http://kesehatan.kontan.co.id/news/ada-tambahan-4725-kasus-corona-pada-sabtu-104-tetap-jaga-jarak-1
Cari cara mengatasi bibir kering?
Home » » Cari cara mengatasi bibir kering? Pakai pelembab bibir dari bahan alami ini, yuk
pengalaman Memutihkan Ketiak Dengan jeruk nipis
Tips 3 Menit Putihkan Ketiak dan Selangkangan
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Saturday, April 10, 2021
Ada tambahan 4.725 kasus corona pada Sabtu (10/4), tetap jaga jarak
Mengenal Affandi, Maestro Seni Lukis Indonesia
Affandi Koesoema adalah seorang pelukis yg berbakat yg pernah dimiliki sang Indonesia. Ia dikenal sebagai Maestro Seni Lukis dengan gaya tak berbentuk dan romantisme. Selain berbakat, beliau jua produktif pada melukis, tercatat sepanjang hidupnya ia telah menciptakan sekitar 2.000 karya lukis. Karya-karyanya telah dipamerkan pada banyak sekali belahan dunia seperti; Inggris, Amsterdam, dan India.
Affandi lahir dalam tahun 1907 pada Cirebon, Jawa Barat. Ayahnya bernama R. Koesoema, seorang mantri ukur di pabrik gula di Ciledug, Cirebon. (maaf buat lepas lahirnya, kami nir menemukan surat keterangan yang menuliskan tentang tanggal lahirnya hanya menuliskan tahun lahir-nya).
Affandi menerima pendidikan formal yang relatif tinggi, ia bersekolah pada Hollandsch Inlandsche School (HIS), Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), dan Algemeene Middelbare School (AMS) adalah sekolah yang tinggi pada masa kolonial Belanda hanya segelintir anak negeri yang bisa pendidikan misalnya itu.
Sebelum masuk pada dunia seni lukis, Affandi sebagai guru dan pernah bekerja sebagai tukang sobek karcis & produsen gambar reklame disalah satu gedung bioskop di Bandung. Pekerjaan ini tidak usang digeluti lantaran ia lebih tertarik pada bidang seni lukis.
Bakat seni lukisnya sangat kental sebagai akibatnya mengalahkan ilmu-ilmu lainnya yg terdapat dalam kehidupannya. Pada tahun 1933 saat berumur 26 tahun, ia menikah dengan seorang gadis yg berasal dari Bogor, yaitu Maryati. Mereka dikaruniai seseorang putri yang diberi nama Kartika Affandi.
Affandi bergabung pada grup Lima Pelukis Bandung. Mereka itu merupakan Hendra Gunawan, Barli, Sudarso, dan Wahdi serta Affandi yang dianggap menjabat sebagai pimpinan gerombolan . Kelompok ini mempunyai andil yang cukup besar dalam perkembangan seni rupa pada Indonesia.
Pada tahun 1943, Affandi mengadakan pameran tunggal pertamanya pada Gedung Poetera Djakarta yg pada saat itu sedang berlangsung pendudukan tentara Jepang di Indonesia. Empat Serangkai yg terdiri berdasarkan Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Mas Mansyur, memimpin Seksi Kebudayaan Poetera (Poesat Tenaga Rakyat) buat ikut ambil bagian.
Pada waktu proklamasi tahun 1945, banyak pelukis ambil bagian. Salah satunya adalah menulis sebuah istilah "Merdeka atau matidanquot; yg ditulis dalam gerbong-gerbong kereta & tembok-tembok. Affandi menerima tugas membuat sebuah poster yang mendeskripsikan seorang yg dirantai, tapi rantainya sudah putus. Kata-kata yang dituliskan dalam poster tadi adalah "Boeng, mari boeng" yg adalah usulan dari Chairil Anwar.
Berkat bakat melukisnya yang bagus, Affandi menerima beasiswa kuliah dalam jurusan melukis di Santiniketan, India. Namun waktu datang di India, ia ditolak dengan alasan bahwa ia dinilai telah tidak memerlukan pendidikan dalam seni lukis. Akhirnya dia memakai porto beasiswanya tadi buat mengadakan pameran keliling India.
Sepulang berdasarkan India, pada tahun 1950-an, Affandi dicalonkan sang PKI buat mewakili orang-orang yg tidak berpartai pada pemilihan Konstituante. Dan terpilihlah dia, misalnya Prof. Ir. Saloekoe Poerbodiningrat dsb, buat mewakili orang-orang yg tidak berpartai.
Hal yg dibahas sang Affandi adalah mengenai perikebinatangan, bukan perikemanusiaan. Ia adalah seseorang pelukis yg dekat menggunakan tanaman , hewan, dan lingkungan itulah sebabnya dia membahas mengenai perikebinatangan. Pada tahun 1955, saat beliau mempersoalkan perikebintangan, kesadaran rakyat terhadap lingkungan hidup masih sangat rendah.
