Pada tahun 1948, Bung Hatta pada pengasingan pasca Agresi Militer Belanda II. Foto: KTLV
Agresi Militer Belanda II atau Operasi Gagak terjadi pada 19 Desember 1948 yg diawali menggunakan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia waktu itu, dan penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir & beberapa tokoh pemerintahan lainnya. Jatuhnya ibu kota negara ini mengakibatkan dibentuknya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra yg dipimpin sang Sjafruddin Prawiranegara atas mandat Pemerintahan di Yogyakarta sebelumnya.
Para pemimpin republik baru mengetahui, bahwa mereka diasingkan ke Pulau Bangka, akan namun rombongan Presiden Soekarno, Sutan Sjahrir, & Menteri Luar Negeri Haji Agus Salim terus diterbangkan lagi menuju Medan, Sumatera Utara, buat kemudian diasingkan ke Brastagi & Parapat, ad interim Drs. Moh. Hatta (Wakil Presiden), RS. Soerjadarma (Kepala Staf Angkatan Udara), MR. Assaat (Ketua KNIP) dan MR. AG. Pringgodigdo (Sekretaris Negara) diturunkan pada pelabuhan udara Kampung Dul Pangkal Pinang & terus dibawa ke Bukit Menumbing Mentok dengan dikawal truk bermuatan tentara Belanda & berada dalam pengawalan pasukan khusus Belanda, Corps Speciale Troepen.
Sutan Sjahrir, lahir pada Padang Panjang, Sumatera Barat dalam 5 Maret 1909. Merupakan seseorang intelektual belia, perintis gerakan kepemudaan Indonesia, & revolusioner kemerdekaan Indonesia. Bersama dengan Soekarno dan Hatta, beliau bertiga dikenal menjadi Tiga Serangkai pelopor kemerdekaan Indonesia. Ia jua dikenal menggunakan sapaan Bung Kecil.
Sjahrir bersama dengan Soekarno dan Moh. Hatta. Foto: Getty Images
Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945). Sutan Sjahrir adalah tokoh pergerakan nasional yang tidak ingin kooperatif dengan Jepang. Sjahrir bersama dengan pemuda pergerakan lainnya melakukan perjuangan secara under ground (bawah tanah). Sjahrir juga merupakan bagian dari pergerakan pemuda Menteng 31 dan menjadi bagian dari Tiga Serangkai Menteng 31: Sukarni, Chaerul Saleh dan Sutan Sjahrir.
Sjahrir berkampanye untuk PSI saat Pemilu 1950. Foto: Getty Images
Sjahrir mendirikan Partai Sosialis Indonesia pasca kemerdekaan Indonesia. Hal ini untuk alternatif gerakan Sosialis selain PKI. Partai Sosialis Indonesia (PSI) sendiri menolak gagasan negara Uni Soviet. Menurutnya pengertian sosialisme adalah menjunjung tinggi derajat kemanusiaan, dengan mengakui dan menjunjung persamaan derajat tiap manusia.
Pada tahun 1950-an, PSI melalui salah seorang anggotanya, Soemitro Djojohadikusumo, memberi fokus dalam acara pembangunan daerah, industri kecil, & koperasi. Akan tetapi, karena Soemitro mendukung PRRI, PSI dipercaya turut dan melawan pemerintah. Pada bulan Agustus 1960, PSI bersama Masyumi dibubarkan sang Presiden Soekarno atas pertimbangan Mahkamah Agung melalui Penetapan Presiden No. 7/1960. Sjahrir & tokoh-tokoh PSI lainnya kemudian dijebloskan ke dalam penjaran & berstatus tahanan politik.
Sjahrir ditangkap dan dipenjarakan tanpa diadili sampai menderita stroke akibat tekanan darah tinggi. Setelah itu Sjahrir diizinkan buat berobat ke Z?Rich Swiss, salah seseorang mitra dekat yang pernah menjabat wakil ketua PSI Sugondo Djojopuspito mengantarkannya pada Bandara Kemayoran dan Syahrir memeluk Sugondo menggunakan air mata. Sjahrir akhirnya meninggal di Swiss dalam tanggal 9 April 1966.
Hingga akhir hidup Sjahrir selalui didampingi oleh Istrinya, Poppy. Poppy adalah istri yang selalu setia mendampinginya. Termasuk di detik-detik akhir hidup Sjahrir saat dia menjadi tawanan politik dan menjalani perawatan di Zurich, Swiss. Poppy selalu melihat cetakan wajah Sutan Sjahrir dari waktu ke waktu sambil menangis. Kesedihan mendalam atas kepergian suaminya tidak hanya terlihat dari kebiasaan itu, Poppy juga tidak pernah memakai perhiasan dan merias wajahnya sampai akhir hayatnya.
