Harian Sejarah - Pasca berakhirnya Perang Dingin yang ditandai dengan keruntuhan Uni Soviet pada tahun 1991. Konstelasi politik dinia yang sebelumnya terbagi atas Blok Barat yang berhaluan Liberalisme-Demokrasi dan Blok Barat yang berhaluan Sosialisme-Komunisme bisa dikatakan belum berakhir. Hal ini dikarenakan kekuatan komunis dunia belum runtuh secara keseluruhan, meskipun Uni Soviet sebagai pusat komunisme Dunia runtuh. Cina, Vietnam, Kuba, dan Korea Utara menjadi kekuatan komunisme yang tersisa di dunia, setelah demokratisasi yang melanda Eropa Timur dan Tengah.
(Baca juga: Perang Dingin (1947-1991), Persaingan Liberalisme & Komunisme)
Persaingan yang terjadi sesudah perang ideologi dimenangkan oleh Amerika Serikat & sekutunya beralih menurut politik & militer menjadi pada ajang adu kekuatan ekonomi. Dunia lalu terbagi atas beberapa kekuatan ekonomi yg kemudian dikenal dengan kata dunia bagian Utara dan Selatan. Hal ini didasari menurut kekuatan ekonomi suatu negara & efek suatu negara terhadap kekuatan ekonomi pada Dunia. Polarisasi kekuatan ekonomi ini dibareng dengan terbentuknya organisasi-organisasi ekonomi di dunia.
Di Eropa terbentuk Masyarakat Ekonomi Eropa yang kemudian dikenal dengan sebutan Uni Eropa (1993), di Asia Pasifik kemudian terbentuk Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) tahun 1989 yang bertujuan untuk mengukuhkan pertumbuhan ekonomi, mempererat komunitas dan mendorong perdagangan bebas di seluruh kawasan Asia-Pasifik , dan kemudian organisasi kerja sama mulitilateral sepertiNorth American Free Trade Agreement (NAFTA) pada tahun 1994 yang merupakan organisasi kerja sama AS, Kanada, dan Mexico.
Negara-negara dunia ketiga yang sebelumnya pada perang dingin bersikap netral menghadapi kekuatan politik blok barat dan timur kemudian mereorganisasi dan berubah haluan menjadi berfokus pada pembangunan manusia dan ekonomi. Di Asia Tenggara kemudian dipelopori oleh Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina kemudian membentuk organisasi kerja sama Asia Tenggara yang dikenal denganAssociation of Southeast Asian Nations (ASEAN) pada 8 Agustus 1967.
Negara Utara & Selatan
- Negara- negara bagian utara disebut juga dengan negara-negara maju. Negara maju berarti negara yang berpedapatan perkapita tingg, menikmati standar hidup yang relatif tinggi melalui teknologi tinggi dan ekonomi yang merata.
- Negara-negara bagian selatan atau disebut juga sebagai negara berkembang adalah negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah, infrastruktur yang relatif terbelakang, dan indeks perkembangan manusia yang kurang dibandingkan dengan norma global.
DAFTAR NEGARA UTARA DAN NEGARA SELATAN
Negara utara & selatan dibatasi dengan garis hitam, terkecuali Australia dan Selandia baru yang letaknya di selatan, namun tergolong negara maju.
Negara Utara (Ekonomi Maju)
- Anggota Uni Eropa: Austria, Jerman, Belanda, Belgia, Yunani, Portugal, Denmark, Irlandia, Spanyol, Finlandia, Italia, Swedia, Prancis, Luxemburg, dan Inggris
- Negara non-UE: Andorra, Norwegia, Islandia, San Marino, Liechtenstein, Swiss, Monaco, Vatikan
- Negara bukan Eropa: Australia, Jepang, Kanada, Selandia Baru, Korea Selatan, Singapura, Hongkong, Taiwan, Israel, dan Amerika Serikat
Negara Selatan (Ekonomi Berkembang)
- Benua Asia : Kazakstan, Uzbekistan, Arab, Irak, Iran, Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Brunei Darussalam, Bangladesh, India, Nepal, Srilanka, Laos, Vietnam, Kamboja, Taiwan,
- Benua Afrika : Kongo, Madagascar, Mesir, Kamerun, Zimbabwe, Afrika Selatan, Moroko, Sudan.
- Benua Amerika : Brazil, Ecuador, Argentina.
