Selama 220 tahun Jepang menutup diri menurut global luar lantaran kebijakan sakoku yg diterapkan oleh Keshogunan Tokugawa. Hubungan dagang Jepang terbatas hanya dengan Cina dan Belanda. Tetapi ditahun 1854 Jepang mengakhiri masa isolasinya berkat seseorang laksamana Amerika, Komodor Matthew Calbraith Perry.
Presiden Amerika ketika itu, Millard Fillmore mengirim Komodor Perry ke Jepang buat membuka pelabuhan Jepang pada para pedagangan Amerika yg bertujuan buat memperluas jaringan dagang Amerika pada Asia. Dalam ekspedisi ke Jepang ini, Perry membawa 3 kapal perang kuat uap & lima kapal perang lainnya. Pada 8 Juli 1853, armada Perry sampai di Teluk Edo (Tokyo) dan sesampai pada Teluk Edo kapal perang Mississippi menembakan 73 tembakan kosong buat merayakan hari kemerdekaan Amerika, namun pihak Jepang menduga tembakan tadi adalah ancaman militer. Kapal-kapal penjaga milik Jepang pun pribadi mengepung armada Amerika.
Perry meminta agar beliau dipertemukan menggunakan shogun buat membicarakan surat berdasarkan Presiden Fillmore namun permintaan itu ditolak sang pihak Jepang. Karena sadar akan kekuatan armada Amerika jauh diatas kekuatan Jepang maka pemimpin senior roju (atau semacam dewan keshogunan) yg bernama Abe Masahiro membujuk shogun agar mau menerima surat yg dibawa oleh Perry. Akhirnya armada Perry diminta buat mendarat pada Kurihama untuk. Setelah hingga di Kurihama, Perry menginjakan kaki pada pelabuhan tersebut & pribadi berhadapan dengan pasukan Jepang yg telah berjaga di pelabuhan. Surat menurut Presiden Fillmore diterima oleh pihak Jepang & setelah itu Perry & armadanya meninggalkan Jepang & berlayar menuju Cina dan mereka berjanji akan pulang lagi buat mendapat jawaban dari Shogun.
Jepang sadar akan kekuatan militer Amerika yang jauh diatas Jepang tetapi Jepang pula tidak mau kehilangan kedaulatannya jika bersedia menerima permintaan Amerika. Akhirnya terjadi perdebatan pada kalangan dewan keshogunan tentang surat menurut Presiden Fillmore yang meminta Jepang buat membuka pelabuhannya pada kapal dagang Amerika, kedap yang diadakan dewan pun tidak berakibat output ditambah posisi pemerintahan keshogunan yg lemah dampak wafatnya shogun Tokugawa Ieyoshi yang kemudian digantikan oleh anaknya Tokugawa Iesada yg jua sedang sakit sehingga Abe Masahiro merupakan tokoh kunci mengenai keputusan yg akan diambil pihak Jepang.
Akhirnya buat berjaga jaga dari agresi armada Amerika, Jepang membentuk fortifikasi di sebuah pulau protesis bernama Odaiba yang berada pada Teluk Tokyo. Kemudian dalam 13 Februari 1854, Perry dan armadanya kembali ke Jepang dan kali ini kapal perang yg dibawa lebih poly mencakup 10 kapal perang dan 1600 marinir. Melihat armada yg dibawa lebih akbar akhirnya pihak Jepang memilih buat menyepakati permintaan Amerika. Setelah melakukan serangkaian negosiasi akhirnya pada 31 Maret 1854 Konvensi Kanagawa disepakati yg berisi Jepang akan membuka pelabuhan Shimoda dan Hakodate buat pedagang Amerika dan akan membentuk kantor kedutaan Amerika di Shimoda.
Dengan disepakatinya Konvensi Kanagawa dan dimulainya hubungan dagang menggunakan Amerika, negara-negara Eropa misalnya Inggris, Prancis, & Rusia jua mengikuti jejak Amerika, menjalin interaksi dagang menggunakan Jepang, mulai banyaknya negara lain yang memasuki Jepang membuat kebijakan isolasi/Sakoku yang sudah dijalankan selama 220 berakhir dan masuknya bangsa asing ke Jepang menciptakan wibawa keshogunan Tokugawa hilang dimata rakyatnya lantaran penduduk lokal tidak bahagia dengan hadirnya pedagang asing, hal ini pula yang menyebabkan runtuhnya Keshogunan Tokugawa pada 1867. Namun dengan terbukanya Jepang menggunakan dunia luar membuat impak positif juga terhadap Jepang yaitu mulai diperkenalkannya teknologi modern yang asal dari Eropa yg menciptakan Jepang yang semula negara agraris berubah menjadi negara industri sampai kini .
Sumber: OA Historypedia Line