Mahasiswa Sekolah Dokter Jawa (STOVIA) / Foto: Gedenkboek STOVIA |
" Bermimpilah setinggi langit.
Perbanyak berlari buat mengejarnya.
Lantaran apabila dalam akhirnya engkau tak sampai,
Kamu akan terdampar diantara bintang-bintang "
*
**
Aku merupakan seorang siswi kelas 3 disebuah Sekolah Menengah Atas Negeri pada Jakarta Barat. Umurku terbilang muda buat duduk menjadi siswa di tahun terakhir ini, lantaran aku lahir pada tahun 1999. Sangat cepat cita rasanya mengingat bahwa sementara waktu lagi (mungkin) saya akan mendapatkan status sebagai seorang 'Mahasiswa' ditahun depan. Tahun ini merupakan tahun terakhir bagiku. Berada pada Sekolah ini, memakai seragam lengkap berikat pinggang dan tentunya dasi dan topi berwarna abu-abu.
Kini aku telah semakin akbar dan berpikiran terbuka. Aku mulai sanggup memandang segala sesuatu menggunakan luas & mendalam, Aku pula mulai berangan semakin jauh. Aku pun bermimpi, mimpi yang semakin poly dan hebat.
Tidakkah kau tau ? Apabila sudah bermimpi tinggi tapi tidak terdapat satu pun yg tercapai ??? Aku mencicipi demikian. Aku telah berani menggantungkan mimpiku yang hebat ini, maka aku harus mampu mewujudkannya. Mimpi akbar wajib diimbangin dengan bisnis yg sepadan bukan ?
" Kamu harusnya memalukan sama yg lain, kamu punya segalanya. Kamu harus bisa lolos seleksi itu"
Kamu tela mempersiapkan ini semua kan ? Kamu harusnya malu bila engkau mengalami kegagalan lagi. Bayangkan ? Aku sudah gagal 2 kali. Okelah jika seleksi 3 tahun kemudian belum berhasil, belum mampu lolos masuk sekolah Islam terbaik (menurutku), namun jikalau kali ini nir lolos jua. Kamu benar-benar-benar-benar keterlaluan. Kamu sahih-sahih tidak belajar berdasarkan kegagalan.
" Perlu cambukan sekeras apa lagi ?
Perlu tangisan selama apa lagi ?
Perlu tamparan semerah apa lagi ?
Aku akan sangat kecewa apabila saya gagal kali ini. "
" Mimpi ini besar , maka saya harus berkecimpung terus-menerus agar terasa ringan, supaya terasa begitu dekat. "
Selalu saya jangan lupa kalimat panjang ini pada tiap hari yg ku lalui. Aku sibuk mempersiapkan diri mengikuti seleksi masuk Universitas Kedokteran itu, sekolah kedokteran pertama pada Indonesia. Puluhan, ratusan, bahkan ribuan soal ujian wajib saya lalui setiap harinya. Poin nilai yang sanggup ku kumpulkan semakin bertambah. Sedikit, hanya belasan atau puluhan, namun niscaya.
Peningkatannya saya bahagia karen relatif fluktiatif. Untuk dapat meraih poin sempurna memang nir gampang, namun dapat diusahakan bukan ? Semoga Allah menghendaki cita-citaku ini. Aamiin