Ki Mangunsarkoro adalah menteri pendidikan, pedagogi, dan kebudayaan yang dikenal sederhana & bersahaja. Beliau tidak pernah berbusana glamor. Meski seorang menteri, ke mana pun pergi, ke istana maupun gedung parlemen, dia tetap setia mengenakan peci dan sarung. Lama-usang, namanya dipelesetkan jadi Ki Mangun Sarungan. Ia tetap setia menggunakan kesederhanaannya itu. Lebih bersahaja lagi, dia nir pernah mau tinggal di tempat tinggal dinas menteri. Yang beliau pikirkan hanyalah
bagaimana memajukan bangsa dan negara. Orang agama Ki Hajar Dewantoro ini kemudian sebagai galat satu peletak dasar sistem pendidikan nasional pada Indonesia.
Dalam Kongres PGRI tahun1950, beliau pernah berujar tegas, ??Sekarang tiap-tiap pengajar harus bersifat menjadi pandita yg menunjukkan kewajiban murid-muridnya menjadi satria bangsa, menjadi perjurit
bangsa, perjurit yang akan mewujudkan perikemanusiaan di kalangan warga Indonesia? Pengajar yang kurang karakternya adalah racun warga . Sebaliknya guru yg baik & bertenaga karakternya adalah saka pengajar & sumber kebahagiaan warga ?? Waktu itu menteri pedagogi itu membahas soal karakter pendidikan terutama di bagian ?Hulu?, para guru sebagai garda depan kualitas
pendidikan Indonesia.
Nama lengkap sang menteri pengajaran ini adalah Ki Sarmidi Mangunsarkoro. Ia seorang yg dibesarkan pada lingkungan keraton Solo. Pengabdiannya dalam pendidikan diawali sehabis ia lulus
menurut Sekolah Pengajar pada Batavia. Ia eksklusif diangkat menjadi guru HIS Tamansiswa Yogyakarta. Ia lalu ikut pada konvoi. Pada Kongres Pemuda 28 Oktober 1928, beliau menjadi salah satu pembicara
dan menyampaikan pidatonya tentang Pendidikan Nasional. Ia mengungkapkan bahwa anak-anak pribumi wajib menerima pendidikan kebangsaan secara demokratis, serta perlunya ekuilibrium antara
pendidikan pada sekolah dan pada rumah.
Pada 1929, dia diangkat menjadi Kepala Sekolah HIS Budi Utomo Batavia. Satu tahun kemudian, atas permintaan penduduk Kemayoran dan restu Ki Hadjar Dewantara, beliau mendirikan Perguruan
Tamansiswa di Batavia. Perguruan Tamansiswa ini merupakan penggabungan antara HIS Budi Utomo dan HIS Marsudi Rukun yang 2-duanya dipimpin olehnya.
Selanjutnya dalam tahun 1931, Ki Sarmidi menerima tugas buat menyusun Rencana Pelajaran Baru yang dalam tahun berikutnya disahkan sebagai ?Daftar Pelajaran Mangunsarkoro? Yang mencerminkan harapan Tamansiswa. Atas dasar tugas tadi, pada tahun yg sama, ia menulis kitab Pengantar Guru Nasional yg kemudian dicetak ulang dalam tahun 1935.
Nama Ki Sarmidi tidak hanya dikenal di lingkungan pendidikan namun jua politik. Kiprahnya pada anjung politik ditandai menggunakan kiprah sertanya pada Partai Nasional Indonesia (PNI). Pada
Kongres Serikat Rakyat Indonesia [Serindo] di Kediri, beliau terpilih sebagai Ketua PNI Pertama. Sebagai politisi yang memperjuangkan kemerdekaan bangsanya, Sarmidi menentang politik kompromi dengan Belanda seperti yg tertuang pada Perjanjian Linggarjati & Renvile. Penjara menjadi tempat yang tidak asing lagi baginya. Pada waktu agresi Belanda II di Yogyakarta, beliau pernah ditahan pada penjara Wirogunan.
Pasca kemerdekaan, Ki Sarmidi duduk di pemerintahan menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, & Kebudayaan pada Kabinet Hatta II sejak Agustus 1949 sampai Januari 1950. Sewaktu menjabat
menjadi menteri, ia mendirikan dan meresmikan Akademi Seni Rupa Indonesia [ASRI] Yogyakarta, mendirikan Konservatori Karawitan di Surakarta, dan ikut membidani lahirnya Universitas Gadjah Mada [UGM)] Yogyakarta. Pada masa Kabinet Halim, dia juga dianggap menduduki jabatan Menteri pendidikan. Saat itu beliau berhasil menyusun & memperjuangkan Undang Undang No 4/1950 di
parlemen. UU ini berisi Dasar-dasar Pendidikan & Pengajaran pada Sekolah buat semua Indonesia & sebagai Undang Undang Pendidikan Nasional pertama.
Pada 1957, Ki Mangunsarkoro mati pada Jakarta dan jenazahnya segera pada bawa ke Yogyakarta buat dimakamkan di makam Keluarga Besar Tamansiswa ?Taman Wijaya Brata? Celeban. Sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasanya pada negara khususnya di bidang pendidikan, pemerintah Indonesia menganugerahkannya Pahlawan Nasional pada 2011.
Bourbon