Sjahrir meninggal dalam pengasingan sebagai tawanan politik dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Presiden Soekarno kemudian menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 9 April 1966 melalui Keppres nomor 76 tahun 1966.
Referensi
Rudolf Mrazek. 1996. Sjahrir: Politik dan Pengasingan di Indonesia. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia
H. Rosihan Anwar. 1980. Mengenang Sjahrir.Jakarta, Gramedia
______________. 2010.Sutan Sjahrir: Demokrat Sejati, Pejuang Kemanusiaan 1906-1966. Jakarta, Gramedia
China Peranakan? Masih aneh mendengar istilah tersebut. Istilah “Peranakan” paling sering digunakan di kalangan etnis Tionghoa bagi orang keturunan Tionghoa, di Singapura dan Malaysia orang keturunan Tionghoa ini dikenal sebagai Tionghoa Selat (土生華人; karena domisili mereka di Negeri-Negeri Selat), namun ada juga masyarakat Peranakan lain yang relatif kecil, seperti India Hindu Peranakan (Chetti), India Muslim Peranakan (Jawi Peranakan atau Jawi “Pekan”).
Biasanya pada Cirebon Istilah China Peranakan di kategorikan pada China Benteng. Entah karena itu biasa aku dengar & alami menjadi keliru satu China Peranakan menggunakan pada panggil misalnya itu.
Selanjutnya sebagai liputan awal, gerombolan cina peranakan adalah gerombolan etnis yang pada perkembangannya sudah mengalami percampuran perkawinan, menggunakan orang Melayu, Eropa, Amerika atau suku bangsa non-Cina. Umumnya kaum Cina peranakan sudah tidak lagi menganut kepercayaan yg dianut nenek moyang mereka, poly yg telah mengikuti kepercayaan pasangannya. Namun, kaum Cina peranakan permanen kuat memegang teguh budaya leluhur mereka.Bahkan, pada hari raya mereka, mereka melalukan tradisi yg hampir sama dengan orang Indonesia kebanyakan yaitu sungkeman.
Beberapa hal menarik yang sebagai catatan aku selama mendengarkan penerangan langsung dari salah satu keturunan Cina peranakan di Kota Cirebon, Jawa Barat, yaitu :
Kaum Cina peranakan menganut sistem yang sama dengan suku Minang, yaitu matrilineal. Matrilineal adalah suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu. Kata ini seringkali disamakan dengan matriarkhat atau matriarkhi, meskipun pada dasarnya artinya berbeda. Matrilineal berasal dari dua kata bahasa Latin, yaitu mater yang berarti ibu, dan linea yang berarti garis. Jadi, matrilineal berarti mengikuti garis keturunan yang ditarik dari pihak ibu.
Panggilan China Cirebon, Ooh (Laki-Laki) Taci (Perempuan), Jika Nama Kamu Mei-Mei maka di Panggil Taci Mei-Mei Kalo Nama Anak Laki-Laki Ong Tang Maka Biasanya di Panggil Ooh Ong.
Peran ibu sangat dominan dalam pendidikan anak, sehingga berdasarkan informasi yang disampaikan narasumber, anak laki-laki terkadang cenderung menjadi agak feminim karena kuat dan dominannya peran ibu. Karena Saking Dekatnya Menjadikan Laki-Laki China ini Tidak Lepas dari Keluarga
Anak Laki-Laki Tertua Mendapatkan Warisan Mengurus Keluarga walaupun Memiliki Rumah yang Kecil, Orang Tua di Urus oleh Oleh Keluarga, Hal Yang Sangat Baik Bukan.
Kaum Cina peranakan merupakan kelompok yang sangat tekun, ulet dan pekerja keras. Sehingga ketika mereka menekuni suatu bidang pekerjaan mereka akan menjadi ahli di bidang tersebut.
Pada kaum Cina peranakan jaman dulu, keperawanan menjadi harga mati bagi seorang wanita yang ingin menikah. Jika pada hari pernikahan diketahui si wanita sudah tidak perawan maka dia akan dikembalikan ke orang tuanya. Dan orang tua Cina peranakan sekarang berusaha tetap mempertahankan tradisi ini kepada anak perempuan mereka, walaupun mungkin anak perempuannya sudah tinggal terpisah.
