Harian Sejarah - Ada sekitar 1,6 miliar orang Islam di bumi, atau sekitar 23% dari seluruh penduduk bumi. Dari 1,6 miliar itu, sekitar 1,3 miliar juta adalah Islam Sunni, termasuk hampir seluruh masyarakat Indonesia adalah penganut Islam Sunni. India adalah juga negara dengan penduduk muslim terbesar ketiga dunia setelah Indonesia dan Pakistan. 250 juta umat Islam adalah Islam Syiah, yang terbesar ada di Iran dan Iraq. 3 juta Islam Ibadi atau Khawarij. Sisanya Islam Ahmadiyah, Sufi, Quraniyyah, dsb.
Tiga golongan besar Islam yaitu Sunni, Syiah, dan Ibadi timbul karena perebutan kekuasaan seusai Nabi Muhammad meninggal. Sunni menduga 4 khalifah yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali sebagai khalifah yg absah. Syiah menganggap hanya Ali dan keturunannya sajalah yang layak memimpin umat Islam, sedangkan Ibadi menentang keduanya.
Tiga diantara 4 khulafaurrasyidin mangkat terbunuh, Umar dibunuh sang budak dari Iran yg nir rela Iran dikuasai muslim , Utsman dibunuh sang pemberontak muslim sendiri, sedangkan Ali dibunuh sang Khawarij.
Setelah Ali, praktis khalifah merupakan raja biasa yg kebetulan beragama Islam, yang tentunya gaya hidupnya jauh berdasarkan gaya hidup Nabi Muhammad atau Khulafaurrasyidin, beberapa antara lain mulai punya istri puluhan dimana di Alquran maksimum hanya 4 sampai hidup serba glamor.
Permasalahan antar denominasi Islam ini masih terjadi sampai sekarang bahkan tidak jarang berperang, yang Sunni benci menggunakan Syiah, yang Syiah benci menggunakan Sunni, kemudian keduanya benci Ahmadiyah, Ibadi, dsb. Hanya Islam Sufi yg secara generik menghindari permasalahan antar denominasi ini.
Kesamaan menurut semua denominasi adalah bahwa poly diantara meraka yg menjual agama demi kepentingan duniawi semata, ulama yg menjual ayat maupun ulama yg berkolaborasi dengan penguasa buat berkuasa bersama misalnya yang terjadi di beberapa negara yg mayoritas Islam, khususnya di daerah Timur Tengah.
Fragmentasi ruwet ini ketika tidak ditarik dengan pendalaman sejarah hanya akan membentuk perang-perang & kebencian baru, padahal dalam sejarah telah begitu jelas bahwa kepemimpinan orang baik & sederhana misalnya Nabi Muhammad & Khulafaurrasyidin lah yang seharusnya ditiru, bukannya perang dan kebencian yg memang sejak jaman Khulafaurrasyidin dihembuskan sang insan-insan haus kekuasaan.
Tentunya tidak heran, jika Utsman & Ali termasuk cucunya Nabi Muhammad Hasan dan Husein saja sanggup dibunuh demi kekuasaan, jaman terbaru ini orang yang mengaku Islam sanggup melakukan apapun demi kekuasaan & keduniawian dan diperalat oleh sejumlah 'Elit Politik' yg menginginkan umat terkotak-kota pada mengoyang suatu pemerintahan atau memuluskan jalan pemerintahan.
Kekuatan asing turut dan dalam bundar perpecahan. Pihak asing seringkali terlibat untuk mempertahankan kepentingannya pada suatu tempat, contohnya Amerika & Russia yg berada dibalik beberapa peperangan di Timur Tengah, galat satunya yang kini terjadi pada Suriah. Keduanya berada dibalik dua sisi yg bertikai sehingga menyebabkan keruwetan, ditambah lagi dengan masuknya Arab Saudi & Iran menjadi simbol dari perpecahan Sunni & Syiah di tempat Timur Tengah & Teluk.
Semua ini memunculkan suatu pemasalahan dunia. Kekerasan sebagai suatu yang melekat dalam Islam sejauh maraknya Islamphobia. Islam yg rahmatan lil alamin, Islam yang ramah tamah, & Islam yg mengedepankan permusyawarahan tergerus sang faham-faham Islam Transaksional. Faham ini berujung pada penyebaran Islam garis keras seperti wahabi ke pelbagai negara. Mereka akhirnya membentuk kelompok-kelompok agresif yang kerap kali melangsungkan aksi Terorisme yg bertujuan mendirikan Kekhilafahan. Kekhilafahan ini menuru mereka merupakan solusi dari perpecahan Islam & kemunduran Islam.
Padahal apabila kita berpikir logis, kemunduran Islam justru karena peperangan dan pengedepanan ajaran Islam yg keras, ajaran Islam yg mengedepankan peningkatan Ilmu Pengetahuan terbaru guna menunjang intelektualitas umat dipercaya sebagai sesuatu yg kontra terhadap ajaran agama. Surga adalah iming-iming yg kerap kali diberikan pada umat Islam yg kemarau akan pemahaman dan perbandingan ilmu.