Affandi jua termasuk pimpinan sentra Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat), organisasi kebudayaan terbesar yg dibubarkan sang rezim Suharto. Ia juga bagian dari Lembaga Seni Rupa beserta Basuki Resobowo, Henk Ngantung, dan sebagainya.
Pada tahun 1960-an, gerakan anti imperialis Alaihi Salam sedang mengagresi Vietnam relatif gencar. Juga anti kebudayaan AS yang diklaim sebagai 'kebudayaan imperialis'. Film-film Amerika, diboikot pada negeri ini. Waktu itu Affandi menerima undangan buat pameran pada gedung USIS Jakarta. Dan Affandi pun, mengadakan pameran pada sana.
Beberapa Lukisan Affandi
Horse Cart (???? ????) |
Barong & Rangda |
Fishing Boat (قارب صيد) |
Kapal Cheng-Ho ('سفينة 'تشنغ حو) |
Boat in a Storm (قارب في عاصفة) |
Ginza (جينزا) |
First Published by Historypedia on @Line
Bisa menurunkan berat badan, ini 6 manfaat porang untuk kesehatan
http://kesehatan.kontan.co.id/news/bisa-menurunkan-berat-badan-ini-6-manfaat-porang-untuk-kesehatan
Misteri Dibalik Foto Bendera Soviet yang Dikibarkan di Reichstag
Foto tersebut pertama kali terpampang pada majalah Ogonyok terbitan 13 Mei 1945. Meskipun Khaldei bukanlah fotografer satu-satunya yang membuat foto bendera di atap Reichstag, akan tetapi foto dia lah yang paling menyedot perhatian & paling berkesan. |
Kita mengetahui tentang foto populer hasil karya Yevgeny Khaldei yg tersebar luas di seluruh global, yang ternyata adalah foto hasil editan dan memiliki kisah menarik dibaliknya. Perhatikan bahwa asap hitam tebal yang masih ada di latar belakang merupakan penambahan berdasarkan foto lain untuk menambah kesan dramatis.
Jika foto di atas di-zoom, kita lihat bahwa tangan prajurit yg menopang pembawa bendera hanya mengenakan satu buah jam tangan |
Ini adalah foto orisinil Yevgeny Khaldei sebelum diedit. Apakah anda perhatikan bahwa masih ada dua butir jam tangan di lengan prajurit yg menopang pengibar bendera? |
"Pengibaran bendera di Reichstag" adalah foto bersejarah yang diambil dalam tanggal dua Mei 1945 oleh fotografer Yevgeny Khaldei. Foto tersebut menunjukkan beberapa orang tentara Merah mengibarkan bendera Uni Soviet pada atas atap bangunan Reichstag Jerman selama berlangsungnya Pertempuran Berlin dalam Perang Dunia II. Foto tadi luar biasa ngetopnya, & diprint ulang pada ribuan publikasi. Bisa dikatakan bahwa foto tersebut adalah galat satu foto yang disebut-sebut menjadi gambar paling penting dan paling dikenal dari sebuah peperangan, khususnya Perang Dunia II.
Identitas sebenarnya dari orang-orang dalam foto ini masih diselimuti rahasia, dan bahkan sang fotografer itu sendiri (Khaldei), yang identitasnya baru diketahui selesainya jatuhnya Uni Soviet. Foto itu sendiri telah merepresentasikan sebuah peristiwa bersejarah: kekalahan Jerman pada sebuah perang yang sudah menciptakan Uni Soviet kehilangan puluhan juta nyawa penduduknya. Meskipun foto tersebut begitu terkenalnya, tapi tak banyak yg memahami bahwa ia hanyalah sebuah rekonstruksi berdasarkan kejadian yg terjadi sebelumnya yang tak terekam kamera.
Pertempuran Berlin merupakan ofensif akbar terakhir pada front Eropa dalam Perang Dunia II & disebut menjadi Operasi Ofensif Strategis Berlin oleh Uni Soviet. Dimulai dalam lepas 16 Januari 1945, jutaan Tentara Merah menerobos front pertahanan Jerman sehabis keberhasilan ofensif Vistula-Oder.
Mereka eksklusif bergerak menggunakan cepatnya (30-40 kilometer sehari) ke barat lebih pada lagi menuju jantung negara Jerman: Berlin. Pertempuran pada kota itu sendiri berlangsung berdasarkan tanggal 20 April 1945 sampai dengan pagi hari tanggal 2 Mei, dan tercatat sebagai galat satu pertempuran paling berdarah-darah pada sejarah. Tak usang sesudah jatuhnya Berlin, fotografer Yevgeny Khaldei mengumpulkan beberapa prajurit menggunakan tujuan utama: membuat foto monumental pengibaran bendera Soviet seperti halnya foto bendera Amerika di Iwo Jiwa (INI fotonya).
