Di bawah tekanan bahaya yg merugikan global Islam, misalnya keterpecahan negara Islam dan kaum muslimin yang saling berebut kekuasaan dan saling membunuh, global Islam juga diserang dari Barat & Timur. Dari Barat, kaum Salib Eropa melancarkan serangannya berkali-kali. Penyebab kaum Salib menyerang merupakan tindakan yg dilakukan Dinasti Buwaih. Dari Timur, pasukan Mongolia, yaitu bangsa Tartar, berhasil menguasai negeri-negeri Islam pada antara 2 sungai dan terus berkiprah menuju Iran, Irak, & Asia Kecil. Mereka terakhir masuk ke Suriah, kemudian mengancam Mesir. Dinasti Ayyubiyah & setelahnya, Dinasti Mameluk, berhasil menangkis serangan pasukan Salib dalam Perang Hithin dan Ain Jalut.
Perang Salib
Perang Salib berlangsung selama 2 ratus tahun dan terbagi dalam tujuh ekspedisi.
Ekspedisi Salib Pertama
Ekspedisi Salib Kedua
Pada tahun 539 Hijriah/1144 Masehi, Imaduddin Zanki, penguasa Mosul, menyerang kota Raha buat merebutnya dari pasukan Salib. Karena itu, kaum Nasrani membuat ekspedisi ke 2 pada bawah pimpinan Raja Jerman Konrat III & Raja Prancis Luis IX. Tetapi, mereka balik dengan tangan hampa dan gagal merebut Damaskus sehabis mengepungnya.
Ekspedisi Salib Ketiga
Pada tahun 583 Hijriah/1188 Masehi, An-Nashir Shalahuddin al-Ayubi menyerang Baitul Maqdis buat merebutnya berdasarkan tangan pasukan Salib sesudah Perang Hitin. Lalu, terjadilah ekspedisi pasukan Salib ketiga di bawah pimpinan Frederick Barbaros I, Raja Jerman, Philip Agust, Raja Prancis, & Richard ?Lion Heart?, Raja Inggris. Frederick melalui jalan darat dan melewati Konstantinopel sampai Anadhul. Tetapi, raja itu tenggelam saat menyeberangi Sungai Kilikia sebagai akibatnya pasukannya kocar-kacir. Sementara itu, Philip Agust kembali ke Prancis selesainya jatuh sakit. Raja Richard akhirnya melakukan perjanjian hening dengan Shalahuddin al-Ayubi.
Ekspedisi Salib Keempat
Pada tahun 598 Hijriah/1202 Masehi, agresi Salib dilakukan di bawah pimpinan beberapa gubernur Prancis, di antaranya Baldwin IX (Gubernur Flanders), Tabu III (Gubernur Sambani), Luis (Gubernur Balo), dan masih poly lagi. Tujuan penyerangan mereka adalah Mesir. Gubenurgubernur itu mengadakan perjanjian dengan para pemilik senapan bahwa mereka akan dipindahkan ke Iskandariyahh. Ketika Shalahuddin al-Ayyubi mengetahui kesepakatan itu, beliau pun menaruh fasilitas yang lebih pada para pemilik senapan sehingga para pemimpin Salib berpindah ke Konstantinopel. Mereka menguasai kota itu dan mendirikan Dinasti Latiniyah & memilih Baldwin IX menjadi raja. Sang raja lalu mengumumkan aliran Katolik. Dinasti tadi berdiri sampai tahun 658 Hijriah/1260 Masehi & tidak mencapai tujuan pasukan Salib.
Ekspedisi Salib Kelima
Ekspedisi ini terjadi dalam tahun 615 Hijriah/1219 Masehi pada bawah pimpinan Jan De Barman, Raja Baitul Maqdis. Mereka bergerak menuju Mesir, kemudian menguasai kota Dimyat, namun lalu direbut pulang sang penduduk Mesir dan mengusir mereka dari Mesir.
Ekspedisi Salib Keenam
Ekspedisi ini dipersiapkan Raja Frederick II berdasarkan Jerman. Dia membawa pasukannya pada tahun 625 Hijriah/1228 Masehi ke Suriah lewat jalur laut. Raja Mesir, Al-Kamil, meminta donasi pada Raja Frederick untuk merebut Damaskus dari tangan saudaranya, Raja Isa. Syaratnya, Raja Al-Kamil menyerahkan Baitul Maqdis kepada Frederick. Frederick bersama pasukannya sampai di Akka saat Raja Isa sudah mangkat global & digantikan anaknya, Raja Al-Manshur Dawud. Dawud lalu berdamai menggunakan pamannya, Raja Al-Kamil, & menyerahkan Damaskus pada oleh paman. Al-Kamil mengubah Damaskus menggunakan Sharkhad, Syaubik, dan Karak. Dengan serah terima tadi, Frederick pun berhak menerima upah, yaitu menguasai Al-Quds. Dia memasuki kota suci itu dan menyatakan diri menjadi penguasanya, lalu pulang ke negeri berasal. Dengan demikian, ekspedisi Salib yang dipimpinnya berakhir tanpa terjadi peperangan.
Ekspedisi Salib Ketujuh
Ekspedisi ini disponsori Raja Prancis yang bernama Louis IX yang bergelar Lauraah bersama orang kudus. Louis IX membawa pasukannya beranjak ke Mesir. Dia beropini bahwa merebut Baitul Maqdis lewat Mesir lebih gampang daripada merebutnya berdasarkan Suriah. Louis IX mengerahkan pasukan lautnya ke Mesir pada tahun 646 Hijriah/1249 Masehi & berhasil menduduki kota Dimyat. Dia kemudian menuju Al-Manshurah buat mengepungnya. Tetapi, pada peperangan yg terjadi antara Louis IX dengan penduduk Mesir dalam akhir periode Raja Saleh Najmuddin Ayyub dan istrinya Syajarah Durr, raja Prancis itu malah tertawan dan penduduk Mesir memenangi pertempuran. Bahkan, beberapa panglima ekspedisi pula ikut tertawan. Kemudian, Louis IX dilepaskan setelah menaruh tebusan yg besar .
Setelah ekspedisi ketujuh ini, ekspedisi Salib terhadap negeri Suriah terhenti. Meski demikian, pasukan Salib masih menduduki sebagian daerah & benteng Suriah, hingga datangnya angkatan bahari Dinasti Mameluk. Malik adh-Dhahir Bebrass alBandaqari & sesudahnya, Raja Qalawun, bersama pasukannya berhasil mengusir pasukan Salib berdasarkan Suriah. Suriah merdeka menurut pasukan Salib selesainya dikuasai lebih berdasarkan 2 ratus tahun.