Model kain yang digunakan oleh wanita Cina peranakan Cirebon sama dengan motif kain batik Solo, Pekalongan, bahkan ada songket Palembang dan songket Minang. Bahkan Batik Trusmi Cirebon, Memiliki Sejarah timbulnya motif megamendung berdasarkan buku dan literatur yang ada selalu mengarah pada sejarah kedatangan bangsa China ke wilayah Cirebon. Hal ini tidak mengherankan karena pelabuhan Muara Jati di Cirebon merupakan tempat persinggahan para pendatang dari dalam dan luar negeri. Tercatat jelas dalam sejarah, bahwa Sunan Gunung Jati yang menyebarkan agama Islam di wilayah Cirebon pada abad ke-16, menikahi Ratu Ong Tien dari China. Beberapa benda seni yang dibawa dari China seperti keramik, piring dan kain berhiaskan bentuk awan.
Dalam faham Taoisme, bentuk awan melambangkan dunia atas. Bentuk awan merupakan gambaran dunia luas, bebas & mempunyai makna transidental (Ketuhanan). Konsep mengenai awan juga berpengaruh di global kesenirupaan Islam pada abad ke-16, yang dipakai kaum Sufi buat ungkapan global akbar atau alam bebas.
Dari China Benteng, Peranakan Sampai China Menteng
Cirebon memang salah satu kota besar di Indonesia. Pada zaman dahulu sejak kira-kira setengah abad yang lalu masuknya seorang Tionghoa ke dalam agama Islam dipandang suatu hal yang sangat menarik perhatian dan jadi perbincangan dimana-mana. Di sebut sebagai saudara baru, meskipun dari masyarakat Tionghoa sendiri dipandang bahwa yang masuk agama Islam itu telah turun jadi “in lander” yaitu sebutan yang bermakna rendah martabatnya yang selalu dialamatkan negeri sendiri. Demikian besar pengaruh perasaaan diri itu, apalagi karena sebutan sebagai mu’alaf yang diberikan kepada orang yang baru masuk Islam itu.
Padahal kalimat mu?Alaf tadi pada Al Qur?An sendiri mu?Alaf merupakan orang yang dirangkul hatinya dan disamakan derajatnya dengan orang Islam lainnya, tegak sama tinggi dan duduk sama rendah.
Sebenarnya orang-orang Belanda tiba ke Indonesia mereka sudah menjumpai adanya orang-orang Tionghoa yg beragama Islam. Pada selanjutnya istilah itu berkembang & mengalami perubahan arti, nir lagi bagi orang Tionghoa yg bergama Islam, tetapi orang singkeh yg baru datang berdasarkan negeri tiongkok yang sama halnya seperti lainya, sedangkan orang tinghoa yg beragama Islam diklaim ?Peranakan? Dan justru digunakan bagi orang Tionghoa yg lahir menurut seseorang mak pribumi atau blasteran Tionghoa.
Saia Sendiri Termasuk Salah Satu China Benteng (China Peranakan), Benteng disini Berarti ?Tanggul? Yah Rumahku terletak pada belakang Sungai Cisanggarung Yang Terkenal karena Membelah Jawa Tengah & Jawa Barat. Losari Kecamatan Yang Terbagi Dua Menjadi Kecamatan pada Sebelah Timur Masuk Kota Brebes dan Sebelah Barat termasuk Kota Cirebon.
Kaum Tionghoa dinilai kalangan yang punya kemampuan finansial yg mumpuni. Di Cirebon bahkan jua di wilayah lain, terutama dari sisi pelaku ekonomi, memang kebanyakan keturunan Tionghoa yg dinilai sukses. Memang tidak ada data konkret dan pasti tentang seberapa banyak jumlah pelaku bisnis yang berasal menurut masyarakat keturunan satu ini. Tetapi secara kasat mata posisinya mendominasi hampir disetiap jenis perdagangan.
Jika milirik jumlah penduduk Kota Cirebon yang sekarang berada dalam angka 200-an ribu jiwa, sekitar 25 ribu jiwa berasal dari kalangan Tionghoa. Pekerjaan mereka pula beraneka ragam, mulai menurut perdagangan atau istilahnya tauke (pengusaha keturunan Cina) sampai sebagai anggota Legislatif pada kota udang. Ini membuktikan kiprah warga Tionghoa sangat besar pada upaya percepatan pembangunan di Cirebon. Geliat kehidupan perekonomian menjadi lebih hidup & berkembang berdasarkan tahun ke tahun.