Berbagai hal seputar pengibaran bendera tersebut masih simpang siur dikarenakan kebingungan yang terjadi pada ketika pertempuran pada merebut target angka satu di Berlin, Reichstag. Dari lepas 30 April sudah muncul tekanan besar buat merebut bangunan tempat berkantor para wakil rakyat tersebut (yg dicermati Stalin sebagai jantung simbol "kekuasaan fasis"). Sebelumnya, dua butir pesawat telah menjatuhkan beberapa bendera berukuran besar pada atap Reichstag, yang akhirnya tersangkut di kubah primer bangunan tadi yang sudah pada bom.
Juga terdapat beberapa laporan tambahan yg mencapai markas besar mengenai adanya dua gerombolan , M.M. Bondar berdasarkan Resimen Senapan ke-380 & Kapten V.N. Makov menurut Resimen Senapan ke-756 yang kemungkinan berhasil mengibarkan bendera dalam lepas 30 April. Laporan ini diterima sang Marsekal G.K. Zhukov, yang langsung mengeluarkan pernyataan bahwa pasukannyalah yang berhasil merebut Reichstag sekaligus mengibarkan bendera pada atasnya.
Kenyataannya, ketika koresponden perang datang ke TKP, mereka mendapati bahwa tidak ada satu orang Rusia pun di bangunan tersebut, yang terdapat malah dalam berserakan tak bernyawa di sekelilingnya, mampus oleh tembakan pasukan Nazi yang bertahan menggunakan gigih. Setelah pertempuran yg sengit, sebuah bendera akhirnya berhasil dikibarkan pada jam 10:40 malam tanggal 30 April 1945.
Seorang prajurit berumur 23 tahun bernama Mikhail Minin menggunakan nekad memanjat bangunan Reichstag & memasangkan bendera dalam mahkota berdasarkan patung Germania yang berada di atap. Karena hal ini berlangsung dalam malam hari, tentulah sulit buat mengabadikannya melalui kamera foto. Keesokan harinya bendera tadi telah direbut kembali sang pasukan Jerman, yg baru kalah sesudah beberapa hari lagi pertempuran.
Akhirnya dalam tanggal dua Mei Khaldei mengabadikan fotonya yang terkenal tersebut pada atas Reichstag yang kini sudah sepenuhnya diduduki. Kisah resmi yg dikeluarkan Soviet adalah bahwa dua orang prajurit terpilih: seseorang menurut Georgia bernama Meliton Kantaria (yg dicomot semata buat menyenangkan Stalin yang masih keturunan Georgia) & seseorang lagi berdasarkan Rusia bernama Mikhail Yegorov, telah berhasil mengibarkan bendera komunis yang diidam-idamkan tadi. Tapi lalu diketahui bahwa dikarenakan alasan politis, maka subyek menurut foto tersebut dirubah, & sebenarnyalah yang mengibarkan bendera pertama kalinya dalam foto Khaldei merupakan Alyosha Kovalyov.
Informasi tambahan lain merupakan Kovalyov (seseorang keturunan Ukraina) telah "dimintadanquot; oleh NKVD buat tetap merahasiakan pengibaran bendera yg dilakukannya. Untuk lebih membingungkan suasana yang telah semrawut, terdapat juga laporan tambahan bahwa sekelompok prajurit dipimpin oleh Sergei E. Sorokin juga telah menanamkan benderanya di atap. Bisa dibayangkan betapa kacaunya global persilatan jika warta ini ditambah lagi menggunakan klaim lain yg 1000% kebenarannya dipertanyakan mengenai seorang prajurit ganteng bernama Alif Rafik Khan yg mengibarkan bendera "Tau Ming Se Forever."
Setelah merampungkan pengambilan gambarnya, Khaldei segera terbang pulang ke Moskow bersama foto tersebut. Dia lebih lanjut lagi mengedit fotonya karena ketahuan bahwa galat satu orang yg membantu pengibaran bendera pada Reichstag menggunakan 2 buah jam tangan, yg mengindikasikan bahwa keliru satu jam tersebut merupakan jam curian. Dengan memakai jarum, Khaldei bisa menghilangkan salah satu jam yang melekat pada tangan si prajurit. Dia pula meng-copy asap berdasarkan foto lain dan ditambahkan ke fotonya untuk menciptakan foto tersebut tambah dramatis. Weleh-weleh, ini lah Adobe Photoshop ala Rusia.
Foto tadi pertama kali nampang di majalah Ogonyok terbitan 13 Mei 1945. Meskipun Khaldei bukanlah fotografer satu-satunya yang menciptakan foto bendera pada atap Reichstag, tapi foto dia lah yg paling menyedot perhatian & paling berkesan.
Penulis : Alif Rafik Khan