cukup berat.
Pasukan Payung Jerman dengan FG-42 di pundaknya tahun 1943. Foto: German Federal Archives
FG-42 sendiri dirancang oleh Louis Stage. Dirancang menggunakan penyangga dua kaki permanen guna mengurangi tingkat melencengnya akurasi tembakan. Selain itu, FG-42 jugua bisa diperlengkapi dengan bayonet yang berukuran sekitar 150 hingga 250 mm. Namun meskipun sebagai senjata mesin yang paling maju selama Perang Dunia II dan memengaruhi perkembangan senapan mesin lainnya. FG-42 ini masih memiliki kelemahan. Kerangka yang ringan membuat moncongnya berguncang saat ditembakan secara otomatis, sehingga harus ditembakan bertiarap untuk menjamin akurasinya. Ini berarti FG-42 tidak benar-benar mumpuni untuk dimainkan peranannya sebagai senapan otomatis sekaligus senapan mesin ringan.
Model Fallschirmjägergewehr 42. Foto: German Federal Archives
Spesifikasi
Berat: 4,95 kg
Panjang: 843 mm
Panjang laras: 975 mm
Amunisi: 7,29 x 57 mm Mauser
Angka tembakan: 750 peluru/menit
Jangkauan efektif: 500 mm
Desain mutakhir FG-42 juga berarti bahwa senjata ini tidak bisa diproduksi massal karena efisiensi biaya maupun keterbatasan baja krom-nikel, sebuah logam campuran strategis yang digunakan untuk membuatnya. Ketika Luftwaffe akhirnya mengijinkan pembuatan 3000 pucuk senapan untuk uji coba tempur, logam campur itu digantikan dengan baja mangan.
0 comments:
Post a Comment