Begitupun menurut sisi sosial & bermasyarakat, hampir nir terdapat pemisah antara masyarakat pribumi menggunakan masyarakat keturunan Tionghoa. Mereka bisa hidup rukun, saling membantu satu sama lain. Ini bisa terwujud karena sebagian rakyat Tionghoa sudah menduga jika Cirebon sebagai tanah kehidupan mereka, lantaran di Cirebonlah mereka bisa merambah rejeki menggunakan bidang pekerjaan masing-masing.
Hubungan perdagangan antara negeri Cina dan Indonesia sudah semenjak usang berlangsung. Pedagang Cina tiba ke kota pelabuhan pada pantai utara Jawa buat menukar lada berdasarkan Sumatera dengan sutera & porselin menurut Cina. Diantara pedagang-pedagang itu telah poly beragama Islam. Orang-orang tersebut kebanyakan dari propinsi Kuantung, Chang Chou, Chuan Choudan daerah Islam lainnya yg berada pada Cina.
Semula mereka tidak beristri, yang kemudain poly dari mereka beristrikan perempuan pribumi. Dari sini telah bisa ditinjau bahwa adanya asimilasi atau perkawinan adonan. Dari perkawinan adonan tersebut bisa dibedakan dalam poly hal, orang-orang Tionghoa Muslim yg terdapat di wilayah Jawa barat khususnya di daerah Cirebon sudah poly perubahan yang secara luas. Didalam kehidupannya telah menyerupai orang pribumi asli, yang telah lupa akan bahasa asalnya, dan bahkan dalam ciri fisiknya tak jarang juga telah menyerupai orang Indonesia orisinil.
Tulisan Baihaqi Zai pada bhq.Web.Id
Dari China Benteng, Peranakan Sampai China Menteng. 2012
Mengenal Tradisi Budaya China Peranakan Cirebon. 2014
Seppuku yang memiliki arti, “potong perut”, di Barat dikenal dengan “harakiri” merupakan ritual bunuh diri yang dilakukan prajurit samurai Jepang. Seppuku adalah bagian dari kode kehormatan bushido, dan dilakukan secara sukarela oleh samurai yang menginginkan mati terhormat daripada tertangkap musuh (dan disiksa), atau sebagai bentuk hukuman mati untuk samurai yang telah melakukan pelanggaran serius, atau dilakukan berdasarkan perbuatan lain yang memalukan.
Seppuku sendiri dilakukan dengan cara menusukan sebuah pedang atau pisau (?) pendek yang disebut “Tantō” pada area perut, mengiris hingga perut terbuka, dan menggerakan pedang dari kiri kekanan atau sebaliknya, terkadang membentuk “huruf z.” Bentuk seppuku yang paling umum dilakukan laki-laki adalah merobek perut, dan setelah samurai tersebut selesai merobek perutnya, ia menengadahkan kepala sebagai isyarat agar kepalanya segera dipancung oleh seorang rekan (Kaishakunin) yang berada di belakangnya, dan bertugas sebagai pendamping samurai dalam ritual seppuku. Seorang samurai juga dapat menghunuskan pedangnya menembuh lehernya untuk mengakhiri Seppuku.
Seppuku dilakukan dengan disaksikan oleh orang-orang. Foto: Pinterest
Seppuku pertama kali dilakukan dalam abad ke-12 sebagai cara bagi seorang samurai buat mencapai kematian yang terhormat. Seppuku dilakukan buat menghindari penangkapan musuh waktu kalah pada medan perang. Seorang samurai lebih memilih bunuh diri ketimbang menjadi tawanan, mengaku kalah, atau disiksa sang lawan. Seppuku pula dilakukan sebagai ungkapan kekecewaan, kesedihan, protes atau kehilangan atas pemimpin yang dihormatinya.
Seppuku dimaksudkan menjadi pemulihan kehormatan seseorang samurai, mereka yg bukan termasuk kelas samurai nir pernah diperintahkan atau dibutuhkan buat melaksanakan Seppuku. Samurai juga umumnya melakukan tindakan seppuku hanya jikalau diizinkan oleh tuannya.
Pada abad ke-15, Seppuku menjadi bentuk umum hukuman bagi seorang samurai yang melakukan kejahatan. Seppuku dinilai sebagai tindakan ekstrim dan pengorbanan diri sebagai seorang samurai yang menjunjung bushido (kode prajurit). Dalam Seppuku dikenal juga seorang perempuan yang disebut “jigai” yang dilibatkan dalam Seppuku seorang samurai. Jigai akan membantuk tenggorokan seorang samurai dengan pisau kecil yang disebut “Tantō.”