Hubungan Utara dan Selatan
Hubungan yg terjalin antara negara-negara utara dan negara-negara berkembang terutama di bidang ekonomi. Bentuk hubungannya berupa kerjasama ke 2 negara utara & selatan. Negara utara akan menanamkan modalnya dalam bentuk investasi atau donasi modal ke negara selatan. Negara utara lalu akan mendirikann perusahaan-perusahaan asing. Nantinya keuntungan akan diterima ke 2 pihak. Negara penerima kapital akan menerima laba berupa penarikan pajak, pembangunan & pembagian laba. Sedangkan negara pemberi kapital akan terpenuhi kebutuhan nasionalnya.
Negara utara sangat maju dibidang teknologi, tetapi minim sumber daya alam. Sedangkan syarat negara berkembang terjadi kebalikannya, yaitu sumber daya alam yg melimpah, tetapi teknologi minim. Negara utara membutuhkan negara selatan sebagai pemasok sumber daya ekstraktif. Biasanya negara utara mengimpor bahan mentah berdasarkan negara selatan, kemudian di olah sebagai barang jadi. Setelah itu dijual kembali pada negara selatan atau buat pemenuhan kebutuhan nasionalnya.
Pemberian modal pinjaman merupakan bentuk kerja sama negara utara dan selatan dalam bentuk moneter. Pinjaman modal diberikan oleh negara selatan untuk membantu meningkatkan perekonomian dalam negeri. Sistem kredit pembayarannya bisa berupa suku bunga, transfer surplus dan kapital. Pinjaman modal inilah yang menyebabkan perekonomian negara selatan cenderung rawan. Kerawanan ini disebabkan karena modal dan kekuatan ekonomi yang menopang perekonomian cenderung berasal dari luar sehingga jika terjadi intervensi sekecil apapun terhadap negara penerima modal akan mengakibatkan guncangan baik ekonomi maupun politik dalam negeri.
Kerja sama yang lainnya umumnya dilakukan berbentuk transfer teknologi, baik teknologi pangan, komunikasi ataupun militer. Negara selatan yg nir ingin terus bergantung pada negara utara akan menekan kontrak transfer teknologi dalam jangan kontrak berlangsung. Dan negara utara akan mempersiapkan energi ahli secara sedikit demi sedikit dengan memberikan beasiswa pada mahasiswanya buat berlajar ke negara-negara berteknologi maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman, dan Rusia.
Sifat Hubungan Utara dan Selatan
Pengambilan sumber daya ekstraktif milik negara selatan sang negara utara bersifat ekspolitatif. Negara utara terus berusaha memaksimalkan pengambilan sumber daya milik negara selatan buat memenuhi kebutuhannya. Sering yang terjadi, kerjasama yang dibuat lebih menguntungkan negara utara dari pada seimbang. Misalnya kerjasama Indonesia-Amerika pada PT. Freeport Indonesia. Semula kerjasama ini merupakan pengambilan batu bara sang Amerika pada wilayah Papua. Pada kenyataanya saat diadakan inspeksi, yang diambil sang Amerika bukan hanya batu bara, melainkan emas & hal itu telah terjadi berpuluh-puluh tahun tanpa ada penanggulangan apapun.
Tenaga kerja buruh pada negara selatan jua tereksploitasi oleh negara utara. Pendirian pabrik industri negara utara pada negara selatan menyerap energi kerja lokal yang jumlahnya sangat banyak. Namun, anugerah upah minim menggunakan ketika kerja yang sangat lama membuat hal ini termasuk pengekploitasian energi kerja. Eksploitasi tenaga kerja di negara selatan semakin meningkat lantaran upah butuh yg rendah mengakibatkan lebih poly lagi perusahaan negara utara yg ingin menanamkan modalnya pada negara selatan.
Pemberian kredit modal oleh negara utara kepada negara selatan hanya menciptakan ketergantungan yg tidak sehat terhadap negara utara. Dengan ketergantungan tadi menciptakan negara selatan cenderung stagnan pada pembangunan & pertumbuhan ekonomi serta rawan terhadap stabilitas nasional. Indonesia pernah mengalami kehancuran ekonomi yang disebabkan oleh krisis moneter pada tahun 1998 yang salah satunya ditimbulkan penarikan investasi besar -besaran lantaran krisis ekonomi yg melanda Asia. Krisis moneter 1998 tadi lalu mengacaukan stabilitas ekonomi & keamanan negara yang berujung pada anjloknya perkonomian Indonesia yg ditopang sang modal dari luar negeri.