Pisau yang digunakan untuk untuk melakukan Seppuku. Foto: Pinterest
Pada akhir abad ke-19, ritual Seppuku mulai menurun dilakukan seiring dengan istilah samurai yang mulai meredup. Meskipun demikian ritual Seppuku tidak pernah hilang. Pada 1912, seorang jenderal Jepang, Jenderal Nogi Meresuke melakukan Seppuku sebagai bentuk kesetian terhadap mendiang Kaisar Meiji. Pada detik-detik kekalahan Jepang pada Perang Dunia II
Prajurit Jepang melakukan Seppuku pasca kekalahan Jepang pada Perang Dunia II. Foto: Pinterest
Banyak tentara Jepang melakukan Seppuku sebagai simbolis menolak mengakui kekalahan menurut Sekutu. Banyak antara lain memilih demikian ketimbang menjadi tawanan Sekutu atau dieksekusi mati sebagai penjahat perang.
Yukio Mishima melakukan Seppuku pada tahun 1970. Foto: Pinterest
Pada masa kontemporer abad ke 20. Pada tahun 1970, Yukio Mishima, seseorang nobelis terkenal Jepang yg pernah 3 kali sebagai nominasi Nobel Kesusastraan melakuukan Seppuku. Hal itu dia lakukan sehabis gagal memimpin kudeta terhadap pemerintah Jepang.
Berikut video yang menayangkan misalnya apa ritual sekutu :
Pada tanggal 14 Maret 1980, Proklamator Bangsa Indonesia, Moh. Hatta menghebuskan nafas terakhirnya. Dikutip dari buku Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya (1982). Presiden Soeharto menyampaikan pesan atas meninggalanya Proklamator Bangsa Indonesia tersebut.
" Pada 14 Maret 1980 terjadi hal yang menyedihkan seluruh bangsa: Proklamator Republik Indonesia Bung Hatta tewas dunia selesainya beberapa hari mengindap sakit tua. Disebutkan bahwa beliau, yang dilahirkan pada tahun 1902 itu, sudah berpesan, ingin dikuburkan pada antara warga , sekalipun beliau berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Maka saya memutuskan jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Tanah Kusir, di tengah-tengah masyarakat, sehamparan dengan warga , dengan upacara kenegaraan. Saya tetapkan tujuh hari dinyatakan sebagai hari berkabung nasional.
Kita menaruh penghormatan kepadanya, sama misalnya kepada Bung Karno. Sebab itu, makamnya tersendiri, spesifik. Itu menampakan penghargaan kita kepadanya, sementara makam Bung Karno jua telah kita pugar.
Tidak terdapat yang menentang bahwa Bung Hatta merupakan seseorang proklamator kemerdekaan kita. Tidak terdapat seseorang pun yg bisa menghapuskan data sejarah kita ini. Dan proklamasi itu sendiri merupakan titik puncak perjuangan yg usang. Dan Bung Hatta turut berjuang buat kemerdekaan kita ini. Sebab itu, dia adalah salah seorang pioner kemerdekaan kita.
Setelah proklamasi pun beliau tetap terus berjuang. Dan walaupun pada tengah bepergian hidupnya terjadi perpecahan antara Dwi-Tunggal Soekarno-Hatta, namun dalam perpecahan itu Bung Hatta masih bertindak konstruktif. Beliau nir lalu menentang Bung Karno pada muka generik. Beliau memberi kesempatan kepada Bung Karno buat melaksanakan idenya. Itu berarti bahwa beliau permanen menjaga kesatuan & persatuan bangsa.
Karena itulah, bagi aku pribadi, maupun bagi rakyat Indonesia, tidak perlu disangsikan mengenai kepahlawanan Bung Hatta. Kalau kita menganggap Soekarno menjadi pejuang, yg berjasa pada perjuangan kita, dalam merintis kemerdekaan kita, maka begitu pulalah halnya menggunakan Mohammad Hatta.
Begitulah kita menghargai ke 2 proklamator kita itu yang semasa hidupnya pernah populer sebagai Dwi-Tunggal. Seperti halnya kita telah memutuskan Bung Karno sebagai Pahlawan Proklamator pada tahun 1986, Begitu pulalah penghargaan itu kita berikan pada Bung Hatta."
Salah satu karakter kepemimpinan Gubernur Jakarta periode 1966-1977, Ali Sadikin adalah tegas & keras. Bahkan itu sebagai keliru satu alasan primer dipilihnya ia sebagai Gubernur Jakarta oleh Presiden Sukarno saat itu.
?Ada yang ditakuti berdasarkan Ali Sadikin itu. Apa? Ali Sadikin itu orang yang keras. Dalam bahasa Belanda ada yang menyebutnya een koppige vent, koppig. Saya kira dalam hal mengurus Kota Jakarta Raya ini baik pula een beetje koppigheid (sedikit keras ketua),? Kata Bung Karno pada peresmian Gubernur Ali Sadikin.
Ada beberapa kisah koppig-nya Gubernur Ali Sadikin. Ketika Bang Ali meninjau suatu proyek massal. Bang Ali terkejut melihat pembangunan proyek itu macet, karena kontraktor terlambat memasok semen. Bang Ali ?Pun segera mengecek permasalahannya. Ternyata direktur perusahaan itu melanggar kontrak. Harusnya beliau mengirim semen eksklusif berdasarkan pabriknya, bukan berdasarkan grosir atau tangan ketiga.
Maka, Bang Ali minta supaya direktur perusahaan pemasok semen itu dipanggil. Pada panggilan pertama dan ke 2, direktur itu mangkir. Baru pada panggilan ketiga sang direktur hadir. Orangnya ternyata masih belia.
Bang Ali bertanya kenapa sampai terlambat. Ternyata jawabannya berbelit-belit dan tidak jelas. Bang Ali pun naik pitam. Plak! Dia menampar direktur itu. Tidak cukup sekali, Bang Ali menamparnya tiga kali. Plak! Plak! Plak!
?Saya marah sekali, saya tempeleng beliau 3 kali. Barulah dia berjanji akan segera memenuhi kontraknya. Benar jua, dalam hari berikutnya kiriman semen telah masuk ke proyek,? Kata Bang Ali.
Di antara kisah lainnya, Bang Ali pernah memerintahkan sopirnya mengejar truk yang ugal-ugalan. Dihentikannya itu truk, disuruhnya turun itu sopir, & ditempelenglah itu sopir. Setelah itu baru dinasihati.
Bang Ali pula dikenal sangat membenci stafnya yg tidak becus. Selama menjabat sebagai Gubernur Jakarta, Bang Ali tercatat memberhentikan sekitar 300 pegawai yang terbukti menyelewengkan atau menyalahgunakan kekuasaan dan jabatannya. Tapi tindakan ini sengaja dilakuan secara membisu-membisu. Tujuannya agar tidak meresahkan masyarakat.
Pernah suatu saat, Bnag Ali membaca warta tentang ketidakberesan bawahannya. Dia ?Pun merogoh spidol merah, mencoret liputan di koran itu & berteriak. ?Goblok, sontoloyo, panggil orangnya,? Istilah Bang Ali ketika itu.
Tetapi, seperti disampaikan sendiri oleh Bang Ali, ia sebenarnya tidak ingin keras. Hanya saja, terdapat saja alasan buat marah & keras buat kebaikan masyarakat. ?Sifat aku yang paling tidak baik, cepat naik darah dan meledak-ledak. Sedangkan perasaan saya umumnya sangat halus dan peka, terhadap ketidakadilan. Pada dasarnya, aku nir akan murka tanpa alasan. Kalau aku murka pun saya jelaskan kenapa aku marah, sehingga sporadis yang dendam pada aku . Dendam itu tidak boleh,? Ujarnya.
Lagu Mars ini dinyanyikan sang Korp Pembela Tanah Air (PETA) atau Gyugun, sebuah "Legiun Asing Jepang." PETA sendiri dibentuk oleh tentara Korp AD Jepang ke-16 di Indonesia pada tahun 1944. Pada akhirnya mereka justru berbalik melawan atasannya, melalui serangkaian perlawanan pada Aceh, Blitar, Bandung & di aneka macam daerah di tanah air, yang menerangkan bahwa mereka bukanlah tentara penjajah, tetapi sesungguhnya mereka merupakan para pemuda Indonesia. Pejuang yg setia terhadap agama, bangsa dan negaranya.
Pembuatan video ini sebagai propaganda untuk menarik simpati warga Indonesia. PETA dibentuk sebagai kebutuhan Jepang buat mempertahankan pulau Jawa dari agresi sekutu. Video ini diproduksi sang Keimin Bunka Sidosho (Lembaga Kebudayaan Jepang di Indonesia).